Dalam platform tersebut, terklasifikasi kedalam beberapa fokus dalam bidang keahlian desain komunikasi visual yang meliputi; ilustrasi, desain grafis, fotografi, dan beberapa bidang lain yang relevan. Sehingga memudahkan bagi para desainer dibidang desain komunikasi visual untuk menentukan bidang dan keahliannya. Melalui portofolio online tersebut, calon klien juga dapat memilih para desainer sesuai dengan kebutuhan dan gaya yang dicitrakan. Dalam skala yang lebih umum, keberadaan flatform online portofolio akan menjadi big data yang dapat ditarik, untuk mengetahui selera, kebutuhan, daya kreatif pada suatu masa dan juga prediksi trend yang akan datang.
___________________________
Program Studi Desain Komunikasi Visual merupakan salah satu lembaga dibawah naungan perguruan tinggi yang fokus dalam proses penyelenggaraan pendidikan bagi calon sarjana yang siap kerja di industri kreatif. Dalam proses pembelajaran desain grafis diperguruan tinggi, para mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan yang bersifat teknis, seperti menggambar, ilmu tata rupa, mengoperasikan software desain grafis, dan juga pengetahuan dalam menciptakan olah rasa untuk menghasilkan karya desain yang tidak hanya komunikatif namun juga estetis. Selain itu mahasiswa juga dibekali dengan pengetahuan pendukung, yang mampu memperlengkapi wawasan mahasiswa untuk dapat menganalisa dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga akan timbul daya pikir kreatif dan juga kritis yang sangat dibutuhkan dalam proses analisa permasalahan untuk dapat diselesaikan dengan soluli desain.
Selain jenjang perguruan tinggi, pemerintah juga menyiapkan kurikulum untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berbeda dengan perguruan tinggi, dimana seorang mahasiswa harus menempuh sepuluh semester untuk dapat menjadi desainer terdidik, maka dalam kurikulum SMK, para siswa fokus untuk mendalami pengetahun desain grafis dalam waktu dua tahun.
Menyesuaikan dengan durasi waktu tersebut, maka siswa SMK jurusan desain grafis/ Desain Komunikasi Visual lebih banyak dipersiapkan menjadi tenaga terampil yang secara teknis memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk dapat mengolah visual yang bermanfaat dalam bidang industri. Memecahkan masalah yang kompleks dengan pendekatan desain melalui berbagai disiplin ilmu, belum menjadi prioritas utama, karena proses tersebut akan disambung melalui jenjang perguruan tinggi atau didunia kerja. Dengan bekal kemampuan dalam mengolah grafis, maka lulusan SMK memiliki nilai tawar untuk dapat bekerja di bidang percetakan, penerbitan, desainer internal diberbagai jenis perusahaan, atau membuka jasa dalam bidang desain grafis seperti undangan pernikahan, Cetak foto dst.
Melihat realita bahwa pendidikan di Indonesia belum merata, maka pemerintah membuka kesempatan bagi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan formal
dengan memberikan pelatihan kerja melalui lembaga swasta atupun pemerintah. Kemunculan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) atau kursus, keberadaan guru desain grafis privat, dan juga seminar atau lokakarya menjadi salah satu ruang yang mampu mengedukasi masyarakat untuk dapat mengakses pengetahuan dalam bidang desain grafis. Sama halnya dengan sekolah formal, penyelenggara lembaga pendidikan informal juga akan memberikan sertifikat yang menyatakan siswa/ peserta lulus dan dianggap memiliki kemampuan karena telah melalui serangkaian materi yang diberikan.
di Era Revolusi Industri 4.0, saat ini semua orang memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam mengakses ilmu pengetahuan. Keberadan internet memungkinkan bagi semua orang untuk belajar desain grafis dari berbagai sumber. Buku tutorial, platform belajar desain grafis, kursus online, atau tutorial di youtube merupakan media yang menyajikan berbagai informais terkait dengan ilmu desain grafis. Saat ini masyarakat dapat belajar secara mandiri, sehingga tidak sedikit orang dari latar belakang kuli bangunan, Petani, siswa pelajar SMP, asalkan mampu mengoperasikan software desain dan terdapat akses internet mampu mendapatkan pundi rupiah dari berjualan logo. Banyak pembelajar otodidak yang memanfaat internet sebagai ruang dalam memperoleh informasi.
Keberadaan internet memberikan ruang untuk sharing benefit, dimana media sosial atau platform internet membutuhkan konten untuk mendatang iklan, maka hadirlah content creator yang dengan sukarela membagikan ilmunya dengan gratis melalui youtube atau blog, keberadaan konten yang menarik dan bermanfaat akan mendatangkan pengunjung ke sebuah platform internet. Jadi Penyedia platform seperti laman website atau media sosial mendapat keuntungan dari iklan, para content creator mendapatkan untung dari klik dan juga tingkat kunjungan, para pengunjung mendapatkan ilmu dari konten bermanfaat yang diberikan. Simbiosis ini yang menjadikan proses belajat di era modern menjadi murah dan dianggap lebih efektif.
__________
Keberadaan internet membuka kesempatan bagi siapapun untuk belajar, dengan adanya internet tidak ada syarat atau berkas untuk mengakses ilmu yang dibutuhkan. Dengan ketekukan seseorang bisa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sama dengan apa yang disajikan di lembaga formal ataupun informal. Hal tersebut menjadikan pendidikan bersifat inklusif, sehingga tujuan Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia dapat tercapai. Namun perlu adanya pembaharuan sistem untuk lembaga formal baik ditingkat SMK ataupun Perguruan Tinggi. Sehingga dengan biaya dan waktu yang dikeluarkan seorang lulusan tidak hanya mendapat ijasah saja, namun juga memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sepadan. Karena pertandingan akan menjadi tidak adil, jika seseorang harus melewati rangkaian pertandingan untuk dapat masuk ke final, dan melawan orag yang baru memenangkan satu pertandingan. Namun inilah distrupsi yang harus dihadapi dalam bidang pendidikan desain grafis.
______________________________
Berikut Daftar Situs Belajar Online:
https://www.udemy.com/
http://galeriusaha.com/
https://skillacademy.com/
https://www.babastudio.com/
https://www.superprof.co.id/kursus/
https://www.patreon.com/
https://hayacademy.net/
https://www.pintaar.com/home https://kelas.com/
https://idseducation.com/
https://h3ndy.com/
https://www.onlinestudies.co.id/
https://arkademi.com/
https://www.sangdes.com/
https://courses.yesimadesigner.com/
https://www.slideshare.net/
https://oksancia.com/courses/
Cloud Internet dan Artificial Intellegence memungkinkan pendidikan menjadi bersifat insklusif. Sisi baiknya, semakin banyak orang yang mampu menghasilkasn karya desain yang “sekilas sama” dengan besutan karya desainer profesional atau terdidik. Namun isi dan juga proses yang akan menentukan sebuah karya desain bernilai atau tidak.
Nilai tidak hanya diukur dari seberapa mahal sebuah karya desain dihargai oleh klien. Namun kekayaan intelektual yang mampu dihadirkan oleh desainer saat merancang karya tersebut.
Disisi lain hal ini perlu diresponi secara cepat oleh pengambil kebijakan, bahwa dampak jangka panjang dari kondisi inklusifitas pendidikan formal desain grafis dapat berujung pada rendahnya antusiasme untuk belajar di jalur pendidikan formal, karena ilmu yang ditawarkan sudah tersedia semua di Cloud Internet.
Desa Kaliabu penghasil desainer kelas dunia ______
Salah satu bukti bahwa perkembangan Era Revolusi 4.0, dengan kehadiran internet mampu memberikan kemudahan dalam proses konektivitas secara maya, sehingga interaksi antar manusia dari berbagai belahan dunia dapat terjalin dengan baik. Kehadiran internet, turut menjadi kesempatan bagi seorang warna asal Desa Kaliabu, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bernama Hasan (25) yang berhasil meraup penghasilan dari proses menciptakan logo berbagai perusahaan kelas dunia. Hasan yang sehari- hari berprofesi sebagai pedagang bakso tersebut, sering memenangkan kompetisi desain yang diselenggarakan oleh sebuah situs yang menghubungkan antara perusahaan dengan para desainer dari berbagai belahan dunia. Situs tersebut bernama 99design dan telah memberikan kesempatan bagi para desainer grafis untuk bertemu dengan para klien dan mendapatkan penghasilan yang cukup besar yakni dari puluhan hingga ribuan dolar.
Hasan tergabung dengan sebuah komunitas bernama Rewo, di desa Kaliabu, Magelang, Jawa Tengah. Daerah ini terkenal dengan para warga yang berprofesi sebagai kontestan logo milik berbagai perusahaan di dunia, sehingga mereka menyebut diri dengan Kampung Desain Grafis atau Kampung Pengrajin Logo. warga yang semula berprofesi sebagai penjual bakso, petani, buruh, pedagang pakaian, hingga pengangguran tersebut, kini telah mampu mendapatkan penghasilan cukup besar, melalui kegiatan membuat logo berbekal kemampuan mengolah logo dengan software Corel Draw dan Adobe Photoshop.
Gambar 65. Proses pelatihan desain Logo bersama warga
Sumber :
https://1.bp.blogspot.
com/-
w_QhW0TBMVE/WP MGNRtL99I/AAAAAAA AArE/rwrw8kd0HEgyqi o9yjHH_Zcb3QUKSTO YwCLcB/s1600/1.png
Yunan Hamami (36) merupakan salah seorang pencetus dan penggiat desa penghasil desainer tersebut, visinya yang ingin mengentaskan pengangguran di desanya berhasil dengan menjadikan 250 warga menjadi seorang desainer dengan kualitas karya yang baik. Para anggota yang tergabung dalam komunitas Rewo sebagian besar bukan masyarakat dengan latar belakang desain grafis, namun hanya lulusan SMP dan SMA. Dalam komunitas tersebut, para anggota diajari untuk menguasahi software desain, menganalisa ciri-ciri logo yang baik dan disukai oleh klien mancanegara, selanjutnya secara mandiri mencari informasi berbagai lomba desain dari seluruh dunia melalui internet.
Keberhasilan mereka dalam membangun ekonomi berbasis internet dan komunitas turut menjadi perhatian salah seorang direktur situs web dari Eropa untuk datang ke desa Kaliabu. Dengan perangkat komputer sederhana, laptop dan koneksi internet, seorang desainer dari kampung tersebut mampu menghasilkan 90 dolar AS per jam untuk satu buah logo. Sebuah angka yang besar, bila dibandingkan jenis pekerjaan lain didesanya.
Kisah sukses Desa Kaliabu dalam membangun ekonomi kreatif didesanya terwujud berkat adanya keberadaan internet dan juga kreatifitas dalam menciptakan karya desain grafis. Hal tersebut membuktikan bahwa kebutuhan dan permintaan desain untuk berbagai keperluan, khususnya coporate identity masih tinggi. Selain itu, latar belakang pendidikan dan proses desain bukan menjadi hal yang penting untuk diketahui atau disepakati.
Asalkan sebuah logo bentuknya menarik, warnanya sesuai dengan spirit perusahaan, dan mampu menciptakan simbol yang original dan disukai oleh klien, maka sebuah karya desain layak untuk dikomersialkan.
Gambar 66. Para perancang logo di situs 99 design dari desa Salaman, Magelang Sumber :
https://lingkaran.co/blog/wp- content/uploads/2016/04/B3 WFLq0CcAEkD5w.png