Desain grafis di Era Revolusi Industri 4.0 memiliki nilai tawar dan posisi yang cukup berarti saat ini, karena semua produk dalam konteks indutri memerlukan desain grafis baik sebagai identitas, maupun sebagai elemen estetika. Peranan desain grafis dalam bidang industri sangatlah kuat, karena berbagai produk yang dihasilkan oleh para produsen, perlu media promosi agar sampai kepada konsumen. Dan media promosi tersebut perlu kemasan visual yang menarik, sehingga mampu mempersuasi target market untuk membeli produk yang ditawarkan. Bahkan desain grafis yang baik mampu membangun brand awareness serta loyalitas konsumen terhadap produk tertentu. Bermula dari kebutuhan akan promosi dan iklan tersebut maka munculah berbagai agensi iklan yang fokus mengerjakan iklan bagi para perusahaan.
Desain grafis selain sebagai media promosi dan iklan, juga sangat kuat peranannya sebagai identitas dan kemasan produk.
Sebuah produk agar aman, bersih, menarik, dan juga dapat dikenali sehingga mampu dibedakan antara satu produk dengan produk lainnya perlu adanya visual identity. Visual identity tersebut diwujudkan salah satunya dalam bentuk desain logo dan desain kemasan. Pada tahun 1800an, telah dikembangkan mesin cetak dengan energi mesin uap. Teknologi tersebut mampu menghasilkan 240 cetakan dalam waktu satu jam, dengan kualitas warna yang lebih presisi dan konsisten bila dibandingkan dengan teknik manual stensil atau lukis.
Kita akan menilik kembali sejarah bagaimana posisi desain dari perkembangan Era Revolusi Industri dai 1.0 hingga 4.0. Perjalanan Revolusi industri 1.0 dimulai sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1776. Penemuan tersebut merubah mekanisme dan sistem produksi khususnya dalam bidang industri untuk memproduksi berbagai komoditas. Mesin uap mampu menggantikan kayu bakar, dan juga tenaga manusia dan hewan dalam menghasilkan sebuah produk yang bersifat massal. Mesin uap mampu menghasilkan energi yang dapat menggerakkan berbagai peralatan dan mesin besar, sehingga mampu menciptakan berbagai produk secara presisi, cepat, dan juga efisien seperti pada produk industri otomotif, konveksi, kuliner, dan berbagai hal yang tidak bisa dikerjakan oleh manusia.
Desain grafis saat itu sudah dipergunakan sebagai identitas visual dari berbagai perusahaan. Seperti logo, desain kemasan, seragam, media promosi, juga penanda sebuah lokasi/ signage. Jika logo pada seragam dapat dibordir dengan menggunakan mesin jahit, maka desain kemasan, amplop dan poster sebagai media promosi yang berbasis bahan kertas dicetak dengan teknologi mesin cetak berbahan uap. Sedangkan media promosi berukuran besar, dan juga signage yang tidak memungkinkan diciptakan cengan mesin cetak, maka keahlian para ahli gambar sangatlah diperlukan. Untuk menggambar media promosi seperti billboard, spanduk, atau signage perusahaan dilakukan dengan teknik lukis, stensil atau Air Brush. Air brush merupakan teknologi lukis dengan menggunakan tenaga angin yang ditemukan oleh Abner Peeler tahun 1879 dan dipatenkan tahun 1883. Karya desain yang dibuat secara manual, direproduksi secara massal menggunakan alat cetak dan painting yang baik, cukup mampu untuk menghasilkan visual yang menarik bagi konsumen.
Masa ditemukannya listrik pada tahun 1913, menandai diawalinya Era Revolusi 2.0. Dimana listrik merupakan energi yang hadir akibat fenomena fisika dan memiliki kekuatan untuk menggerakan benda yang bersifat
konduktor. Mesin dengan teknologi mesin uap memiliki keterbatasan, karena relatif besar, membutuhkan bahan bakar yang besar,
sehingga kurang efisien. Energi listrik dihasilkan melalui sumber daya dari alam yang ada, sehingga dengan pemanfaatan tersebut sangat memungkinkan listrik dihadirkan diberbagai tempat di dunia. Listrik menjadi sebuah energi yang masih dipergunakan hingga saat ini, karena cukup efektif dan efisien untuk menjadi energi yang dapat menggerakkan berbagai alat elektronik.
Hadirnya listrik dan mesin cetak bertenaga listrik, mampu menjadi daya dorong terciptanya berbagai peralatan elektronik. Televisi, radio, setrika, oven, dan berbagai elektronik lainnya hadir memenuhi rumah-rumah tangga masyarakat modern di tahun 1920 hingga 1970an kala itu. Dengan ditemukannya mesin cetak dengan tenaga listrik, turut mempercepat produktivitas dalam menghasilkan produk cetak. Hal tersebut semakin meningkatkan nilai tawar bidang desain grafis bagi bidang perindustrian kala itu. Sekolah desain bertumbuh, berbagai perusahaan percetakan, agensi periklanan dan studio desain bertumbuh dengan baik. Televisi menjadi media pertama yang menampilkan karya desain grafis dalam bentuk media non cetak. Melalui iklan di televisi, sebuah karya desain grafis dapat divisualkan dan diterima oleh masyarakat dari rumah.
Teknologi digital yang menjadi tonggak diawalinya Era Revolusi Industri 3.0 dimulai dan mampu menjadi komoditas yang merubah banyak hal. Komputer menjadi salah satu temuan terbaik di abad 20, dan sejak ditemukannya komputer pada tahun 1946, komputer terus dikembangkan dan menjadi salah satu komoditas penting yang mampu mempermudah berbagai kegiatan dan aktivitas perkantoran saat itu. Komputer pada tahun 1971 hanya bisa mengolah text dengan menggunakan bahasa perhitungan sederhana, perhitungan dan juga penyimpanan file secara lebih sistematis. Sejak ditemukannya software desain grafis pada tahun 1989 dan foto editing pada tahun 1991, maka perkembangan desain grafis mulai berkembang dan beralih dari teknik lukis dan airbrush, menjadi komputerisasi. Sehingga untuk mengimbangi perkembangan teknologi tersebut, maka seluruh penyelenggara pendidikan mulai menerapkan materi pembelajaran komputer.
____67
Komputer yang pada tahun 1990an hingga awal tahun 2000, menjadi barang yang mewah dan butuh keahlian dalam mengoperasikannya, namun saat ini komputer sudah menjadi alat wajib kedua setelah handphone bagi golongan pelajar dan pekerja. Teknologi komputer terus mengalami pengembangan setiap tahun, berikut juga software pengolah desain semakin lengkap dan canggih.
Sehingga saat ini, sangat dimungkinkan menciptakan efek visual yang halus, dan dapat dicetak dalam berbagai skala apapun dengan sangat presisi.
Pada masa itu juga diiringi dengan penemuan teknologi cetak modern, yang memungkinkan proses cetak empat warna dengan sangat presisi dari berbagai ukuran plano. Jika pada jaman dahulu media besar hanya bisa digambar dengan teknik lukis atau air brush, maka print digital dengan bahan fleksi memungkinkan sebuah desain dicetak dalam ukuran raksasa, dengan material yang murah dan cepat. Jika pada tahun 1950-2000an, teknologi hanya digunakan untuk layar monitor komputer dan televisi, maka disatu dekade terakhir yakni 2010-2020 penggunaan LED dalam ukuran raksasa mulai secraa masif dipergunakan. Dibeberapa negara maju LED sudah menjadi media yang dinilai lebih efisien, ramah lingkungan, dan juga mampu menampilkan desain grafis secara lebih detail, hemat material fleksi, dan juga mampu mengakomodir karya motion grafis (desain grafis dalam kemasan gambar bergerak/ audio visual).
Perkembangan teknologi diberbagai media tersebut menjadi sangat masif, sehingga mampu merubah fungsi desain grafis menjadi lebih fleksibel.
Sedangkan kita saat ini telah memasuki Era Industri 4.0, yang ditandai dengan penemuan teknologi internet yang mampu menghubungkan perangkat digital satu dengan perangkat digital lain melalui gelombang yang dipancarkan melalui satelit atau fiber optik, sehingga dapat mengirimkan pesan text, gambar, dan suara dengan cepat dan detail. Internet yang telah dikembangkan sejak 1969 dan mulai menyebar luas keseluruh dunia tahun 2000an. Internet mulai menjadi elemen penting dalam proses lahirnya Revolusi Industri 4.0, yakni sejak
mulai diberlakukannya teknologi internet, sebagai alat yang mampu secara masif digunakan untuk membantu manusia disegala bidang. Internet mulai menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia, yakni sejak tahun 1998 melalui mesin pencarian google yang sangat popular dan terus digunakan hingga saat ini.
Ternyata melalui mesin pencarian, maka hadirlah orang-orang yang mulai memasangkan konten dalam bentuk website, iklan, produk, gambar, hiburan, dan segala hal yang diperlukan oleh manusia dan dapat dipergunakan secara gratis.Industri google menerapkan sistem pembayaran per klik untuk orang- orang yang ingin bekerja dengan media komputer. Sehingga mulai bomming lah, fenomena bloging dan media sosial. hingga pada satu dekade terakhir, media social yang dapat diakses secara gratis, mampu mempertemukan mereka dengan banyak orang, mampu mendapat manfaat dan keuntungan baik dari segi sosial, emosional, dan juga finansial, maka semakin banyak orang yang terlibat dengan internet. Media sosial seperti, facebook, whatshap, instagram, youtube, online shop, dan juga berbagai website hadir menjadi salah satu media yang menyajikan berbagai kebutuhan akan informasi, sosialisasi, dan juga hiburan yang tidak dapat diakses di dunia nyata.
Gambar 61. Internet untuk berbagai perangkat digital Sumber :
https://pixabay.com/photos/i pad-tablet-technology-touch- 820272/
Melalui pengembangan Internet of Things (IoT) yakni penerapan internet disegala bidang, menjadikan manusia sangat terbantu dan diuntungkan dengan keberadaan internet. Berbagai aktivitas seperti Hiburan, berbelanja, belajar,dan juga bekerja dapat dilakukan dengan bantuan internet. Dengan adanya internet semua orang diseluruh dunia, dapat terkoneksi dalam waktu yang bersamaan, sehingga berbagai aktivitas komunikasi dan transaksi sangat dimudahkan.
Desain grafis memegang peranan yang cukup penting, dimana berbagai perangkat dan juga platform seperti media sosial, online shop, website, blog, games, dan aplikasi memerlukan tampilan yang menarik. Dan desain grafis dapat berperan sebagai elemen estetika dalam sebuah tampilan, atau yang disebut dengan User Interface. User interface sudah ditemukan dan diterapkan sejak lama, seperti penetapan logo power pada televisi, dashboard mobil, dan lain sebagainya. Saat ini, iklan tidak hanya dipasang di media cetak saja, namun mulai diterapkan secara masif di melalui bantuan internet. Meskipun di era teknologi cetak dan komputerisasi yang canggih, namun penggunaan teknik lukis dan juga air brush masih dapat ditemui hingga saat ini. Seperti grafis pada bumper becak yang dibuat dengan cara dilukis, lalu grafis pada bak truk, atau bus yang masih dibuat dengan teknik air brush, karena dinilai lebih artistik dan fleksibel. Selain itu, teknologi cetak yang sangat kuno, yakni stempel basah masih diakui sebagai alat validasi sebuah surat atau dokumen. Meskipun teknologi tersebut terbilang sangat kuno, namun tidak dapat dipungkiri bahwa budaya mampu membawanya bertahan hingga lebih dari dua abad.
Dalam bidang desain grafis, keberadaan internet memunculkan banyak platform yang berbasis online portofolio, kompetisi desain grafis, layanan bagi pencari kerja freelance desain grafis, stock image baik foto ataupun vektor, pembuat logo dan website otomatis menggunakan artificial intellegance.
Berbagai media berbasis internet seperti dekstop, laptop, smartphone, notepad menjadi perangkat yang sangat dekat dengan kehidupan manusia karena setiap hari digunakan, bahkan sebagian besar waktunya berada didepan perangkat tersebut. Perangkat yang dilengkapi dengan teknologi canggih tersebut
menuntut kemampuan penggunanya agar dapat bijak dan mampu memaksimalkan potensi yang ada pada perangkat tersebut untuk mendukung proses belajar, dan hal positif lainnya.
Dewasa ini sedang sontar istilah Society 5.0, dimana konsep ini berpusat pada manusia cerdas dan bijak mengginakan teknologi. Konsep ini merupakan reaksi atas begitu masifnya pengembangan revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia. Konsep ini, dicanangkan di Jepang dan dapat dipahami sebagai upaya manusia dalam memanfaatkan berbagai kecanggihan teknologi seperti Artificial Intellegence dan Big Data yang mampu mengetahui kebutuhan manusia melalui algoritma dan data yang beredar di dunia maya. Nantinya berbagai alam benda dan manusia akan terhubung dengan dunia maya, dan dipergunakan untuk membantu kebutuhan manusia di masa depan. Meski begitu, aspek rasional, rasa, emosi, empati tidak boleh hilang dan digantikan begitu saja. Sehingga budaya Society 5.0 menerapkan sistem teknologi komputersisasi yang canggih namun tetap berlandaskan sisi kemanusiaan sebagai hal utama.
________________________________