01. MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA UNGGUL YANG
1.3. Pendidikan yang Merata, Berkualitas, dan Produktif
j. Pendirian Politeknik di berbagai daerah sesuai dengan potensi sumber daya alam setempat untuk menyiapkan tenaga-tenaga produktif dan terampil profesional untuk diserap industri berbasis potensi sumber daya alam setempat dan/atau siap wirausaha.
k. Percepatan digitalisasi pembelajaran untuk mewujudkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas di seluruh wilayah Indonesia.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan (tendik) secara sistematis.
a. Percepatan peningkatan kualitas guru dengan penguatan pelatihan, sertifikasi, pemberian beasiswa, dan pengembangan profesional bagi guru sehingga memiliki kompetensi tinggi, mampu mengajar dengan lebih efektif.
b. Restrukturisasi kewenangan pengelolaan guru ke pemerintah pusat bagi tujuan pemerataan, untuk menjamin kuantitas guru dan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
c. Peningkatan perekrutan dan pengangkatan Guru PPPK dan Dosen menjadi PNS.
d. Penguatan otonomi pendidikan tinggi termasuk perlindungan atas kebebasan akademik disertai pencegahan komersialisasi pendidikan tinggi.
e. Penguatan fokus guru dan dosen pada pelaksanaan proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak didik di sekolah/kampus, termasuk dengan pembebasan dari beban tugas-tugas administratif di luar kompetensi pokok.
f. Peningkatan pemberian beasiswa pendidikan S2 bagi guru dan pendidikan S3 bagi dosen PNS.
g. Penguatan desain kurikulum pendidikan untuk membentuk karakter manusia Pancasila yang mampu menjawab tantangan nasional dan siap dalam kerja sama dan kompetisi global.
3. Mereformasi kebijakan kesejahteraan guru dan dosen.
a. Guru dan Dosen sejahtera, berkualitas dan kompeten sejajar dengan negara maju, melalui akselerasi program sertifikasi bagi semua guru dan dosen secara lebih sederhana, yang berimplikasi pada peningkatan kualitas, pendapatan, dan kesejahteraan guru dan dosen.
b. Pengangkatan guru PPPK dan guru honorer, termasuk guru swasta, untuk menjadi ASN.
4. Alokasi tunjangan khusus bagi guru dan dosen yang mempunyai prestasi yang tinggi
5. Merekonstruksi sistem pendidikan nasional untuk menjamin pembangunan pendidikan berkualitas secara berkesinambungan dalam jangka panjang dan adaptif sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat, teknologi, dan pasar kerja.
a. Penyusunan grand design, roadmap, atau blueprint pendidikan nasional sebagai pemandu arah pendidikan nasional secara konsisten dalam jangka panjang.
b. Evaluasi dan penyempurnaan atas kurikulum dan program merdeka belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam penguasaan ilmu dan teknologi serta pembentukan karakter. Perbaikan sistem pendidikan nasional di seluruh jenjang pendidikan termasuk SLB, secara komprehensif dan holistik mencakup delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (i) standar kompetensi lulusan; (ii) standar isi: (iii) standar proses; (iv) standar penilaian pendidikan: (v) standar tenaga kependidikan; (vi) standar sarana dan prasarana; (vii) standar pengelolaan; dan (viii) standar pembiayaan.
c. Ekosistem Belajar Sepanjang Hayat, yaitu memperkuat kemampuan berpikir analitis, kritis, dan kreatif, yang tidak terbatas pada bangku sekolah. Infrastruktur penunjang seperti akses digital, perpustakaan, museum, dan program magang terus digencarkan.
6. Memperkuat pendidikan mental-rohani.
a. Penguatan nilai-nilai Pancasila seluruh lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan umum maupun lembaga pendidikan keagamaan, dengan penekanan aspek kekayaan ragam kehidupan sosial yang ada di Indonesia.
b. Penguatan pendidikan karakter dan peradaban yang menjunjung tinggi nilai- nilai moral, saling menghargai dalam perbedaan sebagai sesama manusia yang mempunyai harkat dan martabat yang luhur, serta menjauhi tindak kekerasan satu terhadap yang lainnya.
c. Integrasi seluruh proses pendidikan mulai dari keluarga dengan tekanan keterlibatan orang tua dalam pembentukan karakter, sikap kritis, dan inovatif anak melalui pola asuh yang berkualitas, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
d. Peningkatan jumlah ruang publik untuk bertemunya seluruh lapisan masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain.
e. Pengembangan pendidikan yang memperkuat toleransi dan kesetiakawanan sosial antar-umat beragama dan kelompok-kelompok sosial-budaya, baik melalui moderasi beragama maupun rasa keadilan beragama.
7. Memperkuat peran pesantren sebagai institusi pendidikan berbasis agama dalam fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat melalui upaya rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi pesantren.
a. Percepatan peningkatan kualitas pendidikan pesantren dan santri melalui Dana Abadi Pesantren, beasiswa afirmasi, dukungan terhadap peningkatan kapasitas tenaga kependidikan pesantren dan Kiai sebagai bagian dari penjaminan mutu pendidikan pesantren, dukungan terhadap pengembangan Ma’had Aly sebagai pusat pendidikan tinggi keulamaan.
b. Penguatan afirmasi untuk memastikan lulusan pesantren dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik yang sejenis maupun tidak sejenis, mendapatkan kesempatan kerja, serta menjadi institusi kunci dalam pengembangan ekonomi syariah.
c. Peningkatan peran pesantren untuk mengembangkan dakwah Islam Rahmatan lil’Alamin dan Moderasi Beragama di tingkat lokal, nasional, dan dunia dengan fasilitasi penggalian studi Islam Indonesia, pengembangan kapasitas dakwah, dan teknologi dakwah digital di pesantren.
d. Peningkatan kapasitas pesantren dalam pemberdayaan masyarakat baik di dalam maupun di luar pesantren, dengan fasilitasi permodalan khusus untuk santripreneur dan pesantrenpreneur, akses teknologi, serta menghadirkan inovator-inovator internasional ke pesantren.
8. Mempercepat peningkatan pendidikan sains-teknologi dan sosial yang unggul.
a. Pembiasaan perilaku ilmiah (scientific temper) manusia Indonesia sejak pendidikan usia dini dan di setiap jenjang pendidikan.
b. Penguatan sistem dan pola pendidikan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan nalar analitik dan kritis (analytical and critical thinking) yang mampu menyelesaikan masalah (problem solving) sekaligus meningkatkan kemampuan inovasi dan kreativitas:
i. Mengurangi materi ajar yang bersifat hafalan.
ii. Mengurangi jumlah mata pelajaran.
iii. Menggunakan pedagogi yang membangkitkan kemampuan analitis dan kritis peserta didik.
c. Penguatan pendidikan sains, teknologi, dan sosial di berbagai jenjang tingkatan pendidikan dari dasar, menengah, hingga tinggi berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, & Math) yang mampu mendayagunakan potensi
lokal dan nasional untuk menjawab kebutuhan hari ini serta tantangan dan perubahan di masa depan.
d. Penguatan program beasiswa pemerintah dan swasta melalui penyederhanaan mekanisme dan biaya yang ringan untuk studi lanjut di dalam dan luar negeri sesuai dengan prioritas pembangunan nasional, terutama untuk meningkatkan kapasitas riset dan inovasi, disertai dengan sistem penempatan kerja dan ikatan dinas pada lembaga pemerintah atau swasta domestik setelah selesai studi.
e. Perluasan program riset dan inovasi oleh lembaga pendidikan dan lembaga riset, baik secara mandiri maupun dalam wujud kolaborasi antar lembaga, termasuk dengan sektor industri.
f. Akselerasi implementasi pemanfaatan dan komersialisasi hasil-hasil riset dan inovasi untuk akselerasi pembangunan nasional.
9. Memperkuat kelembagaan pendidikan dan tata kelola pendidikan agar lebih sinergis.
a. Penghentian proses privatisasi dan liberalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), yang merongrong otonomi tata kelola PTN dan membebani mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
b. Penyatuan kewenangan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah di daerah antara pendidikan SD-SMP dengan pendidikan SMA/SMK di bawah pemerintah kabupaten/kota.
c. Revisi sistem zonasi pada pendidikan menengah, dikombinasikan dengan sistem afirmatif.
d. Perubahan sistem penerimaan mahasiswa baru di PTN untuk lebih menekankan kompetensi akademik lulusan SMA dan sederajat.
e. Penetapan formasi dan jumlah guru dan dosen di sekolah dan Perguruan Tinggi yang memadai, termasuk yang dipekerjakan di sekolah/universitas swasta.
f. Peningkatan sinergi kelembagaan dan kewenangan pendidikan yang konkuren antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dengan membentuk Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) secara terperinci.
10. Memperkuat pemanfaatan Dana Pendidikan agar lebih efektif, transparan, dan akuntabel.
a. Penataan alokasi dana pendidikan 20% untuk digunakan sepenuhnya bagi kepentingan pendidikan sesuai dengan UU Sisdiknas.
b. Pemanfaatan secara bertahap Pokok Dana Abadi Pendidikan untuk percepatan perluasan kebutuhan pendidikan secara umum melalui pemberian beasiswa,
pembangunan talenta SDM pendidikan, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan, serta penguatan riset dan inovasi.
c. Pelimpahan kewenangan pengelolaan Dana Abadi Pendidikan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Pendidikan Tinggi, dan Ristek (Kemendikbudristek).
d. Peningkatan transparansi dan efektivitas alokasi dana pendidikan, baik di pusat dan daerah dengan laporan berkala kepada kementerian yang berwenang mengelola pendidikan.
e. Reformasi struktur biaya pendidikan tinggi agar terjangkau bagi seluruh rakyat.
11. Meningkatkan infrastruktur pendidikan pemerintah dan swasta di berbagai bidang pendidikan, jenjang pendidikan, dan wilayah pendidikan dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, termasuk kerentanan terhadap bencana.
a. Penataan kembali pendirian sekolah negeri yang baru dengan mempertimbangkan jumlah, lokasi, dan keberadaan sekolah-sekolah yang sudah ada baik negeri maupun swasta.
b. Pengembangan perpustakaan sekolah di setiap kecamatan, dan peningkatan perpustakaan umum sampai ke tingkat desa, yang dilengkapi dengan buku berkualitas internasional.
c. Penerbitan beragam buku bacaan untuk peningkatan literasi masyarakat Indonesia seluas-luasnya.
d. Peningkatan pembangunan sekolah-sekolah baru, terutama dengan pengembangan sekolah satu atap (SMP – SMA) diprioritaskan pada daerah yang masih terbelakang atau tidak ada sekolah dan Terdepan, Terluar, Dan Tertinggal (3T) dan perbatasan.
e. Percepatan perbaikan sarana prasarana pendidikan di semua jenjang pendidikan.
f. Peningkatan literasi masyarakat melalui penerjemahan dan penerbitan buku- buku berkualitas karya penulis besar terutama oleh penerbit milik pemerintah.
12. Merevisi UU Sisdiknas untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi semua rakyat Indonesia sesuai dengan kebutuhan percepatan pembangunan nasional.