• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Penelitian Relevan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Ulfatun Nahriyah (2015) dalam judul Kajian Daya Objek Wisata Pantai Suwuk Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2014/2015”

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa daya tarik objek wisata Pantai Suwuk meliputi daya tarik wisata alam dengan kenampakan alam yang sangat indah, penggunaan lahan yang sebagian besar adalah lahan pertanian, daya tarik wisata sosial dan budaya dari aspek tradisi, aspek adaptasi dan sejarah pantai suwuk, daya tarik minat khusus dari kegiatan agrowisata di sekitar objek wisata Pantai Suwuk dapat dilihat dari aspek pendapatan,

Obyek wisata Lappa Laona

Proses Pembentukan obyek wisata

Dampak Sosial ekonomi

Hasil

Positif Negatif

kegiatan ekonomi dan produk unggulannya. Berdasarkan hasil penelitian tanggapan pengunjung objek wisata Pantai Suwuk, daya tarik wisata alam:

80,25% (tinggi), daya tarik wisata sosial budaya: 62,5% (sedang), dan daya tarik minat khusus sebesar 63,125% (tinggi) sedangkan hasil dari keseluruhan daya tarik objek wisata Pantai Suwuk 71,5% (tinggi). Hasil wawancara, guru setuju bila daya tarik objek wisata Pantai Suwuk dikaitkan dengan materi-materi IPS SMP kelas VIII dan dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS kelas VIII dan berdasarkan tanggapan siswa diperoleh hasil 91,85% termasuk dalam kategori tinggi.

2. Difa Rizqa Anestya (2015) dalam judul Komodifikasi Kebudayaan Tionghoa Pada Komunitas Pecinan Desa Karangturi Dalam Menunjang Sektor Pariwisata Di kabupaten Rembang”

Adanya perkembangan zaman dan perkembangan pariwisata menjadikan kebudayaan Tionghoa yang pada mulanya hanya dinikmati oleh masyarakat Tionghoa menjadi dipublikasikan ke masyarakat luas.

Kebudayaan Tionghoa di Desa Karangturi Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang dijadikan sebagai salah satu aspek pariwisata di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang sehingga hal tersebut menyebabkan munculnya komodifikasi kebudayaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Mengetahui bentuk kemasan wisata yang dilakukan terhadap pola hidup masyarakat Tionghoa di Desa Karangturi Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, (2) Mengetahui apa saja faktor pendorong dan penghambat komdodifikasi kebudayaan Tionghoa di Desa Karangturi Kecamatan Lasem

Kabupaten Rembang, (3) Mengetahui implikasi terhadap perkembangan kebudayaan Tionghoa dan perkembangan pariwisata di Desa Karangturi Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.

3. Amal Rizqi Aziz (2016) dalam judul Pengembangan Kawasan Pantai Larangan Sebagai Objek Wisata Bahari (Studi Kasus Di Desa Munjung Agung, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal)”

Pengembangan dilakukan bertujuan memberikan nilai-nilai yang positif bagi masyarakat dari yang tidak baik menuju ke arah yang lebih baik.

Tujuan penelitian: 1). Mengetahui alasan masyarakat membuka pantai Larangan sebagai tempat wisata. 2). Mengetahui peran masyarakat dalam pengembangan objek wisata pantai Larangan di Kabupaten Tegal. 3) Mengetahui apa saja hambatan yang dialami masyarakat dalam pengambangan pantai Larangan.

Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif. Informan utama dalam penelitian ini adalah pedagang, tokoh masyarat dan masyarakat yang ada di sekitar Pantai Larangan. Teknik pengumpulan data penelitian dan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data miles dan Huberman. Keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi data. Penelitian ini mengunakan konsep partisipasi.

4. Nasir Rulloh (2017) dalam judul Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Objek Wisata Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Lumbok Resort Kecamatan Lumbok Seminung Kabupaten Lampung Barat)”

Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi ekonomi kerakyatan yang perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Hal ini dilakukan secara menyeluruh dan merata sehingga perlu adanya pembinaan yang terarah dan terkoordinir.

Disamping itu, konsep pariwisata memberikan dampak terhadap masyarakat sekitarnya, dampaknya yaitu menghasilkan pendapatan bagi masyarakat, memberikan lapangan pekerjaan, meningkatkan struktur ekonomi, membuka peluang investasi dan mendorong aktivitas wirausaha. Hal tersebut merupakan pengaruh positif usaha pariwisata dalam meningkatkan hubungan dengan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar objek wisata. Menurut pandangan islam kesejahteraan masyarakat adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat (Falah) serta kehidupan baik dan terhormat (al-hayah al-tayyibah).

5. Fitri Andika (2017) dalam judul Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Di Pantai Labuhan Jukung, Kec. Pesisir Tengah, Kab. Pesisir Barat)”

Adanya pengembangan pariwisata di Pantai Labuhan Jukung menunjukan dampak yang positif terhadap kesempatan kerja di Kawasan Pantai Labuhan Jukung. Peluang/kesempatan kerja baru yang dibutuhkan pengunjung namun belum ada di Kawasan Pantai Labuhan Jukung adalah kios yang menjual cinderamata, spa, tempat bilas, toilet, dan rental motor atau sepeda. Pengembangan Pariwisata syariah terdiri dari empat aspek,

yakni lokasi, transportasi, konsumsi, dan hotel. Namun pengembangan Pantai Labuhan Jukung belum memenuhi kriteria pengembangan pariwisata syariah, yaitu dari segi transportasinya. Akan tetapi baik pemerintah maupun masyarakat selalu menjaga dan mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya setempat. Sedangkan usaha-usaha masyarakat yang ada di Kawasan Pantai Labuhan Jukung telah memenuhi kriteria usaha pariwisata syariah.

6. Winda Rahmah (2017) dalam judul Dampak Sosial Ekonomi dan Budaya Objek Wisata Sungai Hijau Terhadap Masyarakat terhadap Di Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar.

Memberikan kontribusi secara langsung terhadap peningkatan pendapatan penduduk Desa Salo. Terbukanya lapangan pekerjaan baru karena Objek Wisata Sungai Hijau berarti sumbangsih terbesar terhadap penurunan jumlah angka pengangguran di Desa Salo. Kebiasaan masyarakat berubah seiring dengan meningkat dan berkembangnya Objek Wisata Sungai Hijau sebagai destinasi wisata yang ramai disukai khalayak.

Perubahan nilai sosial ini dirasakan masyarakat sebab banyaknya nilai sosial budaya yang dibawa pengunjung tersebut menjadi tontonan bagi kaum muda yang masih dalam tahap perkembangan pencarian jati diri.

7. Rista Inggar Pangestuti (2018) dalam judul Respon Masyarakat terhadap perkembangan tempat wisata hutan kota bukit pangonan (studi kasus pada masyarakat kelurahan pajaresuk kecamatan pringsewu kabupaten pringsewu)”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap perkembangan tempat wisata Hutan Kota Bukit Pangonan di Kelurahan Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif tipe eksplanatori dengan jumlah populasi sebesar 1862 Kepala Keluarga (KK) dan mengambil sampel sebanyak 95 orang yang tersebar di 4 lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara respon masyarakat terhadap perkembangan tempat wisata dengan nilai persamaan regresi linear sederhana sebesar Y = 1,851 + 0,426X. Hasil perhitungan koefisien determinasi (R²) diperoleh nilai sebesar 0,693 yang menunjukkan besarnya respon masyarakat terhadap perkembangan tempat wisata yaitu 69,3 % dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,440 yang berkategori sedang. Artinya masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan tempat wisata. Sehingga harapan bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat melakukan penelitian sejenis dengan mengunakan variabel atau indikator yang lain sehingga perkembangan tempat wisata Hutan Kota Bukit Pangonan dapat menjadi lebih baik.

8. Rakhmi Safriana (2018) dalam judul Dampak sosial ekonomi pengelolaan pariwisata pemerintah dan swasta terhadap kondisi masyarakat lokal (studi pada objek wisata small world ketenger baturraden banyumas)”

Adanya objek wisata Small World memberikan dampak sosial ekonomi terhadap kondisi masyarakat. Terbukti dengan terciptanya lapangan pekerjaan, adanya kesempatan usaha, meningkatkanya

kenyamanan usaha, perubahan pendapatan dan berubahnya gaya hidup masyarakat di wilayah objek wisata.

9. Rani Puspita Anggraeni (2018) dalam judul Dampak Pengembangan Industri Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi Di Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan)”

Pariwisata adalah salah satu kegiatan pembangunan dengan prospek pertumbuhan yang tinggi. Pengaruh positif dari pengembangan pariwisata terhadap perubahan ekonomi masyarakat, terutama mata pencahariannya.

Pariwisata memberikan kesempatan pada perubahan mata pencaharian masyarakat yang semakin luas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan pariwisata pantai merak belantung, mendeskripsikan dan menganalisis dampak pengembangan wisata pantai merak belantung terhadap masyarakat sekitar. Analisis dalam penelitian ini mengunakan reduksi data, penyajian dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pantai merak belantung berdampak kepada kehidupan masyarakat sekitar. Banyak pengunjung yang datang mengakibatkan perputaran arus uang di desa merak belantung, sehingga pendapatan masyarakat baik yang bekerja disektor pariwisata maupun non pariwisata meningkat. Salah satu dampak dari pengembangan pariwisata di merak belatung adalah bangunannya fasilitas komersial di kawasan pariwisata, mulai dari minimarket, hotel, dan pusat oleh-oleh, setelah itu, tingkat pendidikan masyarakat meningkat dengan semakin

banyaknya masyarakat yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.

26

Dokumen terkait