• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelas komponen RPP ini paling tidak harus senantiasa diikutsertakan dalam setiap pembuatan RPP. Meskipun hakekatnya RPP boleh disusun berdasarkan otoritas dari sekolah yang tetap mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional Republik

Learning juga memfasilitasi mahasiswa untuk menyampaikan dan menjelaskan hasil penyelidikannya kepada kelompok lain melalui kegiatan presentasi. Mahasiswa berkelompok mengamati tumbuhan yang termasuk Graminae di sekitar kampus dan setiap kelompok mendapat lokasi pengamatan yang berbeda. Pengamatan secara langsung menggunakan indera kemudian mencatat deskripsi tumbuhan Famili Graminae serta mendokumentasikannya. Selama melakukan pengamatan, mahasiswa menggunakan referensi buku serta bantuan internet untuk membantu melakukan pendataan deskripsi tumbuhan. Beberapa tumbuhan yang sulit untuk diidentifikasi di lokasi pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, kelompok melakukan pengamatan tumbuhan tinggi selain famili Graminae di lingkungan kampus bagian barat. Dosen mengarahkan mahasiswa untuk melakukan identifikasi secara kelompok dan tidak membatasi proses identifikasi oleh mahasiswa dalam hal sumber informasi. Tahap presentasi memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertukar informasi karena selama presentasi terjadi interaksi melalui tanya jawab sehingga pengetahuan mahasiswa dapat meningkat.

a. Persamaan penelitian Anwari Adi Nugroho , Nur Rokhimah Hanik , dengan penelitian saya teliti yaitu sama – sama menggunakan metode Outdoor Learning.

b. Perbedaan penelitian Anwari Adi Nugroho , Nur Rokhimah Hanik, Meningkatkan Hasil Belajar Ipa sedangkan penelitian saya teliti yaitu

rencana pelaksanaan pembelajaran menggunkan metode Outdoor Learning. 34

2. Okky Irmina Safitri, Amin Retnoningsih, Andin Irsadi (2014) berjudul

“Penerapan Outdoor Learning Process (Olp) Menggunakan Papan Klasifikasi Pada Materi Klasifikasi Tumbuhan.” Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan pengalaman langsung di lapangan kepada siswa dan memberikan kesempatan belajar di luar kelas yang mempunyai ruang lebih terbuka. Lingkungan sekitar sekolah merupakan sumber belajar yang menarik karena menyediakan berbagai alternatif sumber belajar, khususnya materi klasifikasi tumbuhan. Lingkungan yang sudah digunakan dalam pembelajaran yaitu lingkungan di sekitar kelas masing-masing. Sedangkan lingkungan yang belum digunakan dalam pembelajaran yaitu taman depan, kebun belakang sekolah dan green house.

Hal ini karena aktivitas tersebut dilakukan secara berkelompok di luar ruangan. Siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Kelompok kerja dibentuk secara heterogen dan dimaksudkan agar siswa mempunyai keterampilan untuk merencanakan sesuatu secara bersama-sama, mengorganisasi kegiatan, bertanggungjawab terhadap kelompok, membangun komunikasi dan berinteraksi sesama anggota kelompoknya.

Taman-taman tersebut mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan sumber belajar karena jenis tumbuhannya yang lebih beraneka ragam. Oleh karena itu, penerapan Outdoor Learning Process (OLP)

34 Anwari Adi Nugroho , dkk. (2016) berjudul “Implementasi Outdoor Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa pada Mata Kuliah Sistematika Tumbuhan Tinggi”, Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan, Volume 9, Nomor 1, hal 41

menggunakan papan klasifikasi pada materi klasifikasi tumbuhan merupakan str ategi yang tepat digunakan di sekolah tersebut. Guru berperan sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. Penerapan papan klasifikasi yang dilakukan pada pembelajaran di luar ruangan memberikan suasana yang menyenangkan sehingga siswa lebih gembira mengikuti kegiatan pembelajaran. Suasana yang rileks menjadikan siswa tidak tegang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala yang berkaitan dengan keterbatasan waktu atau jam pelajaran kekurangan, yaitu dalam pengkondisian siswa di lapangan dan pelaksanaannya membutuhkan manajemen waktu yang tepat.

Penghematan waktu dapat diatasi dengan membagikan LKS pada pertemuan sebelumnya Jam pelajaran terakhir merupakan jam-jam tersulit untuk siswa berkonsentrasi. Cuaca yang panas dan kebanyakan siswa yang sudah mengantuk. Guru perlu menginventarisasi tempat-tempat pengamatan yang ada di lingkungan sekolah.

a. Persamaan penelitian Okky Irmina Safitri, Amin Retnoningsih, Andin Irsadi, dengan penelitian saya teliti yaitu metode Outdoor Learning.

b. Perbedaan penelitian Okky Irmina Safitri, Amin Retnoningsih, Andin Irsadi, Menggunakan Papan Klasifikasi Pada Materi Klasifikasi

Tumbuhan, sedangkan teliti yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran menggunkan metode Outdoor Learning. 35

3. Dominika Fitri Nelia (2014) Berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Metode Outdoor Study Di Sekolah Dasar, Tema karangan yang disepakati oleh guru dan siswa yaitu

”Keindahan”. melakukan observasi dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di luar kelas harus mengacu pada langkah-langkah dasar dalam observasi. Jadi, observasi yang dilakukan tidak secara serampangan.

Adapun langkah-langkah observasi adalah sebagai berikut. Sebelum melaksanakan observasi (belajar di luar kelas) perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu agar hasilnya lebih maksimal. Sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode outdoor study, maka guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati objek yang ada disekitar sekolah. Guru mengajak siswa mengamati objek yang ada di halaman sekolah kemudian siswa diminta untuk mencatat satu per satu objek yang ada dihalaman sekolah sesuai dengan apa yang di lihat siswa.

Sedangkan pada pertemuan kedua siswa ditugaskan untuk menulis sebuah karangan deskripsi dari hasil pengamatan yang telah mereka catat.

a. Persamaan penelitian Dominika Fitri Nelia, dengan penelitian saya teliti yaitu metode Outdoor Learning.

b. Perbedaan penelitian Dominika Fitri Nelia, ini Meningkatkan Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi melalui metode

35Okky Irmina Safitri dkk, “Penerapan Outdoor Learning Process (Olp) Menggunakan Papan Klasifikasi Pada Materi Klasifikasi Tumbuhan”, Unnes Journal of Biology Education, 3 (1) (2014), hal 62-63

Outdoor Learning sedangkan penelitian saya teliti yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran menggunkan metode Outdoor Learning. 36 4. Della Gustiana, Muhamad Ali, Dian Miranda (2016) berjudul “Penerapan

Pembelajaran Outdoor Pada Anak Usia 5- 6 Tahun Kelompok B2 Di Tk Immanuel II”. Pembelajaran outdoor merupakan salah satu pembelajaran yang dilaksanakan agar anak-anak dapat mengetahui tempat belajar lain selain di dalam kelas, dan anak-anak akan langsung melihat dengan secara langsung yang terjadi di alam dan secara langsung berinteraksi dengan alam. Penerapan pembelajaran outdoor di Taman Kanak-Kanak Immanuel II Sungai Raya di laksanakan sekali seminggu, tepatnya setiap hari jumat dengan alokasi waktu selama kurang lebih satu jam. Selama penelitian berlangsung peneliti menemukan bahwa guru selalu menggunakan ketiga metode tersebut yaitu metode pendekatan penugasan, metode pendekatan observasi dan metode pendekatan bermain. faktor pendukung dalam penerapan pembelajaran outdoor pada anak kelompok B di Taman Kanak- Kanak Kristen Immanuel II Sungai Raya adalah penggunaan media yang konkret. Sehingga kebanyakan anak-anak sangat senang ketika pembelajaran outdoor dilaksanakan. Pada saat observasi sedang berlangsung, peneliti juga menemukan bahwa guru sering kali membuat media yang lain, selain dari yang telah tersedia di sekolah tersebut, karena media juga disesuaikan dengan tema pembelajaran di sekolah tersebut. a

36Nelia, D. F. (2014). Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Metode Outdoor Study Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(8).

faktor penghambat dalam penerapan pembelajaran outdoor adalah anak- anak biasanya keluyuran pada saat kegiatan berlangsung. Biasanya anak- anak pergi ke masing-masing sentra yang disukainya, padahal guru sudah mengingatkan bahwa dalam kegiatan tersebut ada aturannya. selain anak- anak yang biasanya tidak bisa diam dan pergi ke sentra-sentra bermain lainnya yang ada di outdoor, faktor penghambat yang dapat menggangu yaitu ketika hujan turun ataupun cuaca yang sedikit agak panas karena di luar kurang ada pepohonan yang agak tinggi. faktor penghambat penerapan pembelajaran outdoor adalah disebabkan anak-anak yang biasanya keluar dari area pembelajaran dan pergi ke sentra-sentra bermain yang terdapat pada lingkungan tersebut, dan dapat terjadi juga ketika cuaca kurang bagus sehingga pembelajaran diberhentikan dan anak-anak biasanya di masukan ke dalam kelas untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

a. Persamaan penelitian Della Gustiana, Muhamad Ali, Dian Miranda , dengan penelitian saya lakukan adalah sama sama menggunkan pembelajaran Outdoor Learning.

b. Perbedaan penelitian Della Gustiana, Muhamad Ali, Dian Miranda , Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, sedangkan penelitian saya teliti yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran menggunkan metode Outdoor Learning37

37 Della Gustiana, dkk. berjudul “Penerapan Pembelajaran Outdoor Pada Anak Usia 5- 6 Tahun Kelompok B2 Di Tk Immanuel II”. PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya , JPGSD.

2016, hal 2-6

5. Nunung Dwi Setiyorini, (2018) Berjudul Pembelajaran Kontekstual Ipa Melalui Outdoor Learning Di Sd Alam Ar-Ridho Semarangpenelitian di SD Alam Ar-Ridho Outdoor Learning meliputi: pertama, lingkungan di dalam sekolah yaitu: kebun sekolah, aqua ponik, area outbound siswa, lapangan, dan rumah panggung. Kedua, lingkungan di luar sekolah yaitu:

tracking dan outing. Tempat-tempat tracking yang sering di kunjungi siswa SD Alam Ar-Ridho adalah: hutan, sawah, dan perumahan. Sedangkan tempat-tempat outing yang sering di kunjungi siswa SD Alam ArRidho adalah: museum, kebun binatang, pabrik kertas, pabrik roti, pembangkit listrik, dan pabrik sosro. Pengajar atau guru bertugas untuk mengarahkan para siswa untuk melakukan aktivitas yang bisa membawa siswa pada perubahan prilaku terhadap lingkungan sekitar. Melalui Outdoor Learning lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Sehingga siswa akan terhindar dari kebosanan dalam menerima pelajaran di dalam kelas dan siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep materi karena dalam menemui obyek langsung di lapangan. Proses pembelajaran secara langsung dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, artinya pengajaran itu akan semakin konkrit, sehingga siswa akan terhindar dari kesalahan persepsi dari pembahasan materi pelajaran tertentu

a. Persamaan penelitian Nunung Dwi Setiyorini, dengan penelitian saya lakukan adalah sama sama menggunkan pembelajaran Outdoor Learning.

b. Perbedaannya adalah pada penelitian Nunung Dwi Setiyorini, Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa sedangkan saya tentang rencana pelaksanaan pembelajaran menggunkan metode Outdoor Learning. 38

6. Nur Fadila (2017) yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning) Di Sekolah Kreatif Sd Muhammadiyah 16 Surabaya”

Konsep pelaksanaan Outdoor Learning selama ini juga telah memanfaatkan lingkungan (monkasel) untuk menggali kreativitas dan antusiasme siswa. Berdasarkan hasil observasi siswa dapat memperoleh suasana baru yang dapat membuat mereka lebih senang untuk belajar sehingga pembelajaran berlangsung dengan dinamis dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Faktor pendukung internal antara lain : a.

Kesiapan guru Selama ini SD Muhammadiyah 16 Surabaya telah melakukan upaya perencanaan dengan baik.Guru telah menyiapkan materi dan sarana dengan baik. b. Kompetensi pemateri Selama ini guru SD Muhammadiyah 16 Surabaya telah mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait metode pembelajaran outdoor learning. Sedangkan untuk faktor pendukung eksternal antara lain : a. Sumber belajar yang representatif.

Faktor pendukung outdoor learning di SD Muhammadiyah 16 Surabaya tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Menurut Vera (2012:89) bahwa salah satu yang perlu dipertimbankan dalam outdoor learning adalah 1) lokasi tempat belajar mengajar harus dipastikan

38 Nunung Dwi Setiyorini, Berjudul Pembelajaran Kontekstual Ipa Melalui Outdoor Learning Di Sd Alam Ar-Ridho SemarangJ o u r n a l o f E d u c a t i o n, 2018: 2 (3), hal 33-34

memiliki potensi untuk digunakan pada berbagai materi mata pelajaran khususnya sedang dibahas, 2) Guru mengenal lokasi di luar lingkungan yang akan dikunjungi bisa menentukan waktu yang tepat dan merancang RPP yang tepat berdasarkan pengamatan peneliti lokasi yang dipilih sesuai dengan tema yang telah dipersiapkan. b. Kerjasama dengan pihak ketiga yang menyiapkan sumber belajar Adanya kerjasama dengan pihak ketiga mengenai pemilihan sumber belajar membuat, Faktor penghambat internal dalam melaksanakan outdoor learning hampir tidak ada. Sementara itu faktor penghambat eksternal antara lain kemacetan lalu lintas menuju sumber belajar,faktor cuaca, situasi lingkungan luar.

a. Persamaan penelitian Nur Fadila, dengan penelitian saya lakukan adalah sama sama menggunkan pembelajaran Outdoor Learning.

b. Perbedaannya adalah pada penelitian Nur Fadila, didukung Media Realia sedangkan saya tentang rencana pelaksanaan pembelajaran menggunkan metode Outdoor Learning. 39

7. Henry J. S, Anugerah Diah N (2014) “Keefektifan Pembelajaran Outdoor Learning Berbasis Nilai Karakter Terhadap Hasil Belajar Tematik Terintegrasi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Meteseh Rembang”. Metode pembelajaran outdoor learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan suasana baru kepada siswa dengan proses belajar mengajar di alam bebas, upaya untuk mengajak siswa lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya. Metode mengajar di luar kelas merupakan

39 Nur Fadila (2017) yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning) Di Sekolah Kreatif Sd Muhammadiyah 16 Surabaya””, artikel Vol. 01 No. 09 Tahun 2017, hal 7-9

upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. Siswa mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif terlihat dari kegiatan kelompok, siswa mampu mendorong motivasi belajar saat menjawab dan memperhatikan guru saat mengajar.

Siswa mampu menciptakan suasana belajar yag menyenangkan dengan menujukkan hasil belajar yang meningkat dan hasil angket respon siswa.

Belajar menggunakan metode outdoor learning dimana proses belajar mengajar dilaksanakan di luar kelas siswa lebih bisa menguasai ketrampilan sosial bersama guru dan teman-temannya. Penggunaan media dalam pembelajaran yang digunakan lebih konkret, karena materi pembelajaran yang dipelajari berlangsung mengenai lingkungan sekitar, seperti materi yang dipelajari pada subtema keindahan alam negeriku tentang lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Proses pembelajaran menggunakan metode outdoor learning menciptakan nilai karakter seperti:

disiplin, tanggung jawab, mandiri, jujur, saling menghargai, dan kekompakan. Disiplin waktu saat proses belajar berlangsung, tanggung jawab dalam melaksanakann tugas individu dan kelompok, mandiri dan jujur saat mengerjakan tugas individu, saling menghargai saat diskusi kelompok, dan saat ada siswa yang mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan, kekompakan sesama kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok.

a. Persamaan penelitian Henry J. S, Anugerah Diah N dengan penelitian saya lakukan adalah sama sama menggunkan pembelajaran Outdoor Learning.

b. Perbedaannya adalah pada penelitian Henry J. S, Anugerah Diah N dilakukan pada kelas IV SD Negeri 1 Meteseh Rembang, sedangkan saya teliti yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran menggunkan metode Outdoor Learning.40

40 Henry J. S, dkk. “Keefektifan Pembelajaran Outdoor Learning Berbasis Nilai Karakter Terhadap Hasil Belajar Tematik Terintegrasi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Meteseh Rembang”.

2014,Volume 4 Nomor 2 Desember 2014 hal 27-28.

Dokumen terkait