• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

5. Penelitian yang relevan

beajar pada siklus II mengalami penigkatan 8,1 yaitu dari 64,3 menjadi 72,4.23

Setelah dianalisis dari ketiga hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dapat berpengaruh efektif terhadap hasil belajar siwa pada materi tertentu. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan disini yaitu penelitian akan dilakukan pada pembelajaran matematika pada materi lingkaran

B. Kerangka Berpikir

Menggingat pentingnya peran matematika dalam sekolah, namun masih banyak siswa yang menggap matematika itu sulit, salah satu penyebab dari hal ini adalah karna masih kurang bermaknya pembelajaran matematika sehingga siswa masih belum terlibat aktif dalam pembelajaran dan membuat pemahaman siswa tentang matematika masih rendah, sehingga guru dituntut untuk terampil dan kreatif dalam mengembangkan setiap proses pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa serta menumbuhkan semangat dan minat belajarnya. Guru perlu memahami dan mengenali karakteristik siswa terlebih dahulu. Dalam hal ini khususnya pada jenjang sekolah menengah pertama bentuk karekteristik siswa adalah masih senang bermain, masih senag bergerak, dan masih senang bekerja dalam kelompok.

23Dina Murdliah, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Pehatian Siswa pada Pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat, ( skipsi, PTK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010), hlm. 71

Untuk memfasilitasi siswa dalam belajar sesuai karekteristiknya seperti yang dijelaskan diatas, salah satu model pembelajaran yang sesuai yakni model pembelajaran make a match.

Menurut shoimin “model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Loma Curran. Ciri utama model make a match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu topic atau konsep dalam suasana belajar yang menyenangkan. Karakteristik model pembelajaran make a match memiliki hubugan yang erat dengan karakteristik siswa yang masih gemar bermain.

Berdasarkan karakteristik model pembelajaran make a match tersebut, diharapkan terdapat pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Menurut Cholid dan Abu dalam Bayu, ”hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah”.24

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “penerapan model pembelajaran kooperatif make a match berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa”

24Bayu Ganesa Putra, “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (Qsh) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa”, ( skipsi, FKIP UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 33

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian kuantitatif dimana dalam penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistik berdasarkan data kuantitatif yang dikumpulkan melalui tes dari subjek penelitian dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan eksperimen. Dengan kata lain yaitu penelitian eksperimen ingin mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat, caranya yaitu dengan membandingkan satu atau lebih kelompk eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan atau mendapatkan perlakuan dengan cara yang berbeda.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sukardi dalam Bayu populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.25 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPI NW

25 Ibid. Hlm. 35

Nabi’ Nubu’ Kekait yang terdiri dari tiga kelas, dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 43 siswa.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah

1. A 15

2. B 13

3 C 15

Jumlah 43

2. Sampel

Sampel merupakan wakil populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random sampling jenis Purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.26 Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model pembelajaran make a match,dan kelas VIIIB sebagai kelas kntrol yang diberikan perlakuan biasa.

Alasan peneliti memilih kelas VIII.A dan VIII.B sebagai sampel, karena berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan peneliti terhadap hasil nilai ulangan harian siswa kelas VIII SMPI NW nabi’

nubu’ hanya kelas VIII.A dan VIII.B yang hasil nilai ulangan hariannya normal dan homogen. Dari alasan tersebut peneliti menetapkan kelas VIII.A dan VIII.B sebagai sampel dalam penelitian ini.

26 Ibid. Hlm. 36

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu dan tempat penelitian antara lain:

Waktu penelitian : 19 Mei sampai 30 Mei 2019

Tempat penelitian : SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait, Gunungsari Lobar D. Variabel Penelitian

Menurut Depdiknas dalam Bayu menjelaskan bahwa yang dimaksud

“variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian”.27 Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel hasil belajar yang merupakan variabel terikat atau variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel indevenden yaitu metode Make A Match

E. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan eksperimen (experiment). Eksperimen dengan jenis desain penlitian posttest only control desaign.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi pelakuan model pembelajaran make a match dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan seperti biasa (konvensional), kemudian kedua kelas tersebut diajarkan materi yang sama yakni

“ lingkaran”. Pada akhir pembelajaran kemudian kedua diberikan posttest.

Tujuan dari pemberian posttest adalah untuk mengetahui kempuan kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan yang berbeda, dan kemudian hasilnya

27 Ibid,hlm. 37

dibandingkan untuk mengetahui apakah model pembelajaran make a match berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kususnya kelas VIII SMPI NW Nabi’ Nubu’ kekait. Adapun pola desain penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian posttest only control desaign

Kelas Perlakuan Postest

VIII.A X O1

VIII.B - O1

Keterangan :

A = kelas eksperimen B = kelas kontrol

X = pemberian perlakuan model pembelajaran make a match O1 = pemberian posttes pada kelas eksperimen dan kontrol F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Menurut Suharsimi dalam Bayu instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data.28 Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:

28 Ibid. hlm. 41

1. Tes hasil belajar

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu tes hasil belajar yakni posttest. posttest diberikan setelah dilakukan perlakuan yang berbeda terhadap kedu kelas yang tujuannya untuk membandingkan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan yang berbeda.

Adapun bentuk tes dalam penelitian ini adalah pilihan ganda dengan jumlah 6 soal dan tes uraian dengan jumlah 4 soal dalam materi lingkaran.dalam hal ini soal yang diberikan sudah dianggap layak atau valid karena telah divalidasi oleh para ahli.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat untuk satu kali pertemuan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini disusun sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran make a mach yang akan diterapkan dalam kelas eksperimen dan langkah-langkah pembelajaran konvensional yang akan diterapkan pada kelas kontrol. Dan dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan 2 kali tatap muka dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a mach dan konvensional sehingga RPP yang dibuat hanya satu untuk masing-masing model pembelajaran.

G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian

Adapun tahapan pengumpulan data tes hasil belajar yang dilakukan penulis sebagai berikut :

1.Dilakukan observasi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan obyek penelitian.

2.setelah itu siswa diberikan perlakuan, bagi kelas eksperimen diajarkan dengan model pembelajaran make a match, sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan metode pembelajaran biasa dengan materi yang sama yakni “lingkaran”

3.Setelah kedua kelas diberikan perlakuan, kemudian peneliti memberikan posttest pada kedua kelas tersebut. Tujuan diberikannya posttest adalah untuk melihat hasil dari kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan yang berbeda.

4.Dari hasil posttest kemudian dilakukan uji prasyarat dan uji t-test untuk mengetahui apakah hasil dari kedua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan atau dalam arti lain apakah model pembelajaran make a match berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa

H. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan analisis data dengan menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data untuk mempermudah dalam menganalisis data. Adapun uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Menurut Juliansyah dalam Bayu uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.29 Adapun metode pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Lilliefors. Metode Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal.

Adapun langkah-langkah uji normalitas dengan metode lilliefors,yaitu:30

a) Penentuan Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal b) Taraf Signifikansi

05 ,

0

c) Statistika uji yang digunakan

L=maksF(zi)S(zi),denganF(zi)P(Zzi);ZN(0,1);dan

 ) (zi

S proporsi cacah Zziterhadap seluruh zi. d) Daerah Kritis

DK=

LLobs >Ltabel

29 Ibid. hlm. 53

30 Budiyono, Statistika untuk Penelitian, (Surakarta : UNS Press,2013), h. 170-171

e) Keputusan Uji

Jika Lobs>Ltabel, maka H0ditolak. Sebaliknya jika Lobs < Ltabel maka H0diterima.

f) Kesimpulan

Jika H0diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Jika H0ditolak, maka sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Untuk menentukan rumus t-test mana yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians ke dua sampel homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher (F), Adapun langkah-langkah pada uji ini adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

2 2 2 1

0: 

H (variansi sampel homogen)

2 2 2 1

0 : 

H (variansi sampel tidak homogen) 2) Taraf signifikasi

05 ,

0

3) Statistika uji yang digunakan

2 2 2 1

s Fs

Keterangan:

2

s1 = varian terbesar

2

s2 varian terkecil 4) Daerah kritis











2 -2

i

F

>

, F

< atauF F

F DK

5) Keputusan uji

H0diterima jika FobsDK H0ditolak jika FobsDK 6) Kesimpulan

Jika H0diterima, maka variansi sampel homogen Jika H0ditolak, maka variansi sampel tidak homogen 3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

Ho = tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap hasil belajar matematika siswa.

H1 = terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap hasil belajar matematika siswa.

Adapun uji yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah:

Bila n1n2 dan varians homogen, maka rumus uji-t yang digunakan adalah polled varians dengan rumus:



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

s n s n

x t x

Untuk mengetahui harga t tabel digunakan derajat kebebasan (dk) = n1

+ n2– 2.

Keterangan:

t = uji t

x1= mean sampel kelompok eksperimen

x2= mean sampel kelompok kontrol S12 = varians kelompok eksperimen S22 = varians kelompok kontrol

n1 = banyaknya sampel kelompok eksperimen n2 = banyaknya sampel kelompok control kriteria pengujiannya adalah :

a) Jika thitungttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa.

b) Jika thitungttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian

Pada bagian hasil penelitian ini akan dipaparkan mengenai hasil belajar dan uji hipotesis penelitian.

1. Hasil Belajar

Setelah proses pembelajaran selesai peneliti memberikan posttest kepada kedua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan dari pemberian posttes dalam penelitian ini adalah Tujuan diberikannya posttest adalah untuk melihat hasil dari kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Adapun data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

No. kelas eksperimen kelas kontrol

1 Rata-rata 77,2 66,9

2 Nilai tertinggi 94 85

3 Nilai terendah 66 50

4 Varians 68,72 125,91

5 Sd 8,29 11,22

Tabel 4.1 menjelaskan nilai tertinggi yang diperoleh dari hasil pemberian soal posttest adalah 94, sedangkan nilai terendah yang diperoleh dare pemberian soal posttes adalah 66. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 77,2, nilai varians sebesar 68,72dan standar deviasi sebesar 8,29. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh dari hasil pemberian posttest adalah 85, sedangkan nilai terendah yang diperoleh dari pemberian soal posttes adalah 55. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,9, nilai varians sebesar 125,91 dan standar deviasi sebesar 11,22.

2. Uji hipotesis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Sebelum peneliti melakukan uji hipotesis peneliti akan melakukan uji prasyarat untuk postest,dan penganalisisan datanya menggunakan perhitungan manual yaitu:

a. Uji prasyarat

Pada bagian uji prasyarat ini adapun yang akan diibahas antara lain uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji normalitas

Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari lapangan berdistribusi normal atau tidak.

Adapun hasil data yang diuji normalitas yakni data posttest kelas ekspuerimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.1

Uji Normalitas Post Test Menggunakan Rumus Lilifors Karakteristik Kelas A Kelas B Keputusan

uji

Kesimpulan

Lo 0,19 0,12

Lobs Ltabel

Berdistribusi normal

Ltabel 0,22 0,23

Taraf signifikan (�)

5%

Berdasarkan tabel di atas uji normalitas pada kelas A diperoleh Lo= 0,19 dan nilai Ltabel = 0,22 pada taraf signifikan 5%. Karena Lo Ltabel

maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Adapun uji normalitas pada kelas B diperoleh Lo= 0,12 dan nilai Ltabel = 0,23 pada taraf signifikan 5%. Karena Lo Ltabel maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan dua sampel homogen atau tidak dengan uji F. Adapu tahapan untuk melakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:

a) terlebih dahulu kita harus mencari varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S2 =

) 1 (

) . ( ) (

. 2 2

 

n n

x f x

f

n i i

(1) varians kelas eksperimen S12 =

) 1 (

) . ( ) (

. 1 2 2

 

n n

x f x

f

n i

S2 =

) 1 15 ( 15

1340964 )

90360 )(

15 (

 =

210

1340964 1355400

= 210 14436

= 68,74

(2) varians kelas kontrol S22 =

) 1 (

) . ( ) (

. 2 2 2

 

n n

x f x

f

n i

S2 =

) 12 ( 13

756900 )

59734 )(

13

(  =

156 756900 776542

= 156 19642

= 125,91

b) menentukan varians terbesar dan terkecil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun varians terbesar dan terkecil dari kedua kelas tersebut adalah sebagai berikut:

Varians terbesar = 125,91 Varians terkecil = 68,74

c) menentukan

F

hitung dengan rumus sebagai berikut:

F

hitung =

=

78 , 68

91 ,

125

=

1,83

d) menentukan

F

tabe

F

tabel

= F

(α;n eksperimen-1;n kontrol-1) =

F

(0,05;13-1;15-1)

= F

(0,05;12;14) = 2,58

Kesimpulan : berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

F

hitung = 1,87 dan nilai

F

tabel dengan taraf signifikansi = 5% dan dk = 14 dan 12 di peroleh 2tabel = 2,58 sehingga

F

hitung <

F

tabel , ini berarti kedua varians homogen.

b. Uji hipotesis

berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan yakni, dimana hasil varians kedua kelas homogen dan jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontol berbeda (n1 ≠ n2), maka peneliti menggunakan rumus

poolend varian untuk melakukan uji t-test.

pengujian hipotesis menggunakan data posttest untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar siswa.

Adapun analisis statistik untuk data posttest hasil belajar siswa dengan menggunakan uji t-test poolend varian adalah sebagai berikut:

Menentukan nilai dari thitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

s n s n

x thitung x

Diketahui: 1

x = 77,2 dengan n = 15 1

2

x = 66,9 dengan n = 13 2 68,74

2

1

S

125,91

2

2

S

Maka :



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

s n s n

x thitung x



 

 

 

 

13 1 15

1 2

13 15

125,91 ) 1 13 ( 74 , 168 ) 1 15 (

9 , 66 2 , 77

hitung

t

78 , 2

70 , 3

28 , 10 66 , 13

28 , 10

) 14 , 0 26 (

92 , 1510 36

, 962

28 , 10

 

hitung hitung hitung

t t t

Menentukan nilai dari ttabel dengan α = 0,05 dan dk = 15 + 13 – 2 = 26 Sehingga ttabel =

t

(0,05;26) = 1,706

Berdasarkan hasil analisis uji t-test pooled varian menunjukkan bahwa

t

hitung yang diperoleh untuk data posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 2,78,

t

hitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai

t

tabel =

t

(0,05;26) = 1,706

Dengan ketentuan jika

t

hitung <

t

tabel maka hipotesis H1 ditolak dan H0

diterima dan jika

t

hitung >

t

tabel maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak dengan taraf signifikan (α) 5%. Keputusan, karna

t

hitung >

t

tabel maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak, dan itu artinya model pembelajaran kooperatif make a match mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan disekolah SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait tepatnya kelas VIIIA yang jumlahnya 15 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB yang jumlahnya 13 siswa sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini, kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajaran, dimana kelas eksperimen diajarkan degan menggunakan model pembelajaran make a mach, sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran biasa (konvensional). Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tekhnik observasi dan tes. Tes yang

digunakan telah dilakukan validasi dibeberapa dosen tadris matematika. Soal yang diberikan berupa soal posttest yang jumlahnya 10 soal yang terdiri dari 6 soal pilihan ganda dan 4 soal uraian.

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil posttest kedua kelas, dimana hasil rata-rata posttest pada kelas eksperimen 77,2, sedangkan rata-rata hasil posttest kelas kontrol 66,9. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran make a match lebih berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran biasa (konvensional).

Selain itu, hasil uji hipotesis menggunakan uji-t pooled varians diperoleh nilai

t

hitung sebesar 2,78, sedangkan hasil dari

t

tabel dengan dk= n1+n2-2=15+13-2=26 dengan taraf signifikan 5% atau 0,05 adalah 1,703. Karena

t

hitung=2,78 >

t

tabel=1,703 sehingga H1 dalam penelitian ini diterima dan H0 ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match terhadap hasil belajar siswa.

Berasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa pada kenyataannya penerapan model pembelajaran make a match berpengaruh dan memberikan kontribusi berhadap hasil belajar matematika siswa. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match dapat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, hal ini sesuai dengan tujuan dari model pembelajaran make a match yang dikemukakan oleh Fachrudin dalam jurnal Ade bahwa model pembelajaran make a match untuk melatih

peserta didik untuk lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materipokok.31

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan dalam penelitian ini seperti keterbatasan waktu penelitian dikarnakan sekolah akan mengadakan UAS smester genap sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti terlalu lama melakukan penelitian, kemudian keterbatasan peneliti dalam mendesain kartu pertanyaan dan jawaban yang masih kurang maksimal dan kreatif.

31 Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membedakan Jenis-Jenis Adaptasi”, Wahana Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017, hlm. 2

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait dan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan data maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPI NW Nabi’

Nubu’ Kekait.

B. Saran

berdasarkan penelitian ini,adapun saran yang dapat peneliti berikan yaitu:

Bagi guru “ Guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dalam hal ini peneliti menyarankan untuk

menerapkan salah satu model pembelajaran yang sudah terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa yakni model pembelajaran make a match.”

DAFTAR PUSTAKA

Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untukMeningkatkan Kemampuan Siswa dalam MembedakanJenis-Jenis Adaptasi”, Wahana Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017.

Alfira Mulya Astuti , Statistika Penelitian, Mataram: Insan Madani Publishing, 2016.

Andianto Wirawan Abdullah, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Palar Kelaten.skipsi, FKIP UNY , Yogyakarta, 2015.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Rineka Cipta:

Jakarta, 2010.

Ganesa Bayu Putra, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (Qsh) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa”, skipsi, FKIP UIN Mataram, Mataram, 2019.

Fatmasari Tisha,“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan TKJ Kelas X SMK Muhadiyah 2 Jogjakarta” .skipsi, FKIP UNY, Yogyakarta, 2017.

Fitriyani, “ Pengaruh Peneran Metode Make A Match Terhadap Hasil Belajar Kelas V Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Daarul Aitam Palembang” . skipsi, FKIP UIN Raden Fatah, Palembang, 2017.

Firdaus, dkk, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe Mencari Pasangan Terhadap Hasil Belajar SiswaPada Mata Pelajaran Biologi Kelas Viii Di Mts ‘AisyiyahPalembang”, Bioilmi, Vol. 1, Nomer 1, Agustus 2015.

Halidayani, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Matri Kosakata Baku dan Tidak Baku di Kelas IV MIN 16 Aceh Besar”. skipsi, FKIP UIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh, 2018.

Ismi Zakiah, Hadi Kusmanto, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”, EduMa, Vol. 6, Nomer 1, Juli 2017.

Misbahuddin, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Matteri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Mts Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018”, skipsi, FKIP IAIN Tulungagung, Tulungagung, 2017).

Muhammad Afandi dkk., “ Model dan Metode Pembelajaran Disekolah, Semarang: Unissula Press, 2013.

Murdliah Dina, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Pehatian Siswa pada Pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat. skipsi, FTK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.

Nur Ayu Anisa, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Kopeasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/ 2017.skipsi, FTK UNY , Yogyakarta, 2015.

Dokumen terkait