• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

Ho = tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap hasil belajar matematika siswa.

H1 = terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap hasil belajar matematika siswa.

Adapun uji yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah:

Bila n1n2 dan varians homogen, maka rumus uji-t yang digunakan adalah polled varians dengan rumus:



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

s n s n

x t x

Untuk mengetahui harga t tabel digunakan derajat kebebasan (dk) = n1

+ n2– 2.

Keterangan:

t = uji t

x1= mean sampel kelompok eksperimen

x2= mean sampel kelompok kontrol S12 = varians kelompok eksperimen S22 = varians kelompok kontrol

n1 = banyaknya sampel kelompok eksperimen n2 = banyaknya sampel kelompok control kriteria pengujiannya adalah :

a) Jika thitungttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa.

b) Jika thitungttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian

Pada bagian hasil penelitian ini akan dipaparkan mengenai hasil belajar dan uji hipotesis penelitian.

1. Hasil Belajar

Setelah proses pembelajaran selesai peneliti memberikan posttest kepada kedua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan dari pemberian posttes dalam penelitian ini adalah Tujuan diberikannya posttest adalah untuk melihat hasil dari kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Adapun data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

No. kelas eksperimen kelas kontrol

1 Rata-rata 77,2 66,9

2 Nilai tertinggi 94 85

3 Nilai terendah 66 50

4 Varians 68,72 125,91

5 Sd 8,29 11,22

Tabel 4.1 menjelaskan nilai tertinggi yang diperoleh dari hasil pemberian soal posttest adalah 94, sedangkan nilai terendah yang diperoleh dare pemberian soal posttes adalah 66. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 77,2, nilai varians sebesar 68,72dan standar deviasi sebesar 8,29. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh dari hasil pemberian posttest adalah 85, sedangkan nilai terendah yang diperoleh dari pemberian soal posttes adalah 55. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,9, nilai varians sebesar 125,91 dan standar deviasi sebesar 11,22.

2. Uji hipotesis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Sebelum peneliti melakukan uji hipotesis peneliti akan melakukan uji prasyarat untuk postest,dan penganalisisan datanya menggunakan perhitungan manual yaitu:

a. Uji prasyarat

Pada bagian uji prasyarat ini adapun yang akan diibahas antara lain uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji normalitas

Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari lapangan berdistribusi normal atau tidak.

Adapun hasil data yang diuji normalitas yakni data posttest kelas ekspuerimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.1

Uji Normalitas Post Test Menggunakan Rumus Lilifors Karakteristik Kelas A Kelas B Keputusan

uji

Kesimpulan

Lo 0,19 0,12

Lobs Ltabel

Berdistribusi normal

Ltabel 0,22 0,23

Taraf signifikan (�)

5%

Berdasarkan tabel di atas uji normalitas pada kelas A diperoleh Lo= 0,19 dan nilai Ltabel = 0,22 pada taraf signifikan 5%. Karena Lo Ltabel

maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Adapun uji normalitas pada kelas B diperoleh Lo= 0,12 dan nilai Ltabel = 0,23 pada taraf signifikan 5%. Karena Lo Ltabel maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan dua sampel homogen atau tidak dengan uji F. Adapu tahapan untuk melakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:

a) terlebih dahulu kita harus mencari varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S2 =

) 1 (

) . ( ) (

. 2 2

 

n n

x f x

f

n i i

(1) varians kelas eksperimen S12 =

) 1 (

) . ( ) (

. 1 2 2

 

n n

x f x

f

n i

S2 =

) 1 15 ( 15

1340964 )

90360 )(

15 (

 =

210

1340964 1355400

= 210 14436

= 68,74

(2) varians kelas kontrol S22 =

) 1 (

) . ( ) (

. 2 2 2

 

n n

x f x

f

n i

S2 =

) 12 ( 13

756900 )

59734 )(

13

(  =

156 756900 776542

= 156 19642

= 125,91

b) menentukan varians terbesar dan terkecil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun varians terbesar dan terkecil dari kedua kelas tersebut adalah sebagai berikut:

Varians terbesar = 125,91 Varians terkecil = 68,74

c) menentukan

F

hitung dengan rumus sebagai berikut:

F

hitung =

=

78 , 68

91 ,

125

=

1,83

d) menentukan

F

tabe

F

tabel

= F

(α;n eksperimen-1;n kontrol-1) =

F

(0,05;13-1;15-1)

= F

(0,05;12;14) = 2,58

Kesimpulan : berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

F

hitung = 1,87 dan nilai

F

tabel dengan taraf signifikansi = 5% dan dk = 14 dan 12 di peroleh 2tabel = 2,58 sehingga

F

hitung <

F

tabel , ini berarti kedua varians homogen.

b. Uji hipotesis

berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan yakni, dimana hasil varians kedua kelas homogen dan jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontol berbeda (n1 ≠ n2), maka peneliti menggunakan rumus

poolend varian untuk melakukan uji t-test.

pengujian hipotesis menggunakan data posttest untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar siswa.

Adapun analisis statistik untuk data posttest hasil belajar siswa dengan menggunakan uji t-test poolend varian adalah sebagai berikut:

Menentukan nilai dari thitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

s n s n

x thitung x

Diketahui: 1

x = 77,2 dengan n = 15 1

2

x = 66,9 dengan n = 13 2 68,74

2

1

S

125,91

2

2

S

Maka :



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

s n s n

x thitung x



 

 

 

 

13 1 15

1 2

13 15

125,91 ) 1 13 ( 74 , 168 ) 1 15 (

9 , 66 2 , 77

hitung

t

78 , 2

70 , 3

28 , 10 66 , 13

28 , 10

) 14 , 0 26 (

92 , 1510 36

, 962

28 , 10

 

hitung hitung hitung

t t t

Menentukan nilai dari ttabel dengan α = 0,05 dan dk = 15 + 13 – 2 = 26 Sehingga ttabel =

t

(0,05;26) = 1,706

Berdasarkan hasil analisis uji t-test pooled varian menunjukkan bahwa

t

hitung yang diperoleh untuk data posttest hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 2,78,

t

hitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai

t

tabel =

t

(0,05;26) = 1,706

Dengan ketentuan jika

t

hitung <

t

tabel maka hipotesis H1 ditolak dan H0

diterima dan jika

t

hitung >

t

tabel maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak dengan taraf signifikan (α) 5%. Keputusan, karna

t

hitung >

t

tabel maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak, dan itu artinya model pembelajaran kooperatif make a match mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan disekolah SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait tepatnya kelas VIIIA yang jumlahnya 15 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB yang jumlahnya 13 siswa sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini, kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajaran, dimana kelas eksperimen diajarkan degan menggunakan model pembelajaran make a mach, sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran biasa (konvensional). Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tekhnik observasi dan tes. Tes yang

digunakan telah dilakukan validasi dibeberapa dosen tadris matematika. Soal yang diberikan berupa soal posttest yang jumlahnya 10 soal yang terdiri dari 6 soal pilihan ganda dan 4 soal uraian.

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil posttest kedua kelas, dimana hasil rata-rata posttest pada kelas eksperimen 77,2, sedangkan rata-rata hasil posttest kelas kontrol 66,9. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran make a match lebih berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran biasa (konvensional).

Selain itu, hasil uji hipotesis menggunakan uji-t pooled varians diperoleh nilai

t

hitung sebesar 2,78, sedangkan hasil dari

t

tabel dengan dk= n1+n2-2=15+13-2=26 dengan taraf signifikan 5% atau 0,05 adalah 1,703. Karena

t

hitung=2,78 >

t

tabel=1,703 sehingga H1 dalam penelitian ini diterima dan H0 ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match terhadap hasil belajar siswa.

Berasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa pada kenyataannya penerapan model pembelajaran make a match berpengaruh dan memberikan kontribusi berhadap hasil belajar matematika siswa. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match dapat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, hal ini sesuai dengan tujuan dari model pembelajaran make a match yang dikemukakan oleh Fachrudin dalam jurnal Ade bahwa model pembelajaran make a match untuk melatih

peserta didik untuk lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materipokok.31

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan dalam penelitian ini seperti keterbatasan waktu penelitian dikarnakan sekolah akan mengadakan UAS smester genap sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti terlalu lama melakukan penelitian, kemudian keterbatasan peneliti dalam mendesain kartu pertanyaan dan jawaban yang masih kurang maksimal dan kreatif.

31 Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membedakan Jenis-Jenis Adaptasi”, Wahana Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017, hlm. 2

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMPI NW Nabi’ Nubu’ Kekait dan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan data maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPI NW Nabi’

Nubu’ Kekait.

B. Saran

berdasarkan penelitian ini,adapun saran yang dapat peneliti berikan yaitu:

Bagi guru “ Guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dalam hal ini peneliti menyarankan untuk

menerapkan salah satu model pembelajaran yang sudah terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa yakni model pembelajaran make a match.”

DAFTAR PUSTAKA

Ade Ipin Supriatin, “Penggunaan Kartu Make A Match untukMeningkatkan Kemampuan Siswa dalam MembedakanJenis-Jenis Adaptasi”, Wahana Pendidikan, Vol. 4, Nomer 2, Agustus 2017.

Alfira Mulya Astuti , Statistika Penelitian, Mataram: Insan Madani Publishing, 2016.

Andianto Wirawan Abdullah, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Palar Kelaten.skipsi, FKIP UNY , Yogyakarta, 2015.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Rineka Cipta:

Jakarta, 2010.

Ganesa Bayu Putra, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (Qsh) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa”, skipsi, FKIP UIN Mataram, Mataram, 2019.

Fatmasari Tisha,“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan TKJ Kelas X SMK Muhadiyah 2 Jogjakarta” .skipsi, FKIP UNY, Yogyakarta, 2017.

Fitriyani, “ Pengaruh Peneran Metode Make A Match Terhadap Hasil Belajar Kelas V Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Daarul Aitam Palembang” . skipsi, FKIP UIN Raden Fatah, Palembang, 2017.

Firdaus, dkk, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe Mencari Pasangan Terhadap Hasil Belajar SiswaPada Mata Pelajaran Biologi Kelas Viii Di Mts ‘AisyiyahPalembang”, Bioilmi, Vol. 1, Nomer 1, Agustus 2015.

Halidayani, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Matri Kosakata Baku dan Tidak Baku di Kelas IV MIN 16 Aceh Besar”. skipsi, FKIP UIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh, 2018.

Ismi Zakiah, Hadi Kusmanto, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”, EduMa, Vol. 6, Nomer 1, Juli 2017.

Misbahuddin, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Matteri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Mts Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018”, skipsi, FKIP IAIN Tulungagung, Tulungagung, 2017).

Muhammad Afandi dkk., “ Model dan Metode Pembelajaran Disekolah, Semarang: Unissula Press, 2013.

Murdliah Dina, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Pehatian Siswa pada Pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat. skipsi, FTK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.

Nur Ayu Anisa, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Kopeasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/ 2017.skipsi, FTK UNY , Yogyakarta, 2015.

Nurina Anggun Ratnaningtyas dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Matchdengan Metode Tugas Yang Disertai Resitasi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasilbelajar Siswa Pokok Bahasan Programlinier Kelas X Broadcasting Smk Negeri 1 Jember Tahunajaran 2012/2013”, Kadikma, Vol. 5, Nomor. 1, April 2014.

Suparni Nurul, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri 1 Metro Timur”.

skripsi, FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2017.

Suprijino Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

Wena Made, Strategi Pembelajaran Inovativ Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,

LAMPIRAN- LAMPIRAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VIII / 2

Nama Guru : ...

NIP/NIK : ...

Sekolah : SMPI NW NABI’ NUBU’

Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua)

GEOMETRI DAN PENGUKURAN

Standar Kompetensi :4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya Kompetensi

Dasar

Materi Pembelajara

n

Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen

4.1 Menentu kan unsur dan bagian- bagian lingkaran

Lingkaran Mendiskusikan unsur- unsur dan bagian- bagian lingkaran dengan menggunakan model

Menyebutkan unsur- unsur dan bagian- bagian lingkaran : pusat lingkaran, jari- jari, diameter, busur, talibusur, juring dan tembereng.

Tes tulis Pilihan ganda

Disebut apakah ruas garis CD?

2x40mnt Buku teks, lingkaran, dan lingkungan

4.2

Menghitun g keliling dan luas

Lingkaran Menyimpulkan nilai phi dengan menggunakan benda yang berbentuk lingkaran.

Menemukan nilai phi Unjuk kerja

Tes uji petik kerja

Ukurlah keliling (K) sebuah benda berbentuk lingkaran dan juga diameternya (d).

2x40mnt

D C

Dasar

n Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

lingkaran

Berapakah nilai ? d k

Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran dengan menggunakan alat peraga

Menentukan rumus keliling dan luas lingkaran

Tes lisan Daftar Pertanyaa

n

Sebutkan rumus keliling lingkaran yang berjari-jari p.

Sebutkan rumus luas lingkaran yang berjari-jari q.

4x40mnt

Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam pemecahan masalah.

Menghitung keliling dan luas lingkaran.

Tes tertulis

Uraian Hitunglah luas lingkaran jika ukuran jari-jarinya 14 cm.

4x40mnt

4.3 Mengguna- kan hu- bungan su- dut pusat, panjang busur, luas juring da- lam peme- cahan masalah.

Lingkaran Mengamati hubungan sudut pusat dan sudut keliling yang

menghadap busur yang sama

Menjelaskan

hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama

Tes tertulis

Isian singkat

Jika sudut A adalah sudut pusat dan sudut B adalah sudut keliling, sebutkan hubungan antara sudut A dan sudut B jika kedua sudut itu menghadap busur yang sama.

2x40mnt

Menghitung besar sudut keliling jika menghadap

Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter

Tes lisan Daftar Pertanyaa

Berapa besar sudut keliling jika menghadap diameter

2x40mnt

Dasar Pembelajara n

Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

diameter atau busur yang sama.

dan busur yang sama. n lingkaran?

Menghitung panjang busur, luas juring dan tembereng.

Menentukan panjang busur, luas juring dan luas tembereng.

Tes tertulis

Uraian Di dalam lingkaran dengan jari-jari 12 cm, terdapat sudut pusat yang besarnya 900 Hitunglah: a. Panjang busur kecil

b. luas juring kecil

4x40mnt

Menemukan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah

Tes tertulis

Uraian Seorang anak harus minum tablet yang berbentuk lingkaran. Jika anak tersebut harus minum 1/3 tablet itu dan ternyata jari-jari tablet 0,7 cm.

Berapakah luas tablet yang diminum?

4x40mnt

4.4

Menghitun g panjang garis

Lingkaran Mengamati sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik

Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.

Tes tertulis

Uraian Perhatikan gambar! 2x40mnt

Q O

P

Dasar

n Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

singgung persekutua n dua lingkaran

pusat.

Berapakah besar sudut P?

Jelaskan!

Mencermati garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran

Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan

persekutuan luar dua lingkaran.

Tes tertulis

Isian singkat

Perhatikan gambar!

Disebut apakah:a) garis AB?

b) garis KL?

2x40mnt

Menghitung panjang garis singgung

persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran

Menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar

Tes tertulis

Uraian Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing 7cm dan 1cm.

Jika jarak antara titik pusatnya 10cm, berapakah panjang garis singgung:

a)persekutuan dalam

4x40mnt

Q

P

A B

K

L

Dasar Pembelajara n

Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

b)persekutuan luar

4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga

Lingkaran Menggunakan jangka dan penggaris untuk melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga

Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga

Tes tertulis

Uraian Dengan menggunakan jangka dan penggaris, lukislah lingkaran:

a) dalam suatu segitiga b)luar suatu segitiga

4x40mnt

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Kepala SMPI NW Nabi’ Nubu’

( ...

)

NIP/NIK :…………..……….

Guru Mapel Matematika.

( ...

)

NIP/NIK :…….……….

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (PRR)

Sekolah : SMPI NW NABI’ NUBU’

Mata pelajaran : Matematika

Kelas : VIII.A

Semester : II (dua) Tahun ajaran : 2018 / 2019

Alokasi waktu : 2 × 40 ( satu pertemuan ) Model / metode : kooperatif / make a match

Standar Kompensi

1. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya Kompetensi Dasar

1.1Menentukan unsure dan bagian- bagian lingkaran 1.2Menghitung keliling dan luas lingkaran

Indikator pencapaian

1. Menyebutkan unsur- unsur dan bagian lingkaran : pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring, tembereng dan apotema

2. Menentukan rumus dan keliling lingkaran 3. Menghitung keliling dan luas lingkaran Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat Menyebutkan unsur- unsur dan bagian lingkaran : pusat

lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring, tembereng dan apotema 2. Siswa dapat Menentukan rumus dan keliling lingkaran

3. Siswa dapat menghitung keliling dan luas lingkaran

Materi Pokok Lingkaran

1) Pengertian lingkaran

Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang membentuk lengkungan tertutup, dimana titik-titik pada lengkungan tersebut berjarak sama terhadap suatu titik tertentu.

2) Unsur – unsur lingkaran

Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur sebuah lingkaran diantaranya titik pusat, diameter, jari-jari, busur, tali busur , tembereng, juring dan apotema. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

a. Titik pusat

Titik pusat adalah titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran. Pada gambar diatas titik O merupakan titik pusat lingkaran.

b. Diameter

Diameter lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Pada gambar diatas garis AB pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran tersebut c. Jari-jari

Jari- jari lingkaran adalah Garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran. Pada gambar diatas garis OA, OB dan OD adalah jari-jari dari lingkaran tersebut

d. Busur

Busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan tersebut. Pada gambar lingkaran diatas yang mertupakan busur adalah garis lengkung AC, garis lengkung CB, garis lengkung BD dan garis lengkung DA.

e. Tali busur

Tali busur lingkaran adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran dan tidak melalui titik pusat lingkaran. Pada gambar lingkaran diatas yang merupakan tali busur lingkaran adalah garis lurus AC dan garis lurus BD yang tidak melalui titik pusat pada lingkaran diatas.

f. Juring

Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapitoleh kedua jari- jari lingkaran terebut. Pada gambar lingkaran diatas juring lingkaran

ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh jari- jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.

g. Tembereng

Tembereng lingkaran adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur. Pada gambar diatas tembereng ditunjukkan oleh daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC dan tali busur AC.

h. Apotema

Apotema lingkaran adalah garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Pada gambar lingkaran diatas yang merupakan apotema ditunjukan oleh garis OE dan OF.

3) Keliling dan Luas Lingkaran a. Keliling

Keliling lingkaran adalah panjang lengkungan pembentuk lingkaran tersebut.

Keliling lingkaran dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Dengan K : Keliling lingkaran

 : 3, 14 atau 7 22

d :Diameter lingkaran

Oleh karena panjang diameter adalah dua kali panjang jari- jari (r) sehingga,

K = 2r K = .d

b. Luas lingkaran

Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran.

Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus

Dengan : L : luas lingkaran

 : 3, 14 atau 7 22

r : jari- jari lingkaran Kegiatan Pembelajaran

Waktu Metode pembelajaran/ aktivitas guru

Aktivitas siswa

5 menit Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengecek kesiapan siswa

sebelum memulai pembelajaran 3. Guru menyampaikan indikator

pencapaian kompetensi

 Siswa menjawab salam

 Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru

 Siswa mendengan guru

60 menit Kegiatan inti

1) Guru memberikan materi kepada siswa

2) guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, dimana

 Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru

 Siswa berpartisipasi aktif dalam penerapan model L = r2

kelompok pertama sebagai pemegang kartu pertanyaan dan kelompok kedua sebagai

pemegang kartu jawaban dan setiap siswa memegang satu buah kartu

3) Guru mengatur posisi siswa dengan posisi saling berhadapan (kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua) 4) Guru menginstruksikan kepada

siswa bahwa mereka harus mencari/ mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain, guru

memberiakan batas waktu maksimum untuk mencari pasangan mereka dan jika mereka menemukan pasangan yang tepat sebelum batas waktu yang ditentukan akan

mendapatkan point 5) guru membunyikan peluit

pembelajaran make a match

sebagai tanda agar kelompok pertama dan kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pertanyaan-jawaban yang cocok.

6) jika mereka sudah menemukan pasangan, guru meminta mereka untuk melaporkan diri, kemudian peluit ditiup lagi sebagai tanda mereka berhenti mencari pasangan bagi yang belum menemukan.

7) Guru meminta siswa yang tidak mendapatkan pasangan

memberikn tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

8) Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan tersebut 9) Setelah satu babak kartu dikocok

lagi agar setiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda

Dokumen terkait