• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan susut hasil meliputi susut fisik, susut mutu dan susut finansial dengan mengacu pada rumus perhitungan metode load tracking. Susut hasil merupakan keseluruhan nilai kerugian pasca panen hasil perikanan akibat terjadinya kerusakan fisik dan kemunduran mutu yang terjadi mulai saat ikan ditangkap sampai ke tangan konsumen (Ward & Jeffries., 2000).

3.5.1 Susut fisik

Penyusutan fisik pada hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) diamati pada saat di atas kapal sampai pembongkaran ikan di pembongkaran (PPS) Kendari. Kerusakan fisik ikan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 kerusakan fisik pada ikan

Gambar 12 menunjukan ikan yang rusak akibat di makan ikan yang besar dan terkena jaring pada saat pengangkatan ikan dari jaring ke dalam palka. Susut fisik pada saat pengamatan ditemukan susut fisik karena ikan tangkapan rusak akibat jaring pada saat pengangkatan ikan di atas kapal. Selain kerusakan ikan di karenakan jaring, kerusakan ikan juga dikarenakan tertumpukan es. Susut fisik dapat terjadi karena terkena serangga, dimakan hewan lain, kelebihan pasokan dan tidak ada pembeli sehingga ikan di buang, pencurian (Ward & Jeffries., 2000).

Hasil perhitungan susut fisik ikan cakalang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil perhitungan susut fisik ikan cakalang Pengamatan Hasil

tangkapan (kg)

Ikan yang rusak I

(kg)

Harga mutu I (Rp)

Nilai susut fisik(Rp)

Susut fisik (%)

Trip 1 2.125 28 20.000 560.000 1,32

Trip 2 1.860 24 20.000 480.000 1,29

Trip 3 2.650 42 20.000 840.000 1,58

Trip 4 2.430 30 20.000 600.000 1,23

Trip 5 2.585 36 20.000 720.000 1,39

Rata-rata 640.000 1,36

Dari Tabel 8 diketahui bahwa Presentasi susut fisik yang terjadi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari pada ikan cakalang dengan rata-rata 1,36%

dan nilai susut Rp 640.000. Terjadi susut fisik selama proses penanganan dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapannya, jumlah ikan yang diambil. Menurut susut fisik adalah kerugian yang menyebabkan ikan dibuang (rusak) sehingga terjadi penurunan total hasil tangkapan, misalnya pembusukan atau kerusakan (Sayuti et al., 2022). Perhitungan susut fisik ikan cakalang dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.5.2 Susut mutu

Susut mutu merupakan nilai kerugian akibat terjadinya kerusakan atau kemunduran mutu, susut mutu merupakan perbedaan antara ikan (mutu baik) dengan nilai ikan setelah mengalami penurunan mutu dan dijual dengan harga

22

murah. Ikan yang bagus dapat dikatakan (mutu I) dengan harga sedangkan ikan yang rusak dan ikan yang mengalami kemunduran mutu dapat dikatakan (mutu II).

Susut mutu ikan cakalang yang biasa diterima di tempat pembongkaran dan pengepul mempunyai harga tergantung kualitas mutu ikan, untuk ikan yang masih segar dan bagus mutunya dijual dengan harga (Rp 20.000). untuk ikan yang perutnya sudah lembek dan matanya sudah merah mutunya dijual dengan harga (Rp 15.000). Adapun faktor yang mempengaruhu harga jual ikan adalah mutunya.

Ikan yang bermutunya jelek biasanya dijual di pengepul sedangkan mutu yang masih segar dan bagus biasanya dijual di perusahaan terdekat. Perhitungan jumlah hasil tangkapan yang mengalami kemunduran mutu yang dilakukan di kapal purse seine yang melakukan proses pembongkaran di Pelabuhan Perikanan Samudera. Hasil perhitungan susut mutu dari kapal yang diamati dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil perhitungan susut mutu ikan cakalang

Pengamatan Hasil tangkapan

(kg)

Mutu I (kg)

Mutu II (kg)

Pendapatan seharusnya

(Rp)

Pendapatan Mutu I (Rp)

Pendapatan Mutu II (Rp)

Nilai Susut

Mutu (Rp)

Susut Mutu (%) Trip 1 2.125 2.080 45 42.500.000 41.600.000 675.000 225.000 0,53 Trip 2 1.860 1.822 38 37.200.000 36.440.000 570.000 190.000 0,51 Trip 3 2.650 2.565 85 53.000.000 51.300.000 1.275.000 425.000 0,80 Trip 4 2.430 2.380 50 48.600.000 47.600.000 750.000 250.000 0,51 Trip 5 2.585 2.517 68 51.700.000 50.340.000 1.020.000 340.000 0,66

Rata-rata 286.000 0,60

Data Tabel 9 menunjukan bahwa hasil presentasi susut mutu yang terjadi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari pada ikan cakalang yang diamati pada saat pembongkaran dengan nilai rata-rata yaitu nilai susut mutu Rp 286.000 dan susut mutu sebesar 0,60% yang terjadi akibat penyimpanan yang diterapkan.

Susut mutu dapat disebabkan oleh beberapa alasan, misalnya penumpukan ikan yang menyebabkan ikan terjepit, kehilangan nilai mutu (Ward & Jeffries., 2000).

Perhitungan susut mutu dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.5.3 Susut finansial

Susut finansil (Finansial Losses) dilakukan setelah mengetahui susut total baik susut fisik maupun susut mutu mulai dari ikan ditangkap sampai proses pembongkaran di pelabuhan. Susut finansial dilakukan untuk menunjukan berapa kerugian nelayan akibat terjadinya kerusakan atau kemunduran mutu ikan. Harga ikan sangat mempengaruhi oleh mutu ikan. Hilangnya kualitas ikan mengacu pada ikan yang telah mengalami perubahan karena pembusukan atau kerusakan ikan dan telah mengalami penurunan mutu pada ikan. Ikan seperti itu dijual dengan harg yang lebih rendah dari yang seharusnya di capai jika ikan berkualitas baik (Getu et al., 2015). Hasil perhitungan susut finansial ikan cakalang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil perhitungan susut finansial ikan cakalang Pengamatan Nilai

susut fisik (Rp)

Nilai Susut

mutu (Rp)

Pendapatan seharusnya

(Rp)

Nilai susut total (Rp)

susut total

(%) Trip 1 560.000 225.000 42.500.000 785.000 1,85 Trip 2 480.000 190.000 37.200.000 670.000 1,80 Trip 3 840.000 425.000 53.000.000 1.265.000 2,39 Trip 4 600.000 250.000 48.600.000 850.000 1,75 Trip 5 720.000 340.000 51.700.000 1.060.000 2,05

Rata- rata 640.000 286.000 926.000 1,97

Data Tabel 10 menunjukan bahwa hasil presentasi susut finansial yang terjadi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari pada ikan cakalang yang diamati pada saat pembongkaran dengan nilai rata-rata yaitu nilai susut total 926.000 sedangkan susut total sebesar 1,97%. Angka total loss berdasarkan hasil pengamatan dipengaruhi oleh susut mutu dan susut fisik. Hasil pendapatan dari nelayan akan menurun jika penanganan tidak dilakukan dengan baik dan benar selama proses penaikan ikan di atas kapal sampai pembongkaran dan penimbangan, serta melakukan pengawasan agar tidak banyak ikan yang mengalami kemunduran mutu sehingga kerugian pemilik kapal tidak terlalu besar.

Penyusutan dapat saja terjadi pada saat penangkapan, dimana ikan terjatuh dari jaring dan kembali ke laut, penanganan yang menyebabkan luka memar pada ikan. Pada saat pendaratan tidak menggunakan es sehingga ikan menjadi rusak, dalam pengolahan terjadi serangan serangga, transportasi yang lama sehingga terjadi keterlambatan bahan baku (Ward & Jeffries., 2000). Perhitungan susut mutu dapat dilihat pada Lampiran 5.

Dokumen terkait