BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Pengaruh Agen Anestesi Lain Terhadap Hitung Jenis Leukosit … 19
Penelitian Kim dkk tentang perbedaan respon leukosit selama insisi pada pembedahan abdomen atas dengan epidural dibandingkan dengan general anestesi didapatkan kenaikan hitung leukosit pada kelompok general anestesi saat 5 menit setelah insisi kulit dan insisi peritonium. Distribusi subset leukosit juga berbeda antara kedua kelompok. Pada kelompok general anestesi terjadi penurunan neutrofil dan kenaikan limfosit (Kim et al, 2006). Anestesi epidural juga
commit to user
20 berpengaruh terhadap limfosit,fungsi sistem imun pada pasien bedah tulang belakang (Volk et al, 2004).
Efek pemberian ketorolak preoperatif terhadap respon leukosit pada bedah laparoskopi untuk endometriosis dibandingkan dengan kelompok kontrol meskipun sama-sama terjadi kenaikan leukosit dan neutrofil, juga penurunan limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil tetapi pada kelompok ketorolak memperlihatkan pemulihan yang lebih efektif (Hong, 2005).
Populasi leukosit: monosit, limfosit dan neutrofil memainkan peranan yang penting dalam respon inflamasi sistemik terhadap infeksi berat, luka, politrauma dan syok. Hitung jenis leukosit mudah dalam penghitungannya, tersedia dan mudah sebagai parameter yang bisa digunakan untuk menilai indeks berat tidaknya respon imun sepsis (inflamasi sistemik)(Zahorec, 2001).
Pada penelitian yang dilakukan Shibakawa dkk yang membandingkan efek ketamin dan propofol terhadap respon inflamasi pada kultur sel glial sel primer yang distimulasi dengan lipoolisakarida didapatkan ketamin menghambat respon inflamasi pada astrositoma dan sel mikroglia dengan LPS tanpa menyebabkan perubahan besar pengeluaran nitric oxide. Sedangkan propofol tidak mempunyai pengaruh terhadap produksi nitric oxide atau TNF-α dari sel glia yang distimulasi LPS (Shibakawa et al, 2005).
commit to user
21 2.8 Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Keterangan :
Propofol dan ketamin yang merupakan obat-obatan induksi anestesi dapat mempengaruhi leukosit dan subsetnya baik fungsi maupun jumlahnya.
2.9 Hipotesis
Ada perbedaan pengaruh induksi antara propofol dengan ketamin terhadap hitung jenis leukosit.
Operasi
Anestesi Pembedahan
Ketamin Propofol
· Apoptosis sel-sel imun terlindung.
· Jumlah leukosit meningkat.
· Jumlah basofil meningkat
· Fungsi neutrofil dihambat.
· Mitosis neutrofil dihambat.
· Inflamasi sistemik menurun.
· Fungsi neutrofil ditekan.
· Respiratory burst berkurang.
· Penempelan neutrofil ke endotel pembuluh darah dihambat.
· Eosinofil tidak terpengaruh.
· Respon inflamasi berkurang.
Hitung Jenis Leukosit Induksi
Hitung Jenis Leukosit
commit to user
22 B A B III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis dengan Randomized Control Trial Double Blind membandingkan perbedaan pengaruh induksi dengan propofol dan ketamin terhadap hitung jenis leukosit.
Gambar 3.1 Desain penelitian 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi edah Pusat Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan Desember 2011 sampai dengan Januari 2012.
Target populasi Kriteria inklusi/eksklusi
Inform consent Populasi terpilih randomisasi
Perlakuan 1 Perlakuan 2
Hitung jenis leukosit Hitung jenis leukosit
commit to user
23 3.3 Populasi
Populasi yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani pembedahan elektif dalam anestesi umum dengan status fisik ASA I dan II di Instalasi Bedah Pusat RSUD dr. Moewardi dalam kurun waktu Desember 2011 sampai dengan Januari 2012.
3.4 Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus :
2
Dengan menggunakan rumus aplikasi open epi dengan berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shibakawa et al tentang efek ketamin dan propofol terhadap respon inflamasi pada kultur sel glial primer yang distimulasi dengan lipopolisakarida didapatkan mean jumlah sel-sel yang viabel grup propofol 0,33 dengan SD 0,14 dan grup ketamin 0,47 dengan SD 0,14 dengan interval kepercayaan 95% dan kekuatan 80% (Shibakawa et al, 2005).
Dari rumus di atas didapatkan besar ukuran sampel masing-masing grup adalah 16.
Kriteria inklusi :
- Jenis kelamin laki-laki dan perempuan menjalani operasi elektif dengan anestesi umum.
- Umur 17-65 tahun.
- Status fisik ASA I dan II
- Hasil pemeriksaan darah rutin dalam batas normal.
commit to user
24 - Penderita yang bersedia diikutsertakan dalam penelitian.
Kriteria eksklusi :
- Penderita dengan penyakit infeksi.
- Pasien dengan tranfusi darah sebelum dan selama induksi sampai irisan kulit.
- Perdarahan lebih dari 15% EBV pasien.
- Pasien alergi terhadap propofol dan ketamin.
- Pasien yang menolak.
3.5 Identifikasi Variabel Penelitian Variable tergantung :
- hitung jenis leukosit.
Variable bebas :
- Propofol dosis induksi.
- Ketamin dosis induksi.
3.6 Definisi Operasional Variabel - Propofol dosis induksi
adalah propofol dosis 1,5-2,5mg/kgBB intravena.
Alat ukur : dengan menggunakan spuit 10 mg/ml.
Skala pengukuran : ordinal.
- Ketamin dosis induksi
adalah ketamin dosis 1-2 mg/kgBB intravena.
alat ukur : dengan menggunakan spuilt 10mg/ml.
commit to user
25 - Hitung jenis leukosit
Adalah jumlah leukosit dan subsetnya (lekosit, monosit, neutrofil, eosinofil dan basofil).
Alat untuk mengukur : ADVIA 120, produksi Bayer Heath Care, metode flow cytometry.
3.7 Cara Pengukuran Variabel
- Propofol diukur menggunakan spuit 10 ml, dimana setiap ml mengandung 10mg propofol.
Skala pengukuran : ordinal
- Ketamin diukur menggunakan spuit 10 ml, dimana setiap ml mengandung 10mg ketamin.
Skala pengukuran : ordinal
- Hitung jenis leukosit diukur dengan menggunakan alat ADVIA 120, produksi Bayer Heath Care, metode flow cytometry.
Nilai rujukan normal Hitung Jenis Leukosit di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Moewardi Surakarta adalah :
· Eosinofil : 0,00-4,00%
· Basofil : 0,00-2,00%
· Neutrofil : 55,00-80,00%
· Limfosit : 22,00-44,00%
· Monosit : 0,00-7,00%
commit to user
26 3.8 Perijinan Penelitian
Ethical clearance
Mendapatkan ijin melakukan penelitian setelah pengkajian oleh tim komite medis Rumah sakit Umum Daerah DR. Moewardi Surakarta dengan prinsip tidak melanggar etika praktek kedokteran dan tidak bertentangan dengan Etika Penelitian pada Manusia.
Ijin Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas persetujuan pasien atau keluarga terhadap informed consent yang diajukan peneliti, setelah sebelumnya mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut.
commit to user
27 3.9 Alur Penelitian
Gambar 3.2 Alur Penelitian T1 : hitung jenis leukosit sebelum induksi (base line).
T2 : hitung jenis leukosit setelah intubasi.
T3 : hitung jenis leukosit setelah insisi.
3.10 Jalannya Penelitian
- Penelitian dilaksanakan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta setelah mendapatkan persetujuan komite etik. Tata cara dilakukan sebagai berikut :
Kriteria inklusi
Induksi : Propofol 2 mg/kg Pasien rencana pembedahan
dengan anestesi umum
Randomisasi Premedikasi:
Midazolam 0,05 mg/kg Fentanyl 1 µg/kg Ondansentron 0,1 mg/kg Induksi :
Ketamin 1 mg/kg
Sevoflurane 1-2 vol%
O2 : N2O = 2 : 2 Atracurium 0,5 mg/kg Kriteria eksklusi
T1
T2 T3 Analisa data
commit to user
28 - Pasien ASA I dan II yang tiba di kamar operasi yang dijadwalkan untuk
dilakukan operasi dengan anestesi umum dilakukan monitoring standar.
- Dilakukan identifikasi identitas (nama, jenis kelamin, umur), berat badan, status fisik (ASA), dan monitoring vital sign (tekanan darah, nadi, suhu).
- Dilakukan randomisasi untuk menentukan pasien dimasukkan dalam kelompok propofol atau kelompok ketamin.
- Diambil sampel ke I darah vena sebanyak 2,5-3 mL dan dimasukkan ke dalam tabung Vacutainer, dikocok perlahan.
- Disuntikkan midazolam 0,05 mg/kg intravena dan ondansentron 0,1/kg mg intravena untuk premedikasi pada kedua kelompok.
- Kemudian untuk kelompok propofol diberikan propofol 2 mg/kg intravena, sedangkan untuk kelompok ketamin diberikan ketamin 1 mg/kg intravena.
- Dilanjutkan induksi dengan sevofluran 1-2 vol%, O2:N2O=2:2, fasilitasi intubasi dengan atracurium 0,5 mg/kg.
- Setelah intubasi diambil sampel ke II darah vena sebanyak 2,5-3 mL dan dimasukkan ke dalam tabung Vacutainer, dikocok perlahan.
- 60 menit setelah insisi kulit diambil sampel ke III darah vena sebanyak 2,5-3 mL dan dimasukkan ke dalam tabung Vacutainer, dikocok perlahan.
- Ketiga sampel darah kemudian dibawa ke laboratorium patologi Klinik RSUD Dr. Moewardi untuk diolah.
commit to user
29 3.11 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan : a. Monitor vital sign otomatis.
b. Mesin anestesi.
c. Spuilt 10 cc.
d. Spuilt 3 cc.
e. Propofol 10 mg/mL.
f. Ketamin 10 mg/mL.
g. Midazolam 1 mg/mL.
h. Ondansentron 2 mg/mL.
i. Atracurium 10 mg/mL.
j. Tabung Vacutainer tutup warna ungu.
k. Mesin analisa darah ADVIA 120 produksi Bayer Health Care.
3.12 Pengolahan Data
Data yang didapatkan dilakukan analisis dengan program SPSS Statistic 17.0 . Data demografi dan hasil penelitian dinilai apakah distribusinya normal atau tidak. Dilakukan Uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel 32.
Untuk menilai perbedaan jenis kelamin antara kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square Test. Untuk menguji data dasar umur, berat badan, tekanan darah, nadi, saturasi, dan suhu dilakukan dengan Independent Samples Test apabila distribusi data normal. Bila distribusi data tidak normal maka digunakan Uji Mann-Whitney U . Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
commit to user
30 masing-masing induksi terhadap hitung jenis leukosit dilakukan dengan Two- Related Samples Test yaitu digunakan tipe Uji Wilcoxon. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan masing-masing induksi terhadap leukosit dan hitung jenisnya dilakukan dengan Independent Samples Test bila distribusi data normal. Bila distribusi data tidak normal maka digunakan Uji Mann-Whitney U.
3.13 Jadwal Kegiatan dan Organisasi Penelitian
Bulan November 2011 – Februari 2012
KEGIATAN WAKTU
Desember Januari Februari Perijinan
Pelaksanaan penelitian Pengolahan data
Penyusunan laporan penelitian
commit to user
31 B A B IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini mulai dilakukan mulai Desember 2012 dengan sampel 32 orang pasien IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUD Dr. Moewardi. Pasien yang memenuhi syarat sebagai syarat dilakukan randomisasi kemudian dibedakan menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok pertama mendapat perlakuan induksi dengan propofol. Kelompok kedua mendapat perlakuan induksi dengan ketamin.
Kedua kelompok kemudian diukur jumlah Leukosit dan Hitung Jenis Leukosit.
Selain hasil laboratorium di atas juga diamati dan dicatat perbedaan tekanan darah, nadi, saturasi, dan suhu badan. Data dianalisa dengan program SPSS Statistic 17.0. Untuk menilai perbedaan jenis kelamin antara kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square Test. Sebelumnya data demografi dan hasil penelitian dinilai apakah distribusinya normal atau tidak. Dilakukan Uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel 32.
Tabel 4.1. Uji normalitas data demografi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Umur 0.098 32 0.200* .935 32 0.054
berat_badan 0.179 32 0.011 .940 32 0.077
Systole 0.164 32 0.029 .913 32 0.014
Diastole 0.114 32 0.200* .953 32 0.170
Nadi 0.171 32 0.018 .923 32 0.024
commit to user
32
Saturasi 0.319 32 0.000 .766 32 0.000
Suhu 0.244 32 0.000 .869 32 0.001
Keterangan : jumlah sampel 32 sehingga yang digunakan adalah Uji Shapiro- Wilk. Bila p < 0,05 kesimpulannya distribusi tidak normal.
Tabel 4.2. Uji normalitas data hasil penelitian
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
E1 0.295 32 .000 .600 32 0.000
E2 0.288 32 .000 .605 32 0.000
E3 0.250 32 .000 .623 32 0.000
B1 0.250 32 .000 .669 32 0.000
B2 0.251 32 .000 .872 32 0.001
B3 0.183 32 .008 .810 32 0.000
N1 0.095 32 .200* .959 32 0.252
N2 0.072 32 .200* .978 32 0.729
N3 0.099 32 .200* .974 32 0.607
LI1 0.120 32 .200* .928 32 0.034
LI2 0.110 32 .200* .961 32 0.291
LI3 0.140 32 .115 .963 32 0.340
M1 0.244 32 .000 .684 32 0.000
M2 0.189 32 .005 .808 32 0.000
M3 0.254 32 .000 .739 32 0.000
LE1 0.109 32 .200* .967 32 0.413
LE2 0.146 32 .080 .967 32 0.423
LE3 0.085 32 .200* .977 32 0.714
Karena dari uji normalitas didapatkan distribusi data sebagian besar tidak merata maka untuk menguji data dasar umur, berat badan, tekanan darah, nadi, saturasi, dan suhu dilakukan dengan Uji Mann-Whitney U. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh masing-masing induksi terhadap hitung jenis leukosit
commit to user
33 dilakukan dengan Two-Related Samples Test yaitu digunakan tipe Uji Wilcoxon.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan masing-masing induksi terhadap leukosit dan hitung jenisnya dilakukan dengan Uji Mann-Whitney U.
4.1.1. Data Dasar Sampel Penelitian
Data dasar dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, berat badan, tekanan darah, nadi, saturasi, dan suhu sebelum dilakukan operasi.
Gambar 4.1 Gambar frekuensi jenis kelamin yang diikutkan dalam penelitian pada kedua kelompok.
Table 4.3 Jumlah dan persentase jenis kelamin kedua kelompok sampel
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
laki-laki 13 40.6
Perempuan 19 59.4
Total 32 100.0
commit to user
34 Dari tabel diatas didapatkan jumlah total sampel laki-laki adalah 13(40,6%) dan perempuan 19(59,4%). Untuk menguji apakah ada perbedaan secara statistik diuji dengan menggunakan uji Chi-Square Test.
Table 4.4 Analisa Jenis Kelamin dengan Chi-Square Test.
Variabel Propofol Ketamin Total
OR p
n(%) n(%) n(%)
Perempuan 52.6 47.4 100.0
1.3 0.7
Laki-laki 46.2 53.8 100.0
Dari tabel 4.1 didapatkan nilai p = 0,7 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna jumlah sampel jenis kelamin antara kelompok propofol dan kelompok ketamin.
Untuk menganalisa apakah ada perbedaan data demografi yaitu umur, berat badan, tekanan darah, nadi, saturasi, dan suhu antara kelompok Propofol dan Ketamin digunakan Uji Mann-Whitney U sehingga didapatkan nilai p, sedangkan untuk mendapatkan nilai mean, standard deviasi, dan t digunakan Compare Means dengan Independent-Sample T Test.
Tabel 4.5 Analisa Data Dasar Sampel Penelitian dengan Uji Mann-Whitney dan Independent-Sample T Test
Variabel
Propofol Ketamin
T P
N M SD N M SD
Umur 16 41.5 13.4 16 38.0 17.5 0.64 0.461 Berat badan 16 55.8 11.0 16 60.5 14.4 -1.05 0.437 Sistole 16 138.4 22.4 16 135.5 18.7 0.46 0.706 Diastole 16 81.8 9.8 16 83.2 14.3 -0.32 0.777
Nadi 16 72.0 6.8 16 71.8 7.3 0.08 0.939
Saturasi 16 99.4 0.7 16 99.2 1.0 0.82 0.534 Suhu 16 36.7 0.3 16 36.8 0.4 -0.54 0.457
commit to user
35 Dari tabel 4.2 analisa data dasar sampel penelitian didapatkan mean umur kelompok propofol 41,5 dengan SD 13,4. Mean umur kelompok ketamin 38,0 dengan SD 17,5 dengan nilai t 0,64 dan p = 0,461. Dari sini tidak didapatkan perbedaan yang signifikan variasi umur antara kedua kelompok perlakuan.
Mean berat badan kelompok propofol 55,8 dengan SD 11,0. Mean berat badan kelompok ketamin 60,5 dengan SD 14,4. Nilai t -1,05 dengan p = 0,437.
Tidak ada perbedaan yang signifikan berat badan antara kedua kelompok perlakuan.
Mean sistole kelompok propofol 138,4 dengan SD 22,4. Mean kelompok ketamin 135,5 dengan SD 18,7. Nilai t 0,46 dengan p = 0,706. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk sistole pada kedua kelompok perlakuan.
Mean diastole kelompok propofol 81,8 dengan SD 9,8. Mean kelompok ketamin 83,2 dengan SD 14,3. Nilai t -0,32 dengan p = 0,777. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk diastole pada kedua kelompok perlakuan.
Mean nadi kelompok propofol 72,0 dengan SD 6,8. Mean kelompok ketamin 71,8 dengan SD 7,3. Nilai t 0,08 dengan p = 0,939. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk nadi pada kedua kelompok perlakuan.
Mean saturasi kelompok propofol 99.4 dengan SD 0,7. Mean kelompok ketamin 99,2 dengan SD 1,0. Nilai t 0,82 dengan p = 0,534. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk saturasi pada kedua kelompok perlakuan.
Mean suhu kelompok propofol 36.7 dengan SD 0,3. Mean kelompok ketamin 36,8 dengan SD 0,4. Nilai t -0,54 dengan p = 0,457. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk suhu pada kedua kelompok perlakuan.
commit to user
36 4.1.2 Analisa Pengaruh Propofol Terhadap Hitung Jenis Leukosit
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh propofol terhadap masing-masing komponen leukosit digunakan nonparametrik test two related samples yaitu uji Wilcoxon. Uji dilakukan dengan membandingkan antara T2 dengan T1, dan T3 dengan T1 dari masing-masing komponen leukosit.
Pengaruh Propofol Terhadap Eosinofil
Tabel 4.6 Hasil Analisa Pengaruh Propofol terhadap Eosinofil dengan Uji Wilcoxon.
Eosinofil p
T2 dibanding T1 0.203
T3 dibanding T1 0.442
Dari tabel di atas didapatkan nilai p = 0,203 untuk perbandingan T2 dengan T1 Eosinofil. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Eosinofil didapatkan nilai p = 0,442. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan propofol terhadap Eosinofil.
Pengaruh Propofol Terhadap Basofil
Tabel 4.7 Hasil Analisa Pengaruh Propofol terhadap Basofil dengan Uji Wilcoxon.
Basofil p
T2 dibanding T1 0.655
T3 dibanding T1 0.509
Dari tabel di atas didapatkan nilai p = 0,655 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Basofil. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Basofil didapatkan nilai p = 0,509. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan propofol terhadap Basofil.
commit to user
37 Pengaruh Propofol Terhadap Neutrofil
Tabel 4.8 Hasil Analisa Pengaruh Propofol terhadap Neutrofil dengan Uji Wilcoxon.
Neutrofil p
T2 dibanding T1 0.535
T3 dibanding T1 0.623
Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,535 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Neutrofil. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Neutrofil didapatkan nilai p = 0,623. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan propofol terhadap Neutrofil.
Pengaruh Propofol Terhadap Limfosit
Tabel 4.9 Hasil Analisa Pengaruh Propofol terhadap Limfosit dengan Uji Wilcoxon.
Limfosit P
T2 dibanding T1 0.266
T3 dibanding T1 0.232
Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,266 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Limfosit. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Limfosit didapatkan nilai p = 0,232. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan propofol terhadap Limfosit.
Pengaruh Propofol Terhadap Monosit
Tabel 4.10 Hasil Analisa Pengaruh Propofol terhadap Monosit dengan Uji Wilcoxon.
Monosit P
T2 dibanding T1 0.057
T3 dibanding T1 0.114
commit to user
38 Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,057 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Monosit. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Monosit didapatkan nilai p = 0,114. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan propofol terhadap Monosit.
Pengaruh Propofol Terhadap Leukosit
Tabel 4.11 Hasil Analisa Pengaruh Propofol terhadap Leukosit dengan Uji Wilcoxon.
Leukosit p
T2 dibanding T1 0.114
T3 dibanding T1 0.170
Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,114 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Leukosit. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Leukosit didapatkan nilai p = 0,170. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan propofol terhadap Leukosit.
4.1.3 Analisa Pengaruh Ketamin Terhadap Hitung Jenis Leukosit
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Ketamin terhadap masing-masing komponen leukosit digunakan nonparametrik test two related samples yaitu uji Wilcoxon. Uji dilakukan dengan membandingkan antara T2 dengan T1, dan T3 dengan T1 dari masing-masing komponen leukosit.
Pengaruh Ketamin Terhadap Eosinofil
Tabel 4.12 Hasil Analisa Pengaruh Ketamin terhadap Eosinofil dengan Uji Wilcoxon.
Eosinofil P
T2 dibanding T1 0.875
T3 dibanding T1 0.856
commit to user
39 Dari tabel di atas didapatkan nilai p = 0,875 untuk perbandingan T2 dengan T1 Eosinofil. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Eosinofil didapatkan nilai p = 0,856. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan Ketamin terhadap Eosinofil.
Pengaruh Ketamin Terhadap Basofil
Tabel 4.13 Hasil Analisa Pengaruh Ketamin terhadap Basofil dengan Uji Wilcoxon.
Basofil P
T2 dibanding T1 0.405
T3 dibanding T1 0.803
Dari tabel di atas didapatkan nilai p = 0,405 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Basofil. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Basofil didapatkan nilai p = 0,803. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan Ketamin terhadap Basofil.
Pengaruh Ketamin Terhadap Neutrofil
Tabel 4.14 Hasil Analisa Pengaruh Ketamin terhadap Neutrofil dengan Uji Wilcoxon.
Neutrofil P
T2 dibanding T1 0.093
T3 dibanding T1 0.066
Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,093 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Neutrofil. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Neutrofil didapatkan nilai p = 0,066. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan Ketamin terhadap Neutrofil.
commit to user
40 Pengaruh Ketamin Terhadap Limfosit
Tabel 4.15 Hasil Analisa Pengaruh Ketamin terhadap Limfosit dengan Uji Wilcoxon.
Limfosit P
T2 dibanding T1 0.221
T3 dibanding T1 0.338
Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,221 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Limfosit. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Limfosit didapatkan nilai p = 0,338. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan Ketamin terhadap Limfosit.
Pengaruh Ketamin Terhadap Monosit
Tabel 4.16 Hasil Analisa Pengaruh Ketamin terhadap Monosit dengan Uji Wilcoxon.
Monosit P
T2 dibanding T1 0.377
T3 dibanding T1 0.124
Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,377 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Monosit. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Monosit didapatkan nilai p = 0,124. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan Ketamin terhadap Monosit.
Pengaruh Ketamin Terhadap Leukosit
Tabel 4.17 Hasil Analisa Pengaruh Ketamin terhadap Leukosit dengan Uji Wilcoxon.
Leukosit p
T2 dibanding T1 0.492
T3 dibanding T1 0.055
commit to user
41 Dari tabel diatas didapatkan nilai p = 0,492 untuk perbandingan T2 terhadap T1 Leukosit. Sementara untuk perbandingan antara T3 dengan T1 Leukosit didapatkan nilai p = 0,055. Kesimpulannya adalah secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan Ketamin terhadap Leukosit.
4.1.4 Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Hitung Jenis Leukosit.
Untuk menilai apakah ada perbedaan pengaruh induksi antara Propofol dengan Ketamin terhadap Hitung Jenis Leukosit digunakan Uji Mann-Whitney U untuk mendapatkan nilai p dan Compare Means dengan Independent-Sample T Test untuk mendapatkan nilai mean, standard deviasi dan nilai t.
Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Eosinofil.
Tabel 4.18 Hasil Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Eosinofil.
Variabel
Propofol Ketamin
t p
N Mean SD N Mean SD
Eosinofil T1 16 2.8 2.1 16 4.1 5.9 -0.82 0.777 Eosinofil T2 16 2.8 2.1 16 4.1 5.8 -0.87 0.955 Eosinofil T3 16 3.0 1.9 16 4.0 5.5 -0.65 0.734 Dari tabel di atas didapatkan nilai p untuk Eosinofil T1 adalah p = 0777, untuk Eosinofil T2 p = 0,955, untuk Eosinofil T3 p = 0,734 Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pengaruh induksi Propofol dengan Ketamin terhadap Eosinofil baik pada T1, T2, maupun T3.
commit to user
42 Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Basofil.
Tabel 4.19 Hasil Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Basofil.
Variabel
Propofol Ketamin
t p
N Mean SD N Mean SD
Basofil T1 16 0.4 0.2 16 0.3 0.1 1.45 0.204 Basofil T2 16 0.4 0.2 16 0.3 0.1 1.66 0.248 Basofil T3 16 0.4 0.2 16 0.3 0.1 1.19 0.376 Dari tabel di atas didapatkan nilai p untuk Basofil T1 adalah p = 0,204, untuk Basofil T2 p = 0,248, untuk Basofil T3 p = 0,376. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pengaruh induksi Propofol dengan Ketamin terhadap Eosinofil baik pada T1, T2, dan T3.
Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Neutrofil.
Tabel 4.20 Hasil Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Neutrofil.
Variabel
Propofol Ketamin
t p
N Mean SD N Mean SD
Neutrofil T1 16 65.9 12.7 16 68.4 8.9 -0.52 0.200 Neutrofil T2 16 66.2 11.4 16 69.1 9.4 -0.63 0.242 Neutrofil T3 16 66.7 11.3 16 69.2 9.2 -0.53 0.242 Dari tabel di atas didapatkan nilai p untuk Neutrofil T1 adalah p = 0,200, untuk Neutrofil T2 p = 0,242, untuk Neutrofil T3 p = 0,242. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pengaruh induksi Propofol dengan Ketamin terhadap Neutrofil baik pada T1, T2, maupun T3.
commit to user
43 Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Limfosit.
Tabel 4.21 Hasil Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Limfosit.
Variabel
Propofol Ketamin
t p
N Mean SD N Mean SD
Limfosit T1 16 28.3 7.1 16 20.9 10.3 2.60 0.065 Limfosit T2 16 27.7 9.1 16 20.4 9.6 2.23 0.035 Limfosit T3 16 27.1 8.3 16 20.8 9.3 2.02 0.067
Dari tabel di atas didapatkan nilai p untuk Limfosit T1 adalah p = 0,065, untuk Limfosit T2 p = 0,035, untuk Limfosit T3 p = 0,067. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pengaruh induksi Propofol dengan Ketamin terhadap Limfosit baik pada T1 dan T3. Secara statistik ada perbedaan yang signifikan pengaruh induksi antara propofol dengan ketamin pada Limfosit T2 (p
= 0,035). Kalau dilihat dari nilai mean Limfosit T2 kelompok propofol = 27,1, mean Limfosit T2 Ketamin = 20,4. Nilai normal (nilai rujukan laboratorium Patologi Klinik RSUD dr Moewardi) Limfosit di darah adalah 22.0-44.0%.
Terlihat penekanan lebih besar pada kelompok Ketamin. Pada Limfosit T3 kembali tidak ada perbedaan. Dan secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan Hitung Jenis Leukosit antara kelompok Propofol dan Ketamin.
Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Monosit.
commit to user
44 Tabel 4.22 Hasil Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Monosit.
Variabel
Propofol Ketamin
t p
N Mean SD N Mean SD
Monosit T1 16 7.3 3.7 16 5.5 2.0 1.71 0.067 Monosit T2 16 6.6 2.9 16 5.9 2.4 0.73 0.546 Monosit T3 16 6.9 3.3 16 6.0 2.5 0.85 0.521 Dari tabel di atas didapatkan nilai p untuk Monosit T1 adalah p = 0,067, untuk Monosit T2 p = 0,546, untuk Monosit T3 p = 0,521. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pengaruh induksi Propofol dengan Ketamin terhadap Monosit baik pada T1, T2, maupun T3.
Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Leukosit.
Tabel 4.23 Hasil Analisa Perbedaan Pengaruh Induksi Antara Propofol Dengan Ketamin Terhadap Leukosit.
Variabel
Propofol Ketamin
t p
N Mean SD N Mean SD
Leukosit T1 16 8.2 2.7 16 9.1 2.1 -1.07 0.097 Leukosit T2 16 7.9 3.3 16 9.0 2.1 -1.15 0.035 Leukosit T3 16 7.4 3.1 16 8.7 2.1 -1.43 0.118 Dari tabel di atas didapatkan nilai p untuk Leukosit T1 adalah p = 0,097, untuk Leukosit T2 p = 0,035, untuk Leukosit T3 p = 0,118. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pengaruh induksi Propofol dengan Ketamin terhadap Leukosit baik pada T1 dan T3. Sedangkan pada T2 secara statistik terdapat perbedaan.