7. Konjungsi Temporal dan Kronologis
2.4 Pengaruh Media Karyawarta Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Kelas XI
2.5.1 Pengertian Media Karyawarta Untuk Mengingkatkan Kmampuan Menulis Teks Berita Kelas XI
Pelajaran menulis teks informasi di sekolah dianggap penting karena melalui kegiatan ini siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis terhadap informasi yang diterima serta membantu meningkatkan kemampuan analisis, keletihan, dan pemahama struktur dan gaya bahasa jurnalistik. Selain itu, pembelajaran ini juga meningkatkan berbahasa Indonesia. Khususnya menulis teks berita.
Berita factual menyajikan informasi yang relevam, akurat, dan terkini tentang peristiwa atau kejadian yang signifikan . Menurut putra (2007:33), berita adalah suatu laporan mengenai kejadian yang menimbulkan kebohongan bagi yang mendengar dan mengetahuinya. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) Alwi (2007:124), berita adalah cerita atau peristiwa yang hangat, berita harus sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak dibuat- buat, dan terbaru. Berita merupakan salah satu cara berkomunikasi melalui peristiwa penting, terbaru, dan menarik. Berita dapat dijumpai pada media masa dan media cetak seperti pada Koran, majalah, internet televisi, radio, dan bahkan di mading sekolah.
Biasanya teks berita befokus ke penyampaian informasi yang akurat, jelas, dan cepat kepada publik mengenai peristiwa penting yang sedang terjadi atau baru saja terjadi. Pembelajaran teks berita, terdapat nilai informatif, analisis, dan kritis. Salah satunya adalah kemampuan siswa dalam memahami menganalisis informasi penting dalam suatu peristiwa. Oleh karena itu, pembelajaran menulis teks berita harus mencapai tujuan pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah menulis isi teks informasi tanpa bosan dan jenuh.
Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan metode belajar yang sesuai.
Terdapat berbagai pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan untuk menulis sebuah teks berita.
Sehubungan dengan media karyawarta yang dipakai dalam pembelajaran materi teks berita, dengan adanya teknologi ini, terbuka peluang untuk menciptakan pembelajaran interaktif yang lebih menyenangkan, terutama pada materi yang dianggap sulit, karena media karyawarta ini menggunakan kombinasi audio dan visual. Oleh karena itu, keberagaman media yang ditingkatkan, menjadikan karyawarta sebagai pilihan menrik dikelas agar siswa tidak merasa bosan dan memberikan variasi dalam pengajaran guru.
Media karyawarta menjadi salah satu alat pembelajaran yang mampu memikat perhatian siswa saat mengembangkan kemampuan menulis teks beita pada tingkat kelas XI.
Berdasarkan elaborasi yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik sebuah konklusi bahwa implikasi media karyawarta terhadap kapabilitas menulis teks berita mencakup serangkaian tahapan dalam menghasilkan suatu teks yang bertujuan untuk mengoptimalkan kompetensi siswa dalam ranah penulisan berita. Pemanfaatan media karyawarta ini dimaksudkan untuk menstimulasi daya cipta siswa dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, dengan ekspektasi agar siswa mampu menyusun berita yang selaras dengan struktur, elemen-elemen esensial, serta kaidah kebahasaan yang berlaku.
Melalui pemanfaatan media karyawarta diharapkan siswa lebih aktif, kreatif, dan inovativ dalam proses pembeajaran menulis teks berita di dalam kelas.
2.5.3 Langkah-Langkah Menulis Teks Berita Tahap sebelum pembelajaran
a.Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk mengatur proses belajar mengajar.
b. Guru menyiapkan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa.
c.Guru memutuskan menggunakan media karyawarta sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.
2.5.4 Tahap Pelaksanaan
a. Pretest: alam rangka mengukur secara komprehensif pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang peserta didik
b. Guru memaparkan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
c. Perlakuan: menjelaskan hubungan antara matri yang telah diajarkan dan yang akan diajarkan
d. Penjelasan praktik mengenai pembelajaran menggunakan media karyawarta e. Praktik pembelajaran menulis teks berita dengan memanfaatkan media
karyawarta
f. Siswa diminta untuk Penyusunan teks berita memerlukan perhatian seksama terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, struktur yang membentuknya, serta kaidah kebahasaan yang mendasarinya. Dengan menuliskan pperistiwa yang terjadi atau tranding saat ini.
2.5.5 Evaluasi
1. Dalam konteks ini, hasil pekerjaan siswa akan dievaluasi oleh guru. Pendidik memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan bilamana terdapat aspek pembelajaran yang belum sepenuhnya dimengerti.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika kurang jelas dalam menerima materi.
3. Mengulas kembali isi teks dengan benar dan jelas.
Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen semu. Metode ini melibatkan pemberian pengalaman belajar yang berbeda dalam model pembelajaran yang ada. Pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan Media karyawarta pada saat pembahasan materi teks berita, sedangkan pada kelas kontrol dilanjutkan dengan metode belajar biasa. Analisis mengenal faktor bebas dan faktor bawahan, dimana variabel otonom mempengaruhi variabel bawahan. Saat merancang sebuah penelitian, peneliti harus memilih desain penelitian yang sesuai karena desain yang sesuai akan memperlancar proses penelitian dan meningkatkan hasil. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2022), Penelitian ini dirancang dengan pendekatan ilmiah yang sistematis untuk mengumpulkan data yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian, serta menggali informasi dan menelaah perspektif tertentu terkait isu yang diteliti guna memperoleh data yang bernilai bagi penyusunan laporan
Merujuk pada uraian sebelumnya, studi ini dilaksanakan dengan maksud untuk menginvestigasi dampak penggunaan media karyawarta terhadap peningkatan kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas XI di SMKM 12 Muhammadiyah Sekaran. Data yang terhimpun dianalisis secara saksama melalui penerapan teknik statistik inferensial guna mengevaluasi efektivitas metodologi yang diimplementasikan. Dalam kerangka kerja ini, kelas dibagi
36
menjadi dua kelompok, yang masing-masing terdiri dari partisipan yang dipilih secara acak. Kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan memanfaatkan media karyawarta, sedangkan kelas (k) tidak menggunakan media karyawarta. Kelas (e) berperan sebagai kelompok eksperimen, dan kelas (k) Sebagai kelompok kontrol dalam pelaksanaan penelitian ini, pengaruh perbandingan dianalisis secara mendalam melalui pengujian kemampuan menulis. Apabila teridentifikasi perbedaan yang substansial antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini mengindikasikan bahwa media yang diterapkan memberikan dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran siswa.
Tabel 3. 1 Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas Eksperimen Kontrol
XI-TKJ 30
XI-TKR 25