• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Teknologi Terhadap Proses Pembelajaran dan Pendidikan

N/A
N/A
Taufanferi Wahyudi

Academic year: 2025

Membagikan "Dampak Teknologi Terhadap Proses Pembelajaran dan Pendidikan"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sebuah Teknologi memiliki dampak yang dapat serta mempengaruhi kehidupan-kehidpan individu dalam rana pendidikan, teknologi menghasilkan kontribusi bermanfaat yang signifikan dalam proses pembelajran. Para siswa bisa memperoleh akses terhadap informasi secara lebih melimpah dan lebih luas. Sumber beragam dengan cepat. di samping itu, ada banyak aplikasi yang dapat diambil manfaat seorang guru seperti power point, youtube, atau system yang menggunakan e-learning sebagai media pengajaran. dengan memanfaatkan teknologi mengajar dan belajar menjadi lebih menyenangkan dan mengembirakan.

Inovasi perkembangan teknologi yang semakin melesat justru siswa juga bisa lebih memahami pembelajaran dengan senang tanpa merasa jenuh dan membosankan. melalui perkembangan teknologi ini pembelajaran bisa menjadi menarik dan lebih kreatif. Adapun pengetahuan menjadi hal terpenting dalam pendidikan sesuai dengan berkembangnya dari teknologi saat ini.

Di era digital yang terus berkembang pesat saat ini, kemajuan teknologi dan informasi berlangsung dengan sangat cepat dan dinamis, sehingga memberikan dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan. Media berperan penting dalam pembelajaran tentunya mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran sehingga tercapai sesuai kebutuhan siswa. dengan adanya media yang di gunakan guru dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar hal baru dalam

1

(3)

materi pembelajaran yang di sampaikannya sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi yang telah di paparkan.

Media pendidikan memiliki dampak positif serta efek sinergis yang mampu mendorong perubahan sikap dan perilaku siswa ke arah yang lebih kreatif dan inovatif. Peran media dalam proses pembelajaran sangatlah krusial. Saat ini, media pendidikan tidak lagi dipandang sekadar sebagai alat bantu, melainkan telah menjadi elemen integral dalam sistem pembelajaran.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran memiliki peran penting dalam membangkitkan minat dan keinginan belajar yang baru, menumbuhkan motivasi, serta memberikan rangsangan positif dalam aktivitas belajar siswa.

Selain itu, media juga berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran dengan membantu penyampaian pesan secara lebih jelas dan menarik melalui beragam bentuk. Menurut Tafanao (hlm. 13), media pembelajaran mencakup segala alat atau sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta minat peserta didik dalam kegiatan belajar.

Media pembelajaran bukan hanya sebtas pada buku teks, akan tetaapi juga mencakup berbagai macam alat yang dapat meragsang semua panca indera siswa, kualitas pembelajaran dan membantu sisw belajar secara lebih efekftif dan menyenngkan. Menurut Hamalik (2013:15), pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat memberikan dorongan motivasi dan semangat baru kepada siswa, serta memberikan dukungan positif yang sangat diperlukan.

(4)

Penggunaan media pembelajaran tidak hanya memengaruhi aspek psikologis siswa, tetapi juga berperan dalam meningkatkan efektivitas proses belajar dengan membantu guru menyampaikan pesan secara lebih jelas melalui berbagai bentuk media.

Guru merancang media pembelajaran sebagai sarana untuk mendorong interaksi yang konstruktif dalam proses belajar, sekaligus membantu siswa mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Pemanfaatan lingkungan belajar yang optimal memungkinkan pendidik menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan mampu meningkatkan motivasi siswa. Pendekatan ini turut memperkuat pemahaman serta membantu siswa dalam mengingat materi secara lebih mendalam. Hamka (2018) menyatakan bahwa media pembelajaran berperan sebagai alat bantu yang memfasilitasi komunikasi antara guru dan siswa, sehingga proses penyampaian materi menjadi lebih efisien dan efektif.

Penggunaan media pembelajaran yang efektif berperan penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi dan sumber daya yang sesuai. Orka dan Novera (2019) mengemukakan bahwa media pembelajaran digital merupakan platform teknologi yang dirancang khusus untuk mendukung proses belajar dengan memanfaatkan perangkat lunak berbasis konten digital interaktif. Media ini dikembangkan, dimanfaatkan, dan dikelola untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran guna mencapai efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan belajar mengajar. Sementara itu, menurut Hidayat dan Khotimah (2019), pembelajaran digital mampu menciptakan proses belajar yang lebih interaktif dan partisipatif. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk

(5)

berperan aktif dalam membangun pengetahuan serta melakukan eksplorasi dan investigasi secara mandiri.

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan, media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala bentuk sarana yang digunakan untuk menjembatani penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik.

Tujuannya adalah untuk merangsang motivasi belajar siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran secara menyeluruh dan bermakna. Penggunaan media digital dalam dunia pendidikan membuka peluang terciptanya proses pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan dalam menyampaikan materi.

Media pembelajaran memiliki peran penting sebagaimana dijelaskan oleh Kemp dan Dayton (1985:28), yang menyatakan bahwa media pembelajaran memegang tiga fungsi utama dalam meningkatkan efektivitas proses belajar- mengajar. Pertama, media berfungsi sebagai alat untuk membangkitkan motivasi peserta didik melalui teknik yang menarik dan interaktif, sehingga mereka lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Kedua, media digunakan untuk menyampaikan informasi kepada sekelompok peserta didik. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk umum sebagai pengantar materi, ringkasan laporan, atau pengetahuan dasar, dan dapat dikemas melalui hiburan, drama, atau pendekatan yang memotivasi. Ketiga, media berperan dalam membantu pencapaian tujuan pembelajaran, di mana informasi yang disampaikan mampu mendorong keterlibatan mental maupun aktivitas nyata peserta didik, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

(6)

Dengan adanya media pembelajaran siswa terbantu dalam memahami materi yang disampaikan. Sehingga pembelajaran bisa diterima oleh siswa secara jelas dan rinci. Selain itu, media pendidikan juga berperan penting dalam meningkatkan minat berfikir kritis siswa dan mengembangkan keterampilan memantau pembelajaran. media interaktif sudah menjadi suatu alat penting dalam proses pembelajaran, Menurut Dewi et al (2018) media pembelajaran interaktif merupakan perantara yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana pengirim pesan dan penerima saling berinteraksi. Arrosyida &

Suprapto (2012) tentang perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat digunakan sebagai perantara untuk mentransfer isi materi pembelajaran dari sumber belajar kepada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran dimana dapat mengembalikan jawaban kepada pengguna tersebut mengenai berita yang di sampaikan oleh media.

Menulis adalah salah satu bentuk komunikasi verbal yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca melalui media tertulis. Aktivitas ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan, tetapi juga dapat menjadi medium untuk menghasilkan karya sastra yang memiliki nilai estetika dan dapat diapresiasi oleh khalayak luas. Selain itu, kegiatan menulis turut berkontribusi dalam mengembangkan kemampuan kognitif, meningkatkan kreativitas, serta merangsang imajinasi seseorang, sehingga memperluas wawasan dan memperkaya pengalaman pribadi. Dalam konteks keterampilan berbahasa, menulis menempati posisi yang sejajar dengan keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca

(7)

Penguasaan keterampilan menulis biasanya terjadi pada tahap akhir, setelah seseorang menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.

Menulis merupakan kemampuan yang mencerminkan penguasaan seseorang terhadap berbagai aspek bahasa lainnya (Nurhadi, 2017). Menurut Dalman (2016) Menulis adalah aktivitas komunikasi yang melibatkan penyampaian pesan atau informasi secara tertulis kepada orang lain, menggunakan bahasa tulis sebagai sarana atau media. Selain itu, menulis juga merupakan proses kreatif dalam mengungkapkan ide dan gagasan melalui bentuk bahasa tertulis

Keakuratan dalam menyampaikan ide harus didukung oleh penggunaan bahasa yang tepat, termasuk penguasaan kosakata, tata bahasa, serta ejaan yang benar oleh siswa. Keterampilan tersebut hanya bisa dikuasai melalui latihan dan praktik yang konsisten. Selain itu, melatih kemampuan berbahasa juga secara langsung mengasah kemampuan berpikir.

Keterampilan menulis adalah salah satu aspek penting dalam kemampuan berbahasa yang harus dimiliki siswa, selain keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sering kali dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam menulis. Oleh karena itu, pembelajaran menulis memegang peranan strategis dan sangat krusial dalam keseluruhan proses pendidikan. Menurut Febrina (2017) Kemampuan menulis memerlukan pengetahuan serta gagasan yang akan disampaikan melalui tulisan, sementara pengetahuan dan gagasan tersebut diperoleh melalui aktivitas membaca.

Keterampilan menulis yang baik tidak akan tercapai tanpa kemampuan membaca yang efektif, karena membaca memungkinkan seseorang mengakses

(8)

berbagai pengetahuan yang luas dan beragam, sehingga memperluas pengalaman dan memperkaya wawasan.

Menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting dalam komunikasi, karena menfasilitasi individu untuk menyampaikan ide, pemikiran, dan pengalaman secara efektif melalui tulisan. Melalui aktivitas menulis, seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikir serta kreativitasnya, sekaligus berinteraksi dengan orang lain secara tidak langsung. Menurut Tarigan (1986), keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam menyampaikan pemikirannya melalui tulisan yang dapat dipahami dengan baik baik oleh penulis maupun oleh pembaca yang memiliki pemahaman yang serupa.

Proses ini terjadi melalui perkembangan yang dipengaruhi oleh pengalaman, waktu, kesepakatan, dan latihan yang dilakukan. Meurut Abbas (dalam Agustin

& Indihadi, 2020) Keterampilan menulis merupakan kemampuan untuk menyampaikan ide, pendapat, dan perasaan kepada orang lain melalui media tulisan. Penyampaian gagasan yang tepat harus didukung oleh penggunaan bahasa yang benar, pilihan kosa kata yang sesuai, serta tata bahasa dan ejaan yang akurat. Tujuan menulis adalah untuk memperoleh respons atau tanggapan dari pembaca terhadap karya tulis. Setiap kegiatan menulis memiliki tujuan spesifik yang inin dicapai. (Kartikasari & Khotimah, 2018; Kormasela et al., 2020; Nuraenita et al., 2021).

Empat keterampilan dasar dalam bahasa meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan berbahasa ini saling terhubung dan

(9)

berinteraksi secara kompleks satu sama lain. Dalam mengembangkan keterampilan berbahasa, umumnya terdapat urutan yang teratur: pertama-tama, saat masih anak-anak, kita mulai belajar mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, diikuti dengan pembelajaran membaca dan menulis.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas XI pada tanggal 30 November 2024, ditemukan beberapa kendala terkait materi teks berita. Mayoritas siswa menghadapi kesulitan dalam memahami serta menulis teks berita, dan kurang percaya diri saat menuangkan ide, konsep, maupun pendapat baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, siswa juga kesulitan dalam menyusun teks berita secara sistematis dengan memperhatikan aspek kebahasaan dan struktur yang tepat. Ketika guru menanyakan materi teks berita, hanya sedikit yang menjawab selain kesulitan-kesulitan yang ada kondisi kelas selalu ramai dan siswa banyak yang fokus ke hanphone saat penyampaian materi berlangsung menyebabkan timbulnya masalah baru, yakni sulitnya siswa konsentrasi saar melakukan pembelajaran, sulitnya konsentrasi siswa saat belajar menyebabkan siswa susah untuk berfikir

Hal ini berkaitan dengan prestasi belajar siswa saat nilai dibawah KKM 75.

Siswa rata-rata hanya mendapat nilai 50-75, siswa yang memiliki nilai dibawah kkm 75 sekitar 70% sedangkan siswa yang memiliki nilai diatas KKM 75 hanya 30% hal ini disebabkan kondisi kelas yang selalu ramai ketika pembelajaran berlangsung, siswa lebih terfokus ke hanphone masing-masing dan saat menjelaskan guru cenderung monoton dan membosankan.

(10)

Bedasarkan faktor yang sudah diobservasi masalah yang di hadapi siswa tersebut yaitu kurangnya semangat peserta didik dikarenakan metode yang digunakan pendidik hanya dengan metode ceramah dan cenderung membosankan. guru juga tidak meggunakan media yang diterapkan agar pembelajarannya bisa efektif dan menyenangkan. RendahnyHasil belajar siswa yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya motivasi belajar, tidak digunakannya media pembelajaran yang tepat, serta rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikana hasil belajar siswa dipengaruhi dengan beberapa faktor diataraya yaitu kurangnya motivasi belajar siswa, tidak adanya media yang di terapkan saat pembelajaran, rendahnya pemahaman siswa saat materi dipaparkan.

Dalam kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran untuk teks berita menuntut siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur teks berita, merangkum isi berita, menganalisis struktur serta aspek kebahasaan teks berita, serta menyajikan data dan informasi dalam bentuk berita. Berita dapat didefinisikan sebagai laporan terkini dan faktual mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang memiliki nilai penting dan menarik bagi pembaca. Beberapa ahli memiliki pandangan yang berbeda tentang definisi berita, seperti mickhel v carnley yang menekankan kecepatan dan kepentingan berita, williard C Bleyer yang menyoroti kebaruan dan seleksi berita oleh wartawan, serta william C Bleyer(dalam romli,2016) yang menekankan pentingnya penuturan yang benar dan tidak memihak.

(11)

Media karyawarta merupakan media bebasis aplikasi dalam konteks pembelajaran teks berita. menulis teks berita yang mencerminkan tujuan dan pendekatan dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan menulis.

Bedasarkan penelitian terdahulu di lakukan oleh Putri et al (2023) Judul penelitian “Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Kota Jambi” menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan media audiovisual mampu meningkatkan hasil belajar menulis teks berita siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai, yang menunjukkan adanya pengaruh positif dari penggunaan media audiovisual terhadap kualitas teks berita yang dihasilkan.

Kesamaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada fokus materi, yaitu teks berita, serta pemanfaatan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa. Namun, penelitian ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam jenis media audiovisual yang digunakan dibandingkan dengan penelitian lain.

Penelitian lainnya yang berkaitan lagi ditulis oleh Kurniawati et al (2024) Penelitian berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Menggunakan Media VIK (Visual Interaktif Kompas) pada Siswa Kelas XI SMK Asy-Syafi’iyah Pakasaji” ini mengungkapkan adanya perbedaan signifikan antara hasil tes siswa yang menggunakan media pembelajaran dengan yang tidak menggunakannya. Media VIK (Visual Interaktif Kompas) terbukti memberikan pengaruh positif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan menulis teks berita. Hal ini dibuktikan dengan

(12)

peningkatan nilai peserta didik yang diamati selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Kesamaan penelitian terletak pada Kesamaan penelitian terletak pada materi yang di gunakan yaitu teks berita dan sama-sama memanfaatkan media sebagai sarana kegiatan proses belajar mengajar untuk meningkatkan minat siswa dalam proses belajar. Penelitian ini memiliki perbedaan signifikan pada media yang digunakan dibandingkan dengan penelitian lain.

Penelitian lainnya lagi yang ditulis oleh Pane et al (2024) Penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita” ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis siswa sekaligus mengevaluasi efektivitas penggunaan media pembelajaran. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan media pembelajaran berbasis proyek, khususnya melalui aplikasi Canva, memberikan peningkatan yang signifikan pada keterampilan menulis teks berita siswa. Pada siklus pertama, nilai rata-rata siswa naik dari 68,33 pada tahap awal menjadi 70,55. Selanjutnya, pada siklus kedua, peningkatan nilai rata-rata lebih nyata dengan mencapai angka 80,0. Selain itu, siswa juga memperlihatkan peningkatan dalam partisipasi, antusiasme, dan konsentrasi selama proses pembelajaran, yang mencerminkan suasana belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita serta menganalisis perbedaan hasil berdasarkan media pembelajaran yang digunakan

.

(13)

Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media saat pembelajaran sangat memiliki pengaruh besar pada proses belajar siswa. Dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Media Interaktif Karyawarta Terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita Kelas XI” peneliti mempunyai harapan media ini dapat membantu guru dan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan tuntas sesuai dengan capaian yang diinginkan. Dan juga prngaruh media ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan produktivitas bagi guru dan peserta didik saat menggunakan serta memanfaatkan teknologi digital yang telah berkembang sesuai dengan kemajuan saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media interaktif karyawarta memepengaruhi secara signifikan terhadap kemampuan menulis teks berita kelas XI?

2. Apakah ada perbedaan keterampilan menulis teks berita siswa kelas XI sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif karyawarta kelas XI?

1.3 Tujuan Penelitian

Bedasarkan paragraf diatas studi ini memiliki tujuan berikut:

1. Untuk Menjelaskan bagaimana penggunaan media karyawarta berkontribusi pada peningkatan kemampuan menulis teks beritasiswa kelas XI.

(14)

2. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh yang dihasilkan dari media karyawarta dalam peningkatan ketrampilan menulis teks berita siswa kelas XI

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah keuntungan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

memberi kontribusi terhadap perkembangan teori pembelajaran berbasis media interaktif, khususnya dalam keterampilan menulis teks berita.

a. Menambah referensi penelitian terkait penggunaan teknologi dan media interaktif dalam pendidikan bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru:

Memberikan cadangan media pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

b. Bagi Siswa:

c. Membantu siswa peningkatan keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis pada kebutuhan siswa.

d. Bagi Sekolah:

Membuat masukan pada penyusunan materi berbasis teknologi untuk prosses belajar yang lebih modern dan interaktif.

3. Manfaat Kebijakan

(15)

Dapat menjadi rekomendasi bagi pengambil keputusan didunia pendidikan untuk mengintegrasikan media interaktif seperti media karyawarta ke dalam proses pembelajaran digital.

1.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengaruh penggunaan media Interaktif Karyawarta terhadap peningkatan kemampuan menulis teks berita pada siswa SMK Muhammadiyah 12 Sekaran : H1: terdapat pengaruh media karyawarta untuk meningkatkan menulis teks berita siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 12 Sekaran

Ho: tidak dapat pengaruh media karyawarta padapeningkatan kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 12 Sekaran.

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan makna terkait dengan istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini, berikut adalah penjelasan untuk masing-masing istilah:

a. Pengaruh adalah kekuatan yang timbul atau berasal Dari sebuah entitas, baik berupa individu maupun objek, yang berperan dalam membentuk sifat, kepercayaan, atau perilaku seperti berikut dari individu tersebut.

b. Media pembelajaran merujuk pada alat bantu yang di buat oleh guru untuk memfasilitasi interaksi yang mendukung proses pembelajaran, dengan tujuan mencapai hasil pembelajaran yang di inginkan.

(16)

c. Media interaktif adalah suatu media yang mengajak peserta didik untuk berinteraksi mengikuti pelajaran yang sudah dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat di operasikan oleh siswa.

d. Media karyawarta merupakan media berbasis aplikasi dalam pembelajaran menulis teks berita yang mencerminkan tujuan dan pendekatan dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan menulis

e. Menulis adalah suatau kegiatan yang melibatkan pembuatan dokumen, penyampaian informasi, atau berita melalui simbol-simbol tulisan. Kegiatan menulis dapat di lakukan dalam berbagai media pada penggunaan alat tulis seperti pena atau pensil.

f. Berita sebagai representasi informasi yang akurat dan terkini tentang suatu peristiwa atau kejadian, yang disajikan dengan cara yang menarik dan efektif untuk memikat perhatian pembaca atau pendegar.

(17)

Dalam subbab ini berisi terkait keterampilan menulis. Di antara konsep dasar menulis ini ialah pengertian menulis, dan manfaat menulis. Adapun penjelasan terkait beberapa konsep menulis yaitu sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari siswa. Membaca dengan teliti bakat ini tidaklah mudah; Latihan renungan dan mengasah diperlukan untuk mengasah bakat yang sudah dimiliki dan bakat mengarang. Pranoto (2004:9) menyatakan bahwa mengarang adalah cara mengkomunikasikan pemikiran dalam bentuk tersusun atau menyampaikan data kepada orang lain melalui mengarang. Menulis juga bisa diartikan sebagai ekspresi atau ungkapan perasaan yang disampaikan melalui menulis. Dengan kata lain, melalui latihan mengarang, mampu berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis menurut Tarigan (1986), Menampilkan simbol grafis untuk menyampaikan pesan yang dapat dipahami oleh individu tertentu memungkinkan orang lain yang mengerti bahasa dan ilustrasi grafis untuk memahami makna simbol-simbol tersebut. Ini adalah inovasi terbaru dalam menyampaikan ungkapan kreatif dan pesan seniman kepada masyarakat secara lebih efektif dan menarik melalui desain grafis dan gambar digital kontemporer.

Meskipun demikian, ini tidak mencerminkan kelompok-kelompok dalam bahasa. Menulis adalah salah satu aktivitas penting. Representasi adalah bagian

16

(18)

yang menggambarkan entitas-entitas yang diungkapkan melalui penggunaan bahasa. Ini adalah perbedaan utama antara aktivitas melukis dan menulis serta hasil karya seni lukis dan tulisan.

2.1.2 Tujuan Menulis

Menulis merupakan alat komunikasi yang mengirimkan pesan secara tidak langsung. Keterampilan menulis sangat penting dalam konteks pendidikan karena membantu memperlancar proses berpikir siswa. Tarigan (2008:22) mengemukakan lima tujuan dari menulis:

1. Untuk menyampaikan informasi atau pesan.

2. Memberikan instruksi atau petunjuk.

3. Menjelaskan suatu konsep atau topik 4. Membujuk atau meyakinkan pembaca.

5. Merangkum informasi.

2.1.3 Manfaat Menulis

Menulis yang merangkum pemikiran orang lain memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, terutama seiring perkembangan melalui kegiatan menulis.

Semi (2007:4) berpendapat bahwa menulis dapat memicu rasa ingin tahu dan meningkatkan kepekaan terhadap realitas lingkungan, suatu sifat yang seringkali kurang dimiliki oleh mereka yang tidak menulis. Akibatnya, penulis biasanya memiliki rasa ingin tahu dan kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Tarigan (2008) mengidentifikasi tiga keuntungan menulis:

(19)

a. Penulis memiliki tujuan dan manfaat tertentu dalam menulis, yaitu mengharapkan adanya perubahan yang positif pada diri pembaca setelah membaca karyanya.

b. Pembaca atau audiens Siapa pembacanya, apakah orangtua, kenalan, atau teman penulis.

c. waktu atau kesempatan mengacu pada kondisi yang mencakup terjadinya suatu peristiwa tertentu, termasuk elemen waktu, tempat, dan situasi. Ini juga melibatkan kebutuhan untuk memberikan perhatian segera, menyelesaikan masalah yang ada, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis memiliki keunggulan dalam membuka potensi dan meningkatkan kecerdasan seseorang. Dengan demikian, tujuan yang efektif dan tepat dapat meningkatkan kreativitas individu.

2.1.4 Jenis-jenis keterampilan Menulis

Jenis-jenis keterampilan menulis sebagai berikut:

1. Eksposisi

Eksposisi adalah suatu bentuk tulisan yang terutama dimaksudkan untuk memperjelas, menjelaskan, mendidik, atau menguraikan suatu permasalahan. Sering digambarkan sebagai tulisan informatif, tujuannya adalah untuk menyampaikan atau menjelaskan informasi.

2. Deskripsi

(20)

Deskripsi dalam gaya penulisan adalah cara untuk memberikan gambaran verbal tentang suatu hal yang akan ditulis, seperti manusia, objek, penampilan, kejadian, atau pemandangan. Gaya deskripsi ini bertujuan untuk menggambarkan peristiwa yang sebenarnya terjadi sehingga pembaca dapat membayangkan dengan jelas cerita yang disampaikan, baik melalui pendengaran, membaca, maupun perasaan.

3. Narasi

Narasi merupakan rangakaian peristiwa atau kejadian secara kronologis baik fakta maupun rekaan atau fiksi. Dalam narasi ini bertujuan untuk memberi pelajaran dan pembaca bisa mengambil makna dari apa yang dibaca.

4. Argumentasi

Argumentasi adalah sebuah karangan yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran atau ketidak benaran suatu pernyataan. tulisan ini berupa karangan atau sebuah alasan yang kuat untuk membangun suatu kesimpulan.

2.2 Media Pembelajaran

Media pemelajaran memiliki peran yang krusial pada proses belajar mengajar. Pemakaian media pembelajaran yang tepat bisa membantu mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Adapun pengertian mengenai media pembelajaran, manfaat pembelajaran, fungsi pembelajaran, jenis-jenis pembelajaran, dan keterbatasan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

(21)

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pemelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan informasi, materi pelajaran, atau untuk membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Musfiqon (2012:18) mengungkapkan bahwa media pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat yang dipaparkan menunjukkan bahwa media merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran adalah peralatan atau bahan yang dibuat oleh pengajar untuk mendorong terjadinya interaksi dalam latihan-latihan instruktif, yang bertujuan untuk mewujudkan hasil belajar yang didambakan. Dalam proses pengajaran dan pembelajaran, media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat vital. Menurut Hamalik (1989), media adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Sedangkan menurut Latuheru (1988) mengemukakan bahwa media adalah bahan, alat, dan metode atau teknik yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat dan berguna. Aqib (2010) menuturkan bahwa media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,

(22)

perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar siswa.

2.2.2Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Terdapat bermacam-macam jenis media pembelajaran. Yakni di antaranya terdapat media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia.

Adapun penjelasannya ialah sebagai berikut:

a. Media Audio

Menurut sadiman (2009) menjelaskan bahwa medua audio adalah media sarana komunikasi yang memanfaatkan elemen-elemen suara untukmenyampaikan informasi melalui komunikasi verbal dan non verbal.

b. Media Visual

Menurut arsyad media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat pengetahuan. Visual dapat menimbulkan minat siswa serta dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata agar menjadi efektif, visual sebaiknya di tempatkan pada kontek bermakna dan siswa harus berintraksi dengan visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya informasi (Mumtahanah, 2014).

Menurut Sanjaya (2008) Media Visual adalah media yang hanya dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk kedalam media visual adalah film slide, foto, tranfarasi, lukisan, gambar dan berbentuk bahan

(23)

yang dicetak seperti media grafis. Media visual merupakan sebuah media yang memiliki beberapa unsur berupa garis, bentuk, warna, dan tektur dalam menyajiannya (Sari & Lestari, 2018).

c. Media Audio Visual

Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Menurut Munadi (2013) Media audio visual adalah media yang melibatkan inderanpendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.

2.2.3Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran mencakup berbagai jenis alat, bahan, dan sumber yang dirancang untuk memfasilitasi proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Menurut Ramli (2012:7), menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran telah mengalami kemajuan yang signifikan dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang terus berkembang. Adapun dampak positif dari kemajuan tersebut sangat terasa bagi para pelaksana pembelajaran, di antaranya adalah:

a.Memberikan umpan balik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang telah terjadi atau sedang direncanakan.

b. Berfungsi sebagai inti pembelajaran, sehingga lebih fungsional dan bermanfaat bagi siswa.

c. Menawarkan pengalaman pengayaan langsung kepada siswa berdasarkan materi yang disampaikan pendidik.

(24)

d. Mendorong siswa untuk memperoleh rasa percaya diri terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan rasa hormat dan kekaguman terhadap proses pembelajaran.

e. Membantu siswa merasakan hubungan yang lebih dalam ketika konsep yang diajarkan oleh pendidik selaras dengan pengalaman mereka di luar lingkungan sekolah.

f. Secara tidak langsung memotivasi siswa untuk membandingkan materi yang disampaikan guru dengan informasi yang diperoleh dari media pembelajaran di luar lingkungan sekolah. Memberikan umpan balik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang telah berlangsung atau yang akan direncanakan.

2.2.4 Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adalah untuk menyampaikan materi pembelajaran, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, pembelajaran menjadi daya Tarik untuk siswa, meningkatkan hasil belajar, sebagai media proses pembelajaran, dan menjadikan peran guru agar lebih produktif.

Menurut Ramli (2012:2-3) fungsi media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, membantu guru dalam bidang tugasnya. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu guru dalam mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam proses mengajar. Kedua, membantu para pembelajar. Dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang dipilih secara tepat dan berdaya guna dapat membantu para pembelajar untuk mempercepat pemahaman siswa dalam penerimaan pesan-pesan

(25)

pembelajaran yang disajikan, dan aspek-aspek kejiwaan seperti pengamatan, tanggapan, daya ingatan, emosi, berpikir, fantasi, intelegensia dan sebagainya dapat dibangunkan karena media pembelajaran memiliki stimulus yang lebih kuat. Ketiga, memperbaiki proses belajar mengajar. Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan berdayaguna, akan meningkatkan hasil pembelajaran.

2.2.5 Keterbatasan Media Pembelajaran

Menurut Ramli (2012) Media pembelajaran merupakan sarana yang mendukung proses pembelajaran, namun juga memiliki batasan-batasan tertentu, di antaranya:

a. Penggunaan media pembelajaran hanya sebagai alat pendukung, bukan pengganti peran guru.

b. Media yang memerlukan tenaga listrik sangat bergantung pada ketersediaan dan kelancaran pasokan daya listrik

c.Kadang-kadang, beberapa media pembelajaran membutuhkan pengaturan ruang khusus.

d. Penggunaan berbagai jenis media pembelajaran bisa menjadi sulit.

e. Menyiapkan beberapa media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup Panjang.

2.2 Teks Berita

Dalam sub bab ini berisi terkait seputar teks berita. Isi dalam pembahasan ini terdiri atas pengertian teks berita, struktur teks berita, kaidah kebahasaan teks berita, unsur-unsur teks berita. adapun penjelasannya sebagai berikut:

(26)

2.3.1Pengertian Teks Berita

Berita adalah informasi atau laporan tentang suatu peristiwa, kejadian, atau fakta yang disampaikan kepada publik melalui media massa, baik cetak, elektronik, maupun online. Berita biasanya disajikan dengan tujuan untuk memberi tahu masyarakatapa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, baik itu peristiwa penting, bencana, perkembangan politik, ekonomi, budaya, atau topik lainnya yang relevan. Menurut Yosef (2009) berita adalah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Sedangkan menurut Soehoet (2003) menyimpulkan, berita adalah keterangan mengenai peristiwa atau isi pernyataan manusia. Berita mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk peristiwa politik, ekonomi, Pendidikan, dan sosial budaya.

Berita menjadi sarana penting untuk menyampaikan informasi terkini dan relevan kepada masyarakat. Menurut Sumadiria (2014), menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai informasi yang disampaikan secara cepat dan akurat untuk memfasilitasi pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang kejadian yang sedang berlangsung. Dalam era informasi yang sangat dinamis saat ini, informasi yang akurat dan relevan sangat penting untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.

2.2.2 Struktur Teks Berita

Penyampaian informasi yang efektif dalam teks berita memerlukan struktur yang terorganisir dengan baik. Struktur ini memungkinkan pembaca memahami informasi. Bedasarkan penelitian kemendikbud (2017) yang

(27)

dikutip oleh mulyani (2021), struktur piramida terbalik dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk meningktkan efektivitas penyampaian informasi dalam penulisan berita. Diantaranya ada empat bagian yaitu:

1. Kepala Berita (Lead)

kepala berita adalah bagian awal yang memuat banyak informasi penting dan menarik perhatian pembaca. Kepala berita biasanya disajikan pada bagian pembuka berita, yang mencakup informasi penting tentang 5W+1H (Siapa,apa,di mana,kapan, mengapa, dan bagaimana.

2. Tubuh Berita (Body)

Struktur yang memuat informasi penting yang merupakan kelanjutan dari unsur yang belum termuat dalam kepala berita.

3. Ekor Berita (Leg)

Struktur yang berisi informasi yang tidak terlalu penting memiliki kolerasi secara langsung dengan judul berita.

2.3.3 Kaidah Kebahasaan Teks Berita

Dalam penulisan, kokasih (2017) menekankan pentingnya memeperhatikan kaidah kebahasaan yang belaku. Kaidah ini mencakup penggunaan kata- kata dan kalimat yang jelas, singkat, dan informatif, sehingga membuat teks berita lebih berkulitas dan mudah dipahami. Kaidah penulisan teks berita mencakup sebagai berikut:

1. Penggunaan bahasa Kata Baku

(28)

Kata baku merupakan kata yang sesuai dengan standar Bahasa indonesia, digunakan untuk memastikan kejelsan dan ketepatan dalam komunikasi.

3. Kalimat Langsung

Penggunaan kalimat langsung dalam teks berita memungkinkan penulis untuk menghadirkan informasi yang autentik dan akurat, dengan mengutip pernyataan narasumber secara verbatim..

4. Kojungsi Bahwa

Penggnaan Konjungsi 'bahwa' memiliki fungsi untuk memberikan penjelasan terhadap kata yang mengikutinya. Fenomena ini berkorelasi dengan transformasi kalimat langsung menjadi bentuk kalimat tidak langsung

5. Keteragan Waktu

Penggunaan keterngan tempat dan waktu dalam berita membantu membangun narasi yang komprehensif, dengan dengan memberikan detail tentang lokasi dan waktu kejadian.

6. Kata Kerja Mental

Kata kerja mental merujuk pada jenis kata kerja yang secara khusus menggambarkan aktivitas atau proses yang berkaitan dengan hasil pemikiran. Beberapa contoh kata yang termasuk dalam kategori ini meliputi, namun tidak terbatas pada, memikirkan, membayangkan, berasumsi, berpraduga, berkesimpulan, dan beranalogi.

(29)

7. Konjungsi Temporal dan Kronologis

Pemanfaatan konjungsi temporal atau aditif, mencakup kemudian sejak setelah awalnya dan akhirnya memiliki relevansi terhadap struktur presentasi berita yang secara umum mengikuti urutan kronologis peristiwa (urutan waktu).

2.3.4 Unsur-Unsur Teks Berita

Aspek-aspek teks berita merupakan elemen-elemen penting yang membentuk suatu teks berita, yang berperan penting dalam menyajikan informasi transparan, komprehensif, dan dapat diakses oleh pembaca.

Menurut Barus (2010)terdapat beberapa elemen kunci yang harus dipenuhi dalam penyajian berita untuk memastikan keakuratan dan kelengkapan informasi. Adapun komponen utama teks berita diantaranya sebagai berikut:

.1. Siapa (Who)

Berita harus memiliki sumber yang jelas, yaitu identitas “siapa” yang terkait dengan peristiwa tersebut Fokus utama terletak pada identifikasi sumber atau pihak yang terlibat secara langsung dalam peristiwa yang diberitakan. Aspek ini melibatkan serangkaian pertanyaan yang diawali dengan kata 'siapa', seperti 'Siapakah aktor utama dalam insiden tersebut?' atau 'Siapa saja individu yang menjadi korban dalam peristiwa ini?

2. Apa (What)

(30)

Unsur ini berisi komponen berita ini menyajikan fokus utama dari peristiwa atau isu yang diberitakan, dengan menjawab pertanyaan fundamental seperti apa subtansi berita, apa yang menjadi sorotan, dan apa akar penyebabnya.

3. Dimana (where)

Informasi juga harus menunjuk terhadap tempat kejadian “di mana”

yaitu tempat terjadinya peristiwa atau fakta tersebut. Komponen lokasi dalam berita berfungsi memberikan konteks geografis yang jelas, dengan menjawab pertanyaan “di mana” yang terkait dengan peristiwa, lokasi kejadian atau tempat yang relevan.

4. Kapan (when)

Dalam penyajian berita yang komprehensif, penyebutan waktu kejadian yang tepat merupakan elemen penting yang memberikan konteks yang akurat dan membantu pembaca memahami kronologi peristiwa.

5. Mengapa (Why)

Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang komprehensif, penjelasan tentang latar belakang dan penyebab suatu peristiwa perlu disampaikan secara detail kepada pembaca, sehingga mereka dapat memahami secara medalam tentang dinaika yang terjadi.

6. Bagaimana (Who)

Ketika masyarakat telah memahami latar belakang suatu peristiwa, mereka cenderung ingin mengetahui detail lebih lanjut tentang kronologi dan dinamika peristiwa tersebut, mulai dari awal hingga akhir, sehingga

(31)

dapat membangun koneksi emosional yang lebih dalam dengan peristiwa yang terjadi.

2.4 Media Kayawarta

2.4.1 Pengertian Media Karyawarta

Media karyawarta berupa aplikasi pembelajaran menulis teks berita yang mencerminkan tujuan dan pendekatan dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan menulis yang berkualitas dalam domain jurnalisme.

2.4.2 Kelebihan Dan Kekurangan Media Karyawarta

A. Kelebihan pada media karyawarta dalam pembelajaran berbasis aplikasi:

1. Aplikasi bisa digunakan karena memiliki fitur-fitur yang gampang dipahami bagi siswa.

2. Aplikasi berrifat fleksibel, sehingga dapat diakses dimana saja dan kapan saja.

3. Tampilan aplikasi yang didesain semenarik mungkin untuk menarik minat pengguna aplikasi

B. Kekurangan pada media karyawarta dalam kegiatan pembelajaran berbasis aplikasi:

1. Harus butuh pada gawai android berupa handphone atau tab

2. Produk aplikasi hanya berupa materi teks berita dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

2.4.3 Tujuan Media karyawata

(32)

Media karyawarta ini sebagai aplikasi pembelajaran menulis teks berita, aplikasi ini dapat memberi alat serta sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu siswa mengasah keterampilan menulis mereka. Apliakadi media karyawarta akan memberikan panduan yang jelas, latihan yang bervariasi, dan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan menulis teks berita yang baik. Selain itu, pada aplikasi ini siswa akan diarahkan untuk menulis berita dengan menggunakan metode pembelajaran, yaitu metode braunwriting.

2.4.4. Langkah-Langkah Media Karyawarta

Adapun langkah-langkah media interaktif karyawarta sebagai berikut:

1. Guru memperkenlkan media pembelajaran berbasis aplikasi karyawarta pada siswa

2. Siswa diperintahkan mengunduh aplikasi karyawarta terlebih dahulu digawai masing-masing

3. Setelah terunduh guru mengintruksi siswa untuk membuka aplikasi sesuai dengan pembahasan yang akan disampaikan

4. Guru menjelaskan kepada siswa terkait penggunaan media pembelajaran berbasis aplikasi karyawarta

5. Siswa diarahkan pada menu utama yaitu petunjuk penggunaan, deskripsi media, evaluasi, dan tentang pengembang, menu-menu sesuai dengan kebutuhan.

6. Siswa membuka menu penjelasan materi teks berita dan mempelajarinya

(33)

7. Setelah itu siswa memutar contoh video dan menonton tayangan video breaking news yang ada didalam media karyawarta terkait dengan pembelajaran menulis teks berita

8. Setelah video sesudah diputar, peserta didik membuka menu evaluasi karyawata berisi tugas menulis berbasis proyek sebelum mengerjakan siswa scan barcode atau klik tautan untuk mengerjakaan tugas menulis 9. pengumpulan tugas menulis mengikuti petunjuk yang ada didalam media

karyawarta

10. Aplikasi setelah digunakan, dapat dibuka dan digunakan lagi untuk belajar.

2.4 Pengaruh Media Karyawarta Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Kelas XI

2.5.1 Pengertian Media Karyawarta Untuk Mengingkatkan Kmampuan Menulis Teks Berita Kelas XI

Pelajaran menulis teks informasi di sekolah dianggap penting karena melalui kegiatan ini siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis terhadap informasi yang diterima serta membantu meningkatkan kemampuan analisis, keletihan, dan pemahama struktur dan gaya bahasa jurnalistik. Selain itu, pembelajaran ini juga meningkatkan berbahasa Indonesia. Khususnya menulis teks berita.

Berita factual menyajikan informasi yang relevam, akurat, dan terkini tentang peristiwa atau kejadian yang signifikan . Menurut putra (2007:33), berita adalah suatu laporan mengenai kejadian yang menimbulkan kebohongan bagi yang mendengar dan mengetahuinya. Menurut kamus besar

(34)

bahasa Indonesia (KBBI) Alwi (2007:124), berita adalah cerita atau peristiwa yang hangat, berita harus sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak dibuat- buat, dan terbaru. Berita merupakan salah satu cara berkomunikasi melalui peristiwa penting, terbaru, dan menarik. Berita dapat dijumpai pada media masa dan media cetak seperti pada Koran, majalah, internet televisi, radio, dan bahkan di mading sekolah.

Biasanya teks berita befokus ke penyampaian informasi yang akurat, jelas, dan cepat kepada publik mengenai peristiwa penting yang sedang terjadi atau baru saja terjadi. Pembelajaran teks berita, terdapat nilai informatif, analisis, dan kritis. Salah satunya adalah kemampuan siswa dalam memahami menganalisis informasi penting dalam suatu peristiwa. Oleh karena itu, pembelajaran menulis teks berita harus mencapai tujuan pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah menulis isi teks informasi tanpa bosan dan jenuh.

Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan metode belajar yang sesuai.

Terdapat berbagai pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan untuk menulis sebuah teks berita.

Sehubungan dengan media karyawarta yang dipakai dalam pembelajaran materi teks berita, dengan adanya teknologi ini, terbuka peluang untuk menciptakan pembelajaran interaktif yang lebih menyenangkan, terutama pada materi yang dianggap sulit, karena media karyawarta ini menggunakan kombinasi audio dan visual. Oleh karena itu, keberagaman media yang ditingkatkan, menjadikan karyawarta sebagai pilihan menrik dikelas agar siswa tidak merasa bosan dan memberikan variasi dalam pengajaran guru.

(35)

Media karyawarta menjadi salah satu alat pembelajaran yang mampu memikat perhatian siswa saat mengembangkan kemampuan menulis teks beita pada tingkat kelas XI.

Berdasarkan elaborasi yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik sebuah konklusi bahwa implikasi media karyawarta terhadap kapabilitas menulis teks berita mencakup serangkaian tahapan dalam menghasilkan suatu teks yang bertujuan untuk mengoptimalkan kompetensi siswa dalam ranah penulisan berita. Pemanfaatan media karyawarta ini dimaksudkan untuk menstimulasi daya cipta siswa dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, dengan ekspektasi agar siswa mampu menyusun berita yang selaras dengan struktur, elemen-elemen esensial, serta kaidah kebahasaan yang berlaku.

Melalui pemanfaatan media karyawarta diharapkan siswa lebih aktif, kreatif, dan inovativ dalam proses pembeajaran menulis teks berita di dalam kelas.

2.5.3 Langkah-Langkah Menulis Teks Berita Tahap sebelum pembelajaran

a.Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk mengatur proses belajar mengajar.

b. Guru menyiapkan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa.

c.Guru memutuskan menggunakan media karyawarta sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.

2.5.4 Tahap Pelaksanaan

a. Pretest: alam rangka mengukur secara komprehensif pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang peserta didik

(36)

b. Guru memaparkan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

c. Perlakuan: menjelaskan hubungan antara matri yang telah diajarkan dan yang akan diajarkan

d. Penjelasan praktik mengenai pembelajaran menggunakan media karyawarta e. Praktik pembelajaran menulis teks berita dengan memanfaatkan media

karyawarta

f. Siswa diminta untuk Penyusunan teks berita memerlukan perhatian seksama terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, struktur yang membentuknya, serta kaidah kebahasaan yang mendasarinya. Dengan menuliskan pperistiwa yang terjadi atau tranding saat ini.

2.5.5 Evaluasi

1. Dalam konteks ini, hasil pekerjaan siswa akan dievaluasi oleh guru. Pendidik memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan bilamana terdapat aspek pembelajaran yang belum sepenuhnya dimengerti.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika kurang jelas dalam menerima materi.

3. Mengulas kembali isi teks dengan benar dan jelas.

(37)

Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen semu. Metode ini melibatkan pemberian pengalaman belajar yang berbeda dalam model pembelajaran yang ada. Pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan Media karyawarta pada saat pembahasan materi teks berita, sedangkan pada kelas kontrol dilanjutkan dengan metode belajar biasa. Analisis mengenal faktor bebas dan faktor bawahan, dimana variabel otonom mempengaruhi variabel bawahan. Saat merancang sebuah penelitian, peneliti harus memilih desain penelitian yang sesuai karena desain yang sesuai akan memperlancar proses penelitian dan meningkatkan hasil. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2022), Penelitian ini dirancang dengan pendekatan ilmiah yang sistematis untuk mengumpulkan data yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian, serta menggali informasi dan menelaah perspektif tertentu terkait isu yang diteliti guna memperoleh data yang bernilai bagi penyusunan laporan

Merujuk pada uraian sebelumnya, studi ini dilaksanakan dengan maksud untuk menginvestigasi dampak penggunaan media karyawarta terhadap peningkatan kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas XI di SMKM 12 Muhammadiyah Sekaran. Data yang terhimpun dianalisis secara saksama melalui penerapan teknik statistik inferensial guna mengevaluasi efektivitas metodologi yang diimplementasikan. Dalam kerangka kerja ini, kelas dibagi

36

(38)

menjadi dua kelompok, yang masing-masing terdiri dari partisipan yang dipilih secara acak. Kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan memanfaatkan media karyawarta, sedangkan kelas (k) tidak menggunakan media karyawarta. Kelas (e) berperan sebagai kelompok eksperimen, dan kelas (k) Sebagai kelompok kontrol dalam pelaksanaan penelitian ini, pengaruh perbandingan dianalisis secara mendalam melalui pengujian kemampuan menulis. Apabila teridentifikasi perbedaan yang substansial antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini mengindikasikan bahwa media yang diterapkan memberikan dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran siswa.

Tabel 3. 1 Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas Eksperimen Kontrol

XI-TKJ 30

XI-TKR 25

3.2 Tempat Penelitian

tempat penelitian ini yakni sekolah menengah atas di desa kudikan kec. sekaran, dengan sujektif kajian adalah anak didik kelas XI TKR dan Kelas XI TKJ SMK 12 Muhammadiyah Sekaran. Ganjil tahun pelajaran 2024 / 2025. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sehingga perlu untuk diadakan tes baik itu pretest dan posttest.

3.2.1 Pretest

Pretest eksperimen dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum menggunakan media Karyawarta. Sumber data untuk pretest ini adalah anak

(39)

didik, khususnya kelas XI-TKJ dan XI-TKR karena kedua ruang tersebut diuji terlebih dahulu sebelum mendapat perlakuan.

3.2.2 Posttest

Posttest diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol setelah sesi pembelajaran menggunakan media Karyawarta. Sumber data hasil tes adalah kelompok siswa yang sama. Siswa kelas XI-TKJ dan XI-TKR mengikuti tes berikut perlakuan yang diterimanya.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan melalui beberapa tahapan yang direncanakan untuk dilaksanakan secara berurutan. Tahapan-tahapan ini meliputi:

3.3.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan mencakup penyusunan serta pengajuan proposal, perolehan izin penelitian, dan pengelolaan perlengkapan serta sumber daya yang diperlukan untuk penelitian. Langkah ini dijadwalkan pada November- Desember 2024.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan

Saat tahap ini seorangpeneliti akan melaksanakan penelitian pada bulan Mei 2025. berikut jadwal penelitian kelas eksperimen dan kontrol untuk mengumpulkan data primer.

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NO KELAS KELOMKPOK JADWAL

1. XI-Tkr Eksperimen Pretest: kamis, 8 Mei 2025 jam ke 4 dan 5

(40)

Perlakuan 1: jum’at, 9 Mei 2025 jam ke 4 dan 5 Perlakuan 2: sabtu, 10 Mei 2025 jam ke 3 dan 4 Posttest: rabu, 14 Mei 2025 jam ke 2 dan 3 2. XI-Tkj Pretest: kamis, 8 Mei 2025 jam ke 6 dan 7

Perlakuan 1: jum’at, 9 Mei jam ke 6 dan 7 Perlakuan 2: sabtu, 10 Mei jam ke 6 dan 7 Posttest: rabu, 14 Mei ja ke 4 dan 5

3.3.3 Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaiannya meliputi Pengolahan data dan perumusan pelaporan hasil kajian yang direncanakan diawali pada januari 2024. Penelitian ini akan dilakukan secara bertahap.

3.4 Populasi dan Sample 3.4.1 Populasi

didalam konteks penelitian, populasi merujuk pada keseluruhan siswa untuk analisisi yang memiliki atribut yang relevan dengan tujan penelitian dan menjadi focus untuk membuat inferensi yang lebih luas. Menurut Sugiyono (2022), Populasi merupakan area generalisasi yang mencakup objek atau subjek dengan karakteristik dan kualitas tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti, untuk kemudian diteliti dan dijadikan dasar penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini, penetapan populasi menjadi langkah awal yang penting dalam proses pemilihan sampel penelitian Menurut arikunto (2019) populasi merujuk pada seluruh individu yang menjadi fokus suatu penelitian. Populasi penelitian ini berjumlah 55 siswa kelas XI TKR dan XI TKJ SMKM 12 Muhammadiyah Sekaran.

Tabel 3.3 Populasi

KELAS JUMLAH SISWA

(41)

XI-TKJ 30

XI-TKR 25

Jumlah 55

3.4.2 Sampel

Dalam konteks penelitian, sampel merujuk pada suatu subgrup yang dipilih dari populasi yang lebih besar. Subgrup ini digunakan oleh para peneliti sebagai representasi untuk mengumpulkan data dan selanjutnya membuat inferensi atau kesimpulan yang berlaku untuk keseluruhan populasi. Sugiyono (2022), menjelaskan sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan sebagai sumber data, yang mewakili ciri-ciri tertentu dari kelompok yang lebih besar. Arikunto (2019) yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas XI TKR dan XI TKJ SMKM Muhammadiyah 12 Sekaran.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling, yaitu sampel dipilih secara acak tanpa memperhitungkan strata populasi.

Peneliti memilih kelas XI TKJ untuk memastikan bahwa siswa memiliki tingkat pemahaman materi yang bervariasi, khususnya fokus pada keterampilan menulis teks berita yang diajarkan di kelas tersebut.

3.5 Variabel Penelitian

(42)

Dalam penelitian, mendefinisikan variabel penelitian sangatlah penting.

Menurut Sugiyono (2017:39), variabel penelitian (atau objek penelitian) adalah suatu atribut, ciri, atau nilai dari seseorang, objek, atau aktivitas yang menunjukkan variasi tertentu dan ditentukan oleh peneliti. Dengan menargetkan keputusan dan kesimpulan tertentu, peneliti dapat mengumpulkan informasi yang memungkinkan mereka mengambil kesimpulan sehingga memudahkan pengembangan variabel penelitian.

Studi ini mengikutsertakan dua kategori variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen, yang secara alternatif disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, atau anteseden, merepresentasikan faktor- faktor yang memiliki dampak signifikan atau menyebabkan modifikasi pada variabel dependen. Sebaliknya, variabel dependen, yang juga dikenal sebagai variabel hasil, kriteria, atau output, adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Menurut Sugiyono (2013:45), variabel dependen dipengaruhi atau ditentukan oleh keberadaan variabel independen. Variabel- variabel spesifik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (variabel indepeden) variabel bebas adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media karyawarta kelas (XI)

b. Variabel Terikat adalah Variabel terikat adalah variabel yang nilai atau keberadaannya dipengaruhi atau dihasilkan oleh variabel independen. Dalam konteks penelitian ini, variabel yang ditetapkan

(43)

sebagai variabel terikat adalah adalah kemampuan menulis siswa (Y)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Suatu perspektif penting dari penyelidikan adalah menentukan strategi untuk mengukur faktor-faktor penyelidikan dan instrumen pengumpulan informasi. Ketidaktaatan belajar terutama dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang diinginkan. Investigasi ini menggunakan empat strategi pengumpulan informasi, yaitu:

a. Obsevasi

Observasi merupakan studi Pendahuluan, dalam konteks penelitian ilmiah, berfungsi sebagai bagian awal yang krusial untuk mengumpulkan data dan informasi yang relevan secara langsung dengan fokus utama studi yang sedang dilakukan, dalam penelitian ini dilakukan di SMK M 12 Muhammadiyah Sekaran.

b. Wawancara

Wawancara dillaksanakan untuk mendapat informasi yang lebih jelas dan untuk memperkuat laporan obser

vasi. Wawancara dilakukan baik terhadap guru maupun siswa, khususnya yang menjadi subjek penelitian.

c. Tes awal (pretest) dan Tes akhir (posttest)

Tes permulaan (pretest) merupakan evaluasi yang dilakukaan saat melaksanakan media pembelajaran karyawarta untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa pelajaran XI. Tes ini diberikan pada

(44)

mata pelajaran tes dan pelajaran kontrol. Tes akhir (posttest) merupakan penilaian yang dilakukan setelah mengaktualisasikan media karyawarta.

Poin posttest untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap penulisan teks berita setelah memanfaatkan media karyawata untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita pada pembelajaran XI SMKM Muhammadiyah Sekaran.

d. angket

Angket adalah alat untuk mengumpulkan informasi yang memungkinkan peneliti mengeksplorasi sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik individu kunci dalam suatu organisasi yang mungkin terkena dampak sistem yang diusulkan atau yang sudah ada.

3.7 Teknik Analisi Data

Dalam menganalisis data untuk menguji hipotesis mengenai hasil post-test keterampilan menulis siswa dalam membuat teks berita, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, digunakan statistic inferensial dengan uji beda rata-rata, namun analisis persyaratan harus dipenuhi terlebih dahulu untuk memastikan keakuratan hasil analisis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji T.

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji statistic yang digunakan untuk menguji apakah data yang diamati memiliki ditribusi normal atau tidak. Tes ini menilai apakah

(45)

informasi yang diperoleh mengikuti penyebaran yang khas. Pengambilan pilihan didasarkan pada nilai sentralitas, dimana apabila nilai (Ha) lebih besar dari 0,05 maka spekulasi tidak sah (H0) ditolak, dan bila kurang dari 0,05 maka H0 diakui (Murwani, 2001), Teori terukurnya adalah sebagai berikut:

H1: Tesnya berdistribusi normal H0: Tes ini biasanya tidak normal 3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dapat menjadi strategi faktual yang digunakan untuk menentukan apakah dua kumpulan informasi atau lebih berasal dari populasi yang memiliki fluktuasi yang sama. Dalam pengujian relaps, kesalahan relaps untuk setiap pengumpulan, berdasarkan variabel bawahannya, harus mempunyai perubahan yang sebanding. Oleh karena itu, uji homogenitas bertujuan untuk memverifikasi apakah variasi pada beberapa kelompok data penelitian konsisten. Secara sederhana, homogenitas menunjukkan bahwa kumpulan data yang diamati memiliki karakteristik yang serupa. Adapun kriteria pengujiannya, yaitu jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak memili variansi yang homogen (tidak sama). Dan jika nilai signifikansi > 0,05, maka data memiliki variansi yang homogen.

3.7.3 Uji t

Uji t merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh hasil belajar siswa. Uji T merupakan bagian dari statitik non parametris yang dalam pengujianya data tidak harus berdistribusi

(46)

normal. Adapun kriteria pengujianya yaitu nilai Asymp.Sig 0.05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data dan Hasil Penelitian.

Penelitian ini menyelidiki lapangan kerja dengan pendekatan kuantitatif dengan rencana ekperimen semu, yang mencakup dua kelompok pelajaran kontrol dan kelompok eksperimen. Informasi untuk perenungan ini akan dikumpulkan dari kelas-kelas ini, dan analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS karena datanya berupa numerik.

Pengumpulan data dilakukan melalui posttest dan pretest dengan XI TKJ sebagai kelompokkontrol dan kelas XI TKR sebagai kelompok eksperimen di SMK Muhammadiyah 12 Sekaran. Penelitian berlangsung selama empat hari

(47)

yaitu tanggal 8 mei sampai dengan 11 Mei 2025. Setiap kelas menjalani pretest pada tanggal 8 mei 2025 dengan siswa sebanyak 30 kelas kontrol dan 25 kelas eksperimen. perlakuan satu dilaksanakan pada tanggal 8 Mei, perlakuan kedua dilaksanakan pada 9 Mei, perlakuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 10 Mei dan posttest dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2025.

4.1.1 Deskripsi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol.

Data untuk penelitian ini akan dikumpulkan dari kelas-kelas ini dan analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS karena datanya berupa numerik. Pengumpulan data dilakukan melalui pretest dan posttest dengan kelas XI TKJ sebagai kelas kontrol dan XI TKR sebagai kelompok eksperimen di SMK Muhammadiyah. Penelitian berlangsung selama empat hari yaitu tanggal 8 msampai dengan 14 mei 2025. Setiap kelas menjalani pretest pada tanggal 8 mei 2025 dengan jumlah siswa 30 dan 25 kelas eksperimen. perlakuan satu dilaksanakan pada tanggal 8 mei, perlakuan dua dilaksanakan pada tanggal 9 mei, perlakunan ketiga dilaksanakan pada 10 mei dan posttest dilaksanakan pada tanggal 14 mei 2025.

Tabel 4.1 Rangkuman data statistik skor pretest kelas eksperimen dan kontrol No Nama Kelompok N Nilai

Minimum

Nilai Maksimum

Mean Standar

1. Pretets

eksperimen

25 47 68 59.96 5.311

2. Pretest

Kontrol

30 50 68 59.07 4.578

(48)

Bedasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest kelas eksperimen menunjukan nilai standar 5.311 yang menunjukkan data berdistribusi lebih banyak dari pada hasil pretest kelas kontrol yang memilik nilai standar 4.578. data statistik yang terdapat dalam table di atas dapat disajikan distribusi frekuensi skor ptretest keterampilan menulis teks berita untuk kelas eksperimen dan kontrol. Distribusi frekuensi untuk kedua kelas ditampilkan dalam table dibawah ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perolehan Hasil Pretest Kelas Eksperimen (XI) No Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

1. 10-35 - -

2. 36-55 4 16%

3. 56-75 21 84%

4. 76-90 0 -

Jumlah 25 100%

Bedasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai siswa menunjukkan pola ertentu, dengan beberapa siswa mencapai nilai signifikan.

bahwa siswa yang mendapatkan nilai 76-90 sebanyak 0 siswa, skor 56-75 sebanyak 21 siswa, skor 36-55 sebanyak 4 siswa, skor 10-35 sebanyak 0 siswa.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perolehan Hasil Pretest kelas Kontrol (XI) No Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

1. 10-35 - -

2. 36-55 7 28%

3. 56-75 24 72%

4. 76-90 0 -

Jumlah 30 100%

(49)

Bedasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 76-90 sebanyak 0 siswa, skor 56-75 sebanyak 24 siswa, skor 36-55 sebanyak 7 siswa, skor 10-35 sebanyak 0 siswa.

Tabel 4.4 Rangkuman Data Statistik Skor PosttestKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Nama Kelompok N Nilai

Minimum

Nilai Maksimum

Mean Standar 1. Posttest

Eksperimen

25 61 84 74.92 5.887

2. Posttest Kontrol

30 52 74 5.624 5.624

Berdasarkan pada tabel yang telah disajikan, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil posttest kelas eksperimen memperlihatkan nilai standar sebesar 5.887. Nilai ini mengindikasikan bahwa distribusi data lebih banyak dibandingkan dengan hasil pretest kelas kontrol, yang memiliki nilai standar 5.624. Data statistik yang tertera dalam tabel tersebut dapat dipresentasikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor pretest keterampilan menulis teks berita untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Distribusi frekuensi untuk kedua kelas tersebut akan ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perolehan Hasil Posttest Kelas Kontrol (XI) No Kelas Interval Frekuensi Relatif Frekuensi

1. 10-35 0 -

2. 36-55 3 12%

3. 56-75 27 88%

4 76-90 0 -

(50)

Jumlah 30 100%

Bedasarkan tabel dan grafik tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendpatkan nilai 76-90 sebanyak 0 siswa, skor 56-75 sebanyak 27 siswa, skor 36-55 sebanyak 3 siswa, dan skor 10-35 0 siswa.

4.1.2 Data Keterampilan Menulis Siswa Posttest Bedasarkan Indikator Pada Kelas Ekperimen dan Kontrol

Kajian ini menggunakan presentase kemmpuan menyimak dari nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol untuk mengevaluasi pencapaian siswa bedasarkan indicator yang ditetapkan. Perbedaan presentase ini dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.6 Data Presentase Ketercapaian Nilai Posttest Bedasarkan Indikator

No INDIKATOR KETERAMPILAN

MENULIS NILAI POSTTEST SISWA

KELAS EKSPERIMEN

KETERAMPILAN MENULIS NILAI

POSTTE ST SISWA

KELAS KONTROL 1. Menganalisis keterampilan

menulis kelas eksperimen dan kontrol

70,00 60,00

2. Menentukan susunan dalam suatu unsur keterampilan menulis.

80,00 65,00

3. Menganalisis 89,76 66,31

(51)

kecenderungan keterampilan menulis bedasarkan data yang

disajikan

Jumlah 239,76 191,31

Rata-Rata 74,92 63,77

Bedasarkan tabel diatas rata rata presentase pencapaian pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Rata-rata pencapaian kelas eksperimen adalah 74,92. Sedangkan pada kelas kontrol. Presentase pencapaian nilai posstest untuk setiap indikator bervariasi. Indicator ke 3 memiliki presentase tertinggi di antara indicator lainnya, yaitu 89.76 untuk kedua kelas.

Sementara itu, indikator terenda di kelas eksperimen adalah 70,00%.

4.1.3 Hasil Uji Persyarattan Data

Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, data pretest dan posttest telah dikumpulkan dengan tujuan untuk mengevaluasi kemampuan menulis teks berita, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data ini akan dianalisis lebih lanjut. Sebagai langkah awal dalam proses analisis data, uji persyaratan akan dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan validitas analisis berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dirancang untuk menilai apakah sampel data memenuhi distribusi normal. Uji ini menggunakan uji normalitas komlogorovsmirnov dengan menggunakan SPSS 24.0. sebelum melakukan uji normalitas, dilakukan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang hasil

(52)

penelitian. Hasil uji normalitas data pre-test dan post-test di sajikan pada table berikut:

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Komlogrov smirnov

DATA N TARAF

SIGNIFIKA N

SIGNIFIKASI KRITERIA KET Pretest

Eksperimen .108 25 .200 p≥0.05 Normal

Posttest Eksperimen

.093 25 .200 p≥0.05 Normal

Pretest Kontrol

.113 30 .200 p≥0.05 Normal

Posttest Kontrol

.094 30 .200 p≥0/05 Normal

Bedasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest kelas eksperimen menunjukkan nilai signifikansi 0,200 yang menunjukkan data berdistribusi normal. Hasil postest eksperimen menunjukkan nilai signifikasi 0,200 yang menunjukkan data normal, untuk data pretest kontrol juga menujukkan signifikasi 0,200 yang menunjukkan data normal, hasil kelas posttest kontrol menunjukkan nilai 0,200 yang menujukkan normal. oleh karena itu, dan dapat disimpulkan hasil pretest dan posttest berdistribusi normal.

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas diterapkan guna mengevaluasi keserupaan varians antara dua faktor yang diperbandingkan. Apabila nilai signifikansi yang dihasilkan dari analisis Levene menunjukkan angka di bawah 0,05, maka data dikategorikan sebagai tidak homogen atau heterogen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi melampaui 0,05, data tersebut dianggap homogen. Evaluasi ini didasarkan pada outcome post-test dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yang tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 4.8 Homogenitas Dari Pre-Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Gambar

Tabel 3. 1 Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 3.3 Populasi
Tabel 4.1 Rangkuman data statistik skor pretest kelas eksperimen dan kontrol No Nama Kelompok N Nilai
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perolehan Hasil Pretest Kelas Eksperimen (XI) No Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan aplikasi Multimedia Interaktif untuk sistem operasi Android materi produksi media pembelajaran audio untuk mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan adalah

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui program

Maka yang dimaksud dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 3 Bojonegoro

Menurut (Agustina, 2011) ada beberapa peran teknologi bagi pendidikan yaitu:.. Sarana bagi pendidik untuk memberikan semangat belajar kepada peserta didik supaya

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang, Peran Media Sosial Instagram Dalam Mengkomunikasikan Brand Image ELTIBIZ (Lembaga Pendidikan

Untuk menerapkan teori belajar ke dalam teori belajar dalam media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (MP-BTIK) untuk meningkatkan kualitas

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet

Pelatihan Penggunaan Teknologi Pendidikan: Dalam era digital, guru perlu menguasai teknologi untuk meningkatkan metode pengajaran mereka.. Program ini memberikan pelatihan tentang cara