BAB III PEMBAHASAN
A. Upaya Guru Aqidah Akhlak Dalam Mengembangkan Motivasi
4. Memberikan Nasehat
Menurut al-Nahlawi yang dikutip ahmad taisir, bahwa nasehat adalah memberikan petuah dengan cara menyentuh kalbu, nasehat ini tidak
33 Agus Suprijono, Cooperative Learning. Teori Dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 56.
34 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan (Mengenai Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia), (Jakarta: Kencana,2007), hlm. 51.
35 Ismail Yusanto Dkk, Menggagas Pendidikan Islami, (Bogor: Bantarjati, 2011.
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dalam diri kita sendiri. Disekolah biasanya itu datang dari pihak pendidik atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini bersifat edukatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan.37
Tugas tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual atau dapat pula secara kelompok.38
36 Ahmad Taisir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 25.
37Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2014), hlm.
507.
38 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014, hlm 81.
Yang dimaksud dengan metode ini ialah suatu cara dalam proses belajar-mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan- kesulitan itu.
Sekolah berkewajiban mempersiapkan murid-murid agar tidak canggung hidup di tengah-tengah masyarakat. Karenanya guru hendaklah berusaha melatih teknik kemampuan anak untuk mencocokkan berbagai masalah yang mungkin akan dihadapi kelak.
Pusat kegiataan metode ini berada pada murid-murid dan mereka disuguhi bermacam masalah agar mereka menyelesaikan, menanggapi dan memikirkan masalah itu.
Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal yaitu:
1) Murid diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks, baik secara kelompok atau secara perorangan diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya kemudian murid yang bersangkutan mempertanggung jawabkannya.
2) Murid diberi tuga untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan matorik.
3) Murid diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu/problem solving dengan cara mencoba memecahkannya. Dengan tujuan agar murid biasa
berpikir ilmiah ( logis dan sistematis dalam memecahkan sesuatu masalah).
4) Murid diberi tugas melaksanakan proyek, dengan tujuan agar murid-murid membiasakan diri bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatu masalah, yang telah disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnnya.39
diamati.41 Menurut Supardi, penelitian diskritif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk melukiskan keadaan objek atau persoalannya dan tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan berlaku umum.42
Margono mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.
b. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpul data.
c. Analisa data dilakukan secara induktif.
d. Penelitian bersifat diskriftif analitik.
e. Tekanan penelitian berada pada proses.
f. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus.
g. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka.
h. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama.
i. Pembentukan teori berasal dari dasar.43
Dari ciri-ciri tersebut dikaitkan dengan penulis dilapangan, maka yang menjadi sumber data adalah individu-individu yang terlibat langsung di dalam objek penelitian dan berbentuk fisik dan bangunan-bangunan gedung sekolah itu sendiri.
Sedangkan menurut Nasution penelitian kualitatif mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
41 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Grafindo Persada, 2003), hlm. 4
42 Supardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Yayasan Cerdas Pres, 2006), hlm.
10. 43 Marogono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 41.
a. Mengutamakan data langsung atau “first hand” untuk itu peneliti sendiri terjun ke lapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara.
b. Menonjolkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencetak data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang di teliti.
c. Verifikasi. Antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif.
d. Menggunakan “audit trail. (trail ialah mengikuti jejak atau melacak) untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan.
e. Mengadakan analisis sejak awal penelitian, dan selanjutnya sepanjang melakukan penelitian itu. Tujuan penelitian naturalistic bukan untuk menguji hipotisis yang didasarkan atas teori tertentu, melainkan untuk menemukan pola-pola yang mungkin dikembangkan menjadi teori.44
Peneliti dalam melakukan penelitian ini sesungguhnya dengan menggunakan jalur pendekatan kualitatif, yang didasarkan atas beberapa alasan sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sebanyak- banyaknya tentang upaya guru aqidah akhlak dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada kelas VIII di MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang.
44 Nasution, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2003), hlm. 9-12.
b. Lebih mudah menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan objek penelitian.
c. Memiliki daya kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang ditimbulkan dari pola-pola nilai yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dalam hal ini peneliti ingin membuat hubungan dengan responden menjadi lebih dekat sehingga dalam pengumpulan data peneliti tidak merasa kesulitan.Kaitannya dengan ini maka peneliti berusaha memahami dan mendeskripsikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan upaya guru aqidah akhlak dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada kelas VIII Di MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang.
b. Mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait seperti guru dan kepala sekolah.
c. Disamping mengadakan observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan pencatatan data-data yang berkenaan dengan upaya guru aqidah akhlak dalam mengembangkan motivasi belajar siswa pada kelas VIII di MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang.
Dan juga mengadakan observasi aktif untuk lebih dekat dengan tentang eksistensi guru sebagai tonggak penerus cita-cita bangsa dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantanagn.
Maka kehadiran peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan karena tanpa kehadiran peneliti, keberhasilan dari suatu penelitian tidak bias tercapai dengan baik, apalagi penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kualitatif dimana snagat diperlukan kehadiran peneliti.
3. Sumber Data
Sumber data dalam sebuah penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Salah satu ciri utama penelitian kualitatif adalah manusia sebagai alat (instrumen) yang mengumpulkan dan memberi data. Hal ini dilakukan dalam pengamatan berperan serta, pengamatan, wawancara, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan lain-lain.
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang terpenting dalam penelitian. Pengumpulan data merupakan pencetakan peristiwa- peristiwa atau keterangan-keteranagn dan karekteristik sebagian atau seluruh elemen yang mendukung atau menunjang penelitian.Dengan adanya teknik pengumpulan data maka data yang diperoleh telah bisa dikatakan valid.45
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
45 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bani Aksara, 2009), hlm. 52.
a. Metode observasi
Metode observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh panca indra. Secara tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu melalui media visual/audiovisual.46
Adapun jenis observasi yaitu, observasi partisipan dan nonpartisipan, observasi sistimatis, dan observasi eksperimen.
Observasi partisipasi ialah observasi yang terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti, obsevasi nonpartisipan ialah observasi yang tidak ikut serta terlibat dalam objek penelitian, observasi sistimatis ialah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya, sedangkan observasi eksperimen ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.47
Berdasarkan jenis observasi di atas, maka peneliti menggunakan nonpartisipan, alasan peneliti menggunakan observasi nonpartisipan adalah peneliti tidak ikut terlibat dalam objek penelitiannya. Peneliti hanya sekedar mengamati masalah-masalah yang ada di lapangan.
b. Metode wawancara(interview)
46 Djam‟an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
ALPABETA, 2014), hlm. 105.
47 Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hlm. 56.
Interview juga disebut juga dengan koesioner lisan dalam hal ini para penulis memberikan batasan tentang interview.Sutrisno Hadi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan interview adalah suatu cara atau metode untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dilakukan dengan cara sistematis dengan berdasarkan pada tujuanpenelitian.48
Jadi peneliti mewawancarakan disana adalah kepala sekolah,guru-guru dan siswa.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak mereka dapat berupa catatan, buku harian dan dokumen-dokumen.49Dari pengertian tentang dokumen tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah sebagai sumber data dari catatan peristiwa atau tertulis dari suatu kejadian yang telah berlalu.Penggunaan teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang ada di lokasi penelitian.
Dengan demikian penggunaan metode dokumentasi ini untuk memperoleh data-data tertulis mengenai: profil dan luas geografis MTs Haqqul Yaqin NW Sayang-Sayang, keadaan guru dan siswa, jumlah siswa di MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang dan sebagainya.
48 Ibid., hlm.193.
49 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori Aplikasi, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 191.
Keabsahan data adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh keabsahan hasil temuannya.Data merupakan konsep penting yang diperbarui dan konsep kesahihan serta keadaan yang disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan kriteria dan paradigma itu sendiri.51
a. Teknik triangulasi
Triangulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pendamping terhadap data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam triangulasi sebagai berikut:
1) Triangulasi sumber, triangulasi sumber adalah untuk membandingkan dan mengecek balik data dari hasil penelitian atau suatu informasi. Hal ini dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi.
b) Membandingkan hasil dokumentasi dengan hasil wawancara.
51 Moleong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 171.
2) Triangulasi metode dilakukan secara bersamaan dalam suatu kegiatan wawancara dengan responden yang ada dilokasi penelitian. Dengan teknik ini peneliti membandingkan antara data yang ditemukan dengan kenyataan yang terjadi di MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, hasil wawancara dengan hasil observasi yang peneliti lakukan.
b. Kecukupan referensi
Kecukupan referensi adalah sebagian alat untuk menjaring data, merefisi, menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Kecukupan refrensi yang peneliti gunakan sebagai landasan teoritis yang cukup kuat untuk merumuskan permasalahan maka refrensi menjadi aspek terpenting dalam penyususan proposal ini.
Oleh karena itu peneliti sangat membutuhkan refrensi yang relevan antara lain: bahan-bahan dokumentasi dan jurnal terkait dengan bidang bidang yang dikaji.52
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulis dalam sistematika pembahasan skripsi ini, penulis mensistematiskan pembahasan selanjutnya yakni,
1. Bagian awal, yang terdiri dari halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.
2. Bagian kedua meliputi:
a. Bab 1: Pendahuluan
52Ibid., hlm. 174.
Dalam pendahuluan ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dan penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan selanjutnya.
b. Bab II: Paparan data dan temuan
Pada bagian ini berisikan gambaran umum tentang MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang.
c. Bab III: Pembahasan
Pada bagian ini membahas tentang upaya guru aqidah akhlak dalam mengembangkan motivasi belajar siswa pada kelas VIII MTs haqqul yakin NW sayang-sayang, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru aqidah akhlak dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada kelas VIII MTs haqqul yakin nw sayang-sayang.
d. Bab IV: Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran serta di akhiri oleh daftar pustaka.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Profil Sekolah MTs Haqqul Yakin NW Sayang- Sayang.
1. Sejarah Singkat Sekolah MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang a. Latar belakang di dirikan MTs Haqqul Yakin
Melihat perkembangan yang begitu pesat, maka para tokoh atau sesepuh agama dan sesepuh masyarakat, mereka berjuang untuk segera membangun gedung di atas sebidang tanah yang seluas 2.951 m2.
Antara lima sampai enam tahun berjalan Madrasah ini, maka
pemerintah dalam hal ini Departemen Agama, salah seorang pejabat yaitu bapak Nursing dan bapak Drs. Adelah, menemui pengurus yaitu Haji Asy‟ari,Tgh. Masykur dan Ustadz M.Napi‟un, meminta untuk merubah Madrasah Diniyah ini menjadi Madrasah Ibtida‟iyah agar menjadi setara dengan SD ada pelajaran umum, akhirnya para pengurus sepakat untuk merubah nama madrasah Diniyah menjadi Madrasah Ibtida‟iyah. Kemudian setelah berdirinya MTs. Nama Yayasan diganti menjadi Perguruan Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang.
b. Pendiri MTs Haqqul Yakin
Tuan guru haji Muhammad Haqqul Yakin.
c. Waktu di dirikan MTs Haqqul Yakin
MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang di buka dengan resmi pada tahun 1987.
d. Tempat di dirikan MTs Haqqul Yakin
MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang terletak Diponogoro No.38 Kecematan Cakranegara, Kota Mataram.
e. Perkembangan
MTs Haqqul Yakin sebelumnya di namakan dengan Madrasah Diniyah, sudah lama berada di Sayang-Sayang, walaupun belum ada gedungnya.
Pada waktu itu sekitar tahun 1957 Madrasah Diniyah adalah tempat orang-orang belajar ilmu-ilmu agama, waktu itu masih menumpang atau meminjam di gedung SDN 1 Sayang-Sayang, lama kelamaan pindah ke Musholla Baitul Makmur Lingkungan Lendang Kelor Daye, dirumah Ustadz Haji Royani, Ustadz Haji Zohri, TGH. Suhaili.53 2. Letak Geografis MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang
MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang terletak di jalan Diponegoro No.38 Sayang-Sayang Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang terletak di daerah yang agak jauh dari pusat keramaian sehingga nyaman untuk belajar.MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang di buka dengan resmi pada tahun 1987 oleh pengurus pendidikan yayasan NW Mataram,di bawah pengawasan Haqqul Yakin, dengan status swasta. Pada tahun 1987 mendapat status terdaftar berdasarkan piagam No: WX/3-d/kp.080/4098/1994.
53Dokumentasi, File Profil MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, 1 Agustus 2018.
Secara geografis MTs Sayang-Sayang terletak atau berbatasan:
a. Sebelah barat: rumah masyarakat b. Sebelah timur: rumah masyarakat c. Sebelah utara: pasar Sayang-Sayang
d. Sebelah selatan; masjid nurul Yaqin Sayang-Sayang.54 3. Visi dan Misi MTs Haqqul Yakin NW Sayang-sayang
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat, era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu Madrasah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang memiliki citra moral yang menggambarkan profil Madrasah yang diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam Visi dan Misi Madrasah sebagai berikut:
a. Visi
Terampil, Berprestasi, Beriman dan Islami.
b. Misi
1) Meningkatkan pengamalan 5 S ( senyum, salam, sapa, sopan, dan santun).
2) Meningkatkan pengamalan sholat berjamaah (zuhur) di madrasah.
3) Mewujudkan tim olahraga dan kesenian yang mampu bersaing di tingkat provinsi dan nasional
54Dokumentasi, File Profil MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, 1 Agustus 2018.
4) Meningkatkan kepedulian warga madrasah terhadap kesehatan, kebersihan dan keindahan lingkungannya madrasah.
5) Meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran.
6) Pengembangan pembelajaran yang berbasis pada kecakapan hidup siswa.
7) Membentuk siswa beriman,bertaqwa dan berakhlakul karimah 8) Mengaktifkan kegiatan ekstakulikuler bagi siswa khusunya dalam
meningkatkan minat baca dengan menyediakan sarana perpustakaan.55
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2017/2018 yang terdaftar di MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang yaitu 108 orang dengan perincian mulai dari kelas VII berjumlah 40 siswa, VIII berjumlah 30, dan kelas IX berjumlah 38 siswa. Oleh karena itu, sebagian besar siswa berasal dari sekitar kecamatan Sayang-Sayang. Adapun siswa yang berasal dari luar kecamatan Sayang-Sayang hanya sebagian kecil dari seluruh siswa yang ada.56 Untuk lebih jelasnya peneliti tampilkan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 2.1
Jumlah siswa MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang Tahun Pelajaran 2017/2018.57
NO KELAS Laki Perempuan JUMLAH
1 Kelas VII a 11 4 15
2 Kelas VII b 9 6 15
55Dokumentasi, File Profil MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, 1 Agustus 2018.
56Dokumentai, File Profil MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, 2 Agustus 2018.
57Dokumentai, File Profil MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, 2 Agustus 2018.
Jumlah 20 10 30
3 Kelas VIII a 14 8 22
4 Kelas VIII b 11 7 18
Jumlah 25 15 40
5 Kelas IX a 14 6 20
6 Kelas IX b 13 5 18
Jumlah 27 11 38
108
5. Keadaan Guru dan Pegawai
Guru merupakan faktor utama yang menyebabkan suatu program pendidikan dapat berlangsung. Tanpa adanya kehadiran seorang guru, proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak akan mungkin siswa dapat belajar sendiri tanpa melalui bimbingan dari seorang guru. Hal ini dapat menunjukkan bahwa betapa pentingnya kedudukan seorang guru dalam mencapai keberhasilan proses kegiatan pembelajaran.
Guru merupakan fasilitator yang mempunyai tanggung jawab dalam proses belajar mengajar dan pegawai merupakan orang yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan bidang administrasi, kepegawaian dan keuangan sekolah yang dibantu oleh staf dan jajarannya yang mempunyai fungsi khusus sehingga semua urusan keadminstrasian dapat dilaksanakan secara optimal.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2
Keadaan Guru Mts Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang Tahun Pelajaran 2017/2018.58
No Nama Pendidikan Jabatan Mata
Pelajaran
1 Arba' in, S. Ag S.1 Kamad/Guru Bhs. Inggris
2 H. Tasruddin, S.Pd. I S.1 W.Kesis/Guru Bhs. Arab Mulok Durusullugoh 3 Sukmayati, S.Pd S.1 Wakel VIII B/Guru Matematika
4 Sufyani, S.Ag S.1 Guru
Aqidah Akhlak
NIP. 196912252000031007 SKI
5 Halimatussa'diah, S.Sos. I S.1 Wakel VIII A/Guru Bhs.
Indonesia 6 I'in Mulhinnah, S. Pt S.1 Wakel IX
B/Laboran/Guru IPA 7 Hudatullah, S. Pd. I S.1 Wakel IX A/Guru IPS 8 Amalia Rahmatin, S. Pd. I S.1 W.Kurikulum/Guru Fiqih
9 Sri Muliana, S. Pd. I S.1 Wakel
VIIB/Pustakawan /Guru
Al qur'an Hadits 10 Akhmad Yani, SP S.1 W.Sarpras/Guru Penjaskes 11 Mustiarah, S.Pd S.1 Wakel VII A/Guru PKn
12 Ilham Rizki TU/Guru Mulok Ke-
NWan
13 Mildayani, S.Pd S.1 Guru Matematika
14 Jalaluddin, S.Pd. I S.1 Pembina Seni
Islam/Guru Seni Budaya
15 Syarifah Nagiyah, S.Pd S.1 BK
16 Tauhid, S.Pd S.1 Guru Bahasa
Inggris
Dari seluruh guru yang ada sebagian besar tata usaha merangkap sebagai guru dan dari seluruh guru hampir semua sudah memiliki
58Dokumentai, File Profil MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, 2 Agustus 2018.
kualifikasi pendidikan S1. Adapun guru yang berstatus PNS hanya 1 orang dan sisanya guru Sertifikasi dan GTT.
6. Sarana dan Perlengkapan
Komponen pendidikan yang sangat vital selain manusia (guru dan siswa) adalah sarana dan prasarana, yang difungsikan sebagai pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya sarana dan prasarana, kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat berjalan dengan baik. Sarana dan prasarana yang ada di MTs. Haqqul Yaqin NW Sayang-Sayang dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Table 2.3
Keadaan sarana dan perlengkapan MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang tahun pelajaran 2017/2018.59
No Sarana dan Prasarana
Jumlah Ruangan Menurut Kondisi Baik Rusak
Ringan
Rusak Sedang
Rusak
Berat Jumlah
1. Ruang Kelas 9 9
2. Ruang Kepala Madrasah 1 1
3. Ruang Guru 1 1
4. Ruang Tata Usaha 1 1
5. Ruang Perpustakaan 1
6. Ruang UKS 1 1
7. Toilet Guru 1 1
59Dokumentasi, File Profil MTs Hakul Yakin NW Sayang-Sayang, 2 Agustus 2018.
8. Toilet Siswa 3 1 4
9. Mushalla 1 1
10. Kantin 1 1
11. Kursi Siswa 110 11 121
12. Meja Siswa 99 7 106
13. Kursi Guru di Ruang
Kelas 9 9
14. Meja Guru di Ruang
Kelas 9 9
15. Papan Tulis 9 9
16. Bola Sepak 3 3
20. Laptop Madrasah 1 1
21. Komputer Madrasah 1 1 2
22. Printer 1 1 2
24. LCD Proyektor 1 1
26. Pengeras Suara 2 1 3
B. Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengembangkan Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas VIII Mts Haqqul Yakin NW Sayang-sayang.
Guru merupakan jembatan penunjuk jalan ke arah yang lebih baik kepada peserta didiknya, untuk menumbuhkan semangat belajar siswa ada hal-hal yang sangat penting dilakukan oleh para guru guna mempermudah proses belajar mengajar.
Setiap guru memiliki cara tersendiri dalam meningkatkan semangat belajar yang tinggi kepada peserta didik,. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru khususnya guru akidah akhlak pada siswa kelas VIII MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Memberi Cerita
Cerita merupakan pendorong terkuat bagi siswa untuk termotivasi dalam belajar, Guru Aqidah akhlak dalam hal ini juga mengakui bahwa memberikan cerita diawal pembelajaran memang sangat berpengaruh besar bagi siswa untuk lebih giat dan rajin lagi dalam belajar. Upaya ini baik dilakukan setiap akan memulai pembelajaran sehingga mtivasi siswa di dalam kelas dapat meningkat secara alami.
Bapak Sufyani selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak mengatakan:
Untuk menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa, saya selaku guru aqidah akhlak mengajar di dalam kelas bukan hanya meyampaikan materi melainkan dengan berbagai upaya. Adapun upaya yang dilakukan sebelum mengajar adalah memberikan cerita kepada siswa, karena dengan adanya cerita yang mendorong untuk ingin seperti yang ada di dalam cerita tersebut maka setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar tentu siswa akan merasa terdorong belajar di dalam kelas dan dapat menggairahkan semangat yang dimiliki oleh siswa.60
60 Sufyani, Wawancara, MTs Haqqul Yakin NW Sayang-Sayang, 15 Oktober 2018.