BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Kegiatan Ekstrakurikuler…
1. Pengertian Kegiatan ekstrakurikuler
Menurut E. Mulyasa(2007: 283) mengatakan bahwa:
“Kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan belajar dan pembelajaran yang di selenggarakan diluar jam pelajaran. Kegiatan ini biasanya di laksanakan sore hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan di laksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore.
Seringkali kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk
mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, keagamaan, pramuka, dan berbagai macam keterampilan lainya”.
Menurut Suharsimi Ari Kunto (2006: 134) mengemukakan bahwa:
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.
Sedangkan menurut direktorat pendidikan menengah kejuruan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatapmuka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.
2. Kedudukan Ekstrakurikuler Dalam KTSP
Peningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan, diantaranya dengan diluncurkanya peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah serta peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula peraturan Mendiknas No.24 tahun 2006. ketiga peraturan diatas memuat beberapa hal penting, diantaranya adalah bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah, yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP. Di dalam KTSP struktur kurikulum yang dikembangngkan mencakup tiga komponen, yaitu: Mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Komponen pengembangan diri merupakan komponen yang relatif baru dan berlaku untuk dikembangkan pada semua jenjang pendidikan. Baik pada pendidikan umum, pendidikan kejuruan, maupun pendidikan khusus.meskipun demikian, pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru, tetapi bisa juga difasilitasi oleh konselor atau tenaga pendidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Pada dasarnya pengembangan diri ini meliputi dua kegiatan, yaitu kegiatan yang terprogram dan kegiatan yang tidak terprogram. kegiatan yang terprogram adalah kegiatan yang direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.
Kegiatan secara terprogram ini dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didiksecara individual, kelompok atau klasikal.kegiatan yang terprogram
initerbagi menjadi dua kegiatan diantaranya adalah bimbingan konseling dan ekstrakurikuler.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler merupakan bagian dari kurikulum KTSP yang harus dikembangkan pada peserta didik. Untuk mengetahui lebih jelas tentang ekstrakurikuler, akan dijelaskan dibawah ini.
3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
4. Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai yang manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa.Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini menurut direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah:
a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dari berbagai macam aspek, yaitu kognitifnya, afektinya dan psikomotoriknya.
b) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minatsiswa dalam upaya pembinaan pribadi dalam menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c) Diharapkan siswa dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan hubungan pelajaran yang lain.Kemudian direktorat pendidikan menengah kejuruan ini juga menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program intrakurikuler dan program kokurikuler.
Program intrakulikuler yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakaukan di sekolah yang penjatahan waktunya telah ditetapkan dalam struktur program dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan minimal dalam masing-masing matapelajaran. Dan berdasarkan program itulah disusun pelajaran yang menjadi landasan para guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan yang dimaksud ekstrakurikuler disini adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah atau diluar jam pelajaran sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai jenis pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat
serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.kegiatan kokurikuler ini dapat dilaksanakan di perpustakaan, di rumah, atau di tempat lain dalam bentuk membaca buku, penelitian, mengarang atau pekerjaan rumah.
5. Jenis Dan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan baik secara perseorangan maupun kelompok. Kegiatan perseorangan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat serta minat siswa. Sedangkan kegiatan kelompok dimaksudkan untuk pembinaan masyarakat. Ada juga yang melaksanakan kegiatan ini dengan cara klasikal dan gabungan. Banyak macam dan jenis kegiatan eksrakurikuler yang dilaksankan disekolah-sekolah pada saat ini, mungkin tidak sama antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain dalam jenis maupun pengembangannya. Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disebutkan sebagai berikut:.
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka(PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lainkarir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, senibudaya.
e. Keagamaan, dan lainya.
6. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Pada perencanaan kegiatan ekstrakurikuler, yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu:
1. Materi dan struktur program ekstrakurikuler.
2. Waktu dan tempat pelaksanaanya.
3. Sumber daya manusia yang akan terlibat.
4. Dana dan sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan.
5. Hasil yang diharapkan.
6. Serta bagaimana mengevaluasi dan pengembanganya.
Perencanaan seharusnya juga telah diperhitungkan kemungkinan- kemungkinan tumbuhnya hambatan serta langkah-langkah alternatif untuk mencegah maupun untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi.
7. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah tahap dimana dankapan, bagaimana serta oleh siapa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan,sehingga pelaksanaan dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan terlibatnya semua sumber daya manusia, dana dan sarana sesuai
dengan pedoman dan petunjuk, waktu, dan tempat yang telah ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah oleh pendidik atau tenaga kependidikan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada substansi kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud. Dalam konteks pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam adalah sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jampelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari oleh siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan sekolah bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan kurikuler Pendidikan Agama Islam yang mencakup 5 aspek bahan pelajaran, yaitu: Al-Qur‟an hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Tarikh dan kebudayaan Islam.
Dalam hal ini, kegiatan ekstrakurikuler tersebut diarahkan kepa da kegiatan pengayaan dan penguatan terhadap materi-materi pembahasan dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, seperti program kegiatan ekstrakurikuler membaca al-Qur‟an (kursus membaca al-Qur‟an).Kegiatanini sangat penting mengingat kemampuan membaca al-Qur‟an merupakan langkah awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut. Diantara pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler secara terperinci diantaranya:
a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor atau tenaga kependidikan disekolah atau madrasah.
b. Kegiatan ektrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksanaan sebagaimana telah direncanakan.
8. Evaluasi dan pengawasan kegiatan ekstrakurikuler
Pada dasarnya hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan pada Pimpinan sekolah dan pemangku kepentingan lainya oleh penanggung jawab kegiatan. penilaian secara rinci diantaranya adalah:
a. Kegiatan ekstrakurikuler ini dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
b. Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan secara:
1) Intern oleh kepala sekolah.
2) Ekstern oleh pihak yang secara struktural fungsional memiliki wewenang membina kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud.
3) Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindak lanjuti untuk meningkatkan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Disamping itu, evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler diperlukan untuk menentukan hasil akhir yang dicapai pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut, yang mana diantaranya adalah:
1) Dalam mencapai hasil akhir apabila dilihat dari segi waktu, tercapai ketepatan waktu dan efisien.
2) Dalam mencapai hasil akhirapabila dilihat dari segi hasil apakah dapat dilaksanakan secara efektif.
3) Dalam mencapai hasil akhirapakah terjadi hambatan, gap atau jurang pemisah antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang terjadi.
4) Penampilan para siswa yang dapat dilihat melalui perubahan sikap, perilaku, keterampilan, pengetahuan dan lain- lain.
38
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan kuantitatif dengan mengeksploitasi data dilapangan dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran tentang Bagaimana Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler keagamaan di SMK Negeri 4 Makassar.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri 4 Makassar.
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa di SMK Negeri 4 Makassar.
C. Variabel Penelitian.
Dengan melihat judul diatas Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SMK Negeri 4 Makassar. Terdapat dua variable yaitu variable Independen adalah variable bebas (x) adalah Pembinaan Akhlak sedangkan variable Dependen adalah variabel terikat (y) adalah Ekstrakurikuler.
D. Defenisi Operasional Variabel
Margono (1997: 40) mengemukakan bahwa :
“Defenisi operasional variable dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup yang diteliti agar tidak terjadi salah penafsiran dalampenelitian dan untuk pengukuran atau pengamatan terhadap variable yang bersangkutan serta pengembangan instrument”.
Berdasarkan berbagai pengertian yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis merumuskan definisi operasional bahwa Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan adalah sebagai berikut.
1.Pembinaan Akhlak adalah segala usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadran, memelihara terus menerus terhadap tatanan nilai agama agar segala perilaku kehidupannya senantiasa diatas norma-norma yang ada dalam tatanan tersebut.
2. Ekstrakurikuler adalah kegiatantan bahan diluar struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.
Dengan demikian, yang di maksud dengan Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan ini adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk mendorong siswa melakukan kegiatan dengan cara melalui kegiatan ekstrakurikuler agar dapat mengembangkan aspek
2 4
sebelumnya.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai populasi, terlebih dahulu penulis memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan yang dikemukakan oleh penulis, yaitu sebagai berikut:
Menurut Margono (1997: 57) mengatakan bahwa:
“Populasi adalah seluruh objek yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang ligkup dan waktu yang kita tentukan populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya, kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya ukuran populasi sama dengan banyaknya manusia”.
Suharsimi Arikunto (2002: 108) mengatakan bahwa :
“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel”.
Berdasarkan definisi yang telah di kemukakan diatas. Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah, guru dan siswa yang ada disekolah dengan jumlah guru 96 orang dan jumlah siswa adalah1.425 orang. Dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel Populasi
No. Guru danSiswa Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Guru 47 49 96
2.
Siswa KelasX 139 488 627
Siswa Kelas XI 74 257 331
Siswa KelasXII 97 370 467
Jumlah 357 1.164 1.521
Sumber data: Kantor Tata Usaha SMK Negeri 4 Makassar tahun 2016 2. Sampel
Setelah melihat populasi dalam penelitian ini, maka langkah berikutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel merupakan sebagian kecil yang diambil dari sebuah populasi penelitian. Jadi dalam penentuan penelitian tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut membutuhkan dana, biaya dan anggaran yang relative banyak, memiliki waktu yang agak lama serta pertimbangan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti.
Sampel dalam pandangan Suharsimi Arikunto (2006 : 131) sebagai bagian dari populasi yang diteliti, dan menyatakan pula bahwa :
“Sampel adalah memilih sejumlah tertentu dari keseluruhan populasi yang akan dijadikan subjek penelitian sampel yang diteliti nantinya akan mewakili seluruh populasi sebagai hasil untuk semua populasi tetapi jika populasi dari penelitian tersebut sedikit maka bisa saja populasi penelitian itu menjadi sampel penilitian. Populasi dari sebuah penelitian itu kurang dari seratus dan sedikit maka penelitian tersebut
menjadi sampel penelitian”.
Dalam hal ini penulis juga berdasar dari pendapat Suharsimi Arikunto (1996:120) bahwa:
“Populasi yang objeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih”.
Berdasarkan landasan diatas maka sampel dari jumlah populasi Guru adalah 96 orang, dilakukan dalam teknik proposive sampling yakni sebagian dari guru agama yaitu: 6 dijadikan sebagai responden dalam penelitian.
Sedangkan sampel siswa dari jumlah populasi adalah siswa yang ikut ekstrakurikuler sebanyak : 42 orang di antaranya kelas XI = 22 dan kelas XII
= 20, untuk lebih jelasnya lihat table dibawah.
Tabel 2
Daftar Distribusi Sampel Di Lokasi Penelitian
No. Guru danSiswa Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Guru Agama dan
Ekstrakurikuler
3 3 6
2. Siswa Kelas XI 4 18 22
Siswa Kelas XII 5 15 20
Jumlah 10 34 48
Penilitian menggunakan instrument penelitian sebagai alat bantu agar kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur, dalam pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sebagaimana yang dikatakan Suharsimi Arikunto (2002: 10-13) antara lain sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
Yaitu catatan untuk mengamati secara langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian, keadaan Guru dan keadaan Siswa.
2. Pedoman Wawancara
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara / interview terhadap sampel secara langsung sehingga informasi- informasi mengenai peran penyuluh agama dalam meningkatkan kegiatan keagamaan, masyarakat dapat akurat dan tidak ada rekayasa didalamnya.
3. Pedoman Angket
Yaitu catatan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.
4. Catatan Dokumentasi
Yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.
Dalam penelitianini, peneliti menggunakan beberapa tehnik dan metode untuk mengumpulkan data sebagai berikut yaitu:
1. Library research, yaitu pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian, pengkajian dan catatan terhadap literature atau buku-buku referensi yang sesuai dengan kebutuhan pembahasan dalam penelitian ini, karya ilmiah yang relevan terhadap masalah yang dibahas berupa konsep, teori, dangan gagasan para ahlih sehubungan dengan objek yang dibahas.
Metode pengumpulan data ini terbagi atas dua bagian yaitu:
a. Kutipan langsung, yaitu peneliti mengutip pendapat para ahli yang terdapat dalam buku-buku referensi yang berhubungan dengan pembahasan penulisan ini dengan tanpa merubah redaksi kalimatnya dan makna yang terkandung di dalamnya.
b. Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan pendapat-pendapat para ahli yang terdapat dalam referensi dalam bentuk uraian yang berbeda dalam konsepaslinya, tetapi makna dan tujuannya sama.
2. Field research, yang suatu tehnik pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung dilokasi penelitian atau lapangan tentang objek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang
penelitian ini dengan menggunakan metode-metode yang telah dipersiapkan yaitu:
a. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komonikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek peneliti, keadaan guru dan siswa.
b. Interview, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap guru dan siswa adalah objek yang akan diteliti dalam peningkatan prestasi belajar.
c. Angket, yaitu memberikan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.
d. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.
H. Teknik Analisis Data.
Penelitian ini merupakan deskriptif dengan menggunakan data. Untuk mengola data menjadi sebuah pembahasan, maka peneliti menganalisis data dengan teknik analisis deskriptif yaitu berusaha memberikan gambaran dari data yang diperoleh dengan menggunakan rumus persentase sesuai dengan table sebelumnya.
data adalah sebagai berikut:
% N 100 P F
Keterangan :
F : Frekuensi yang sedang dicari persentase N : Jumlah frekuensi/ banyaknya responden P : Angka persentase
Hasil dari perhitungan tersebut, kemudian peneliti tabulasikan dalam bentuk tabel frekuensi dan diberikan interpretasi terhadap hasil tabulasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Objektif dan Lokasi Penelitian
Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian, namun sebelum terlalu jauh membahas mengenai hasil penelitian ini, terlebih dahulu peneliti memberikan gambaran tentang objektif lokasi penelitian sebagai berikut:
1. Gambaran Umum
Secara geografis SMK Negeri 4 Makassar terletak pada : a. Sebelah Utara berbatasan dengan jl.Buru
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan jl.Andalas c. Sebelah Barat berbatasan dengan jl.Tentara Pelajar d. Sebelah Timur berbatasan dengan jl.Vetran Utara
Adapun profil SMK Negeri 4 Makassar sebagai berikut : Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Makassar
Alamat : Jln. Bandang No. 140 Makassar Kode Pos : 90156
Kelurahan : Parang Layang Kecamatan : Bontoala
Status sekolah : Negeri
47
2. Sejarah singkat lokasi penelitian
Sebagai langkah awal dalam pembahasan ini akan dikemukakan sejarah singkat SMK Negeri 4 Makassar, yang dijadikan sebagai objek penelitian. SMK Negeri 4 Makassar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang terletak di jalan Bandang no.140 Kelurahan Parang Layang Kecamatan Bontoala, yang didirikan oleh Drs. Alfero Tarupay pada tahun 1964.
Nama awal sekolah SMEA Negeri 2 Ujung Pandang dibuka dan didirikan pada tanggal 1 Agustus 1964-1997. Ditahun tersebut kemudian nama sekolah dirubah menjadi SMK Negeri 4 Makassar.
Sejak berdirinya pada tahun 1964 sampai pada tahun ajaran 2015- 2016, telah mengalami beberapa kali pergantian kepalah sekolah pada tahun ajaran 1964-1985 yang menjabat sebagai kepala Sekolah SMK Negeri 4 Makassar adalah Bapak Drs. Alferos Tarupay, pada tahun ajaran 1985-1995 yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Bapak Andi Sleh Tahir, BA, Pada tahun 1995-1997 yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Bapak Drs, Djamaluddin Bahsen, pada tahun 1997-2006 yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Bapak Drs.
Anwar, Kemudian pada tahun 2006-2008 yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Bapak Drs. Muhammad Rais. Dan pada tahun 2008-2016 adalah bapak Drs. Asnah Baharuddin, M.Pd, dan pada tahun 2016 adalah bapak Drs. H. Muhammad Jufri M.Pd.
3. Visi dan Misi Sekolah SMK Negeri 4 Makassar
Adapun Visi dari Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 4 Makassar adalah “Unggul Dalam Prestasi, Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan Kejuruan”.
Dan Misi adalah:
a. Menyiapkan tamatan yang siap kerja dan produktif yang dilandasi iman dan taqwa serta menguasai ilmu pengetahun dan teknologi.
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang adaptif , fleksibel dan berwawasan global.
c. Mengembangkan potensi sekolah yang bernuansa industri dan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
d. Mengembangkan fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan terpadu (PPKT) yang memberikan layanan prima kepada masyarakat.
4. Tujuan Sekolah SMK Negeri 4 Maassar
Tujuan sekolah SMK Negeri 4 Makassar secara bertahap akan dimonitor, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu empat tahun sebagai berikut :
a. Pencapaian standar isi
Menghasilkan kurikulum satuan pendidikan sesuai ketentuan standar nasional pendidikan.
b. Pencapaian standar proses
Terlaksananya proses pembelajaran yang efektif, efisien, interaktif, inspiratif, kreatif, dan memberikan ruang bagi kreativitas dan kemandirian peserta didik.
c. Pencapaian standar kompetensi lulusan
Meningkatnya standar kelulusan, pencapaian ketuntasan kompetensi tiap tahun atau semester, kejuaraan lomba bidang akademik dan non akademik.
d. Pencapaian standar sarana dan prasarana pendidikan
Tersedianya sarana dan prasarana baik secara kualitas maupun kuantitas yang memadai.
e. Pencapaian standar pendidikan dan tenaga kependidikan
Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai standar nasional pendidikan (SNP).
f. Pencapaian standar pengelolaan pendidikan
Tercapainya efesiensi dan efektif dalam menyelenggarakan yang menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS).
g. Pencapaian standar pembiayaan pendidikan
Tercapainya biaya operasional pendidikan yang sesuai SNP secara teratur dan keberlanjutan.
h. Pencapaian standar penilaian pendidikan
Terlaksananya proses penilaian sesuai dengan prosedur, mekanisme, dan instrument penilaian yang sesuai dengan SNP.
5. Keadaan Guru
Guru sebagai pelaku utama dalam pendidikan. Guru bukan saja dituntut untuk melaksanakan tugasnya secara profesional namun juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional dibidangnya, sehingga orangtua memasukkan anaknya kesekolah, dengan menyerahkan pada sekolah berarti melimpahkan sebagian tanggung jawab kepada guru.
Posisi guru dalam suatu sekolah adalah sangat penting terhadap proses belajar dan interaksi lainnya. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda dalam dirinya. Dengan keahlian guru dalam mendidik tentu dia tahu bagaimana perkembangan afektif, psikomotorik, dan kognitif anak didikinya dan mengetahui kesulitan- kesulitan belajar anak didiknya.
Mengenai keberadaan guru di Sekolah SMK Negeri 4 Makassar, peneliti memberikan gambaran sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 3
Keadaan Guru dan Karyawan SMK Negeri 4 Makassar
NO. NAMA
JENIS
KELAMIN JABATAN STATUS
L P
1. Drs. H. Muhammad Jufri
M.Pd √ KEPSEK PNS
2. Drs. Hayyang, M.Pd √ GURU PNS
3. Dra. Hj. Lupi Laksmiati √ GURU PNS
4. Drs. Hamzah Ruddin √ GURU PNS
5. Drs. Ruslan Abd.
Rahman.M.Pd
√ GURU PNS
6. Dra. Darmawati Yongang √ GURU PNS