• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Ketuntasan Belajar dan Faktor-faktor

Dalam dokumen penerapan pola pengajaran quantum dalam (Halaman 34-45)

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teoritik

4. Pengertian Ketuntasan Belajar dan Faktor-faktor

a. Pengertian ketuntasan belajar

Untuk mendapatkan pemahaman mengenai ketuntasan belajar, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian kata ketuntasan yang terpisah dari kata belajar.

Ketuntasan yaitu hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.25

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditemukan beberapa perbedaan pada sebagian kata yang berfungsi sebagai penekanan, namun jika dilihat lebih dalam lagi akan ditemukan ternyata semua itu intinya sama yaitu mengarah pada hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang tertentu.

25 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya-Indonesia:

Usaha Nasional, 1994), h. 19-21.

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar, dapat dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Dari beberapa definisi belajar yang dikemukakan pada awal Bab ini, di sini penulis akan mengutip kembali beberapa definisi belajar agar menambah pemahaman tentang belajar itu sendiri, antara lain.

Menurut Slameto mendefinisikan belajar “sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.26

Adapun yang menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.27

Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa “belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari”.28

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang belajar, yaitu seluruh aktivitas yang merupakan

26 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 2.

27 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1989), h.

28 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya-Indonesia:

rangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan secara menyeluruh sebagai interaksi dengan lingkungannya.

Setelah menelusuri uraian di atas, dapat dipahami mengenai makna kata ketuntasan belajar, dimana ketuntasan pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu (perubahan tingkah laku).

Dengan demikian, dapat diambil suatu pengertian sederhana mengenai ketuntasan belajar yaitu hasil yang diperoleh berupa kesan- kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar

Manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat mungkin melepaskan dari ikatannya secara sosial terhadap lingkungannya, dan tidak dapat hidup sendiri (memisahkan sendiri dari lingkungannya), dari kedua hal tersebut manusia sebagai makhluk sosial individual dengan lingkungannya harus berjalan bersamaan).

Berdasarkan pemikiran di atas manusia dapat mempengaruhi serta mendapat pengaruh dari lingkungan. Sama kaitannya dengan belajar yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan manusia yang mendapat pengaruh dari berbagai faktor, seperti lingkungan dan faktor- faktor lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut :

1) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) antara lain :

a) Faktor jasmaniah yang terdiri dari : (1) Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya, kondisi fisik anak yang kurang sehat, letih, lemah dan lesu membawa pada situasi yang kurang baik pula, baik semangat, gairah dan konsentrasi belajar, sehingga pelajaran sulit diterima, tapi sebaliknya disaat kondisi fisiknya sehat dan segar, cukup memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas dan ketuntasan belajar karena mudah mencerna pelajaran dengan semangat dan gairah belajar yang tinggi.

(2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya pun akan terganggu jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus agar dapat menghindari dan mengurangi pengaruh kecacatannya.

b) Faktor psikologis (1) Inteligensi

Inteligensi merupakan taraf kecerdasan anak, dimana tidak semua orang memiliki tingkat inteligensi yang sama, setiap anak memberikan kesan berbeda-beda terhadap suatu pelajaran. Ada yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi/genius ada yang rendah dan ada juga yang memiliki tingkat inteligensi yang normal. Perbedaan tingkat inteligensi ini menyebabkan perbedaan pada tingkat ketuntasan belajar yang akan dicapai.

(2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.29

Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.30

Pelajaran yang diberikan kepada siswa baik dari segi isi maupun cara penyampaiannya hendaknya dapat menarik perhatian siswa, maka akan timbul rasa bosan, malas untuk mengikuti pelajaran, sedangkan untuk memperoleh hasil belajar yang baik siswa harus

29 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 56.

30 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 14.

memperhatikan dengan sungguh-sungguh bahan pelajaran yang akan dipelajari.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan/

aktivitas. Seorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

Minat ini sangat besar pengaruhnya bagi ketuntasan belajar anak, karena pada umumnya sesuatu yang menarik minat seseorang akan dapat dipelajari dengan sebaik- baiknya. Sebaliknya sesuatu yang tidak disukai atau tidak sesuai dengan minatnya tidak akan mempunyai daya tarik baginya, maka dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan agar minat yang didasari oleh bakat, selanjutnya dikembangkan secara maksimal dan ditunjang oleh fasilitas yang diharapkan.

(4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Seseorang dalam suatu kemampuan untuk mengembangkan sesuatu yang disenangi. Bakat adalah potensi yang dibawa sejak lahir yang dapat terealisasi dengan belajar dan berlatih.

Bakat ini cukup besar pengaruhnya bagi perkembangan

ketuntasan belajar anak. Suatu bidang studi atau bahan pelajaran yang dipelajari seseorang yang sesuai dengan bakatnya akan lebih mudah dipahami, sehingga besar kemungkinan hasil yang diperoleh akan lebih baik.

(5) Motif

Motif adalah suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang yang ditandai dengan dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan motif adalah dorongan yang datang dari seseorang untuk melakukan sesuatu dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Motif sangat erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai karena motif inilah yang menjadi pendorong siswa untuk belajar dengan giat. Motivasi sangat penting bagi proses belajar mengajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang berguna bagi kehidupan.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

Kematangan akan memberikan kondisi, di mana fungsi-fungsi psikologis termasuk sistem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan berkembangnya fungsi otak dan sistem syaraf maka menumbuhkan kapasitas mental seseorang yang dapat mempengaruhi belajar. Seseorang sudah matang akan lebih siap untuk menerima pelajaran.

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon dan beraksi. Kesiapan sangat berhubungan dengan kematangan, hal ini disebabkan karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, maka jika siswa yang akan sudah siap maka hasil belajarnya akan menjadi lebih baik.

c) Faktor kelelahan

Dalam hal ini faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

Kelelahan jasmani dapat dilihat di mana keadaan tubuh menjadi lebih lemah dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan, kebosanan, sehingga minat untuk melakukan sesuatu menjadi hilang. Kelelahan-kelelahan yang terjadi baik itu kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani akan

mengakibatkan siswa akan kehilangan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

2) Faktor eksternal (faktor yang berasal luar diri siswa), antara lain : a) Faktor lingkungan keluarga, meliputi :

(1) Cara mendidik

(2) Relasi antar anggota keluarga (3) Suasana rumah

(4) Keadaan ekonomi keluarga (5) Perhatian orang tua

(6) Kebudayaan

b) Faktor lingkungan sekolah, meliputi : (1) Metode mengajar

(2) Kurikulum

(3) Relasi guru dengan siswa (4) Relasi siswa dengan siswa (5) Disiplin

(6) Alat pelajaran (7) Waktu

(8) Standar pelajaran di atas ukuran (9) Keadaan gedung

(10) Metode belajar (11) Tugas rumah

c) Faktor lingkungan masyarakat, meliputi : (1) Kegiatan siswa dalam masyarakat (2) Mass media

(3) Teman bergaul

(4) Bentuk kehidupan masyarakat31

Menurut Slameto membagi faktor eksternal menjadi 3 (tiga) bagian, di sini penulis akan menjelaskan ketiga faktor

tersebut dalam bentuk skema berikut ini.

31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 60-71.

Gambar 1

Skema Tentang Faktor-faktor Eksternal Menurut Slameto32

Adapun penjelasan daripada skema tersebut di atas akan penulis uraikan sebagai berikut.

a) Faktor sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, di mana anak-anak didik diajari dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah disiapkan sebagai bekal hidupnya di masa yang akan datang.

Ilmu yang bermanfaat dan berguna sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup, baik kehidupan di dunia maupun di akhirat. Dengan bekal ilmu kedua cita-cita alam konkrit dan alam abstrak itu dapat dicapai.

b) Faktor keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam ukuran kecil,

32

Faktor Eksternal

Faktor Sekolah

Faktor Keluarga

Faktor Masyarakat

tetapi bersifat sangat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu bangsa, negara dan dunia.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa, pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

Dalam pelaksanaan sebelumnya telah dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses belajar juga tentu harus ada yang diproses (masukan atau input) dan hasil prosesan (output). Jadi, hal ini dapat menganalisa kegiatan belajar dan pendekatan analisa sistem belajar juga dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar. Selain faktor lingkungan dan faktor-faktor lainnya juga diperlukan guru yang mempunyai kompetensi baik berupa kecakapan atau keterampilan, sehingga mampu menyampaikan pelajaran dalam bentuk apapun dan menguasai metode mengajar yang sesuai dan mudah diterima anak didik. Karena bagaimanapun baiknya kurikulum itu direncanakan dan bagaimanapun tersedianya faktor pendukung lainnya, hal itu tidak menjamin tercapainya situasi belajar yang memuaskan. Apabila tidak didukung oleh guru yang memiliki

kompetensi dalam profesinya, sehingga mencapai hasil yang sesuai dengan harapan.

G. Metode Penelitian

Dalam dokumen penerapan pola pengajaran quantum dalam (Halaman 34-45)

Dokumen terkait