BAB II KAJIAN TEORI
C. Model Pembelajaran Discovery Learning
1. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran Discovery Learning merupakan nama lain dari pembelajaran penemuan. Sesuai dengan namanya, model ini mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan sesuatu melalui proses yang dilakoninya. Peserta didik dilatih untuk terbiasa menjadi seorang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan.
Pembelajaran pada dasarnya adalah merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan hal yang diharapkan. Dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi dan perbedaan-perbedaan individu anak karena mereka mempunyai keunikan masing-masing yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan memperhatikan perbedaan tersebut maka pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak terampil menjadi terampil, dari yang tidak paham menjadi paham dan dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.
Pembelajaran model ini merupakan bagian dari kerangka pendekatan Saintifik. Peserta didik tidak hanya disodori sejumlah teori (pendekatan deduktif), tetapi mereka pun berhadapan dengan sejumlah fakta (pendekatan induktif). mereka diharapkan dapat merumuskan sejumlah penemuan.79 Pembelajaran penemuan merupakan pembelajaran yang digunakan dalam
79 E. Kosasih, Strategi Belajar dan Pembelajaran: Implementasi Kurikulum 2013, h. 83.
pendekatan modern. Pembelajaran penemuan, peserta didik didorong untuk belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep pembelajaran.
Discovery Learning merupakan model untuk mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik. Belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang sedang dihadapinya.80
Pembelajaran Discovery adalah masalah yang bersifat tertutup, artinya jawaban dari masalah itu sudah pasti, tugas guru hanya menggiring peserta didik melalui proses tanya jawab atau diskusi tentang sesuatu yang sebenarnya jawabannya sudah pasti. “Strategi pembelajaran ini bertujuan untuk menumbuhkan keyakinan dalam diri peserta didik tentang jawaban dari suatu masalah.81
Pembelajaran Discovery dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Pembelajaran Discovery menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing peserta didik untuk belajar.
Discovery Learning adalah metode belajar yang mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip umum praktis pengalaman.82 Pembelajaran
80 E. Kosasih, Strategi Belajar dan Pembelajaran, h. 282.
81 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan bahan ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,2011) 68
82 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, cet-2 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) 281.
Discovery peserta didik didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep dan prinsip dan guru mendorong peserta didik memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip diri mereka sendiri.83
Menurut ahli berpendapat bahwa Discovery Learning adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.84
Model pembelajaran Discovery Learning merupakan nama lain dari pembelajaran penemuan, dapat dijelaskan sebagai beikut:
a. Pembelajaran dengan penemuan peserta didik didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep- konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
b. Metode belajar yang mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Peserta didik harus berperan secara aktif di dalam belajar di kelas. Cara dengan yang disebutnya Discovery Learning, yaitu jelas dan dimana murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.
c. Belajar yang terjadi sebagia hasil dari peserta didik memanipulasi, membuat struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan, peserta didik dapat membuat perkiraan (conjucture), merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan menggunakan proses induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan membuat
83 Jamil Suprihatiningrum, Strategi pembelajaran, Teori & Aplikasi, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013 242
84 Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi pembelajaran, (Bandung: Refika, 2009) 77.
ekstrapolasi.85
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 pada lampiran menyatakan bahwa: untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreatifitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang (4) bermuatan, nilai, logika, etika, estetika dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna.86
Mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan selalu teringat dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan peserta didik. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.
Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas dipahami bahwa pembelajaran Discovery Learning adalah suatu model untuk menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. pembelajaran Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran untuk mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dan setia dalam ingatan serta tidak mudah dilupakan oleh peserta didik. Mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil
85 Syahruddin, I Gede Margunayasa, Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) h. 281.
86 Permendikbud RI, “Salinan Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran ”, h. 44
yang diperoleh selalu teringat dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan peserta didik. Dengan belajar penemuan, belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan problem yang dihadapi.