BAB II KAJIAN TEORITIS
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah mencari Ilmu atau mencari Ilmu. Belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.29
Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya.30 Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Belajar adalah proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan – perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya Sedangkan Prestasi adalah pencapaian hasil kerja seseorang berdasarkan usaha yang dilakukan. Prestasi belajar adalah pencapaian hasil
29 Abdur Rahman Abror, 1998, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya, hal 98-101
30 Soemanto Wasty, 1990, Psikologi Pendidikan, Malang, Renika Cipta, hal 66-67
belajar seseorang. Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai diatas adalah mengetahui garis – garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkap atau diukur.
2. Faktor – Faktor Belajar
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :
a. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa ), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 31Adapun faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri yatu aspek fisiologis ( yang bersifat jasmaniah ), aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah ), kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar.
b. Faktor eksternal ( faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan sekitar.32 Adapun faktor internal yang mempengaruhi belajar adalah:
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus ( tegangan otot ) yang menandai tingkat kebugaran oragan – organ tubuh dan sendi – sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesitas siswa dalam mengikuti pelajar.
Kondisi organ tubuh yang lemah apalagi jika disertai sakit kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta ( kognitif ) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.33
2) Aspek Psikologis
Banyak Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa.
31 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 275-286
32 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 129-131
33 M. Dalyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Renika Cipta, Hal 55-60
Namun, diantara faktor – faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandangh lebih esensial itu adalah sebagai berikut: 1) tingkat kecerdasan/inteligensi siswa; 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.
3) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk, dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.34
Demikian pula halnya jika kesehatan Rohani ( jiwa ) kurang baik, misalnya mengalami ganggguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua, atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangin semangat belajar.35
4) Inteligensi
Seorang anak dengan anak yang lain tentu saja mempunyai tingkat inteligensi yang berbeda.Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya memiliki inteligensi normal atau diatas normal.
Namun begitu, tidak semua anak yang mengalami kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal dikategorikan sebagai anak yang bodoh. Berdasarkan hasil studinya mengenai anak – anak yang mengalami kelambatan mental, Hurlock menemukan bahwa sepertiga diantara anak – anak yang dapat berbicara secara normal, dan anak – anak yang berada pada tingkat intelektual yang paling rendah, sangat miskin dalam pnguasaan bahasa.36
34 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 129-131. 135
35 M. Dalyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Renika Cipta, hal 129-131, 135
36 Syaiful Bahri Djamarah, 2011, Psikologi Belajar, Jakarta, PT Renika Cipta, hal 75
5) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons ( response tendency ) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap ( attituide ) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.
6) Bakat Siswa
Secara umum, bakat ( aptitude ) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing – masing.
7) Minat Siswa
Secara sederhana, minat ( interest ) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Reber, Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor – faktor internal lainnya seperti : Pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. 37
8) Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme –baik manusia ataupun hewan-yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasokan daya ( energizer ) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangan
37 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 132-134
selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh – contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.
Adapun Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah : 1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga, para tenaga kependidikan ( kepala sekolah dan wakil – wakilnya ) dan teman – teman sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. 38
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman – teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.
38 Muihibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 132-134
2. Lingkungan Non Sosial
Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga39 siswa dan letaknya, alat – alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor – faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.40
3. Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak – anak serat famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak – anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pengaruh BK terhadap prestasi belajar sudah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya penelitian dari Cici Indrayanti dan Muhammad Sibaril Madji. Saudari Cici Indrayanti melakukan penelitian di SMP Babus Salam dan saudara Muhammad Sibaril Madji melakukan penelitian di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Detail hasil penelitian mereka sebagai berikut.
1. Skripsi : Pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang
Penulis : Cici Indrayanti
39 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 135
40 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 135
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun : 2011
Berdasarkan skripsi yang peneliti baca adapun hasil penelitian relevannya adalah :
a. Setelah peneliti menganalisa hasil angket siswa dan guru di SMP Babus Salam Cimone Tangerang penulis menemukan pengaruh yang dihasilkan dari kegiatan Bimbingan dan Konseling ( BK ) SMP Babus Salam Cimone Tangerang.41
b. Bimbingan dan Konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang memberikan pelayanan BK berupa layanan orientasi, layanan informasi, layanan penyaluran dan penempatan, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan konsultasi.42
c. Setelah hasil analisa angket siswa Y product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf signifikan 5% = 0,361 dan 1% = 0,463 dan hasil analisa angket guru Y product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf signifikan 5% = 0,381 dan 1% = 0,487 maka penulis simpulkan pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan.
d. Setelah hasil analisa Y product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Y maka penulis dapat menyimpulkan hasil analisa tersebut berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,800. Dengan demikian terbukti tingkat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang termasuk dalam kategori cukup.
2. Skripsi : Pengaruh layanan Bimbingan dan Konseling dengan motivasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang
41 M. Dalyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Renika Cipta, hal 59
42 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya hal 148-150
Penulis : Muhammad Sibaril Madji
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Tahun : 2011
Berdasarkan skripsi yang peneliti baca adapun hasil penelitian yang relevannya adalah :
a. Pengaruh layanan Bimbingan Konseling terhadap tingkat motivasi belajar peserta didik dilakukan sebanyak 4 pertemuan. Pertemuan dilakukan pada kelas VIII sebanyak 4kelas. Keempat kelas ini mendapat perlakuan yang sama yaitu mendapat Bimbingan Konseling dari guru.
Layanan Bimbingan berupa konsultasi diantaranya motivasi belajar, memecahkan masalah dan memperbaiki siswa yang bermasalah.
b. Berdasarkan hasil penelitian analisis data diketahui bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara layanan Bimbingan Konseling dengan tingkat motivasi belajar. Hal ini didasarkan pada uji regresi linear sederhana yaitu uji koefisien diperoleh t hitung = 8,585 dan t tabel = 1,66 karena t hitung ≤ t tabel berarti Ho ditolak. Sehingga terdapat adanya hubungan antara layanan Bimbingan Konseling dengan tingkat motivasi belajar sebesar 43,16%.
3. Skripsi : Pengaruh layanan Bimbingan Kelompok terhadap kedisiplinan belajar pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 41 Gunung Pati Semarang Penulis : Hari Suwignyo
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun : 2014 – 2015
Berdasarkan skripsi yang peneliti baca adapun hasil penelitian relevannya adalah:
a. Kedisiplinan belajar siswa sebelum memperoleh perlakuan berupa Bimbingan Kelompok diperoleh kriteria sedang ( 65,6% )
b. Kedisiplinan belajar siswa setelah mendapatkan Bimbingan Kelompok diperoleh kriteria tinggi ( 76,1% )
c. Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari layanan Bimbingan Kelompok terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 41 Gunung Pati Semarang.
D. Kerangka Berfikir
Adapun Kerangka berfikir yaitu jika bimbingan konseling Islami dilakukan dengan baik maka perilaku belajar siswa baik. Perilaku belajar yang baik akan berdampak pada prestasi siswa yang meningkat.
Permasalahan yang dihadapi
Ketika Peneliti masuk kekelas peneliti melihat ketika kbm berlangsung dikelas mereka kurang terlibat dalam KBM dikelas karena mereka belum mendapatkan Bimbingan Konseling Islami dari guru BK sehingga prestasi belajar mereka menurun. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta belum menerapkan K13 sepenuhnya sebagian masih menggunakan KTSP sehingga pelajaran BK masuk kelas belum ada. Sebagian dari mereka mengikuti KBM dikelas sehingga prestasi mereka meningkat. Ketika peneliti mulai mencoba mengobservasi siswa dikelas ternyata peneliti melihat siswa belum mendapatkan pelajaran BK masuk kelas sehingga mereka belum mendapatkan Bimbingan Konseling Islami dari guru BK. Setelah peneliti konfirmasi ke guru BK Madrasah Pembangunan UIN Jakarta akan melakukan BK masuk kekelas setelah sepenuhnya menggunakan K13.
Alasan peneliti mengambil judul proposal skripsi Hubungan Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah
Adapun alasan peneliti mengambil judul proposal skripsi pengaruh bimbingan konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa di sekolah yaitu apakah prestasinya siswa di sekolah meningkat atau tidak ketika diberi Bimbingan Konseling Islami dari guru BK bagaimana prestasi siswa disekolah setelah diberi Bimbingan Konseling Islami oleh guru BK dikelas.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata Hipo dan Tesis. Hipo artinya bawah dan tesis artinya jawaban. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Dalam prosedur ilmiah atau metode ilmiah hipotesis diajukan setelah merumuskan masalah dan melakukan penelaah terhadap teori – teori yang relevan.43
Adapun hipotesis penelitiannya adalah :
Hi : Tidak terdapat pengaruh antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah
Ho : Terdapat pengaruh antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah
Adapun pengambilan hipotesa ini didasari oleh penjelasan sebagai berikut:
Alasan pengambilan hipotesis ini adalah Islam adalah agama dakwah yang berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi seluruh manusia karenanya Islam harus disampaikan kepada seluruh manusia. Ajaran – ajaran Islam harus disampaikan dalam segala bentuk dan kehidupan manusia, dijadikan juru selamat yang hakiki didunia dan diakhirat. Oleh karena itu peneliti mengambil hipotesa alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Pembangunan UIN Jakarta. Peneliti meyakini bahwa Bimbingan Konseling Islami itu dapat membantu siswa meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa disekolah. Dasar utama Bimbingan Konseling Islam adalah Al – Qur ‘ an dan Sunnah Rasul. Dasar yang memberikan Isyarat kepada manusia terdapat dalam surat Al – An ‘ am ayat 154 dan surat Al – Ashr.
43 Hadeli, 2006, Metodologi Penelitian Kependidikan, Jakarta, Quantum Teaching hal 47
Adapun bunyi surat Al – An ‘ am ayat 154 yang artinya adalah :
Kemudian kami telah memberikan Al – Kitab ( Taurat ) kepada musa untuk menyempurnakan ( nikmat kami ) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat agar mereka beriman ( bahwa mereka akan menemui tuhan mereka ).
Adapun bunyi surat Al – Ashr yang artinya adalah :
Demi masa, Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
33