• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan bimbingan konseling islami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "hubungan bimbingan konseling islami"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Nurramadhan Rahman 1113011000035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)

NIM

JtrLar Keman-s Melrtil Blok LNo

R u

skriFi r-ms berj,'dul Hubu,grn Binbingrn Konicling

kl,Di

rcrhadrp I'ren$i Beraj.rskRrdi NrTr. P.nh,ngun,n

uI\

Jakrdi drllhb.narhasiL krryr ss"lrn

'librw.h himbinsrn doscn

: Dr Yxr'rhNu,,niriah.MA

Demikbnsuhrpemlaraai inr

Mlabu

d msm s e$nseuhnya du saya s ap m cncnn.

$sr h konseku ensi apabi b rerbuki b$w! sknpsi ini bukdn hasil kfya sendin

(5)

i

Konseling Islami terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTs. Pembangunan UIN Jakarta.

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Pembangunan UIN Jakarta.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dengan wawancara dengan guru BK, sedangkan instrumen yang digunakan adalah Kuesioner. Adapun waktu yang digunakan peneliti untuk wawancara tanggal 15 September 2018 dan jenisnya adalah wawancara tertutup, sedangkan jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Adapun populasi adalah seluruh siswa MTs.

Pembangunan UIN Jakarta. Sampel yang digunakan berjumlah 58 siswa terdiri dari kelas VIII A dan VIII B MTs. Pembangunan UIN Jakarta dengan teknik Chi Square.

Teknik yang digunakan untuk penelitian ini adalah Chi Square. Hasil uji coba menunjukkan bahwa masing – masing instrumen memiliki validitas yang teruji dengan menggunakan normal distribusi probability.

Hasil penelitian menyimpulkan hal – hal sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang tinggi antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa. 2. Terdapat hubungan antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa MTs. Pembangunan UIN Jakarta dengan signifikansi 0,85.

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa MTs. Pembangunan UIN Jakarta melalui Bimbingan Konseling Islami.

Kata Kunci : Hubungan Bimbingan Konseling Islami, Prestasi belajar siswa

(6)

ii

The research objective is to determine the Relationship of Islamic Counseling Guidance to student achievement in MTs. Development of UIN Jakarta.

The research method used was an interview with a counseling teacher , while the instrument used was a questionnaire. The time spent by the researcher for the interview was September 15, 2018 and the type was closed interview, while the type of questionnaire used was a closed questionnaire. The population is all MTs students. Development of UIN Jakarta. The sample used was 58 students consisting of classes VIII A and VIII B MTs. UIN Jakarta Development with Chi Square technique.

The technique used for this research is Chi Square. The trial results show that each instrument has a tested validity using the normal probability distribution.

The results of the study conclude the following matters: 1. There is a high relationship between Islamic Counseling Guidance on student achievement. 2.

There is a relationship between Islamic Counseling Guidance and MTs student achievement. Development of UIN Jakarta with a significance of 0.85.

The results of this study are expected to be useful for improving MTs student learning achievement. Development of UIN Jakarta through Islamic Counseling Guidance.

Keyword : Relationship of Islamic Counseling Guidance, Student Learning achievement.

(7)

iii

rahmatnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana Pendidikan Islam pada prgram studi Pendidikan Agama Islam jurusan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sholawat serta salam penulis haturkan kepada nabi Muhammmad SAW yang telah mengeluarkan umatnya dari jahiliyah menuju Aqidah Islamiyah.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Abdul Madjid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Marhamah Saleh, Lc, MA. Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Dr. Yayah Nur Maliyah, MA. Dosen pembimbing skripsi 6. M. Sholeh Hasan, Lc, Dosen penasehat akademik

7. Pemimpin perpustakaan utama dan perpustakaan tarbiyah beserta staf dan karyawan

8. Bapak Momon Mujiburrahman, MA, sebagai kepala sekolah MTs. Pembangunan UIN Jakarta

(8)

iv

11. Siswa – siswi kelas VIII A dan VIII B Mts. Pembangunan UIN Jakarta

12. Ayahanda/ibunda yang telah melahirkan saya, membantu saya dalam penyelesaian skripsi

13. Adik/saudara yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi

14. Keluarga besar PAI 2013, kelas A yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi

15. Pihak – pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi

Akhir kata, Alhamdulillah skripsi ini telah selesai dengan baik dan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Wassalaamu ‘ alaikum wr wb.

Jakarta, 15 Mei 2019

Nurramadhan Rahman

(9)

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………....…...… 5

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Bimbingan Konseling 1. Pengertian Bimbingan Konseling ... 6

2. Pengertian Bimbingan Konseling Islami ... 9

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling ... 12

4. Langkah-Langkah Melaksanakan Konseling Islami ... 24

5. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling ... 15

6. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Islami ... 16

7. Landasan Bimbingan Konseling ... 19

8. Asas – Asas Bimbingan Konseling ... 19

9. Jenis – Jenis Bimbingan Konseling ... 21

B. Prestasi Belajar ... 22

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 22

(10)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 34

F. Hipotesis Statistik ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MTs. Pembangunan UIN Jakarta ... 38

1. Sejarah Berdirinya MTs. Pembangunan UIN Jakarta ... 38

2. Visi dan Misi ... 42

3. Struktur Organisasi Sekolah ... 44

4. Kurikulum ... 44

5. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 56

6. Kesiswaan ... 61

7. Sarana dan Prasarana ... 62

B. Analisis Data ... 65

C. Interpretasi Hasil Analisis Data ... 72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

1 A. Latar Belakang

Tujuan Allah SWT menciptakan Manusia untuk beribadah kepadanya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS Az-dzariat ayat 56 :

َّنِْلْا ُتْقَلَخ اَمَو نوُدُبْعَ يِل َّلَِّإ َسْنِْلْاَو

Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku ( QS Adz-Dzariyat : 56 )

Oleh karena itu umat muslim diharuskan untuk mencari pendidikan melalui kegiatan proses belajar mengajar. Belajar adalah proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang melalui pengalaman. Belajar adalah proses perubahan yang dialami oleh organisme. Dalam proses belajar mengajar diperlukan yang namanya konsentarasi dan kemudahan. Ketika proses belajar mengajar berlangsung sering terjadi masalah belajar yang dialami oleh para siswa sehingga guru harus tahu apa masalah yang dialami oleh siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Setiap sekolah harus memiliki Bimbingan Konseling untuk mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa. Bimbingan Konseling merupakan suatu program pendidikan yang diarahkan kepada usaha pembaharuan pendidikan nasional.

Urgensi Bimbingan Konseling adalah usaha pemantapan arah hidup generasi muda dalam berbagai bidang yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental dalam masyarakat. Melalui program bimbingan dan konseling berarti pula perkembangan jiwa seseorang anak bimbing harus diarahkan kepada kemampuan mental spiritual yang lebih tinggi dan lebih baik. Kemampuan mental spiritual dimaksud tidak hanya meliputi kecerdasan dan ilmu pengetahuan, daya cipta, dan keterampilan bekerja, melainkan juga menyangkut kemampuan untuk bersikap demokrasi, mencintai bangsa dan sesama manusia, bersikap tangguh

(12)

dalam bercita-cita yang sehat, kemampuan berakhlak mulia, berdedikasi tinggi dalam hidup sosial dan dalam menjalin hubungan dengan yang maha kuasa.

Istilah Bimbingan dan Konseling sudah sangat popular dewasa ini, bahkan sangat penting perannya dalam sistem pendidikan kita. Ini semuanya terbukti karena Bimbingan dan Konseling telah dimasukkan dalam kurikulum dan bahkan merupakan ciri khas dari kurikulum SMP dan SMA / SMK tahun 1975, 1984, 1991, dan 2004, dan KTSP di seluruh Indonesia. Bimbingan dan Konseling merupakah salah satu komponen dari pendidikan kita, mengingat Bimbingan dan Konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntutan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya disekolah dalam rangka meningkatkan mutu.

Hal ini relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan kompetensi seseorang khususnya siswa-siswi disekolah. Pada kurikulum K13 materi BK sudah diberikan didalam kelas atau dimasukkan menjadi salah satu mata pelajaran disekolah. Pada kurikulum KTSP materi pelajaran BK tidak diberikan didalam kelas.

Berdasarkan perubahan dalam cara pemberian materi BK yang sekarang sudah dilakukan didalam kelas, maka peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara pemberian materi pelajaran BK dikelas khususnya BK Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah.

Peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara BK Islami dengan prestasi belajar karena Pada saat ini, masih banyak siswa yang prestasi belajarnya kurang optimal dan melakukan juga kegiatan yang mengganggu ketentraman masyarakat seperti tawuran dan terlibat genk motor. Adapun permasalahan yang dialami siswa yang mengakibatkan prestasi belajar menurun adalah rendahnya kapasitas intelektual siswa, terganggunya alat indra, cacat tubuh, serta kurang berfungsinya organ-organ perasaan, kurangnya motivasi belajar, konsentrasi belajar yang kurang baik, lingkungan keluarga seperti ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga, lingkungan msyarakat seperti lingkungan yang kumuh, teman sepermainan yang nakal, lingkungan sekolah

(13)

seperti kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar kondisi guru, serta alat – alat belajar yang berkualitas rendah sikap orang tua yang kurang memperhatikan anaknya. Sebagai orang tua hendaknya memberikan solusi untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah menanamkan pengetahuan yang benar tentang belajar pada siswa sejak dini, melakukan inisiatif belajar mandiri pada siswa, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab sebagai pelajar pada siswa merupakan hal yang bermanfaat jangka panjang, berikan contoh belajar. Sebagai generasi muda, mereka merupakan masa depan bangsa dan untuk itu mereka seharusnya dikembangkan menjadi pribadi – pribadi yang sehat secara jasmani dan rohani.

Maksud sehat jasmani adalah sehat pikirannya, badannya dari penyakit sehingga ketika mencari pendidikan bisa memahami. Sedangkan sehat rohani adalah orang yang terhindar dari berbagai macam penyakit rohani.

Ketika peneliti wawancara dengan guru BK ternyata di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan terjadi masalah ketika KBM berlangsung adalah siswa suka ngobrol, bercanda, bermain ketika guru menerangkan pelajaran di kelas sehingga prestasi belajar siswa menurun. Hal ini terjadi karena belum adanya pelajaran BK Masuk ke kelas karena di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan belum menggunakan kurikulum K13 secara keseluruhan sehinggan Pelajaran BK dilakukan dengan konseling individu dimana siswa yang bermasalah datang ke guru BK bersama orang tua. 1

Sejak Madrasah Tsanawiyah Pembangunan menggunakan Kurikulum K13 secara keseluruhan maka pelajaran BK masuk kekelas sudah diterapkan. Sejak diterapkannya pelajaran BK Masuk kelas siswa konsentrasi mengikuti KBM di kelas sehingga prestasi belajr siswa meningkat.

Prestasi adalah sesuatu hal yang dicapai dan diraih oleh setiap manusia karena hasil usahanya yang dilakukan sedangkan belajar adalah proses perubahan yang terjadi oleh manusia karena pengalaman. Jadi yang dimaksud dengan prestasi

1 Masalah Pendahuluan tanggal 22 Oktober 2015

(14)

belajar adalah pencapaian hasil belajar yang dicapai dan diraih oleh manusia karena kerja kerasnya yang dilakukan melalui belajar yang sungguh – sungguh. Dan saat ini materi pelajaran BK diberikan dikelas pada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum K13. Di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yang merupakan sekolah yang menjadi target peneliti kurikulum K13 diterapkan pada kelas IX saja, sedangkan kelas VII dan VIII masih menggunakan kurikulum KTSP yang pusat pembelajarannya masih bersifat Teacher Center dimana gurunya aktif dan siswa hanya menerima saja informasi secara satu arah.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul tentang : “ Hubungan Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Pembangunan UIN Jakarta “.2

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka identifikasi masalahnya antara lain :

1. Kurangnya kesadaran siswa dalam meningkatkan prestasi belajar disekolah 2. Kurangnya pemberian Bimbingan Konseling Islami kepada siswa

3. Timbulnya perilaku negatif siswa ketika KBM berlangsung C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka pembatasan masalahnya antara lain :

1. Pemberian Bimbingan Konseling Islami belum dilaksanakan 2. Prestasi belajar siswa menurun

2 Masalah Pendahuluan tanggal 18 September 2016

(15)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka perumusan masalahnya antara lain :

1. Apakah ada hubungan antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajara siswa disekolah ?

2. Bagaimana hubungan antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa meningkat setelah dikasih Bimbingan Konseling Islami oleh guru BK.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa.

Adapun kegunaan hasil penelitiannya antara lain :

1. Bagi Sekolah, dapat diharapkan menjadi masukan bagi guru – guru untuk mempelajari pentingnya Bimbingfan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah.

2. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang pentingnya Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah untuk dapat diaplikasikan ketika peneliti menjadi guru sebenarnya disekolah setelah menyelesaikan masa studinya.

3. Bagi peserta didik, diharapkan dapat diterapkan dikelas ketika KBM berlangsung dan dirumah ketika belajar.

(16)

6 A. Bimbingan Konseling

1. Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan merupakan terjemah dari bahasa inggris “ guidance “. Kata

guidance “ adalah kata dalam bentuk mashdar ( kata benda ) yang berasal dari kata kerja “ to guide “ artinya menunjukkan, membimbing, atau menuntut orang lain kejalan yang benar, menunjukkan, menuntut, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, dan mengemudikan. Bimbingan dalam bahasa agama dikenal dengan sebutan Tarbiyah. Tarbiyah berasal dari kata dasar rabbayarabbutarbiyatan yang berarti tumbuh dan berkembang.

Menurut Muhammad Munir Marisy di dalam kitab bahasanya al – Tarbiyyah al – Islamiyah mengemukakan bahwa tarbiyah berasal dari kata dasar rabba – yurabbi – tarbiyyatan yang berarti tumbuh dan bertambah.

Menurut Ahmad Warson mengemukakan bahwa tarbiyah berarti namaa, wa zaada atau tumbuh dan bertambah. Menurut Ibnu Manzhur tarbiyah berasal dari akar kata roba dan robba yang maknanya sama dengan akar kata ghodza dan ghodwa yang maknanya menurut al – Asma ‘ i dan al – Jauhari berarti memberi makan, memelihara, dan mengasuh.3

Menurut Muhammad al – Naquib al – Attas kata tarbiyah pada dasarnya mengandung arti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat, menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil – hasil yang sudah matang dan menjinakkan.4

Jadi hubungan antara guidance dan tarbiyah adalah sama – sama membimbing manusia kejalan yang benar dan memelihara manusia dari

3 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 18-19

4 HM. Djumramsjah, 2007, Pendidikan Islam Menggali Tardisi Mengukuhkan Eksistensi, Malang, UIN Malang Press, hal 1-2

(17)

permasalahan hidup yang dihadapi.Kata “ guidance “ berarti pemberian petunjuk, pemberian bimbingan atau tuntutan kepada orang lain yang membutuhkan. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntutan, memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan. Bimbingan adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya bagi dirinya.

Menurut terminologi bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.5

Jadi Bimbingan adalah bantuan kepada seseorang dalam proses pemahaman dan penerimaan terhadap kenyataan yang ada pada dirinya sendiri serta perhitungan ( penilaian ) terhadap lingkungan sosio – ekonomisnya masa sekarang dan kemungkinan masa mendatang dan bagaimana mengintegrasikan kedua hal tersebut melalui pemilihan – pemilihan serta penyesuaian –6 penyesuaian diri yang membawa kepada kepuasan hidup pribadi dan kedayagunaan hidup ekonomi sosial.

Adapun pengertian bimbingan mengandung unsur – unsur : a. Bimbingan merupakan suatu proses

b. Bimbingan mengandung makna bantuan atau pelayanan

c. Bantuan bimbingan diperuntukkan bagi semua individu yang memerlukan

d. Layanan bimbingan memperhatikan posisi seorang anak bimbing sebagai makhluk individu dan sosial

e. Layanan bimbingan memperhatikan adanya perbedaan individu

5 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 3-9

6 M. Lutfi,2008, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal 9, 15

(18)

f. Kegiatan bimbingan memiliki dua sasaran, yaitu sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang

Konseling berasal dari kata “ counseling “ adalah kata dalam bentuk mashdar dari “ to counsel “ yang berarti memberi saran dan nasihat.

Konseling diartikan sebagai menerang, menasehati, atau memberikan kejelasan kepada orang lain agar ia memahami dan mengerti hal – hal yang sedang dialaminya. Konseling juga memiliki arti memberi nasihat, atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka. Jadi counseling berarti pemberi nasihat atau penasihatan kepada orang lain secara individual yang dilakukan dengan tatap muka.

Konseling bermakna “ the heart of guidance programe “ ( inti dari program bimbingan ). Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seseorang membantu yang lain supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah – masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.7

Konseling adalah perjumpaan secara berhadapan muka antara konselor dengan konseli atau orang yang disuluh sedang di dalam pelayanan bimbingan. Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantunya dalam mengubah sikap dan tingkah laku. Konseling adalah proses bantuan kepada individu dalam belajar tentang dirinya, lingkungannya, dan metode dalam menangani peran dan hubungan.

Jadi Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, atau dengan cara – cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup.

7 M. Lutfi, 2008, Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal 9, 15

(19)

2. Pengertian Bimbingan Konseling Islami

Bimbingan Konseling agama merupakan ikhtiar untuk membangkitkan orang untuk hidup kembali secara Islami, sesuai dengan tuntutan iman dan taqwa yang menjadi komitmennya.

Dalam masyarakat Islam telah pula dikenal prinsip – prinsip guidance and counseling yang bersumber dari firman Allah SWT serta hadis nabi Muhammad SAW.

Diantara dasar - dasar bimbingan dan konseling dalam Al Qur ‘ an dan hadis nabi adalah sebagai berikut :

ِِۖةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْلِْبِ َكِ بَر ِليِبَس َٰلَِإ ُعْدا َوُه َكَّبَر َّنِإ ۚ ُنَسْحَأ َيِه ِتَِّلِبِ ْمُْلِْداَجَو

َّلََ ْنَِِ ُمَلْعَأ

َنيِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَأ َوُهَو ِِۖهِليِبَس ْنَع Serulah manusia kejalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.8Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang – orang yang mendapatkan petunjuk. ( QS An – Nahl ( 16 ): 125 )9

نَيِنِمْؤُمْلِل ٌةَْحَْرَو ٌءاَفِش َوُه اَم ِنآْرُقْلا َنِم ُلِ زَ نُ نَو اًراَسَخ لَِّإ َيِمِلاَّظلا ُديِزَي َلََّو

Dan kami turunkan dari Al Qur ‘ an itu sesuatu yang dapat menjadi obat penawar dan rahmat karunia bagi orang yang beriman dan Al – Qur ‘ an itu bagi orang – orang zalim hanya menambah kerugian belaka.

( QS Al – Isra (17):82)10

اًرَنَ ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

Hai orang – orang yang beriman, peliharalah dirimu, dan keluargamu dari api neraka. ( QS At – Tahrim ( 66 ) : 6 )

8 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 9-12

9 M. Lutfi, 2008, Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal 9,15

10 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, amzah, hal 13-18

(20)

Disamping ayat – ayat Al Qur ‘ an diatas, terdapat pula beberapa sabda nabi yang menjelaskan bahwa penasihat atau konseling merupakan kewajiban agama.

Sabda Rasulullah :

) ملسمو يرابخ هاور )ةَحْيِصَّنلا ُنْيِ دلا

“Agama adalah nasihat.” ( HR. Bukhari dan Muslim )

Pengertian yang esensial ialah bahwa dengan melalui kegiatan konseling atau penasihatan, agama dapat berkembang dalam diri manusia.

Hal ini berjalan dengan sabda nabi yang menyatakan

(يرابخ هاور ) ًةَيآ ْوَلَو ِنَِع اوُغ ِلَب

Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat (HR. Bukhari) Bimbingan dan penyuluhan agama adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan – kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa depannya.11

Jelaslah bahwa guidance and counseling agama dilaksanakan maka sasarannya sudah tentu pemberian kecerahan batin sesuai dengan jiwa dan ajaran agama.

Adapun inti pelaksanaan guidance and counseling agama tersebut adalah penjiwaan agama dalam pribadi siterbimbing atau sitersuluh

11 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 18-19

(21)

sehubungan dengan usaha pemecahan problem dalam kegiatan lapangan hidup yang dipilihnya.

Lapangan hidup manusia ada enam macam, yaitu sebagai berikut a. Lapangan hidup yang berhubungan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan.

b. Lapangan Hidup yang menyangkut kesenian/seni budaya.

c. Lapangan hidup yang menyangkut ekonomi dan pekerjaan praktis.

d. Lapangan hidup yang menyangkut keagamaan.

e. Lapangan hidup yang menyangkut kemasyarakatan.

f. Lapangan hidup yang menyangkut politik atau managerial

Adapun pengertian lain dari bimbingan dan konseling agama terbatas dilingkungan sekolah adalah lebih mungkin untuk dilaksanakan apabila pengertiannya sama dengan yang diberikan oleh definisi – definisi yang berlaku bagi bimbingan dan penyuluhan pada umumnya, hanya saja teknis pelaksanaannya yang dijiwai dengan ajaran agama juga diarahkan pada pengalaman ajaran agama meskipun pengarahan tersebut secara quasi ontwilkerig ( secara tidak langsung atau tidak terang – terangan ) dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan menurut pengertian terakhir ini dibedakan sekurang – kurangnya dua kriteria :

a. Bimbingan dan konseling agama dimaksudkan untuk membantu siterbimbing supaya memiliki religius reference (sumber pegangan agama) dalam pemecahan problem.

b. Bimbingan dan konseling agama yang ditujukan kepada membantu siterbimbing agar dengan kesadaran serta kemauannya bersedia mengamalkan ajaran agamanya.

Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara

(22)

menginternalisasikan nilai – nilai yang terkandung didalam Al – Qur ‘ an dan hadis Rasulullah kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan Al – Qur ‘ an dan hadis.

Dengan demikian, bimbingan dibidang agama Islam merupakan kegiatan dari dakwah Islamiah. Karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada umat Islam untuk betul – betul mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup fi ad – dunya wa al – akhirah.12

Jadi karakteristik manusia yang menjadi tujuan bimbingan Islam ini adalah manusia yang mempunyai hubungan baik dengan Allah sebagai hubungan vertical ( hablum minallah ), dan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan sebagai hubungan horizontal ( hablum minannas ).

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Adapun fungsi Bimbingan Konseling adalah sebagai fasilitator dan mativator klien dalam upaya mengatasi dan memecahkan problem kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.

a. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak – pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Fungsi pemahaman meliputi :

1) Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing 2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik, termasuk didalamnya

lingkungan keluarga dan sekolah terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing.

12 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 22-24

(23)

3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan, dan informasi sosial dan budaya/nilai – nilai), terutama oleh peserta didik.

b. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian – kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.13

c. Fungsi Pengentasan

Istilah fungsi pengentasan ini digunakan sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan.14

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangannya beberapa potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan.

e. Fungsi Advokasi

Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pembelaan ( advokasi ) terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.

13Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 39-44

14 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, Hal 39-44

(24)

4. Langkah – Langkah Melaksanakan Konseling Islami

Adapun langkah – langkah melaksanakan konseling Islami adalah :

a. Menciptakan hubungan psikologis yang ramah, hangat, penuh penerimaan, keakraban, keterbukaan.

b. Meyakinkan klien akan terjaganya rahasia dari apapun yang dibacakan dalam proses konseling sepanjang klien tidak menghendaki diketahui orang lain.

c. Wawancara awal berupa pengumpulan data, sebagai proses mengenal klien, masalahnya, lingkungannya dan sekaligus membantu klien mengenali dan menyadari dirinya.15

d. Mengeksplorasi masalah dengan perspektif Islam (pada langkah ini konselor mencoba menelusuri tingkat pengetahuan dan pemahaman individu akan hakekat masalahnya dalam pandangan Islam).

e. Mendorong klien untuk melakukan muhasabah ( mengevaluasi diri apakah ada kewajiban yang belum dilakukan, adalah sikap dan perilaku yang salah, sudah bersihkah jiwanya dari berbagai penyakit hati ).

f. Mengekplorasi tujuan hidup dan hakekat hidup menurut klien, selanjutnya merumuskan tujuan – tujuan jangka pendek yang ingin dicapai klien sehubungan dengan masalah.16

g. Mendorong klien menggunakan hati/qalb dalam melihat masalah, dan sekaligus mendorong klien menggunakan a‘qalnya, dan bertanya pada hati nuraninya.

h. Mendorong klien untuk menyadari dan menerima kehidupan yang diberikan Allah penuh keridhoan dan keikhlasan.

i. Mendorong klien untuk selalu bersandar dan berdoa serta mohon dibukakan jalan keluar dari masalahnya kepada Allah SWT, dengan cara memperbanyak ibadah sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW

15 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 115-120

16 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Amzah, hal 121

(25)

5. Prinsip – Prinsip Bimbingan Konseling

Adapun prinsip – prinsip Bimbingan Konseling adalah : a. Prinsip – prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan

1) Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.

2) Bimbingan dan Konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.

3) Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap – tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.

4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.17 b. Prinsip yang bekenaan dengan permasalahan individu

1) Bimbingan dan Konseling berurusan dengan hal – hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu18

2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan Bimbingan dan Konseling.

c. Prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan

1) Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program Bimbingan dan Konseling harus diselarakan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.

2) Program Bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.

17 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Amzah, hal 115-120, 121

18 Hellen, 2005, Bimbingan dan Konseling, Padang, Quantum Teaching, hal 60-61

(26)

3) Program Bimbingan dan Konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.

d. Prinsip – prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan 1) Bimbingan dan Konseling harus diarahkan untuk pengembangan

individu yang akhirnya mempu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.

2) Dalam proses Bimbingan dan Konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.

3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

4) Kerja sama antara guru pembimbing, guru – guru lain dan orang tua anak amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.

5) Pengembangan program pelayanan Bimbingan dan Konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program Bimbingan dan Konseling itu sendiri19

6. Prinsip Bimbingan Konseling Islami

Adapun prinsip Bimbingan Konseling Islami adalah:

a. Prinsip dasar Bimbingan dan Konseling Islami

1) Manusia ada didunia ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakan yaitu Allah SW. Ada hukum – hukum atau ketentuan Allah ( Sunnatullah ) yang pasti berlaku untuk semua manusia sepanjang masa. Oleh sebab itu setiap manusia harus menerima ketentuan Allah itu dengan ikhlas.

2) Manusia adalah hamba Allah yang harus selalu beribadah kepadanya sepanjang hayat. Oleh sebab itu, dalam membimbing individu perlu diingatkan bahwa agar segala aktivitas yang dilakukan bisa

19 Hellen, 2005, Bimbingan dan Konseling, Padang, Quantum Teaching, hal 60-61

(27)

mengandung makna ibadah, maka dalam melakukannya harus sesuai dengan “ cara Allah “ dan diniatkan untuk mencari Ridha Allah.

3) Allah menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia melaksanakan amanah dalam bidang keahlian masing – masing sesuai ketentuannya ( khalifah fil ardh ). Oleh larangan Allah yang harus dipatuhi yang pada saatnya akan dimintai tanggung jawab dan mendapat balasan dari Allah SWT.

4) Manusia sejak lahir dilengkapi dengan fitrah berupa iman amat penting bagi keselamatan hidup manusia didunia dan diakhirat.20 5) Iman perlu dirawat agar tumbuh subur dan kukuh, yaitu dengan selalu

memahami dan menaati aturan Allah. Oleh sebab itu dalam membimbing individu seyogyanya diarahkan agar individu mampu memahami Al – Qur ‘ an dan mengamalkan dalam kehidupan sehari- hari.

6) Islam mengakui bahwa pada diri manusia ada sejumlah dorongan yang perlu dipenuhi, tetapi dalam pemenuhannya diatur sesuai tuntutan Allah.

b. Prinsip yang berhubungan dengan konselor

1) Konselor dipilih atas dasar kualifikasi keimanan, ketaqwaan, pengetahuan tentang konseling dan syariat Islam, keterampilan dan pendidikan.

2) Ada peluang bagi konselor untuk membantu individu mengembangkan dan atau kembali kepada fitrahnya.

3) Ada tuntutan Allah agar pembimbing mampu menjadi teladan yang baik bagi individu yang dibimbingnya.

4) Ada keterbatasan pada diri konselor untuk mengetahui hal – hal yang gaib. Oleh sebab itu, dalam membimbing individu seyogianya ada bagian – bagian tertentu yang diserahkan kepada Allah.

20 Anwar Sutoyo, 2014, Bimbingan dan Konseling Islami Teori dan Praktik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, hal 208-212

(28)

c. Prinsip yang berhubungan dengan Individu yang dibimbing

1) Dalam membimbing individu perlu diantapkan kembali hakikat “ laa ilaha illallah “, dan konsekuensinya ucapan “Asyhaduallailahaillah “.

2) Kehidupan individu secara pribadi maupun keseluruhan pasti berakhir dalam waktu tidak diketahui, setiap orang akan diperhitungkan amalnya dan mendapatkan balasannya.21

3) Akal dan hati nurani manusia adalah potensi penting bagi kehidupan yang sehat bagi individu. Oleh sebab itu, dalam membimbing individu seyogianya akal dan hati nurani tidak diabaikan.

4) Manusia ada bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang mengadakan yaitu Allah lantaran kedua orang tua. Dalam membimbing perlu diingatkan bahwa ia harus melaksanakan amanah sesuai tuntutan Allah dan hanya beribadah kepada Allah sepanjang hayatnya.

d. Prinsip yang berhubungan dengan layanan konseling

1) Ada perbedaan kewajiban dan tanggung jawab individu dihadapan Allah SWT lantaran perbedaan kemampuan usia.

2) Ada hal-hal yang diciptakan Allah secara langsung ( kun fayakun ), tetapi ada pula yang melalui sebab-sebab tertentu. Kewajiban manusia adalah Ikhtiar sekuat tenaga kemudian menyerahkan hasilnyab kepada Allah.

3) Ada hikmah dibalik dan syariat yang ditetapkan Allah untuk manusia, kewajiban manjusia adalah menerima dengan ikhlas apa yang tetapkan Allah dan melaksanakan sesuai ketentuannya.

4) Ada hikmah dibalik hal – hal yang kadang tidak disukai manusia, kewajiban manusia adalah menerima dengan ikhlas sambil melakukan koreksi diri dan mohon petunjuk Ilahi.22

21 Anwar Sutoyo, 2014, Bimbingan Konseling Islami Teori dan Praktik, Malang, UIN Malang Press, hal 208-212

22 Anwar Sutoyo. 2014. Bimbingan dan Konseling Islami Teori dan Praktik. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar. Hal 208-212

(29)

7. Landasan Bimbingan Konseling

Adapun landasan Bimbingan Konseling adalah : a. Landasan Filosofis

Dalam Islam landasan filosofis yang penting dipahami dalam program bimbingan dan penyuluhan (konseling) adalah sekitar hakekat manusia, tujuan, dan tugas kehidupan manusia, kehidupan berumah tangga, kewajiban belajar mengajar, kehidupan bermasyarakat, dan kewajiban mencari nafkah atau bekerja.

b. Landasan Psikologis

Psikologi merupakan kajian tentang fenomena kejiwaan yang tampak pada tingkah laku seseorang sebagai makhluk individu dan sosial. Dalam bimbingan dan penyuluhan (konseling) Islam berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang dijadikan objek sasarannya.

c. Landasan Sosial Budaya d. Landasan Pedagogis23

8. Asas – Asas Bimbingan Konseling

Adapun asas – asas Bimbingan dan Konseling adalah:

a. Asas Kerahasiaan

Dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling, kadang – kadang klien harus menyampaikan hal – hal yang sangat pribadi / rahasia kepada konselor. Oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari kliennya.24

Kerahasiaan data perlu dihargai dengan baik, karena hubungan menolong dalam Bimbingan dan Konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data atau informasi yang dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya.25

23 Hellen A, 2005, Bimbingan dan Konseling, Padang, Quantum Teaching, hal 61-69

24 M. Lutfi, 2008, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal 61-74

25 Hellen A, 2005, Bimbingan dan Konseling, Padang, Quantum Teaching, hal 61-69

(30)

b. Asas Kesukarelaan

Dalam memahami Bimbingan dan Konseling telah ditemukan bahwa Bimbingan merupakan proses membantu individu. Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan hanya suatu paksaan. Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerja sama yang demokratis antara konselor/guru pembimbingnya dengan kliennya.

c. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan merupakan asas penting bagi konselor/guru pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dengan klien merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling - aling. Dengan adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada klien untuk membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.

d. Asas Keilmuan yang Shaheh

Tujuan akhir dari Bimbingan dan Konseling adalah dapat membantu dan mengarahkan terbimbing ( klien atau konseli ) agar dapat hidup dalam sistem ajaran tuhan ( Islam ), sesuai dengan ketentuan – ketentuan tekstual dan kontekstual sumber ajaran Islam tersebut.

e. Asas Keimanan dan Ketaqwaan

Tugas dan program Bimbingan dan Konseling yang ada dalam Islam adalah berupaya mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhannya. Para pembimbing atau konselor memiliki tugas untuk membekali orang dengan keimanan dan ketaqwaan, yang dijadikan sumber dan semangat serta inspirasi kehidupan.

f. Asas Kebaikan Dunia dan Akhirat

Memperoleh kebahagiaan didunia dan diakhirat sudah barang tentu menjadi idaman setiap hamba Allah yang muslim dan beriman.

(31)

Meskipun kedua hal itu tidak mudah diraih, apalagi bagi orang yang tidak kokoh keimanan dan ketaqwaannya. Pada dasarnya kegiatan Bimbingan dan Konseling ikut berperan dalam mewujudkan kebaikan bagi kehidupan kliennya.26 Salah satu cara agar dapat memperoleh kehidupan yang baik ialah setiap individu harus membiasakan dirinya untuk hidup yang berorientasi kemasa depan. Selain itu, setiap orang27 harus pula selalu bekerja keras dan sungguh – sungguh, serta mampu mengelola dan menggunakan waktu sebaik – baiknya.

g. Asas Kekinian

Pada umumnya pelayanan Bimbingan dan Konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan klien saat sekarang atau kini, namun pada dasarnya pelayanan Bimbingan dan Konseling itu sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

h. Asas Musyawarah

Pada dasarnya antara diri klien dan konselor pada kondisi tertentu tidak dipandang atau diposisikan sebagai guru dengan murid, melainkan dua orang yang saling terkait dan saling membutuhkan. Karena itu, dalam proses Bimbingan dan Konseling biasa terjadi komunikasi dalam bentuk dialogis dan musyawarah antara keduanya.28

9. Jenis – jenis Bimbingan Konseling

Adapun jenis – jenis Bimbingan Konseling adalah : a. Vocational Guidance

Vocational Guidance ialah bimbingan dalam memilih bidang pekerjaan atau profesi, dalam mempersiapkan diri untuk memasuki

26 M. Lutfi, 2008, Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal 77-79

27 Hallen A, 2005, Bimbingan dan Konseling, Padang, Quantum Teaching, hal 61-69

28 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, Hal 275-286

(32)

bidang tersebut dan menyesuaikan diri denga tuntutan – tuntutan dalam bidang pekerjaan tertentu.

b. Educational Guidance

Educational Guidance yaitu bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam mengatasi berbagai kesukaran mengenai belajar, dan dalam memilih jenis atau jurusan sekolah lanjutan yang sesuai.

c. Personal – Sosial Guidance

Personal – Social Guidance, yaitu bimbingan dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan dalam diri. Apabila kesulitan tertentu berlangsung terus dan tidak mendapat penyelesaiannya, terancamlah kebahagiaan hidup, bahkan akan timbul gangguan – gangguan mental.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar adalah mencari Ilmu atau mencari Ilmu. Belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.29

Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya.30 Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Belajar adalah proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan – perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya Sedangkan Prestasi adalah pencapaian hasil kerja seseorang berdasarkan usaha yang dilakukan. Prestasi belajar adalah pencapaian hasil

29 Abdur Rahman Abror, 1998, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya, hal 98-101

30 Soemanto Wasty, 1990, Psikologi Pendidikan, Malang, Renika Cipta, hal 66-67

(33)

belajar seseorang. Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai diatas adalah mengetahui garis – garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkap atau diukur.

2. Faktor – Faktor Belajar

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

a. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa ), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 31Adapun faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri yatu aspek fisiologis ( yang bersifat jasmaniah ), aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah ), kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar.

b. Faktor eksternal ( faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan sekitar.32 Adapun faktor internal yang mempengaruhi belajar adalah:

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus ( tegangan otot ) yang menandai tingkat kebugaran oragan – organ tubuh dan sendi – sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesitas siswa dalam mengikuti pelajar.

Kondisi organ tubuh yang lemah apalagi jika disertai sakit kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta ( kognitif ) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.33

2) Aspek Psikologis

Banyak Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa.

31 Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islami, Jakarta, Amzah, hal 275-286

32 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 129-131

33 M. Dalyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Renika Cipta, Hal 55-60

(34)

Namun, diantara faktor – faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandangh lebih esensial itu adalah sebagai berikut: 1) tingkat kecerdasan/inteligensi siswa; 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.

3) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk, dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.34

Demikian pula halnya jika kesehatan Rohani ( jiwa ) kurang baik, misalnya mengalami ganggguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua, atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangin semangat belajar.35

4) Inteligensi

Seorang anak dengan anak yang lain tentu saja mempunyai tingkat inteligensi yang berbeda.Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya memiliki inteligensi normal atau diatas normal.

Namun begitu, tidak semua anak yang mengalami kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal dikategorikan sebagai anak yang bodoh. Berdasarkan hasil studinya mengenai anak – anak yang mengalami kelambatan mental, Hurlock menemukan bahwa sepertiga diantara anak – anak yang dapat berbicara secara normal, dan anak – anak yang berada pada tingkat intelektual yang paling rendah, sangat miskin dalam pnguasaan bahasa.36

34 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 129-131. 135

35 M. Dalyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Renika Cipta, hal 129-131, 135

36 Syaiful Bahri Djamarah, 2011, Psikologi Belajar, Jakarta, PT Renika Cipta, hal 75

(35)

5) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons ( response tendency ) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap ( attituide ) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.

6) Bakat Siswa

Secara umum, bakat ( aptitude ) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing – masing.

7) Minat Siswa

Secara sederhana, minat ( interest ) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Menurut Reber, Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor – faktor internal lainnya seperti : Pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. 37

8) Motivasi Siswa

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme –baik manusia ataupun hewan-yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasokan daya ( energizer ) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangan

37 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 132-134

(36)

selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh – contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.

Adapun Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah : 1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga, para tenaga kependidikan ( kepala sekolah dan wakil – wakilnya ) dan teman – teman sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. 38

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman – teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.

38 Muihibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 132-134

(37)

2. Lingkungan Non Sosial

Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga39 siswa dan letaknya, alat – alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor – faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.40

3. Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak – anak serat famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak – anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pengaruh BK terhadap prestasi belajar sudah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya penelitian dari Cici Indrayanti dan Muhammad Sibaril Madji. Saudari Cici Indrayanti melakukan penelitian di SMP Babus Salam dan saudara Muhammad Sibaril Madji melakukan penelitian di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Detail hasil penelitian mereka sebagai berikut.

1. Skripsi : Pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang

Penulis : Cici Indrayanti

39 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 135

40 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 135

(38)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun : 2011

Berdasarkan skripsi yang peneliti baca adapun hasil penelitian relevannya adalah :

a. Setelah peneliti menganalisa hasil angket siswa dan guru di SMP Babus Salam Cimone Tangerang penulis menemukan pengaruh yang dihasilkan dari kegiatan Bimbingan dan Konseling ( BK ) SMP Babus Salam Cimone Tangerang.41

b. Bimbingan dan Konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang memberikan pelayanan BK berupa layanan orientasi, layanan informasi, layanan penyaluran dan penempatan, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan konsultasi.42

c. Setelah hasil analisa angket siswa Y product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf signifikan 5% = 0,361 dan 1% = 0,463 dan hasil analisa angket guru Y product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf signifikan 5% = 0,381 dan 1% = 0,487 maka penulis simpulkan pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan.

d. Setelah hasil analisa Y product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Y maka penulis dapat menyimpulkan hasil analisa tersebut berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,800. Dengan demikian terbukti tingkat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang termasuk dalam kategori cukup.

2. Skripsi : Pengaruh layanan Bimbingan dan Konseling dengan motivasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang

41 M. Dalyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Renika Cipta, hal 59

42 Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya hal 148-150

(39)

Penulis : Muhammad Sibaril Madji

Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Tahun : 2011

Berdasarkan skripsi yang peneliti baca adapun hasil penelitian yang relevannya adalah :

a. Pengaruh layanan Bimbingan Konseling terhadap tingkat motivasi belajar peserta didik dilakukan sebanyak 4 pertemuan. Pertemuan dilakukan pada kelas VIII sebanyak 4kelas. Keempat kelas ini mendapat perlakuan yang sama yaitu mendapat Bimbingan Konseling dari guru.

Layanan Bimbingan berupa konsultasi diantaranya motivasi belajar, memecahkan masalah dan memperbaiki siswa yang bermasalah.

b. Berdasarkan hasil penelitian analisis data diketahui bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara layanan Bimbingan Konseling dengan tingkat motivasi belajar. Hal ini didasarkan pada uji regresi linear sederhana yaitu uji koefisien diperoleh t hitung = 8,585 dan t tabel = 1,66 karena t hitung ≤ t tabel berarti Ho ditolak. Sehingga terdapat adanya hubungan antara layanan Bimbingan Konseling dengan tingkat motivasi belajar sebesar 43,16%.

3. Skripsi : Pengaruh layanan Bimbingan Kelompok terhadap kedisiplinan belajar pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 41 Gunung Pati Semarang Penulis : Hari Suwignyo

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun : 2014 – 2015

Berdasarkan skripsi yang peneliti baca adapun hasil penelitian relevannya adalah:

a. Kedisiplinan belajar siswa sebelum memperoleh perlakuan berupa Bimbingan Kelompok diperoleh kriteria sedang ( 65,6% )

b. Kedisiplinan belajar siswa setelah mendapatkan Bimbingan Kelompok diperoleh kriteria tinggi ( 76,1% )

(40)

c. Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari layanan Bimbingan Kelompok terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 41 Gunung Pati Semarang.

D. Kerangka Berfikir

Adapun Kerangka berfikir yaitu jika bimbingan konseling Islami dilakukan dengan baik maka perilaku belajar siswa baik. Perilaku belajar yang baik akan berdampak pada prestasi siswa yang meningkat.

Permasalahan yang dihadapi

Ketika Peneliti masuk kekelas peneliti melihat ketika kbm berlangsung dikelas mereka kurang terlibat dalam KBM dikelas karena mereka belum mendapatkan Bimbingan Konseling Islami dari guru BK sehingga prestasi belajar mereka menurun. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta belum menerapkan K13 sepenuhnya sebagian masih menggunakan KTSP sehingga pelajaran BK masuk kelas belum ada. Sebagian dari mereka mengikuti KBM dikelas sehingga prestasi mereka meningkat. Ketika peneliti mulai mencoba mengobservasi siswa dikelas ternyata peneliti melihat siswa belum mendapatkan pelajaran BK masuk kelas sehingga mereka belum mendapatkan Bimbingan Konseling Islami dari guru BK. Setelah peneliti konfirmasi ke guru BK Madrasah Pembangunan UIN Jakarta akan melakukan BK masuk kekelas setelah sepenuhnya menggunakan K13.

Alasan peneliti mengambil judul proposal skripsi Hubungan Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah

Adapun alasan peneliti mengambil judul proposal skripsi pengaruh bimbingan konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa di sekolah yaitu apakah prestasinya siswa di sekolah meningkat atau tidak ketika diberi Bimbingan Konseling Islami dari guru BK bagaimana prestasi siswa disekolah setelah diberi Bimbingan Konseling Islami oleh guru BK dikelas.

(41)

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata Hipo dan Tesis. Hipo artinya bawah dan tesis artinya jawaban. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Dalam prosedur ilmiah atau metode ilmiah hipotesis diajukan setelah merumuskan masalah dan melakukan penelaah terhadap teori – teori yang relevan.43

Adapun hipotesis penelitiannya adalah :

Hi : Tidak terdapat pengaruh antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah

Ho : Terdapat pengaruh antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa disekolah

Adapun pengambilan hipotesa ini didasari oleh penjelasan sebagai berikut:

Alasan pengambilan hipotesis ini adalah Islam adalah agama dakwah yang berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi seluruh manusia karenanya Islam harus disampaikan kepada seluruh manusia. Ajaran – ajaran Islam harus disampaikan dalam segala bentuk dan kehidupan manusia, dijadikan juru selamat yang hakiki didunia dan diakhirat. Oleh karena itu peneliti mengambil hipotesa alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara Bimbingan Konseling Islami terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Pembangunan UIN Jakarta. Peneliti meyakini bahwa Bimbingan Konseling Islami itu dapat membantu siswa meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa disekolah. Dasar utama Bimbingan Konseling Islam adalah Al – Qur ‘ an dan Sunnah Rasul. Dasar yang memberikan Isyarat kepada manusia terdapat dalam surat Al – An ‘ am ayat 154 dan surat Al – Ashr.

43 Hadeli, 2006, Metodologi Penelitian Kependidikan, Jakarta, Quantum Teaching hal 47

(42)

Adapun bunyi surat Al – An ‘ am ayat 154 yang artinya adalah :

Kemudian kami telah memberikan Al – Kitab ( Taurat ) kepada musa untuk menyempurnakan ( nikmat kami ) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat agar mereka beriman ( bahwa mereka akan menemui tuhan mereka ).

Adapun bunyi surat Al – Ashr yang artinya adalah :

Demi masa, Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

(43)

33 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MTs. Pembangunan UIN Jakarta yang beralamatkan di jalan Ibnu Taimiyah 4 Pisangan Ciputat Jakarta Selatan. Waktu yang dibutuhkan mulai tanggal 18 September 2018 – 19 September 2018.

B. Metode Penelitian

Sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian maka penelitian ini akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasi. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel – variabel tertentu sehingga menghasilkan simpulan – simpulan yang dapat digeneralisasikan lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif. Eksperimen adalah cara praktis untuk mempelajari sesuatu dengan mengubah – ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya terhadap hal lainnya.

Penelitian dilakukan di MTs Pembangunan UIN Jakarta kelas 8A dan 8B sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 29 siswa laki – laki dan 31 siswa perempuan.

Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner sebanyak 17 nomor dari hasil penelitian, didapatkan data yang diolah menggunakan excel dan chi square.

C. Populasi dan Sampel

Adapun populasi yang dijadikan bahan penelitian adalah siswa - siswi Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta44. Adapun Sampel dari bahan penelitian adalah siswa – siswi kelas 8 MTs. Pembangunan UIN Jakarta.

44 Zainal Arifin, 2011, Penelitian Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya hal 29 dan 67

Gambar

Tabel 4.2 Tabel Jadwal Kegiatan
Tabel 4.3 Tabel Alokasi Waktu Belajar Kelas Bilingual   Alokasi Waktu Perminggu
Tabel 4.4 Tabel Alokasi Waktu Belajar Kelas Tahfiz
Tabel 4.7 Tabel Kesiswaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis regresi berganda diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara layanan bimbingan konseling dan kemandirian

Asupan zat besi yang kurang pada mahasiswi PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kemungkinan dikarenakan pada responden merupakan mahasiswi yang tidak tinggal

Responden pada penelitian ini adalah karyawan bagian keuangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data yang terkumpul kemudian di olah dengan menggunakan analisis

Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan normal jika menggunakan nilai probability Sig (2 Tailed) >, Signifikansi>0,050. Untuk mengetahui apakah data yang

27 Hendri, Kamus Umum Inggris Indonesia, (Jakarta: Surya, 2003), hlm.. Tidak jujur atau berbohong. Tidak jujur atau berbohong adalah sesuatu hal yang dikatakan tidak sesuai

Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden mengalami pubertas normal sebanyak 104 responden (66,7%), mayoritas responden memiliki perilaku seksual positif sebanyak

profesi dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan hasil bahwa sampel dengan IMT normal dan overweight lebih banyak 80,9% dibandingkan sampel dengan IMT obesitas 19,1% .20

Selama melakukan observasi didapatkan hasil yaitu frekuensi menggunakan gadget dilingkungan keluarga hampir 2 jam lebih dalam sehari, sehingga anggota keluarga akan sibuk dengan hp