• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Variasi Mengajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Variasi Guru dalam Mengajar

1. Pengertian Variasi Mengajar

Variasi merupakan suatu metode yang dilakukan seorang guru dalam proses belajar mengajar agar seorang siswa tidak mengalami kebosanan atau kejenuhan dalam menerima materi pelajaran.Hamid Darmadi (2010:3) mengemukakan bahwa:

Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian peserta didik selama pelajaran berlangsung.

Variasi dalam mengajar adalah sebuah keterampilan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar, dengan memiliki banyak tujuan, salah satunya adalah agar peserta didik tidak merasa jenuh dalam materi pelajaran yang diberikan. Pengertian “variasi” menurut kamus ilmiah populer

mengajar merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.

Variasi mengajar adalah perubahan tingkah laku, sikap, perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajarannya.

2. Tujuan Variasi Guru dalam Mengajar

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.

Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus

menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan bosan.

Variasi mengajar ini dimaksudkan adalah untuk mengurangi kebosanan mengajar, menciptakan iklim belajar menjadi hangat, dan memelihara semangat belajar. Selain metode mengajar, keterampilan mengajarpun harus divariasikan untuk menghindari kejenuhan dan melawan rasa kantuk yang kadang-kadang mendera peserta didik. Variasi mengajar sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru guna tercapainya tujuan pendidikan.Dalam penggunaan variasi mengajar perlu bagi seorang guru untuk memperhatikan prinsip-prinsip dalam mengadakan variasi mengajar.

Untuk mengadakan variasi yang baik perlu dilengkapi oleh media yang menunjang kegiatan belajar mengajar

Mengadakan keterampilan variasi mengajar adalah untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar yang menarik dan kondusif, sehingga dapat menarik perhatian peserta didik terhadap materi yang diberikan.

Tujuan mengadakan keterampilan variasi mengajar adalah untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar yang menarik dan kondusif, sehingga dapat menarik perhatian peserta didik terhadap materi yang diberikan.Guru yang cuma menguasai materi pelajaran saja tanpa menguasai

yaitu:

1. Meningkatkan motivasi belajar mengajar

2. Miningkatkan perhatian para siswa kepada guru 3. Meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar 4. Menghilangkan kejenuhandalam belajar mengajar 3. Komponen-komponen variasi Mengajar

1. Variasi suara dan sikap guru

Dalam proses belajar mengajar suara guru memiliki peran penting, karena suara guru melahirkan kualitas variasi mengajar. Oleh karenanya, intonasi, nada, volume dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru terkait variasi suara dan sikap guru, yaitu:

a. Penekanan

Penekanan ini digunakan untuk memfokuskan peserta didik pada suatu aspek yang penting, agar siswa mudah memahami hal yang penting dalam materi pelajaran yang diberikan.

b. Pemberian waktu

Pemberian waktu dapat diberikan setelah mengajukan beberapa pertanyaan, untuk tingkatannya, setelah keaadaan memungkinkan.

c. Kontak pandang

Hal ini, dapat menumbuhkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Selama menyampaikan materi pelajaran guru tidak hanya memandang pada suatu arah saja. Guru memadang pada semua arah dan menguasai kelas.

d. Gerakan anggota badan

Gerakan anggota badan ini dilakukan untuk menarik perhatian siswa, guru tidak boleh berdiri seperti patung duduk saja menjelaskan materi.

2. Variasi Media dan Bahan Ajar

Ada tiga komponen dalam variasi media, sebagai berikut:

a. Variasi media pandang

Media pandang yang digunakan sebagai media pengajaran diantaranya; buku, majalah, globe, peta, film, TV dan lain-lain, salasatu kegunaan alat-alat ini adalah meningkatkan perhatia anak didik pada tingkat yang lebih tinggi dan mengembangkan cara berfikir siswa yang konsisten dan berkesinambungan.

timbulnya kebosanan pada peserta didik akan lebih bagus jika diselang selingi dengan audio visual atau alat pendengar agar membantu peserta didik lebih konsentrasi dan menumbuhkan suasuna belajar yang menyenangkan.

c. Variasi media taktil

Hal ini merupakan keterampilan meggunakan media dan bahan ajaran, yakni dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyentuh dan memanipulasi media dan bahan ajaran tersebut.

3. Variasi interaksi

Variasi dalam poa interaksi yang baik dilakukan oleh guru ada dua hal yaitu; siswa belajar atau melakukan aktifitas lainnya dalam ruang lingkup pembelajaran secara bebas tampa campur tangan dari guru, siswa hanya mendenarkan secara pasif sedang guru berbicara secara aktif sehinga prises belajar mengajar didomonasi oleh guru.

Dari beberapa komponen variasi tersebut di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa media pandang, media dengar, media taktil,

dan media interaks, merupakan bagian dari komponen yang dapat divariasikan dalam media dan bahan ajar dalam proses belajar mengajar.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan analisa deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya peningkatan yang dihasilkan dari adanya metode variasi dalam mengajar, dan seberapa besarkah peningkatan yang dihasilkan, serta berguna atau tidak bagi sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Pasui Kec. Buntu Batu Kab.Enrekang.

B. Lokasi dan Obyek Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah di MTs. Muhammadiyah Pasui Kec.Buntu Batu Kab. Enrekang dan yang menjadi objek penelitian adalah siswa dan guru MTs. Muhammadiyah Pasui.

C. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai sagala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel juga dapat dinyatakan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

24

Dalam penulisan ini yang menjadi judul penulis adalah “Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Variasi Guru dalam Mengajar di MTS.

Muhammadiyah Pasui Kec. Buntu Batu Kab. Enrekang”. Data variabel tersebut dianalisis berdasarkan hasil observasi langsung.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Peningkatan Minat Belajar, yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat (y).

2. Variasi Guru dalam Mengajar merupakan variabel independen atau variabel bebas (x).

D. Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel bisa memberikan gambaran secara singkat agar interpretasi yang penulis maksudkan sama dengan pembaca pahami ketika/setelah membaca proposal ini.

1. Peningkatan Minat Belajar

Minat belajar siswa, merupakan suatu keadaan kecendrungan memusatkan perhatian siswa dan menjadikannya konsentrasi terhadap suatu objek, atau apa saja yang disampaikan kepadanya. Sukardi (1987:25) mengemukakan bahwa:

“Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka,

keterampilan yang dilakukan seorang dalam proses pembelajaran, atau mengajar, dengan tujuan peserta didik tidak mengalami kebosanan dalam proses pembelajaran.

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.

Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan bosan.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam metodologi penelitian, kita mungkin sering menyebut istilah populasi dan sampel. Populasi, atau bisa di sebut dengan “Universe” adalah keseluruhan elemen yang akan di jelaskan oleh seorang peneliti dalam penelitiannya. Sedangkan populasi tersebut bisa berbentuk/objek air, udara, desa, desa, ataupun manusia. Populasi bisa memiliki jumlah yang besar maupun kecil, serta bisa diketahui sifat ataupun variasinya, mungkin itu heterogen atau homogen. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel.

Sehubungan dengan pengertian di atas, dikemukakan pula bahwa populasi adalah Keseluruhan penduduk yang dimaksud untuk diselidiki atau universum. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama.

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang akan diteliti. Oleh karena itu, populasi adalah semua yang menjadi sasaran penelitian, yakni seluruh siswa dan guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Pasui.

Tabel. 1

Sumber data : Kantor MTs. Muhammadiyah Pasui 2014 2. Sampel

Sampel adalah perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika jumlah sampel dan populasi adalah sama, maka penelitian tersebut dinamakan dengan sensus. Sering terjadi dalam penelitian, jumlah sampel yang di ambil lebih sedikit daripada jumlah populasinya.

Berdasarkan teori Suharsimi Arikunto (1996:120) bahwa :

“populasi yang objeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antar 10-15 % atau 20-25% atau lebih”.

13 9 22

2. Kelas VII B 9 10 19 3.

Kelas VIII A 13 11 24

4.

Kelas VIII B 11 11 22

5.

Kelas IX A

11 12

23

6. Kelas IX B 6 9 15

7. Guru-guru Mts.

Muhammdiyah Pasui

12 14 26

Jumlah 75 76 151

Adapun tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik purposive sampling. Yakni pengambilan sampel berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan minat belajar siswa melalui variasi guru dalm mengajar yang berjumlah 24 orang.

Tabel. 2

Keadaan Sampel Siswa

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII A 3 3 6

2 VII B 3 3 6

3 VIII A 3 3 6

4 VIII B 3 3 6

Jumlah 12 12 24

Tabel 3

Keadaan Sampel Guru No

Nama Guru Guru Mata pelajaran

1 Sitti.Hadijah, ST, S.Pd IPA

2 Rajmawati, S.Pd.i Al-Qur’an Hadits 3 Nurannis. S. Pd Bahasa Indonesia 4 Drs. Basri Akidah Akhlak

F. Instrumen Penelitian

Hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan tugas yang disesuaikan dengan instrumen yang digunakan. Instrumen

data, karena instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan pengumpulan data. (Suharsimi Arikunto, 2000 : 24).

Instrumen ini diharapkan mampu membantu peneliti di dalam melaksnakan penelitiannya dan mempermudah mendapatkan informasi- informasi guna melengkapi penelitiannya. Instrumen yang digunakan adalah beberapa metode berikut:

1. Catatan Observasi

Observasi sebagai tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati dan mengadakan komonikasi secara langsung dengan sumber informasi, tentang kondisi lokasi penelitian.

2. Pedoman Wawancara

Penilitian yang tujuannya untuk memperoleh data atau keterangan secara langsung dari instumen. Wawancara sering pula disebut Interview, yaitu pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Suharsimi Arikanto dalam Sugiyono, (2012: 194) berpendapat ditinjau dari pelaksanaanya, maka interview atau wawancara dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu:

1. Wawancara terstruktur, yaitu tehnik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh.

2. Wawancara semiterstruktur, tehnik pengumpulan data dengan bebas peneliti mewawancarai informan.

3. Wawancara tak bertata yaitu telah diteliti. Interuktur, yaitu tehnik pengumpulan data tanpa menggunakan pedoman, hanya garis- garis besarnya saja.

3. Pedoman Angket

Angket atau kuesioner adalah tenik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

4. Catatan Dokumentasi

Tehnik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada pada MTs.

Muhammadiyah Pasui Kec. Buntu Batu Kab. Enrekang yang dianggap penting atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat membantu memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

beikut:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau gejala-gejala pada objek penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

3. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

4. Dokumentasi

Penelusuran literature atau dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur juga disebut dengan pengamatan tidak langsung.

H. Tehnik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil-hasil tindakan yang mengarah pada peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.

Untuk mengolah data menjadi sebuah pembahasan, maka peneliti menganalisis data dengan teknik analisis deskriptif yaitu berusaha memberikan gambaran dari data yang diperolah dengan menggunakan rumus persentase sesuai dengan tabel sebelumnya.

Anas Sujono (2002) rumus yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

Keterangan :

F : Frekuensi yang sedang dicari persentase N : Jumlah frekuensi/banyaknya responden P : Angka persentase

Hasil dari perhitungan tersebut, kemudian peneliti tabulasikan dalam bentuk tabel frekuensi dan diberikan interpretasi terhadap hasil tabulasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Rumus :

A. Selayang Pandang Madrasah Tsanwiyah Muhammadiyah Pasui a. Latar belakang dan Perkembangannya

Sejarah berdirinya sekolah ini merupakan akumulasi keinginan dari masyarakat yang dipelopori oleh tokoh-tokoh masyarakat Pasui dan sekitarnya untuk menyekolahkan anak mereka setelah tammat Sekolah Dasar ke jenjang berikutnya. Masalahnya adalah ketiadaan sekolah yang menampung mereka, untuk bisa bersekolah maka mereka harus bersekolah ke ibukota kecamatan yang berjarak 7 km yang ditempuh selama 2 (dua) jam dengan berjalan kaki. Disamping itu, kekhawatiran orang tua berikutnya yaitu; kebanyakan dari lulusan itu tidak melanjutkan lagi sekolahnya karena keinginan mereka sendiri atau dikarenakan diusia masih belia mereka telah menikah sehingga menyebabkan angka putus sekolah begitu tinggi.

Hal itulah yang mendasari mengapa tokoh masyarakat Pasui untuk bermupakat mendirikan Sebuah Madrasah. Maka berdirilah sebuah Madrasah pada 1 Januari 1972 dengan status PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama) berjalan sampai tahun 1978, berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah lalu dirubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Pasui, dan nama itu menjadi nama baku hingga saat ini.

a. Identitas Sekolah

Nama sekolah : MTs Muhammadiyah Pasui

Alamat : Jalan Puang Bangun, Poros Pasui Baraka No. 5 Pasui, Desa Pasui, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang.

b. Visi Madrasah :

“Menjadikan sekolah terpercaya di masyarakat untuk mencerdaskan bangsa dalam rangka mensuskseskan wajib belajar yang berwawasan IMTAQ dan IPTEKS”.

c. Misi Madrasah :

1. Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi dibidang IMTAQ dan IPTEKS.

2. Membentuk Sumber Daya Manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Membangun citra madrasah sebagai mitra terpercaya di masyarakat

4. Menerapkan manajemen partisipasi partisipasi aktif dengan melibatkan semua stakeholder madrasah dan orang tua siswa serta masyarakat.

34

b. Keadaan Guru

Guru sebagai seorang pendidik yang harus memberikan pengetahuan kepada siswanya melalui proses belajar mengajar, sehingga siswa tersebut mengalami sesuatu perubahan ketingkat kedewasaan.

Dalam hal ini, guru yang memegang peran penting dalam membentuk watak seorang anak didik, tanpa bimbingan guru dan bantuan orang tua, maka anak didik sulit mengalami perubahan dan potensi yang dimiliki tidak berkembang. Guru harus membimbing dan mengarahkan anak didiknya menjadi manusia yang berkepribadian baik, berbudi luhur, dan lain-lain. Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa :

“Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah”).

Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa guru harus merupakan contoh atau panutan bagi anak didiknya dalam segala hal.

Untuk mendapatkan tentang jumlah tenaga guru yang mengajar pada Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Pasui Kec. Buntu Batu Kab.

Enrekang, dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4

Keadaan Guru MTs. Muhammadiyah Pasui Tahun Ajaran 2013/2014

No Nama

Jenjang

Pendidikan Status Kepegawaian

Bidang Studi yang Diajarkan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

12

Nuriman, S.Pd Drs. Basri Nurannis, S.Pd Erna, S.Ag H.M.Ilyas, S.Ag Hj. Sitti Hanong Hj. Tudarmiati, S.Ag Muh. Basri

Drs. Safril Herlina, S.Ag

Samsia Parinding, S.Pd

Rajmawati, S.Pd.I

S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1

S1

Tetep PNS PNS PNS Tetap Tetap Tetap Honor Tetap Honor Honor

Tetap

Bhs. Inggris Akidah dan Akhlak Bhs. Indonesia SKI

PAI Fiqhi PAI

Matematika IPS

Bhs. Arab Bhs. Inggris

Al-Qur’an dan

15 16 17 18 19 20 21 22

23 24 25 26

ST,S.Pd

Sri Dewi, S.Pd.I.

Rosmini Safril, S.Pd.

Nur Alam, S.Pd.

Muharni, S.Pd.

Rosdiawati, S.Pd.

Nurlia Iliani, S.Kom.

Ilham, S.Pd.I.

Nurjanna, S.Pd.

Sapril, S.Pd.

Abbas, S.Pd.

Hairul, S.Pd Budi, S.Pd

S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1

Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap

Tetap Tetap Honor Honor

Bhs. Arab IPA

IPA PKn PKn TIK

Kerajinan Tangan dan Kesenian Penjaskes Lainnya Matematika Matematika

Sumber Data: Kantor MTs Muhammadiyah Pasui Tahun Ajaran 2013/2014

c. Keadaan Siswa

Siswa adalah salah satu syarat mutlak berkembangnya lembaga pendidikan, dimana siswa sangat menentukan kelanjutan dari lembaga pendidikan ataupun dalam usaha menarik minat masyarakat, juga tergantung adanya jumlah siswa yang hadir disekolah tersebut.

Berdasarkan hasil observasi penulis, beikut ini adalah data keadaan siswa-siswi MTs. Muhammadiyah Pasui ;

Tabel 5

Keadaan Siswa MTs Muhammadiyah Pasui Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan Kelas VII A

Kelas VII B

13 9

9 10

22 19 Kelas VIII A

Kelas VIII B

13 11

11 11

24 22 Kelas IX A

Kelas IX B

11 6

12 9

23 15

Jumlah 63 62 125

Sumber Data: Kantor MTs Muhammadiyah Pasui Tahun Ajaran 2013/2014

d. Sarana dan Prasarana

secara efektif dan efesien.

Tabel 6

Keadaan Saran dan Prasarana MTs Muhammadiyah Pasui Kec. Buntu Batu Kab. Enrekang Tahun Ajaran 2013/2014

No Jenis Prasarana Jumlah Jumlah menurut Kondisi Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

1 Ruang Kelas 6 - 6 -

2 Ruang Kepala 1 - 1 -

3 Ruang Guru 1 - 1 -

4 Ruang TU/

Administrasi

1 - - 1

5 Ruang Lab. IPA - - - -

6 Ruang Lab.

Komputer

1 - 1 -

7 Ruang

Perpustakaan

1 - 1 -

8 Ruang ketermpilan - - - -

9 Ruang Kesenian - - - -

10 Ruang UKS - - - -

11 Ruang toilet Guru - - - -

12 Ruang toilet Siswa 2 - 1 -

13 Mushollah 1 - 1 1

14 15 16

Sumber Data: Kantor MTs Muhammadiyah Pasui Tahun Ajaran 2013/2014

B. Cara Peningkatan Minat Belajar Siswa MTs. Muhammadiyah Pasui Melalui Variasi Guru dalam Mengajar

“Minat adalah kecendrungan jiwa untuk tetap memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas atau kegiatan (Slameto, 1995)”. Dalam proses belajar mengajar minat belajar siswa sangatlah diperlukan, karena dengan adanya minat, seorang guru atau pendidik akan lebih mudah untuk memberikan materi pelajaran, dan juga para siswa siswi cenderung akan lebih memperhatikan meteri pelajaran yang diberikan jika ada minat belajar dalam diri siswa atau peserta didik.

Untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik, tentunya para Guru tidaklah mungkin hanya diam saja menunggu peserta didik memiliki minat dalam belajar. Salah satu faktor yang menjadikan peserta didik tidak berminat mengikuti mata pelajaran yakni metode mengajar yang diberikan oleh guru yang terus-menerus dilakukan, oleh karena itu seorang guru harus membuat suatu metode yang menjadikan peserta didik tidak merasa jenuh dalam mengikuti mata pelajaran yang diberikan.

Salah satu cara yang membuat peserta didik tidak merasa jenuh atau bosan dalam menerima materi pelajaran yakni dengan metode mengajar yang bervariasi. Dengan menggunakan metode mengajar yang bervariasi, tentunya peserta akan fokus dalam menerima materi pelajaran, tidak

atau menjelaskan materi pelajaran, yang diakukan dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa lebih bersemangat, bergairah dan berminat terhadap materi pelajaran di sekolah. Seorang guru yang tahu akan perannya sebagai guru dan pendidik akan memperhatikan minat belajar siswanya, guru akan tahu apakah siswa memeliki minat atau tidak terhadap pelajaran yang diberikan, ketika ada seorang siswa yang mulai bosan dan mulai malas belajar, hal itu merupakan tugas seorang guru untuk mengatasi atau mencari solusi untuk masalah tersebut.

Banyak hal yang menyebabkan siswa mengalami kebosanan dalam proses belajar mengajar, salasatunya adalah guru yang mengajar tanpa menggunakan variasi dalam mengajar. Misalnya seorang guru yang mengajar hanya duduk dikursi membacakan materi ajar, dan hanya memandang kesatu arah saja, tidak memperhatikan apa yang dilakukan siswa-siswanya di dalam kelas. Oleh karena itu penggunaan variasi dalam mengajar adalah hal yang sangat penting agar siswa termotivasi, besemangat, bergairah, dan berminat terhadap pelajaran.

Di MTs. Muhammadiyah Pasui, guru-guru senantiasa berupaya agar para siswanya giat belajar dan senantiasa memiliki minat di setiap menerima materi pelajaran, salah satu upaya cara mereka dalam meningkatkan minat belajar siswa dengan menggunakan variasi dalam mengajar, hal ini berdasar pada hasil wawancara peneliti dengan Sitti.

Hadijah salaseorang guru di MTs. Muhammadiyah Pasui Kec. Buntu Batu Kab. Enrekang, menyatakan :

“ Untuk meningkatkan minat belajar siswa di MTs.

Muhammadiyah Pasui kami senantias mengamati siswa ketika menggunakan metode mengajar dalam kelas, adapaun metode yang kami gunakan adalah metode yang menarik perhatian siswa, tapi jika dilakukan terus-menerus lambat laun siswa akan mulai bosan dengan itu, sehingga ketika mereka mulai bosan maka kami mengganti metodenya dengan metode yang lain.”

(wawancara, tanggal 18 Maret 2014)

Dari hasi wawancara Ibu Sitti Hadijah di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam memberikan materi pelajaran guru di MTs.

Muhammadiyah Pasui senantiasa memperhatikan metode mengajar dalam proses pembelajaran, agar siswa terhidar dari rasa bosan dan dalam menirima materi pelajaran yang diberikan. Selain itu guru tidak pernah lupa memberikan motivasi dan dorongan, juga berkerja sama dengan orang tua siswa dalam memberikan dorongan kepada siswa agar senantiasa belajar di rumah.

Dokumen terkait