1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2015).
Menurut (Wawan, 2011) pengetahuan dicakup dalam domain kognitif.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan terdiri dari:
1. Tahu (know)
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
31 4. Analisa (analisys)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen pengetahuan yang dimiliki.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2015).
Terjadinya status gizi yang tidak normal pada bayi dan anak karena ketidak tahuan ibu mengenai tata cara pemberian ASI, hal ini tidak perlu terjadi apabila ibu cukup mengetahui kelebihan ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi dan mengetahui bahaya yang mungkin terjadi akibat mengganti ASI dengan makanan buatan lain (Nurdin, 2012).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket. Wawancara terbuka atau tertutup menggunakan kuisioner, sedangkan angket terbuka atau tertutup menggunakan instrument yang sama dengan wawancara, hanya jawaban responden disampaikan lewat tulisan (Notoatmodjo, 2010).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2018) ada beberapa yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
a. Pendidikan Semakin Tinggi
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
32
maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.
c. Media Masa/Sumber Informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai entuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lainlain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
d. Sosial Budaya Dan Ekonomi
Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
e. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
f. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
g. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan, serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua.
33
4. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Meningkatkan Produksi ASI
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan dibedakan atas 2 kelompok yaitu yang berpendidikan SD sampai tamat SMP (rendah) dan kelompok ibu yang berpendidikan SMU sampai dengan tamat SI (tinggi).Batas pengelompokan pendidikan yaitu SMP, dimana di negara berkembang untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap prilaku kesehatan batasnya adalah pendidikan SMP.Hal ini berdasarkan ketentuan World Bank Report 1991 dalam Kristina (2009).
Menurut (Afifah, 2014) menyatakan bahwa pendidikan formal yang pernah dicapai oleh ibu dari responden tidak atau mendapatkan ijazah. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal akan semakin luas wawasan berpikirnya, sehingga akan lebih banyak informasi yang diserap. (Nurhayati, 2017) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang ASI. Hasil penelitian terhadap ibu- ibu di Singapura juga menyatakan terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan ibu dengan durasi pemberian ASI (Foo et al. 2009). Sementara itu, terdapat hasil penelitian yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan cara pemberian ASI dengan dugaan tingkat pendidikan yang semakin tinggi tidak disertai dengan pengetahuan tentang cara menyusui yang baik dan benar serta kemampuan dalam penerapannya (Zai 2014).
2. Paritas
Pengalaman menyusui berhubungan dengan lamanya durasi pemberian ASI Foo et al (2009). Ekawati (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin banyak jumlah anak yang dimiliki, kecenderungan perilaku pemberian ASI semakin baik. Hal
34
ini dikarenakan adanya pengalaman menyusui sebelumnya.
Sementara itu, penelitian lain menyimpulkan bahwa keberadan anak selain bayi yang sedang disusui menjadi salah satu alasan ibu tidak memberikan ASI dalam waktu yang lama (Peters et al. 2009).
Semakin banyak jumlah anak akan semakin menyita perhatian ibu terhadap pengasuhan anak.
3. Dukungan Sosial
Undang – undang no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyatkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Dukungan keluarga merupakan salah satu unsur penting menyukseskan ASI eksklusif. Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi. Interaksi positif dengan keluarga akan menghasilkan kasih saying dan dukungan moril (Notoatmodjo, 2014).
Hasil penelitian Abdul (2013) membuktikan bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap pemberian ASI dan produksi ASI oleh ibu. Senada dengan hal tersebut, penelitian simbolon (2013) juga menguatkan bukti bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap pemberian ASI. Dukungan keluarga, terbukti berpengaruh secara emosional. Dukungan merupakan bagian dari membangun kepercayaan. Selain meningkatkan kepercayaan diri, dukungan juga meningkatkan kepercayaan atas hubungan diantara pasangan.
4. Sumber Informasi
Informasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Sumber informasi adalah proses pemberitahuan yang dapat membuat seseorang mengetahui informasi dengan mendengar atau
35
melihat sesuatu secara langsung ataupun tidak langsung dan semakin banyak informasi yang didapat, akan semakin luas pengetahuan seseoramg (Fahmi, 2012).
Sumber informasi dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang cara meningkatkan produksi pada ibu menyusui. Media informasi mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dari komunikasinya. Karena dengan adanya keterpaparan informasi menyebabkan sang ibu tersebut memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak pernah terpapar media informasi tentang cara meningkatkan produksi ASI
(Notoatmodjo, 2015).
5. Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengaetahuan adalah salah satunya dapat dilakukan melalui kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan mengenai materi yang ingin dilakukan dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui/ukur dapat sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan.
Menurut Arikunto (2013) Terdapat tiga kategori tingkat pengetahuan yang didasarkan pada nilai presentase sebagai berikut :
1) Tingkat Pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%.
2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56 – 74%
3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 56%
36