BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.8 Sistem Proses
3.8.7 Utilitas
3.8.7.9 Pengolahan Limbah
Dalam melaksanakan kegiatan pengolahan minyak, kilang PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan juga menghasilkan limbah baik berupa padatan, cairan, ataupun gas. Buangan limbah industri ini bersifat terus-menerus sehingga jika tidak dikendalikan akan terakumulasi dan suatu saat tidak akan dapat dikendalikan.
Untuk mengatasi dampak operasional PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan terhadap kelestarian lingkungan, PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan dalam kegiatan operasional maupun rencana pengembangan kilang telah melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) lengkap dengan RPL dan RKL dan telah disetujui oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Pusat (BAPEDAL).
Kilang PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan terletak di tepi teluk Balikpapan sehingga harus ada tindakan untuk mencegah pencemaran lingkungan laut.
Semua air buangan dari Kilang Balikpapan I dan kilang Balikpapan II diproses dalam unit pengolahan air limbah. Hal itu bertujuan agar limbah yang dibuang tidak membahayakan lingkungan perairan.
Laporan Magang Industri
PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan 01 Mei - 30 Juni
160 3.8.7.9.1 Pengolahan Limbah Gas
Dalam usaha untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan oleh limbah gas, kilang PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
1. LPG plant, selain bertujuan sebagai unit produksi, plant ini juga berfungsi untuk menekan terbuangnya gas-gas naphta.
2. Incinerator, berfungsi untuk membakar gas-gas yang diperkirakan beracun, sebelum dibuang ke udara.
3. Stack, berfungsi sebagai pembuang hasil-hasil dan sisa-sisa pembakaran. Buangan stack mengandung CO2, asap, dan abu. Desain stack dibuat cukup tinggi agar polutan yang terbuang dapat bercampur dengan udara bebas dan polusi panasnya tidak membahayakan kilang.
4. Flare, berfungsi untuk membakar gas-gas berlebih dari kilang. Desain flare dibuat cukup tinggi untuk memperkecil pencemaran gas hidrokarbon ke udara.
5. Fuel gas system, berfungsi untuk memperkecil jumlah gas buangan dengan menyalurkan gas-gas dari kilang dan juga dari lapangan (Unocal dan Vico) serta liquid-liquid yang mudah menguap (LPG) ke kilang. Gas tersebut didistribusikan sebagai fuel gas ke furnace dan boiler.
6. Flare Gas Recovery System, gas buang (off gas) yang akan dibakar di flare direcovery menghasilkan Fuel Gas dan LPG Component sehingga pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
3.8.7.9.2 Pengolahan Limbah Cair
Dalam usaha untuk melestarikan lingkungan air dan perairan, usaha-usaha yang dilakukan sebagai berikut:
1. Recovery air tawar.
2. Kondensat yang diperoleh dari kondensor dan exhaust pompa turbin ditampung dan di- recovery sebagai boiler feed water.
3. Air proses atau air bekas pabrik dialirkan ke sour water stripper plant dan produknya dimanfaatkan kembali untuk proses.
Dalam usaha untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan oleh limbah cair, usaha-usaha yang dilakukan sebagai berikut:
Laporan Magang Industri
PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan 01 Mei - 30 Juni
161 1. Memisahkan saluran oil water dan storm water (air hujan).
2. Me-recoveryslopoil yang tertampung dalam oil catcher separator dan EWTP.
Menekan sekecil mungkin kandungan-kandungan polutan dalam effluent water.
3. Melakukan analisis secara berkala terhadap effluent water dari EWTP yang meliputi analisis pH, suspended solid, amoniak, nitrogen, dissolved oxygen, COD, BOD, sludge volume index, NaOH strength,MSG, phenol, sulphides, chloride, oil content, settled volume, dan mixed liquor.
4. Limbah bekas laboratorium yang tidak berbahaya jangan dibuang, melainkan ditampung dan disimpan hingga ikut bersama aliran dalam oil catcher maupun EWTP.
Unit-unit pengolahan limbah cair yang ada di kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan adalah :
1. Oil Catcher
Unit ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang ada di limbah cair dengan prinsip gravitasi. Sedimen kasar akan mengendap di dasar oil catcher, sedangkan minyak mengapung. Minyak tersebut ditangkap dengan oil skimmer dan dikirim ke tangki slop oil. Air yang telah bersih dibuang ke outlet.
2. Corrugated Plat Interceptor (CPI)
CPI dapat memperluas kemampuan pemisahan secara gravitasi, dengan cara memperluas permukaan menjadi vertikal miring dan dapat memisahkan partikel di bawah 150 mikron. Lempengan pada CPI diletakkan miring sehingga butiran minyak yang terkumpul di bawah permukaan lempeng dapat mengumpul lebih lanjut dan partikel sedimen yang terkumpul pada bagian atas lempeng dapat meluncur ke dasar separator. Minyak yang berkumpul di permukaan diambil dengan oil skimmer, sedangkan sludge akan terkumpul pada pit.
Laporan Magang Industri
PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan 01 Mei - 30 Juni
162 3. Sour Water Stripper Unit
Unit ini dirancang untuk menghilangkan H2S dan NH3 dari air bekas yang berasal dari penyulingan, HCU, dan LPG recovery unit.Air hasil olahan tidak boleh mengandung NH3 lebih dari 100 ppm dan H2S lebih dari 50 ppm. Keadaan tersebut diperlukan oleh crude distilling unit untuk melarutkan garam, dan HCU sebagai pencuci, serta untuk mencegah pengendapan garam pada heat exchanger.
4. Effluent Water Treatment Plant (EWTP)
Unit ini berfungsi untuk mengurangi kandungan minyak dan senyawa berbahaya lainnya sampai batas aman untuk dialirkan ke laut.
Air limbah dari kilang lama, wax plant dan crude desalter masuk ke stilling zone untuk memisahkan minyak dengan menggunakan oil skimmer dan buffle. Self cleaning wax screen pada bagian atas stilling zone akan menangkap wax. Minyak dialirkan ke recover slop sump, lumpur yang mengendap dialirkan melalui empat buah sludge removal pipe, sedangkan airnya dialirkan ke gravity separator.
Gravity separator dan scrapper yang bergerak kontinyu akan memisahkan minyak dengan sludge. Dalam gravity separator, 85-92 % minyak yang terkandung dalam limbah dapat diipisahkan. Air yang rendah kadar minyaknya dikirim ke equalization basin. Air diaduk dengan udara bertekanan di dalam kolam ini untuk mencegah perubahan komposisi yang drastis.
Dalam tangki koagulan ditambahkan alum dan anion primer untuk mengkoagulasikan partikel. Gumpalan partikel yang terbentuk dipisahkan secara flotasi dalam dissolved air flotator (DAF) dengan menginjeksikan air yang telah dijenuhkan dengan udara. Gumpalan akan terangkat bersama udara membentuk busa di permukaan. Busa tersebut dikumpulkan dan dibuang ke DAF scum pump oleh beberapa scrapper yang terpasang di dasar kolam. Air yang jenuh dengan udara diperoleh dengan mengeluarkan sebagian air dasar kolam dan diinjeksikan udara bertekanan lalu ditampung dalam DAF.
Setelah melalui DAF, aliran menuju bioaeration basin untuk menurunkan BOD limbah dengan bantuan mikroorganisme. Secara berkala asam phosphate, urea, dan biological sludge clarifier dari sePT.ic tank ditambahkan. Kemudian limbah dialirkan ke biological sludge clarifier untuk dipisahkan antara biological sludge dan air. Busa yang terbentuk di permukaan dipisahkan dengan scump scrapper, sedangkan
Laporan Magang Industri
PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan 01 Mei - 30 Juni
163 biological sludge di dasar kolam dipisahkan dengan sludge scrapper. Lumpur di dasar kolam didorong ke dalam internalsludge hopper yang kemudian dipompa kembali ke bioaeration basin.
5. Proses Slops Oil
Minyak dari refinery waste stilling zone separator, equalization basin, storm water stilling zone, CPI separator, dan storm water basin dikumpulkan dalam recovered slop pump dan temperaturnya dijaga tetap 66oC dengan memakai heater.
Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan pemisahan antara minyak dengan air yang terbawa ke recovered slop pump. Minyak dipompakan ke slop oil tank, sedangkan airnya dikembalikan lagi ke refinery water stilling zone atau CPI separator.
3.8.7.9.3 Pengolahan Limbah Padat
Pencemaran lingkungan darat kilang Balikpapan relatif kecil dan tidak berbahaya. Sampah pabrik bekas proses seperti sludge dari wax plant dibuang di sekitar flare, sedangkan sampah bekas non proses seperti tanah galian dan lumpur dibuang pada area pabrik di tempat tertentu. Selain itu, penghijauan juga dilakukan di sekitar pabrik dan kompleks perumahan.
Lumpur dari DAF, biological clarifier, dan lumpur minyak dari dalam kolam- kolam pengolahan air limbah dimasukkan ke sludge collector. Bila penggumpalan lumpur belum memuaskan, lumpur ditambahkan kation polimer dalam centrifuge dosing tank agar proses koagulasi berlangsung sempurna. Lumpur kemudian dipisahkan dari air pada sludge centrifuge. Airnya dialirkan ke centrifuge drain pump dan dikembalikan ke equalization basin, sedangkan lumpurnya diangkut ke centrifuge cake hopper agar kandungan airnya berkurang. Limbah padat berbasis platina dapat dijual kembali untuk proses reklamasi. Sementara limbah padat non-platina digunakan sebagai bahan dasar bangunan seperti paving block atau diangkut ke perushaan – perusahaan pengolahan limbah.