• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Metode Analisis Data

2. Pengujian Hipotesis

Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.

Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen.

Persamaan regresi linier berganda yaitu :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + ε Keterangan :

Y = Tingkat pengungkapan X1 = Rasio likuiditas

X2 = Rasio solvabilitas X3 = Rasio aktivitas X4 = Rasio profitabilitas X5 = Ukuran Perusahaan

X6 = Tipe kepemilikan perusahaan X7 = Umur Perusahaan

α = Konstanta

ε = error

β1234,β5 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel

dependen berdasarkan pada variabel independen.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005: 83).

Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square. Jika nilai R

Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.

b. Uji Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

1) H1 diterima apabila t-hitung > t-tabel, p ad a α = 5 % d an nilai p- value < level of significant sebesar 0,05.

2) H1 ditolak apabila t-hitung < t-tabel, pada α = 5% dan nilai p-value

> level of significant sebesar 0,05.

c. Uji Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

1) H1 diterima apabila F-hitung > F-tabel, pada α = 5% dan nilai p- value < level of significant sebesar 0,05

2) H1 ditolak apabila F-hitung < F-tabel, pada α = 5% dan nilai p- value > level of significant sebesar 0,05.

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (pemilihan sampel dengan kriteria). Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 21 perusahaan. Penelitian dilakukan mulai dari tahun 2007-2009.

Sampel terdiri dari beberapa perusahaan makanan dan minuman yang telah memenuhi kriteria yang berjumlah 12 perusahaan. Jumlah sampel keseluruhan pada periode penelitian tahun 2007-2009 yaitu 36 perusahaan.

Tabel 4.1

Data Penelitian Tahun 2007 No. Kode

Perusahaan

CR DAR TATO NPM TOTAL AKTIVA TK UMUR KLKPN (X1) (X2) (X3) (X4) (X5) (X6) (X7) (Y) 1 ADES 0.34 0.62 0.74 -1.18 178,761,000,000 0.05 13 0.58 2 AQUA 7.09 0.42 2.19 0.03 891,529,586,396 0.06 17 0.67 3 CEKA 1.36 0.64 1.32 0.03 613,679,506,628 0.20 11 0.65 4 DAVO 9.27 0.69 0.72 0.07 3,868,528,173,315 0.17 13 0.5 5 DLTA 4.17 0.22 0.74 0.11 592,359,226 0.15 23 0.61 6 INDF 0.92 0.63 0.94 0.04 29,706,859,000,000 0.48 13 0.79 7 MYOR 1.88 0.41 1.49 0.05 1,893,175,019,860 0.67 17 0.68 8 MLBI 0.59 0.68 1.57 0.09 621,835,000,000 0.17 13 0.64 9 PSDN 2.22 0.61 2.06 -0.01 291,723,051,005 0.07 13 0.68 10 STTP 1.77 0.31 1.16 0.03 517,448,084,688 0.27 11 0.61 11 AISA 0.75 0.78 0.97 0.03 792,690,325,279 0.57 10 0.69 12 ULTJ 2.37 0.39 0.83 0.03 1,362,829,538,011 0.45 17 0.68

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai current ratio (CR) tertinggi dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk, sedangkan CR terendah dimiliki oleh Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai debt to assets (DAR) tertinggi dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, sedangkan DAR terendah dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk. Nilai total assets turn over (TATO) tertinggi dimiliki oleh Aqua Golden Mississippi Tbk, sedangkan TATO terendah dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk. Nilai net profit margin (NPM) tertinggi dimiliki oleh Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan NPM terendah dimiliki oleh Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai total aktiva tertinggi dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk, sedangkan nilai total aktiva terendah dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk. Nilai tingkat kepemilikan saham tertinggi dimiliki oleh Mayora Indah Tbk, sedangkan nilai kepemilikan saham terendah dimiliki oleh Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai umur tertinggi dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai umur terendah dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Indeks pengungkapan laporan keuangan tertinggi dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk, sedangkan indeks pengungkapan laporan keuangan terendah dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk.

Tabel 4.2

Data Penelitian Tahun 2008

No. Kode CR DAR TATO NPM TOTAL AKTIVA TK UMUR KLKPN (X1) (X2) (X3) (X4) (X5) (X6) (X7) (Y) 1 ADES 0.51 0.72 0.7 -0.12 185,015,000,000 0.05 14 0.58 2 AQUA 7.82 0.41 2.32 0.04 1,003,487,929,389 0.06 18 0.68 3 CEKA 7.35 0.61 3.24 0.02 605,545,222,668 0.08 12 0.6 4 DAVO 27.49 0.81 0.94 -0.15 3,620,074,234,697 0.17 14 0.47 5 DLTA 3.79 0.25 1.68 0.07 698,296,738,000 0.15 24 0.6 6 INDF 0.88 0.67 0.98 0.05 39,591,309,000,000 0.5 14 0.79 7 MYOR 2.18 0.56 1.34 0.05 2,922,998,415,036 0.67 18 0.65 8 MLBI 0.94 0.63 1.41 0.17 941,389,000,000 0.17 14 0.61 9 PSDN 2.78 0.53 2.49 0.04 286,965,007,378 0.07 14 0.68 10 STTP 1.23 0.42 0.99 0.01 626,749,784,472 0.43 12 0.58 11 AISA 0.87 0.62 0.48 0.08 1,016,957,755,151 0.35 11 0.71 12 ULTJ 1.89 0.34 0.79 0.22 1,718,997,392,028 0.45 18 0.71

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai current ratio (CR) tertinggi dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk, sedangkan CR terendah dimiliki oleh Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai debt to assets (DAR) tertinggi dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk, sedangkan DAR terendah dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk. Nilai total assets turn over (TATO) tertinggi dimiliki oleh Cahaya Kalbar Tbk, sedangkan TATO terendah dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Nilai net profit margin (NPM) tertinggi dimiliki oleh Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan NPM terendah dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk. Nilai total aktiva tertinggi dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk, sedangkan nilai total aktiva terendah dimiliki oleh Prasidha Aneka Niaga Tbk. Nilai tingkat kepemilikan saham tertinggi dimiliki oleh Mayora Indah Tbk, sedangkan nilai kepemilikan saham terendah dimiliki oleh Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai umur tertinggi dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai umur terendah

dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Indeks pengungkapan laporan keuangan tertinggi dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk, sedangkan indeks pengungkapan laporan keuangan terendah dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk.

Tabel 4.3

Data Penelitian Tahun 2009

No. Kode CR DAR TATO NPM TOTAL AKTIVA TK UMUR KLKPN (X1) (X2) (X3) (X4) (X5) (X6) (X7) (Y) 1 ADES 2.48 0.62 0.75 0.12 178,287,000,000 0.05 15 0.58 2 AQUA 6.34 0.42 2.38 0.04 1,147,206,000,000 0.06 19 0.65 3 CEKA 4.89 0.74 2.1 0.04 568,362,939,854 0.08 13 0.6 4 DAVO 113.71 0.84 0.14 -0.56 2,806,017,091,339 0.2 15 0.54 5 DLTA 4.7 0.18 1.66 0.17 760,425,630,000 0.15 25 0.64 6 INDF 1.16 0.62 0.92 0.08 40,382,953,000,000 0.5 15 0.79 7 MYOR 2.29 0.5 1.47 0.08 3,246,498,515,952 0.67 19 0.71 8 MLBI 0.67 0.89 1.63 0.21 993,465,000,000 0.17 15 0.63 9 PSDN 1.56 0.51 1.68 0.08 353,628,509,667 0.07 15 0.71 10 STTP 1.69 0.26 1.14 0.07 548,720,445,825 0.36 13 0.57 11 AISA 1.17 0.68 0.39 0.07 1,347,036,482,667 0.43 12 0.78 12 ULTJ 2.12 0.31 0.93 0.04 1,732,701,994,634 0.38 19 0.71

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai current ratio (CR) tertinggi dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk, sedangkan CR terendah dimiliki oleh Ades Multi Bintang Indonesia Tbk. Nilai debt to assets (DAR) tertinggi dimiliki oleh Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan DAR terendah dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk. Nilai total assets turn over (TATO) tertinggi dimiliki oleh Aqua Golden Mississippi Tbk, sedangkan TATO terendah dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk. Nilai net profit margin (NPM) tertinggi dimiliki oleh Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan NPM terendah dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk. Nilai total aktiva tertinggi dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk, sedangkan nilai total aktiva terendah dimiliki oleh Ades Waters Indonesia Tbk.

Nilai tingkat kepemilikan saham tertinggi dimiliki oleh Mayora Indah Tbk, sedangkan nilai kepemilikan saham terendah dimiliki oleh Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai umur tertinggi dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk, sedangkan nilai umur terendah dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Indeks pengungkapan laporan keuangan tertinggi dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk, sedangkan indeks pengungkapan laporan keuangan terendah dimiliki oleh Davomas Abadi Tbk.

B. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka hal yang perlu dilakukan adalah menguji statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul (Sugiyono 2007 : 142).

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness. Hasil pengujian statistik deskriptif pada

sampel penelitian yang berjumlah 36 perusahaan ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

CR 36 113.37 .34 113.71 6.4789 3.16345 18.98072 360.268

DAR 36 .71 .18 .89 .5428 .03084 .18502 .034

TATO 36 3.10 .14 3.24 1.3133 .11239 .67433 .455

NPM 36 1.40 -1.18 .22 .0067 .03978 .23866 .057

LN_AKTV 36 11.13 20.20 31.33 27.5837 .30526 1.83158 3.355

TK 36 .62 .05 .67 .2671 .03361 .20167 .041

UMUR 36 15.00 10.00 25.00 15.2500 .60602 3.63613 13.221

KLKPN 36 .32 .47 .79 .6486 .01279 .07672 .006

Valid N (listwise) 36

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011

Melalui tabel statistik deskriptif di atas, dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. variabel independen likuiditas diukur melalui current ratio (CR). Current ratio memiliki nilai terendah 0,34 yang diperoleh Ades Waters Indonesia Tbk dan nilai tertinggi 113,71 yang diperoleh Davomas Abadi Tbk, dengan nilai rata-rata 6,48. Perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai current ratio yang positif. Range senilai 133,37 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal sangat besar.

2. variabel independen solvabilitas diukur melalui debt to assets ratio (DAR).

Debt to assets ratio memiliki nilai terendah 0,18 yang diperoleh Delta Djakarta dan nilai tertinggi 0,89 yang diperoleh Multi Bintang Indonesia Tbk, dengan nilai rata-rata 0,54. Perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai debt to assets ratio yang positif . Range senilai 0,71 menunjukkan bahwa data

yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal besar.

3. variable independen aktivitas diukur melalui total assets turn over (TATO).

Total assets turn over memiliki nilai terendah 0,14 yang diperoleh Davomas Abadi Tbk dan nilai tertinggi 3,24 yang diperoleh Cahaya Kalbar Tbk, dengan nilai rata-rata 1,31. Perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai debt to assets ratio yang positif. Range senilai 3,10 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini ini bersifat heterogen karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal besar.

4. variabel independen profitabilitas diukur dengan net profit margin (NPM).

Net profit margin memiliki nilai terendah -1,18 yang diperoleh Ades Waters Indonesia dan nilai tertinggi 0,22 yang diperoleh Ultra Jaya Milk Tbk, dengan nilai rata-rata 0,0067. Range senilai 1,40 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini ini bersifat heterogen karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal besar.

5. variabel independen ukuran perusahaan diukur melalui logaritma natural dari total aktiva. Ukuran perusahaan memiliki nilai terendah 20,20 diperoleh Delta Djakarta Tbk dan nilai tertinggi 31,33 diperoleh Indofood Sukses Makmur Tbk, dengan nilai rata- rata yaitu 27,58. Sampel perusahaan memiliki nilai total aktiva yang positif. Range senilai 11,13 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini kurang bersifat heterogen, karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal cukup besar.

6. variabel independen tipe kepemilikan perusahaan diukur melalui perbandingan jumlah saham yang dimiliki publik dengan jumlah saham perusahaan. Tipe kepemilikan perusahaan memiliki nilai terendah 0,05 yang diperoleh Ades Waters Indonesia Tbk dan nilai tertinggi 0,67diperoleh Mayora Indah Tbk dengan nilai rata- rata 0,27. Perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai tipe kepemilikan saham yang positif. Range senilai 0,62 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen, karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal cukup besar.

7. variabel independen umur perusahaan diukur melalui selisih antara tahun 2007-2009 dengan first issue perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Umur perusahaan memiliki nilai terendah 10,00 yang diperoleh Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan nilai tertinggi 25,00 diperoleh Delta Djakarta Tbk, dengan nilai rata-rata 15,25. Range senilai 15,00 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal cukup besar.

8. variabel dependen tingkat pengungkapan diukur melalui indeks pengungkapan dalam laporan keuangan. Indeks pengungkapan laporan keuangan memiliki nilai terendah 0,47 yang diperoleh Davomas Abadi Tbk dan nilai tertinggi 0,79 yang diperoleh Indofood Sukses Makmur Tbk, dengan nilai rata- rata 0,65. Perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai indeks pengungkapan yang positif. Range senilai 0,32 menunjukkan bahwa data

yang digunakan dalam penelitian ini kurang bersifat heterogen, karena perbedaan antara nilai maksimal dan nilai minimal cukup kecil.

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dan data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

a. Histogram Display Normal Curve

Normalitas data melalui histogram display normal curve dapat dlihat melalui bentuk gambar kurva. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan, atau distribusi data dengan bentuk lonceng (Situmorang, 2010: 91)

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011 Gambar 4.1 Histogram

Pada histogram di atas, dapat dilihat bahwa bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian terdistribusi normal.

b. Kurva Normal P-Plot

Normalisasi data dapat diuji dengan menggunakan Normal P-Plot.

Data dalam keadaaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis lurus (Situmorang, 2010: 94).

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011 Gambar 4.2

Kurva Normal P- Plot

Pada kurva di atas, dapat dilihat bahwa distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa data memiliki normalitas.

Normalitas data ini menyimpulkan bahwa data dapat dipakai dalam penelitian.

c. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Uji statistik digunakan untuk menguji apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K- S). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai lebih kecil dari 0,05 maka data residual tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.5

Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .05970969

Most Extreme Differences Absolute .099

Positive .051

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z .596

Asymp. Sig. (2-tailed) .869

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah peneliti, 2011

Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,869 lebih besar dari pada 0,05 sehingga dapat disimpulak bahwa data residual berdistribusi dengan normal.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna (Situmorang, 2010: 153). Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi.

Menurut (Lubis,2007: 32), pengujian terhadap multikolinieritas dapat dilakukan dengan :

a. jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model penelitian terbebas dari multikolinieritas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .284 .216 1.315 .199

CR -.001 .001 -.308 -1.715 .097 .672 1.487

DAR .002 .090 .004 .019 .985 .457 2.189

TATO .008 .021 .070 .385 .703 .659 1.518

NPM .022 .056 .067 .387 .701 .724 1.381

LN_AKTV .011 .008 .264 1.383 .178 .592 1.688

TK .126 .079 .332 1.596 .122 .501 1.996

UMUR .001 .004 .069 .343 .734 .535 1.869

a. Dependent Variable: KLKPN

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011

Dari tabel 4.6, masing- masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian.

b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing- masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model penelitian dinyatakan bebas dari multikolinieritas.

Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.7

Coefficient Correlations

Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2011

Berdasarkan tabel 4.7, nilai koefisien korelasi antar masing- masing variabel independen kurang dari 0,7, maka dapat dikatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian.

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan

pengganggu sebelumnya. Ghozali (2005: 95) menyatakan bahwa

“uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (sekarang) dengan kesalahan

Coefficient Correlationsa

Model UMUR CR TK NPM TATO LN_AKTV DAR

1 Correlations UMUR 1.000 -.306 .046 -.153 -.050 .004 .625

CR -.306 1.000 .177 .314 .229 -.173 -.271

TK .046 .177 1.000 -.199 .515 -.566 .236

NPM -.153 .314 -.199 1.000 -.226 -.045 -.003

TATO -.050 .229 .515 -.226 1.000 -.246 .108

LN_AKTV .004 -.173 -.566 -.045 -.246 1.000 -.304

DAR .625 -.271 .236 -.003 .108 -.304 1.000

Covariances UMUR 1.800E-5 -9.401E-7 1.538E-5 -3.597E-5 -4.331E-6 1.438E-7 .000 CR -9.401E-7 5.257E-7 1.015E-5 1.264E-5 3.428E-6 -1.002E-6 -1.770E-5

TK 1.538E-5 1.015E-5 .006 -.001 .001 .000 .002

NPM -3.597E-5 1.264E-5 -.001 .003 .000 -2.011E-5 -1.353E-5 TATO -4.331E-6 3.428E-6 .001 .000 .000 -4.066E-5 .000 LN_AKTV 1.438E-7 -1.002E-6 .000 -2.011E-5 -4.066E-5 6.408E-5 .000

DAR .000 -1.770E-5 .002 -1.353E-5 .000 .000 .008

a. Dependent Variable: KLKPN

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n sampel adalah periode waktu.

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :

a. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

b. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011

Berdasarkan tabel 4.8, nilai Durbin Watson yaitu 1,989 maka dapat dinyatakan bahwa data penelitian terbebas dari autokorelasi sehingga data yang digunakan dapat dipakai dalam penelitian.

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang berbeda di antara anggota grup (Situmorang, 2010:

98). Jika varians sama, maka dapat dismpulkan terdapat homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama maka terdapat heterokedastisitas.

Menurut Situmorang (2010: 103), untuk melihat ada tidaknya heterokedasititas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot yaitu titik-

Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

dimension0 1 .628a .394 .243 .06676 1.989

a. Predictors: (Constant), UMUR, CR, KP, NPM, TATO, LN_AKTV, DAR b. Dependent Variable: KLKPN

titik menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

Sumber : data diolah oleh penulis, 2011 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan penyebaran titik- titik data yang memenuhi kriteria di atas. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari heterokedastisitas dan dapat digunakan dalam penelitian.

D. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis regresi ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Analisis Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .284 .216 1.315 .199

CR -.001 .001 -.308 -1.715 .097 .672 1.487

DAR .002 .090 .004 .019 .985 .457 2.189

TATO .008 .021 .070 .385 .703 .659 1.518

NPM .022 .056 .067 .387 .701 .724 1.381

LN_AKTV .011 .008 .264 1.383 .178 .592 1.688

TK .126 .079 .332 1.596 .122 .501 1.996

UMUR .001 .004 .069 .343 .734 .535 1.869

a. Dependent Variable: KLKPN

Sumber: Data diolah peneliti, 2011

Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukkan data input variabel ke fungsi regresi. Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut :

Persamaan regresi linier berganda yaitu :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + β5X5 + β6X6+ β7X7 + ε

Tingkat pengungkapan = α + β1CR + β2DAR + β3TATO + β4NPM + β5LN_AKTV+ β6TK + β7UMUR + ε

Keterangan :

α (konstanta) = 0,284 β 1 (koefisien regresi CR) = -0,001 β 2 (koefisien regresi DAR) = 0,002 β 3 (koefisien regresi TATO) = 0,008

β 4 (koefisien regresi NPM) = 0,022 β 5 (koefisien regresi LN_AKTV) = 0,011 β 6 (koefisien regresi TK) = 0,126 β 7 (koefisien regresi UMUR) = 0,001

Berdasarkan hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.8, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Tingkat pengungkapan = 0,284 - 0,001CR + 0,002DAR + 0,008TATO + 0,022NPM + 0,001LN_AKTV + 0,126 TK + 0,011UMUR

Melalui persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa :

1. konstanta sebesar 0,284 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka tingkat pengungkapan adalah sebesar 0,284,

2. koefisien regresi current ratio sebesar -0,001 menyatakan bahwa jika terjadi peningkatan current ratio sebesar 1% maka nilai tingkat pengungkapan akan menurun sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lain tetap,

3. koefisien regresi debt to assets ratio sebesar 0,002 menyatakan bahwa jika terjadi peningkatan debt to assets ratio sebesar 1% maka nilai tingkat pengungkapan akan meningkat sebesar 0,002 dengan asumsi variabel lain tetap,

4. koefisien regresi total assets turn over sebesar 0,008 menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan total assets turn over sebesar 1% maka nilai tingkat pengungkapan akan meningkat sebesar 0,008 dengan asumsi variabel lain tetap

5. koefisien regresi net profit margin sebesar 0,022 menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan net profit margin sebesar 1% maka nilai tingkat pengungkapan akan meningkat sebesar 0,022 dengan asumsi variabel lain tetap

6. koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 0,001 menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% maka nilai tingkat pengungkapan akan meningkat sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lain tetap

7. koefisien regresi tipe kepemilikan perusahaan sebesar 0,126 menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan tipe kepemilikan perusahaan sebesar 1% maka nilai tingkat pengungkapan akan meningkat sebesar 0,126 dengan asumsi variabel lain tetap

8. koefisien regresi umur perusahaan sebesar 0,011 menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% maka nilai tingkat pengungkapan akan meningkat sebesar 0,011 dengan asumsi variabel lain tetap

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen atau predictor-nya (Situmorang, 2010: 144). Kelemahan dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Fungsi dari Adjusted R Square adalah untuk mengurangi keraguan tersebut. Oleh karena

itu, banyak peneliti yang menyarankan menggunakan nilai Adjusted R Square untuk mengevaluasi model.

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

d i me ns io n0 1 .628a .394 .243 .06676

a. Predictors: (Constant), UMUR, CR, KP, NPM, TATO, LN_AKTV, DAR b. Dependent Variable: KLKPN

Sumber : data diolah oleh penulis, 2009

Berdasarkan tabel 4.10, nilai Adjusted R Square sebesar 0,243 dimana 24,3% variabel dependen luas pengungkapan dijelaskan oleh variabel independen. Selisih sebesar 75,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Parsial (t- test)

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual atau parsial terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini dilakukan uji satu sisi dengan derajat kebebasan sebesar 5% agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil. Uji satu sisi juga lebih sering digunakan. Dalam penelitian ini diperoleh sampel penelitian sebesar 12 perusahaan, karena menggunakan periode pengamatan selama 3 (dua) tahun, maka total sampel adalah sebesar 36 laporan keuangan perusahaan. Nilai t-tabel dengan jumlah sampel (n) = 36; jumlah variabel (k) = 8; taraf signifikan α = 5%; degree of freedom (df) = n-k = 36-8 = 28 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar ± 1,70113 (satu sisi).

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah:

a. H1 diterima apabila t-hitung > t-tabel, pada α = 5% dan nilai p-value < level of significant sebesar 0,05.

b. H1 ditolak apabila t-hitung < t-tabel, pada α = 5% dan nilai p-value > level of significant sebesar 0,05.

Tabel 4.11 T-test

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T 1Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .284 .216 1.315 .199

CR -.001 .001 -.308 -1.715 .097 .672 1.487

DAR .002 .090 .004 .019 .985 .457 2.189

TATO .008 .021 .070 .385 .703 .659 1.518

NPM .022 .056 .067 .387 .701 .724 1.381

LN_AKTV .011 .008 .264 1.383 .178 .592 1.688

TK .126 .079 .332 1.596 .122 .501 1.996

UMUR .001 .004 .069 .343 .734 .535 1.869

a. Dependent Variable: KLKPN

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011

Variabel independen likuiditas memiliki t-hitung -1,715 > t-tabel 1,701 (karena daerah kritis tidak terpengaruh adanya nilai negatif) dan nilai probability value 0,097 > 0,05 dimana hasil signifikansi yang lebih besar dari tingkat kepercayaan yaitu 0,05. Berdasarkan data di atas, dapat dinyatakan bahwa likuiditas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan dan likuiditas tidak mempunyai korelasi dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hertanti (2005) yang menunjukkan

Dokumen terkait