BAB III METODE PENELITIAN
4.2 Pengujian Hipotesis
yang ditunjukkan pada tabel 18 mengenai interpretasi koefisien korelasi.
Tabel 4.4
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2000:149)
Nilai R sebesar 0,947 merupakan koefisien determinasi yang menunjukkan bahwa X1 dan X2 memiliki hubungan yang kuat dengan variabel dependen Y & nilai R Square yaitu 0,896 yang menunjukkan bahwa kontribusi efektif X1 dan X2 terhadap variabel dependen Y adalah 89,6%.
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, koefisien regresi harus diverifikasi validitasnya dengan menggunakan uji F secara simultan atau uji t secara parsial.
Pengujian Secara Simultan dengan uji F
Uji F berfungsi untuk mengetahui secara pengaruh faktor-faktor independen terhadap variabel dependen. Hipotesis statistik untuk uji F :
Ho : b1, b2, b3 = 0, menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum dan karakter secara simultan tidak berpengaruh terhadap mutu pendidikan..
Ho : b1, b2, b3 0, menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum dan karakter memberikan pengaruh kualitas pendidikan secara bersamaan
Didapatkan Fhitung = 7125.824 berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS. Nilai Ftabel untuk derajat kebebasan pembilang (df1 = k = 3) dan derajat
kebebasan pembagi (df2 = n-k-1 = 725.824 -3-1 = 721.824) pada taraf signifikansi 5% adalah 2, 6498 Karena Fhitung (164.588) lebih besar dari Ftabel (2.6498), maka H0 ditolak, yang menunjukkan bahwa kurikulum dan pengembangan karakter secara bersamaan mempengaruhi kualitas pendidikan, sehingga membuktikan hipotesis bahwa kurikulum dan pengembangan karakter secara bersamaan mempengaruhi kualitas pendidikan.
0 1 2 Ftabel= 2,6498 Fhitung =
721.824
Gambar 4
Kurva F Pengaruh X1, X2, terhadap Y
Pengujian Secara Parsial dengan uji t
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengembangan kurikulum dan karakter secara terhadap mutu pendidikan.
Tabel 4.5
Pengujian Secara Parsial Dengan Uji t
Variabel thitung Sig Beta
(X1) (X2)
4.797 12.068
0.000 0.000
0.288 0.657
Sumber: Lampiran
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel pengembangan kurikulum memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas pendidikan (Ho ditolak), karena thitung lebih besar dari ttabel (4,797 > 1,9818). Selain informasi thitung, pengolahan data dengan SPSS memberikan informasi nilai (sig) sebesar 0,005 yang lebih kecil dari ambang batas signifikansi () sebesar 5%
(0,05).
a)
Gambar 5
Uji Parsial Pengaruh Variabel Pengembangan Kurikulum (X1) Terhadap Variabel Kualitas Pendidikan (Y)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel pengembangan karakter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas pendidikan (Ho ditolak), karena thitung(= 12,086) lebih besar dari ttabel (= 1,9818). Selain informasi thitung, pengolahan data dengan SPSS meliputi informasi nilai (sig) 0,000 yang lebih kecil dari
- 1,9818 0 1,9818
Daerah penolakan Ho dan penerimaan Hi
Daerah penolakan Ho dan Daerah
Penerimaan Ho dan
ambang batas signifikansi () = 5%. (0,05).
Gambar 6
Uji Parsial Pengaruh Variabel Pengembangan Karakter (X2) terhadap Variabel Kualitas Pendidikan (Y)
- 1,9818 0 1,9818
12.086 Daerah penolakan Ho dan
penerimaan Hi
Daerah penolakan Ho dan
penerimaan Hi Daerah
Penerimaan Ho dan Penolakan Hi
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pengembangan kurikulum dan pembentukan karakter taruna/i terhadap kualitas pendidikan di Program Diploma Pelayaran.
Pengembangan kurikulum dan pembentukan karakter secara bersamaan berdampak pada kualitas pendidikan, sehingga membuktikan hipotesis terkait pengembangan kurikulum dan pembentukan karakter mempengaruhi kualitas pendidikan secara bersamaan. Pengolahan data menghasilkan nilai R berganda sebesar 0,947. Koefisien korelasi ganda menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara pengembangan kurikulum dan pengembangan karakter dengan variabel kualitas pendidikan. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan layanan vessel traffic system (VTS) terhadap keselamatan pelayaran di jalur pelayaran barat Surabaya.
Dalam penelitian ini untuk mencapai kualitas pendidikan lebih dominan yaitu untuk membangun karakter mahasiswa.
Sangat penting sekali seorang mahasiswa untuk memelihara dan menjadi contoh dalam melaksankan peraturan kehidupan didalam kampus. Supaya mahasiswa dapat bersikap dan bertindak sesuai norma maka sangat penting sekali dalam membangun system nilai yang positif. Beretika memegang peranan penting pada setiap diri mahasiswa, dengan memahami etika diharapkan mahasiswa dapat bertindak sesuai norma, berperilaku sopan dan santun kepada semua civitas akademika serta harus paham tentang arti kebebasan dan bertanggung jawab.
Dalam meraih kualitas pendidikan yang baik tidak hanya dalam hal transfer ilmu pengetahuan saja, melainkan tidak kalah pentingnya dalam membentuk karakter dan watak mahasiswa supaya dapat berperilaku, dan menjaga kesopanan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembentukan karakter
mahasiswa dapat dilakukan usaha-usaha yaitu memberikan sikap disiplin, berpikiran positive, percaya diri, motivasi.
Didalam kampus mahasiswa di didik mempunyai sikap moral dan etika terhadap dosen, baik disaat pengajaran berada dalam kelas maupun diluar kelas. Dan juga bersikap saling menghargai antar mahasiswa mampu mengontrol dan mengendalikan diri agar tidak merugikan banyak pihak.
Khususnya di era globalisasi revolusi indistri 4.0 banyak terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan berkehidupan seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat. Dengan pembentukan karakter ini diharapkan mahasiswa dapat memfilter akibat pengaruh buruk di era globalisasi ini dan menjaga moral dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengembangkan karakter seseorang, seseorang juga harus diimbangi dengan beribadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Kehidupan spriritual adalah penting
untuk meningkatkan akhlak mulia bagi mahasiswa. Sangat penting kampus mampu memberikan kesadaran dalam melaksanakan ibadah yang konsisten. Pada dasarnya nilai-nilai agama menitik beratkan penanaman sikap kepribadian setiap individu yang berlandaskan pada ajaran setiap agama. Konsep pembentukan karakter salah satunta penyempurnaan akhlak artinya menata perilaku manusia.
Akhlak dan budi pekerti memiliki makna inti yang sama, yaitu merujuk pada akhlak dan nilai-nilai manusia yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep kualitas pendidikan yang baik diharapkan memperhatikan potensi pedagogic yang dimiliki mahasisa melalui terdidik jiwanya, fisiknya, akalnya serta akhlaknya. Akhlak akan ditekankan dalam proses pendidikan karena dianggap sebagai landasan keberadaan manusia, yang dapat mempengaruhi kesuksesan lulusan di dunia kerja.
Dalam pembentukan karakter mahasiswa perlu menjaga dan menjadi teladan dalam berhubungan dengan dosen dan senior didalam kampus. Bersikap hormat kepada dosen dan senior dapat dengan beberapa cara yaitu menyapa, memberikan senyun apabila berpapasan, karena sangat penting bahwa menunjukkan mahasiswa diddik menjadi orang yang terbuka dan ramah terhadap setiap orang. Dengan mengenal dosen dan teman perkuliahan hikma yang dapat diambil adalah dapat meminta saran dan pendapat tentang berbagai hal baik menyangkut akademisi dan non akademisi.
Jiwa korsa dalam pembentukan karakter di program diploma pelayaran sangatlah penting karena dengan jiwa korsa dapat membentuk disiplin, tertib. Untuk memupuk jiwa koorsa bisa ditumbuhkan saat apel pagi, melalui perkuiahan, kegiatan latihan seperti kegiatan baris berbaris, drumband dan lainnya.
Keberadaan jiwa korsa dapat terpeliharanya persaudaraan antara masing-masing rekan perkuliahan dalam menempuh pendidikan. Sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai kualitas pendidikan yang baik selain pengembangan
kurikulum diperlukan juga dalam hal pembentukan karakter agar lulusan memiliki sumber daya manusia yang professional.
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan
Beberapa kesimpulan ditarik berdasaarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengolahan data. Koefisien korelasi berganda menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum dan pembentukan karakter memiliki hubungan yang kuat dengan variabel kualitas pendidikan. Dalam mendukung kualitas pendidikan tidak hanya diperlukan pegembangan kurikulum namun dalam penelitian ini yang paling dominan adalah pembentukan karakter mahasiswa. Dengan pembentukan karakter dapat membentuk lulusan memiliki potensi keilmuan yang handal dibidang maritime, berakhlak dan profesionalisme.
6.2 Saran
Beberapa saran berikut berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian diantaranya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di program diploma pelayaran sangat penting untuk pembentukan asrama pendidikan. Agar pembentukan karaketer pada mahasiswa dapat terintegrasi dengan kurikulum pendidikan yang dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Wibowo. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun KarakterBangsa Berperadaban. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012)
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia, Teori& Pengukurannya.
Jogyakarta: Pustaka Pelajar Jogya Offset
Lickona, Thomas. Mendidik Untuk Membentuk Karakter:
BagaimanaSekolah dapat Memberikan Pendidikan Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. (Penerjemah:
Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara. 2012) Masnur Muslich. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan
KrisisMultidimensional.(Jakarta: Bumi Aksara. 2011) Maksudin.PendidikanKarakterNon-Dikotomik
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2013)
Muchlas Samani & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011) Ornstein, A. C., & Hunkins, F. P. (2014). CURRICULUM:
Foundations, Principles, and Issues (6 ed.). New York:
Pearson
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan No: PK.11/BPSDMP-2014
Singarimbun & effendi,2005. Metode Penelitian Survey, Pustaka LPJES.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung:
Alfabeta
Supranto. J. 1999. Statistik teori dan Aplikasi. Jakarta: UI Press Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi
Umar, (2007)Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Zais, R. S. (1976). Curriculum: Principle and Foundations.
New York: Harper & Row