4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih variabel independen dan satu variabel dependen (Ghozali, 2018). Adapun hasil analisis regresi linier berganda yang telah diolah menggunakan software SPSS sebagai berikut.
Tabel 4. 13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda No. Variabel Nilai B
(Constant) 1,278
1 Pengalaman Kerja 0,169 2 Tingkat Pendidikan 0,424 3 Pelatihan Kerja 0,340 Sumber : Olah Data SPSS 23,2023
Berdasarkan tabel 4.12 diatas diketahui bahwa perumusan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y= 1,278 + 0,169 X1 + 0,424 X2 + 0,340 X3 + e Dengan demikian dapat diartikan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta tersebut menunjukkan bahwa jika variabel independent (Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja) diasumsikan nilainya adalah nol, maka variabel dependent (Kinerja Karyawan) bernilai 1,2782.
2. Nilai koefisien variabel pengalaman kerja sebesar 0,169. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan, yang bisa diartikan bahwa setiap kenaikan 1% variabel pengalaman kerja maka akan membuat variabel kinerja karyawan naik sebesar 0,169.
3. Nilai koefisien variabel Tingkat Pendidikan sebesar 0,424. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan, yang bisa diartikan bahwa setiap kenaikan 1% variabel tingkat pendidikan maka akan membuat variabel kinerja karyawan naik sebesar 0,424.
4. Nilai koefisien variabel pelatihan kerja sebesar 0,340. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel pelatihan kerja berpengaruh positif dan signifikan, yang bisa diartikan bahwa setiap kenaikan 1% variabel pelatihan kerja maka akan membuat variabel kinerja karyawan naik sebesar 0,340.
4.5.2 Uji Parsial (Uji T)
Uji t parsial digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel bebas benar memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji hipotesis secara parsial (Uji t) adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 14 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.278 3.046 .420 .676
Pengalaman Kerja X1 .169 .139 .116 1.212 .228
Tingkat Pendidikan X2 .424 .107 .388 3.964 .000
Pelatihan Kerja X3 .340 .117 .265 2.914 .004
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y) Sumber : Olah Data SPSS 23,2023
Berdasarkan tabel 4.13 uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan pada tingkat signifikan sebesar 0,05 dalam nilai t tabel bisa dihitung pada tabel t-test dengan menggunakan rumus df = n- k-1 atau df = 100-4 = 96, sehingga diperoleh Ttabel sebesar 1,984.
Untuk dapat mengetahui seberapa pengaruh masing-masing variabel independent secara parsial terhadap variabel dependent berikut merupakan penjelasannya :
1. H1= Uji hipotesis variabel Pengalaman Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) melalui hasil perhitungan yang telah diperoleh bahwa thitung < ttabel (1.212 <1,984) dengan tingkat signifikan 0,05 yaitu (0,228 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa HO
diterima dan H1 ditolak, yang artinya bahwa variabel pengalaman kerja (X1) tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini dapat ditunjukkan bahwa semakin rendah pengalaman kerja karyawan maka semakin rendah kinerja karyawan begitupun sebaliknya.
2. H2 = Uji hipotesis variabel Tingkat Pendidikan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) melalui hasil perhitungan yang telah diperoleh bahwa thitung > ttabel (3.964 >1,984) dengan tingkat signifikan 0,05 yaitu (0,000 <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa HO ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa variabel Tingkat Pendidikan (X2) berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja karyawan (Y).
3. H3 = Uji hipotesis variabel Pelatihan Kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) melalui hasil perhitungan yang telah diperoleh bahwa thitung > ttabel (2.194 >1,984) dengan tingkat signifikan 0,05 yaitu (0,004 <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa HO ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa variabel Pelatihan Kerja (X3) berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja karyawan (Y).
4.5.3 Uji F (Simultan)
Berikut merupakan hasil dari Uji F atau simultan dalam penelitian ini :
Tabel 4. 15 Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 278.595 3 92.865 21.536 .000b
Residual 413.965 96 4.312
Total 692.560 99
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
b. Predictors: (Constant), Pelatihan Kerja X3, Pengalaman Kerja X1, Tingkat Pendidikan X2
Sumber : Olah Data SPSS 23,2023
Berdasarkan tabel 4.14 diatas menerangkan bahwa dalam Uji F bisa dilakukan melalui perbandingan nilai F hitung dengan F tabel pada nilai signifikan 0,05. Nilai F hitung pada tabel 4.14 sebesar 21,536 dan F tabel dengan df1 = k -1 (df = 4 -1 =2), maka, derajat pembilangan nya sebesar 2 dan df2 = n – k (df2 = 100 – 4 = 96) maka, derajat penyebut yaitu 97, maka F tabel nya sebesar 2,70 Nilai sig menunjukan 0,000 dan nilai 5% (0,05). Artinya, variabel X1, X2 dan X3
secara simultan berpengaruh terhadap variabel Y.
4.5.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4. 16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .634a .402 .384 2.077
a. Predictors: (Constant), Pelatihan Kerja X3, Pengalaman Kerja X1, Tingkat Pendidikan X2
Sumber : Olah Data SPSS 23,2023
Berdasarkan tabel 4.15 diatas menjelaskan besarnya nilai korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,634 dan dijelaskan besarnya persentase pengaruh variabel bebas terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,402, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (Pengalaman kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan) adalah sebesar 40,2%.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan pada variabel pengalaman kerja (X1), tingkat pendidikan (X2), dan pelatihan kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y). Maka diperoleh pembahasan sebagai berikut:
4.6.1 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Generasi Z di Bandar Lampung
Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis satu (H1) menunjukkan bahwa pengalaman kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai hasil uji t pada variabel pengalaman kerja (X1) pada kinerja karyawan (Y) dengan nilai t hitung < t tabel sebesar 1,212 < 1,984 dan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,228 > 0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yang artinya terjadi pengaruh yang positif namun tidak signifikan pada variabel pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada Generasi Z di Bandar Lampung.
Kemudian untuk hasil koefisien regresi pada variabel pengalaman kerja menunjukkan nilai 0,169 yang artinya setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari pengalaman kerja maka nilai koefisien kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,169 dengan asumsi dengan variabel yang lainnya dianggap konstan atau tetap. Koefisien Regresi bernilai positif (+), artinya terjadi tidak ada pengaruh antara variabel pengalaman kerja namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan dan H1 ditolak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan menurut (Hartaroe et al. 2016) dengan judul “Pengaruh Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang” yang menjelaskan adanya Variabel Pengalaman Kerja pada hasil penelitian menunjukkan pengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Dimana semakin lama atau banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki oleh seseorang maka tidak akan dapat menjamin kinerjanya akan lebih baik.
Dimana semakin waktu kerja yang digunakan semakin tinggi
pengalaman kerja yang dinikmati. Pengalaman kerja juga dapat diartikan sebagai dimana seseorang dapat meningkatkan pengetahuan teknis dan keterampilan kerja dengan mengamati orang lain, menirukan dan atau melakukan tugas-tugas pekerjaan yang ditekuninya.
Dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengalaman kerja tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan Generasi Z di Bandar Lampung yang berarti setiap terjadi peningkatan atau penurunan kinerja karyawan tidak dipengaruhi oleh pengalaman kerja. Karyawan yang memiliki pengetahuan yang tinggi sangatlah membantu saya dalam menyelesaikan tugas. Hal tersebut dikarenakan karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan dapat mempermudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Dan begitu juga sebaliknya apabila karyawan kurang dalam berpengalaman akan sulit dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Variabel Pengalaman Kerja mengidentifikasikan bahwa jika terpenuhinya indikator pengalaman kerja pada Generasi Z di Bandar Lampung seperti lama waktu/dengan masa kerja yang ditempuh dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan sehingga penguasaan pekerjaan dan peralatan dengan baik maka akan mendukung terciptanya suatu kinerja karyawan.
4.6.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Generasi Z di Bandar Lampung
Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis dua (H2) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai hasil uji t pada variabel tingkat pendidikan (X2) pada kinerja karyawan (Y) pada kinerja karyawan (Y) dengan nilai t hitung > t tabel sebesar 3,964
>1,984 dan nilai signifikan probabilitas sebesar 0,000 <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima, yang artinya terjadi pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel tingkat
pendidikan terhadap kinerja karyawan pada Generasi Z di Bandar Lampung.
Kemudian untuk hasil koefisien regresi pada variabel pengalaman kerja menunjukkan nilai 0,424 yang artinya setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari tingkat pendidikan maka nilai koefisien kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,424 dengan asumsi dengan variabel yang lainnya dianggap konstan atau tetap. Koefisien Regresi bernilai positif (+), artinya terjadi pengaruh yang positif antara variabel pengalaman kerja dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan H2 diterima.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan menurut (Dwijayanthi and Dharmadiaksa 2013) yang berjudul “Pengaruh insentif, Tingkat Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Kerja pada Kinerja Individu Pengguna Sistem Informasi Akuntansi SKPD Dispenda Kota Denpasar” yang menjelaskan adanya Variabel Tingkat Pendidikan pada hasil penelitian menunjukkan pengaruh Variabel tingkat pendidikan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin baik kinerja individu pengguna sistem informasi akuntansi. Jadi pendidikan adalah usaha untuk memberikan dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam sikap dan nilai, pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, kesadaran ekologi serta kemampuan berkomunikasi di dalam lingkungan hidupnya, sehingga ia akan lebih mampu untuk menghadapi tantangan di dalam lingkungannya sepanjang hayat.
Dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Generasi Z di Bandar Lampung yang berarti setiap terjadi peningkatan semakin tinggi Tingkat Pendidikan yang sudah ditempuh oleh karyawan maka akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk
mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana dan juga prestasi yang unggul dan memberikan kelancaran pelaksanaan tugas. Variabel Tingkat Pendidikan mengidentifikasikan bahwa jika terpenuhinya indikator Tingkat Pendidikan seperti jenjang pendidikan, kesesuaian jurusan dan kompetensi yang baik maka akan mendukung terciptanya kenaikan keterampilan kinerja karyawan Generasi Z di Bandar Lampung dengan jabatan yang lebih baik.
4.6.3 Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Generasi Z di Bandar Lampung
Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis tiga (H3) menunjukkan bahwa pelatihan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai hasil uji t pada variabel pelatihan kerja (X3) pada kinerja karyawan (Y) pada kinerja karyawan (Y) dengan nilai t hitung > t tabel sebesar 2,914 >1,984 dan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,004 <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima, yang artinya terjadi pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan pada Generasi Z di Bandar Lampung.
Kemudian untuk hasil koefisien regresi pada variabel pengalaman kerja menunjukkan nilai 0,340 yang artinya setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari tingkat pendidikan maka nilai koefisien kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,340 dengan asumsi dengan variabel yang lainnya dianggap konstan atau tetap. Koefisien Regresi bernilai positif (+), artinya terjadi pengaruh yang positif antara variabel pengalaman kerja dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan H3 diterima.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan menurut (Basalamah 2018) yang berjudul “pengaruh Pengalaman Kerja, Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan” yang menjelaskan adanya variabel pelatihan kerja pada hasil penelitian menunjukkan pengaruh variabel tingkat pendidikan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai. Ini menyimpulkan bahwa peranan keterampilan seorang pegawai melalui pelatihan teknis dan non teknis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian dalam upaya memberdayakan para pegawai agar dapat lebih meningkatkan kinerjanya maka strategi efektifnya yaitu dengan sesering mungkin mengikuti pelatihan di dalam berbagai bentuk pelatihan terlebih-lebih pada pelatihan terikat dengan tugasnya.
Dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelatihan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Generasi Z di Bandar Lampung yang berarti semakin banyaknya pelatihan kerja yang sudah diselenggarakan oleh perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelatihan dengan pemilihan metode pelatihan, Kualifikasi peserta, materi pelatihan, Kualifikasi pelatih (Instruktur) yang tepat agar manfaat dari pelatihan dapat berguna bagi karyawan Generasi Z perusahaan maupun instansi guna meningkatkan kinerja yang optimal dan dapat meningkatkan loyalitas pada perusahaan.
Variabel Pelatihan Kerja mengidentifikasikan bahwa jika terpenuhinya indikator Pelatihan kerja pada Rekrutmen dengan memberikan pelatihan sehingga tuntutan pekerjaan, ketetapan metode pelatihan selanjutnya menempatkan trainer pada karyawan baru sehingga karyawan dapat memiliki skill/kemampuan yang baik dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
4.6.4 Pengaruh Pelatihan Kerja, Tingkat Pendidikan, Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Generasi Z di Bandar Lampung
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh bahwa pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada karyawan Generasi Z di Bandar Lampung. Hasil ini ditunjukkan pada hasil nilai F yaitu Fhitung
> Ftabel (21,536 > 1,984) dengan signifikansi yaitu sebesar 0,000 <
0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
Pengalaman kerja, Tingkat pendidikan dan pelatihan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada karyawan Generasi Z di Bandar Lampung.
Pengalaman Kerja memiliki koefisien (b1) sebesar 0,169 maka, artinya setiap perubahan variabel Pengalaman Kerja sebesar 1% akan meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 16,9%. Selanjutnya Tingkat Pendidikan memiliki koefisien (b2) sebesar 0,424 maka, artinya setiap perusahaan variabel Tingkat Pendidikan sebesar 1% akan meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 42,4%. Hal tersebut bisa diartikan bahwa semakin tinggi Tingkat Pendidikan dan semakin tinggi pelatihan kerja maka Kinerja Karyawan akan meningkat dan sebaliknya. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,402. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi (kuat) berarti bahwa variabel independent (Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan, Pelatihan Kerja) dapat memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk melihat variabel dependent (Kinerja Karyawan).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dwijayanthi and Dharmadiaksa 2013), mengatakan bahwa tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan dan (Basalamah 2018), membuktikan bahwa pengalaman kerja berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja pegawai. Artinya pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan pelatihan kerja pada karyawan Generasi Z di Bandar Lampung dapat berpengaruh terhadap peningkatan maupun penurunan kinerja karyawan outsourcing bagi Karyawan Generasi Z di Bandar Lampung, maka dari itu penting bagi karyawan untuk dapat mendapatkan keterampilan atau pengalaman kerja yang berkualitas dengan tingkat pendidikan yang mendukung dalam suatu kinerja dan penting pula untuk perusahaan bila membuka rekrutmen karyawan agar mengadakan training yang membuat keterampilan atau kemampuan yang dimiliki oleh karyawan meningkat.
BAB V