• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3.3 Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang dan melengkapi kesempurnaan pembuatan laporan penulis melakukan beberapa metode kerja pencarian data sebagai berikut:

1.ObservasiLapangan

Penulis melakukan pemantauan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dan melakukan metode wawancara dengan Ketua Jurusan maupun dengan Dosen atau Staff.

2.Observasi Ruangan

Penulis melakukan pemantauan langsung pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo yang terhubung dengan jaringan internet.

Berdasarkan batasan masalah pada penelitian ini, uji coba simulasi penerapan Queue Treedan PCQ dilakukan pada 6 client saja.

Tabel 3.3 Perangkat Pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo

Perangkat Jumlah Unit

Laptop 3

MikroTik 1

Switch 1

Kabel UTP 5

3.4Procedur Penelitian

Berdasarkan referensi definisi sejumlah model pengembangan system yang ada, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan system Network Development Life Cycle (NDLC). NDCL merupakan model yang mendefinisikan siklus proses perancangan atau pengembangan suatu sistem jaringan komputer, NDCL mempunyai elemen yang mendefinisikan fase, tahapan, langkah atau mekanisme proses spesifik. Penerapan dari setiap tahapan NDCL adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 NDLC

1. Analisa

Pada tahap ini dilakukan analissis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.

2. Desain

Dari data-data yang sudah didapatkan sebelumnya, pada tahap desain ini akan dibuat gambar desain alur sistem kerja yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran yang jelas tentang project yang akan dibangun.

3.Simulasi

PrototipeTahap ini bertujuan untuk melihat kinerja awal dari penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan pertimbangan awal dari penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan pertimbangan sebelum sistem diterapkan.

Biasanya tahap ini menggambarkan secara simulasi atau melakukan uji coba.

4.Implementasi

Dalam tahap ini rancangan yang dibuat diterapkan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo. Pada tahap ini akan dilakukan beberapa kegiatan seperti :

a. Pembangunan jaringan komputer di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.

b. Instalasi Router Mikrotik.

c. Konfigurasi Queues Treedan PCQ (Peer Connection queue) MikroTik untuk manajemen bandwidth.

1. Pengamatan

Tahap pengamatan merupakan tahapan yang penting agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal pada tahap analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring atau pengamatan.

2. Pengelolaan

Pada tahap ini akan dilakukan beberapa langkah pengelolaan agar sistem yang dikerjakan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

3.5 Topologi Jaringan

Topologi jaringan yang digunakan pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo dan topologi yang di gunakan untuk simulasi yaitu topologi Tree. Berikut adalah gambar rancangan topologi jaringan yang akan digunakan pada simulasi penerapan Queue Treedan PCQ.

Gambar 3.2 Gambaran Topologi Jaringan Jurusan Teknik Informatika Pada gambar 3.2 merupakan gambaran topologi jaringan di jurusan Teknik Informatika, dari ISP (internet service provider) yang digunakan universitas diteruskan ke fakultas Teknik.Di fakultas Teknik didistribusikan jaringan kesetiap jurusan menggunakan router.Dari router ini akan diteruskan ke router jurusan Teknik Informatika Lab Multimedia, dari router tersebut didistribusikan ke beberapa perangkat dan ruangan laboratorium. Di laboratorium Multimedia dibagi keperangkat switchdan access point yang terhubung ke sebuah komputer server yang digunakan sebagai layanan untuk komputer pengguna, serta didistribusikan ke router Laboratorium Programming yang kebanyakan komputer client menggunakan access pointuntuk terhubung ke jaringan, dari router Laboratorium Sistem Informasi di distribusikanKe Prodi Jurusan Teknik Informatika melalui switch untuk menghubungkan pengguna ke layanan internet.

Gambar 3.3 Gambaran Rancangan Topologi Jaringan untuk simulasi.

Pada gambar 3.3 merupakan rancangan topologi jaringan untuk simulasi dengan topologi tree. Pada bagian atas merupakan internet service provider (ISP)dalam penelitian ini menggunakan kabel pada switch lab yang terhubung ke internet kemudian diteruskan ke router Mikrotik, disini Mikrotikberfungsi untuk mendistribusikan jaringan disini akan dibagi ke perangkat switch. Dari perangkat switchakan membagi jaringan ke komputer pengguna.

IP : 192.168.1.10-12 Subnet Mask : 255.255.255.0 Kelas IP : Kelas C

BAB IV

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Perancangan Sistem

Pada penelitian ini akan dibangun sistem manajemen bandwidth dalam jaringan dengan mengunakan beberapa perangkat keras dan perangkat lunak.

Sementara itu yang menjadi subjek penelitian adalah penggunaan metode Queue Tree dan Peer Connection queue yang berjalan pada jaringan local area network, yang mana akan dibuktikan apabila sistem sudah berjalan. Hingga pada step akhir dari penelitian ini adalah melakukan pengukuran Quality of Service terhadap jaringan dari sistem yang telah berjalan.

4.2 Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanan darisebuah rencana yang disusun secara matang dan terperinci.Dengan melakukan implementasi setelah perencanaan dianggap baik. Pada tahap ini terdiri dari perbandingan QoS sebelum dan setelah Queue Tree dan PCQ di implementasikan. Queue Treemempunyai peran yang penting dalam limit bandwidth pada mikrotik dimana penggunaan packet mark nya memiliki fungsi yang berguna untuk membatasi satu arah koneksi baik itu download maupun upload dan PCQdiimplementasikan bersama dengan Queue Tree yang dimana PCQ berfungsi untuk mengenali arah arus, misalnya jika menggunakan classifier src-address pada Local interface, maka aliran PCQ akan menjadi koneksi yang menandai arus upload. Begitu juga

dengan dst-addressakan menjadi PCQ yang menandai arus download. Contoh misalnya Bandwidth yang dimiliki dengan berlangganan internet dedicated sebesar 1024 Kbps (Upload dan Download). Kemudian bandwidth tersebut dibagi untuk 2 client, maka bandwidth yang di dapat masing-masing client jika sedang online adalah 512 Kbps. Akan tetapi jika hanya 1 client saja yang sedang online maka client tersebut akan mendapatkan full bandwidth yaitu 1024 Kbps.

Secara garis besar teknik Queue Tree dan PCQ ini akan membagi rata tergantung jumlah client sedang online dengan tujuan menghindari client yang offline karena tidak mendapatkan bandwidth.Queue Tree dan PCQ akan di implementasikan ke dalam sistem dengan menggunakan aplikasi winboxdan wiresharksebagai pendukung yang meliputi proses analisis desain dan hal-hal yang berhubungan dengan implementasi dan pengujian.

4.2.1 Kebutuhan Sistem / System Requirements

Untuk membangun sistem ini, diperlukan perangkat fisik dan perangkat lunak yang akan dibangun menjadi sebuah sistem berdasarkan topologi yang telah dirancang. Berikut ini adalah kebutuhan perangkat keras yang akan digunakan :

Tabel 4.1 Hardware yang digunakan

No Nama/Jenis Perangkat Jumlah

1. Swicth tp-link TL-SF1008D 1

2. Routerboard Mikrotik RB941 1

3. Laptop / PC 3

4. Kabel UTP (straight) 5

Sedangkan kebutuhan software pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.2Software yang digunakan

No Nama Software Fungsi

1. Windows 10 Sebagai Operating System yang

akan dipakai

2. Winbox Sebagai Tool untuk membuat

konfigurasi pada Router

3. Wireshark Aplikasi yang akan digunakan

untuk menguji koneksi dan mengukur QoS

4 IDM (Internet Download Manager) Sebagai aplikasi download untuk melakukan pengujian

4.2.2 Alur Sistem

Untuk mengkoneksikan perangkat sistem, diperlukan rancangan topologi agar dapat mengetahui alur kerja sistem. Topologi yang digunakan untuk mengoptimalkan jaringan wireless dan melakukan pengujian QoS (Quality of

Service) dimana pada sistem ini memerlukan 1 buah router, 1 buah switch, 5 kabel UTP dan 3 buah laptop / PC. Pada Gambar 4.1 akan menunjukan topologi tersebut:

Gambar 4.1 Topologi Sistem

Pada Gambar 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa port 1 pada router mikrotik terhubung dengan kabel ISP (Internet Service Provider)sebagai sumber pengaturan bandwidth untuk komputer client pada jaringan local yang sudah tersedia jaringan internetnya dan pada port 2 dihubungkan dengan Switchsebagai penghubung ke komputer client dan 3 buah laptop yang digunakan akan saling terhubung melalui jaringan wireless, laptop 1 berperan sebagai konfigurator sekaligus client dimana akan dilakukan konfigurasi router mikrotik dengan winbox sebagai aplikasi pendukungnya, sedangkan pada laptop 2 dan 3 berperan sebagai komputer client serta akan digunakan sebagai perangkat keras untuk pengujian QoS dengan menggunakan wireshark dan IDM sebagai aplikasi pendukungnya.

IP : 192.168.1.10-12 Subnet Mask : 255.255.255.0 Kelas IP : Kelas C

4.3 Konfigurasi IP Address Mikrotik

Routing statik adalah membuat jalur perutean (routing) secara manual.

Seperti yang kita ketahui bahwa mikrotik akan memberikan jalur perutean (routing) secara otomatis jika menambahkan ip address di interface (antarmuka).

Statik routing sangat diperlukan jika ingin menghubungkan perangkat jaringan yang memiliki subnet yang berbeda, jadi memerlukan perangkat yang bisa melakukan proses routing. Dalam penelitian ini, akan dilakukan cara menghubungkan perangkat jaringan dengan IP yang berbeda, disini akan melakukan pengaturan secara statik pada mikrotik.

4.3.1 Login ke Winbox

Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu membuka aplikasi winbox pada laptop 1 yang berperan sebagai PC server, kemudian login dengan memasukkan username yaitu admin dan kosongkan pada kolom password lalu refresh, klik MAC address kemudian connect maka secara otomatis akan terhubung dengan mikrotik. Berikut merupakan tampilan awal aplikasi winbox.

Gambar 4.2 Login ke Winbox

Setelah melakukan proses login, makan akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.2 yang merupakan tampilan aplikasi winbox setelah berhasil login.

Gambar 4.3 Tampilan winbox setelah login

4.3.2 Riname Interface pada Mikrotik

Langkah ini dilakukan untuk mengubah nama interface pada mikrotik.

Pada tahap ini, klik interfaces pada menu bar kemudian pilih ether 1 lalu ubah ether 1 menjadi lnternet dan ether 2 menjadi localpada tab General, pilih Apply lalu OK. Berikut merupakan tampilan saat rename interfaces.

Gambar 4.4 Langkah 1 riname interface

Setelah melakukan rename interfaces, maka akan muncul tampilan seperti gambar 4.5 yang merupakan interfaces list.

Gambar 4.5 Langkah 2 interface list

4.3.3 Setting IP Address pada masing-masing Interface

Pada langkah ini dilakukan pengisianIP Address pada masing-masing interface sesuai dengan topologi yang sudah ditentukan. Pada tahap ini, dilakukan pengisian IP Address yang ada pada menu bar kemudian add IP dan ketik IP

Address yang diguanakan yaitu 192.168.10.1/24 pada ether 2 dan 192.168.100.1/24 pada wlan 1.

Gambar 4.6 Langkah 1 setting IP Address interface

Gambar 4.7 Langkah 2 setting IP Address interface local

Gambar 4.8 Langkah 3 setting IP Address interface untuk internet

Gambar 4.9 Langkah 4 DNS setting

Gambar 4.10 Route List

4.3.4 Setting NAT

NAT (Network Address Translation) atau penafsiran alamat jaringan adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu computer ke jaringan internet dengan menggunkan satu alamat IP.

Gambar 4.11 Langkah 1 Setting NAT

Gambar 4.12 Langkah 2 Setting NAT 4.3.5 Setting Mikrotik untuk Bandwidth Management

Dalam jaringan komputer, bandwidth adalah jumlah data yang dapat dibawa dari satu titk ke titik yang laindalam jangka waktu tertentu (biasanya menggunakan satuan detik) atau lebih sederhananya dapat diartikan dengan besaran volume informasi yang dapat ditangani persatuan detik.

Pada penelitian kali ini penulis akan menggunakan 3client, jumlah bandwidth yang dugunakan adalah 1 MBps yang dibagi menjadi Download 800 KBps dan Upload 200 KBps dengan asumsi bandwidth akan terbagi pada masing- masingclient dengan PCQ (Peer Conection Queue). Dapat dilihat pada Gambar 4.13 di bawah ini.

Gambar 4.13 Pembagian Bandwidth dengan Peer Connection queue a. Konfigurasi Mangle pada mikrotik

Konfigurasi Mangleberfungsi untuk menandai paket yang melewati route, masuk ke router atau yang keluar dari router. Pada konfigurasi Mangle dapat dilakukan dengan menu Firewall pada tab Mangle untuk membuat Mark packet dan Mark connection untuk masing-masing client.

Gambar 4.14 Konfigurasi MangleClient 1

Gambar 4.15 Konfigurasi MangleMark ConnectionClient 1

Gambar 4.16 Konfigurasi MangleMark PacketClient 1

Gambar 4.17 Hasil konfigurasi Manglepada masing-masingClient b. Konfigurasi Queue Tree dan PCQ (Peer Connection Queue)

Konfigurasi Queue Tree dan PCQ (Peer Connection Queue) Leaf dapat dilakukan melalui menu Queues pada bar menu Queue Tree dan untuk konfigurasi PCQ pada Queue Types, untuk mengatur bandwidth upload dan download pada masing-masing client dengan konfigurasi PCQ type name=download untuk download dan type name upload untuk upload, kind = pcq, rate = 0, limit = 50, total limit = 2000, classifier = dst.address dan classifier = src.address untuk upload. Konfigurasi Queue Tree pada tab general name = down-pc-1, parent = download, paket mark = pc-1-net queue type = download, Limit At = 112k, max

limit = 800k dan untuk untuk upload name = up-pc-1 parent = upload, paket mark

= pc-1-net queue type = upload, limit at = 29k max limit = 200k. Lakukan konfigurasi untuk tiap-tiap client. Dibawah ini adalah gambar konfigurasi Queue Tree dan PCQ (Peer Connection Queue).

Gambar 4.18 Konfigurasi PCQ Download

Gambar 4.19 Konfigurasi PCQUpload

Gambar 4.20 Konfigurasi Queue Tree Parent Dwonload

Gambar 4.21 Konfigurasi Queue Tree Parent Upload

Gambar 4.22 Konfigurasi Queue TreeDownload Client 1

Gambar 4.23 Konfigurasi Queue Treeupload Client 1

Gambar 4.24 Hasil konfigurasi Queue Treedan PCQ

4.3.6 Setting IP Address pada PC Client

Setelah melakukan langkah-langkah konfigurasi pada mikrotik, maka langkah selanjutnya menghubungkan masing-masing client pada switch dengan kabel UTPdan konfigurasi IP Address danDNS pada masing-masing PC.

Gambar 4.25Konfigurasi IP Address

Gambar 4.26Konfigurasi IP Address Client 1

Gambar 4.27Konfigurasi IP Address Client 2

Gambar 4.28Konfigurasi IP Address Client 3

BAB V

PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Dalam bab ini dibahas mengenai hasil uji perbandingan QoS(Quality of Service) sebelum dan setelah Quee Tree dan PCQ diaktifkan pada Router

Mikrotik dan aplikasi yang digunakan untuk melakukan konfigurasi yaitu Winbox.

Pada penelitian ini penulis akan menganalisa parameter QoS yaitu Delay, Jitter, Throughput dan Packet Loss, dan aplikasi pendukung yang digunakan yaitu aplikasi Wireshark.

5.1 Pengujian Koneksi

Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa management bandwidth menggunakan metodeQuee Tree dan PCQjauh lebih efektif dan optimal dibandingkan tidak menggunakan metode pengaturan bandwidth dalam suatu jaringan wire local area network. Pada pengujian ini akan menunjukkan perbandingan kualitas jaringan setelah penggunaan metode Quee Tree dan PCQ yaitu dengan melakukan pengujian pada kualitas layanan jaringan atau QoS.

Setelah melakukan beberapa langkah konfigurasi pada router mikrotik seperti yang dibahas pada bab sebelumnya, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu melakukan test ping pada setiap komputer, baik dari komputer server ke client maupun dari komputer client ke Mikrotik. langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua IP komputer sudah terkoneksi ke internet. Buka cmd lalu ping gateway mikrotik dan DNS google .

5.1.1 Ping dari PC Client keMikrotik

Perancangan topologi dan konfigurasi pada router mikrotik telah berhasil dilakuakan apabila test ping telah berhasil.Berikut merupakan gambar hasil test ping dari masing-masing komputer.

Gambar 5.1 Ping dari Client 1 keMikrotik

Gambar 5.2 Ping dari Client 2ke Mikrotik

Gambar 5.3 Ping dari Client 3ke Mikrotik

Setelah setiap komputer telah berhasil terhubung melalui jaringan wire local area network dan internet maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian dengan dengan melakukan test download untuk pengujian dan melihat peerbandingan kecepatan transfer jaringan yang menggunakan metode Queue Tree dan PCQ dan yang tidak menggunakan metode antian konfigurasi Queue Tree dan PCQ.

5.1.2 Test Download pada Client

Setiap client telah terhubung dengan koneksi internet, client 1 disini berperan sebagai komputer yang menjalankan aplikasi wireshark sekaligus melakukan downloaduntuk mandapatkan data pengujian parameter sehingga dapat membandingkan QoS (Quality of Service) antara jaringan yang menggunakan Queue Tree dan PCQ dengan yang tidak menggunakan Queue Tree dan PCQ. Sementara client 2 dan 3 melakukan download dengan ukuran file yang sama.

Berikut akan terlihat perbedaan kecepatan download antara jaringan yang tidak menggunakan Queue Tree dan PCQ dengan yang menggunakan Queue Tree dan PCQ.

Gambar 5.4Test Download sebelum menggunakan Queue Tree dan PCQ pada client 1

Gambar 5.5Test Download setelah menggunakan Queue Tree dan PCQ pada client 1

Gambar 5.6Test Download sebelum menggunakan Queue Tree dan PCQ pada client 2

Gambar 5.7Test Download setelah menggunakan Queue Tree dan PCQ pada client 2

Gambar 5.8Test Download sebelum menggunakan Queue Tree dan PCQ pada client 3

Gambar 5.9Test Download setelah menggunakan Queue Tree dan PCQ pada client 3

5.2 Pengujian Pada Router Mikrotik

Hasil pengujian juga dapat dilihat dari perangkat yang digunakan, yaitu pada saat computer client melakukan test download maka akan terlihat perubahan warna pada queue list yang ada pada tampilan aplikasi winbox.

Gambar 5.10 Tampilan sebelum Queue tree dan PCQ diaktifkan

Gambar 5.11 Tampilan setelah Queue tree dan PCQ diaktifkan

Pada saat setiap client melakukan aktivitas online, pada aplikasi winbox akan terlihat statistic masing-masing client. Berikut adalah gambar statistic dari masing-masing client yang menggunakan manajemen bandwidth Queue tree dan PCQ.

Gambar 5.12Statistic client 1

Gambar 5.13Statistic client 2

Gambar 5.14Statistic client 2

Terlihat perbandingan pada ketiga gambar diatas memiliki jumlah bandwidth yang tidak jauh berbeda yaitu pada gambar client 1rata-rata bandwidth yang di

terima 351,3 kbps, client 2333,6 kbps dan untuk client 3 340,9 kbps, hal itu dikarenakan aktifnya manajemen bandwidth pada jaringan tersebut yang membuat

bandwidth terbagi rata.

5.3 Pengujian Parameter

Dalam pengujian parameter ini, dilakukan untuk mengetahui perbedaan secara lebih akurat kualitas kecepatan bandwidth sebelum dan setelah menggunakan Queue tree dan PCQdalam bandwidth management. Parameter yang dicari adalah Delay, Jitter, Throughput, dan Packet Loss.Pengujian dilakukan oleh client menggunakan aplikasi Wireshark yang mana dalam data akan muncul secara otomatis setelah melakukan proses analisa. Hasil data uji yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk tabel untuk kemudian disimpulkan dengan grafik.

a. Hasil Capture Data oleh Wireshark Sebelum menggunakan Queue tree dan PCQ

Gambar 5.15 Hasil Capture Data oleh Wireshark tanpa menggunakan Queue tree dan PCQ

Gambar 5.16Summary Hasil Capture Wireshark tanpa menggunakan Queue tree dan PCQ.

Total paket yang diterima Lama

pengamatan Paket data yang diterima

b. Hasil Capture Data Wireshark Setelah menggunakan Queue tree dan PCQ

Gambar 5.17 Hasil Capture Data oleh Wireshark setelah menggunakan Queue tree dan PCQ

Gambar 5.18Summary Hasil Capture Wireshark setelah menggunakan Queue tree dan PCQ

Total paket yang diterima Lama

pengamatan Paket data yang diterima

c. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan menggunakanWireshark Tabel 5.1 Delay dari Packet 1-10

Packet ke-

Tanpa Menggunakan Queue tree dan PCQ

(s)

Dengan Menggunakan Queue tree dan PCQ

(s)

1 1,259833 1,122530

2 1,485091 1,344674

3 1,485443 1,345003

4 1,487560 1,347205

5 1,710209 1,569912

6 1,715535 1,587342

7 1,715.678 1,587483

8 1,715842 1,587661

9 1,715919 1,587663

10 1,725481 1,587665

Jumlah 16,016591 14,667138

Total Variasi

465,648 465,135

delay

5.3.1 Delay

Dalam penelitian kali ini, delay di uji untuk membandingkan yang mana lebih banyak menghasilkan waktu tunda antara menggunakan Queue tree dan PCQ pada manajemen bandwidth dengan tidak menggunkan menggunakan Queue tree dan PCQ.

Analisis data menggunakan aplikasi wireshark di lakukan pada saatsemua clientmelakukan aktivitas download baik sebelum menggunakan Queue tree dan PCQ maupun tidak menggunakanQueue tree dan PCQ. Berdasarkan analisa tersebut berikut adalah data yang diperoleh :

a. Pengujian Delay pada kecepatan data tanpa menggunakan metode Queue tree dan PCQ

Dari capture data yang telah dilakukan dengan Wireshark maka didapatkan rata-rata dengan cara perhitungan sebagai berikut:

Rata-rata delay = Total delay / Total packet yang diterima

= 16,016591 s / 15424

= 0,00103842 s

= 1,03842 ms

Total delay didapatkan dengan menjumlahkan keseluruhan delay yang ada antara paket satu dengan paket lainnya.

Tabel 5.2 menunjukkan hasil perhitungan rata-rata delay dari capture data yang dilakukan pada kecepatan transfer data sebelum menggunakan metode Queue tree dan PCQ.

Tabel 5.2 Hasil perhitungan Rata-rata Delay pada kecepatan tanpa menggunakan Queue tree dan PCQ

Parameter yang dihitung Nilai yang diperoleh Total packet yang diterima 15424packet

Total delay 16,016591 s

Rata-rata delay 1,03842 ms

b. Pengujian Delay pada kecepatan data setelah menggunakan metode Queue tree dan PCQ

Dari capture data yang telah dilakukan dengan Wireshark maka didapatkan rata-rata dengan cara perhitungan sebagai berikut:

Rata-rata delay = Total delay / Total packet yang diterima

= 14,667138s / 21501

= 0,00068216 s

= 0,6821 ms

Total delay didapatkan dengan menjumlahkan keseluruhan delay yang ada antara paket satu dengan paket lainnya. Tabel 5.3 menunjukkan hasil perhitungan rata-rata delay dari capture data yang dilakukan pada kecepatan transfer data sebelum menggunakan metode Queue tree dan PCQ.

Tabel 5.3 Hasil perhitungan Rata-rata Delay pada kecepatan data dengan menggunakanQueue tree dan PCQ

Parameter yang dihitung Nilai yang diperoleh Total packet yang diterima 21501packet

Total delay 14,667138s

Rata-rata delay 0,6821 ms

Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan nilai delay yang berbeda antara manajemen bandwidth sebelum dan setelah menggunakan metode Queue tree dan PCQ, untuk manajemen bandwidth sebelum menggunakan Queue tree dan PCQ adalah 1,03842 ms, dan setelah menggunakan Queue tree dan PCQ adalah 0,6821 ms. Dari pengujian yang telah dilakukan delay pada manajemen bandwidth tanpa menggunakan Queue tree dan PCQ lebih besar dibandingkan setelah menggunakan Queue tree dan PCQ, hal itu dikarenakan sudah dilakukan pengaturan bandwidth secara terkontrol yang setiap client sudah mendapatkan jatah bandwidth masing-masing sehingga delay dengan menggunakan Queue tree dan PCQ lebih kecil.

Gambar 5.19 Diagram perbandingan delay menggunakan Queue tree dan PCQ dan tanpa menggunakan Queue tree dan PCQ 5.3.2 Jitter

Jitter di uji untuk mengetahui perbandingan kecepatan pengiriman data antara client yang menggunakan Queue tree dan PCQ maupun yang tidak menggunakan metode Queue tree dan PCQ).

a. Pengujian Jitter pada kecepatan data tanpa menggunakan metode Queue tree dan PCQ

Dari capture data yang telah dilakukan dengan Wireshark maka didapatkan rata-rata dengan cara perhitungan sebagai berikut:

Jitter = Total variasi delay / (Total packet yang diterima - 1)

= 465,648s / 15423

= 0,030191 s

= 30,191 ms

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Tanpa Konfigurasi Dengan Konfigurasi

Pengujian Delay(ms)

Dokumen terkait