C. Hasil Penelitian
2. Faktor Penhambat Inovasi Layanan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu Berbasis Website Di Dinkes Bantaeng;
lainnya, dalam hal ini bertujuan aga rtidak lagi terjadi keterlambatan dalam paloran informasi dan data ke dinkes bantaeng karna hal ini sangat efektif.
2. Faktor Penhambat Inovasi Layanan Sistem Informasi Kesehatan
64
tersebut.Bedasarkan hasil wawancara terkait Faktor Penghambat Inovasi SIKAT berbasis website Dilihat dari Keengganan metuput programiAndi Indah Ardillah pada tanggal 03/07/2020 :
“Sebelum adanya inovasi SIKAT yang berbasis website ini sebanrnya telah ada inovasi lain yaitu Sistem peloporan manual namun hal tersebut sangat tidak efektif pada pelaksanaanya kurang memberikan dampak signifikan dan memotong waktu sehingga muncullah ide untuk menciptakan inovasi berbasis Teknologi Informasi yaitu Sistem Informasi kesehatan terpadu berbasis website.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas bahwa terkait Inovasi SIKAT yang berbasis wesite ini dilihat Keengganan nmenutup program dapat Disimpulkan Bahwa dapat dikatahui sebelum adanya inovasi ini sudah ada sistem yang di gunakan sebelumnya yaitu sistem manual tapi dalam hal pelaksanaanya tidak memberikan dampak yang baik bahkan kebanyakan yang terjadi pelaporan yang terlambat secara berulang-ulang, dari sini muncullah ide untuk menciptakan sesuatu yang baru, yaitu sistem informasi yang berbasis website.
b. Teknologi Ada, TerhambatBudaya dan Penataan Organisasi
Teknologi dan budaya organisasi merupakan salah satu faktor pentingyang dapat mempengaruhikeberhasilan atau kegagalan prosesinovasi. Dengan terhambatnya budayaorganisasi dan kurangnya kelengkapan teknologi memungkinkan menjadi salah satu faktor gagalnya pelaksanaan proses inovasi. Dinas kesehatan kabupaten bantaeng sudah dilengkapi dengan teknologi hanya saja SDM yang dimiliki oleh Dinkes Bantaeng dalam mengelolah SIK ini masih terbatas.
Teknologi sudah diterapkan dalam pelayanan inovasi SIK berbasis website namun masih terkendala oleh SDM yang kurang memadai dan kurang kompeten untuk menjalankan teknologi tersebut. Sehingga dengan teknologi yang sudah ada namun kurangnya SDM untuk mengelola teknologi yang ada untuk meningkatkan pelayanan pelaporan data dan informasi di Dinas kesehatan kabupaten bantaeng Hal ini tentu saja menghambat proses inovasi SIK berbasis website yang dilakukan.Hal tersebut berkaitan yang dikatakan Armi Muarifah Amri Selaku Projek Aplilkasi SIK Di Dinas Kesehatan Bantaeng pada tanggal 03/07/2020 :
“Inovasi SIKAT yang berbasis website ini sudah didukung dengan teknologi hardware berupa perangkat komputer dan software namun masih terkendala dengan koneksi internet dan penataan organisasi. Selain itu penerapan sistem komputerisasi dalam pengolahan data tentu bedampak pada bertambahnya jobdesk pegawai TI dan sedikitnya sumber daya manusia yang berkompoten dalam hal ini.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas bahwa terkait Inovasi SIKAT yang berbasis wesite ini dilihat dari Teknologi Ada, Terhambat Budaya dan Penataan Organisasi dapat disimpulkan bahwa,Disisi lain, penambahan jobdesk tersebut tidak diimbangi dengan penambahan jumlah SDM dimana jumlah pegawai Bagian TI hanya ada beberapa orang yang terdiri dari dua orang progammer dan satu orang teknisi. Kondisi tersebut tentu bisa mempengaruhi kinerja pegawai dan menghambat operasionalisasi serta pengembangan inovasi.
66
c. Tekanan dan Hambatan Administratif
Tekanan dan Hambatan Administratif Dalam organisasi yang tidak beroreantasi pada keuntungan dapat dipastiksn memiliki unit khusus yang menanntang dalam Bidan administrasi.
Hambatan administrasi sering menjadi kendala dalam pengelolaan urusan tertentu termasuk inovasi. Relasi antara negara dengan masyarakat.atau antara pimpinan dengan pegawainya sering didasarkan pada basis ketidakpercayaan.akibatnya, untuk sebuah urusan kecil saja (misalnya pelayanan perijinan) harus menyertakan persyaratan yang banyak, prosedur yang panjang, dan melibatkan aktor yang berlapis. Hal ini seperti menimbulkan tekanan bagi siapa saja yang berkepentingan dan menghilangkan hasrat untuk berinovasi.Hal tersebut berkaitan yang dikatakan Dr. Bambang selaku Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten bantaeng pada tanggal 01/07/2020 mengatakan:
“Masih terdapat beberapa hambatan administratif dalam inovasi Sistem informasi kesehatan terpadu berbasis website yaitu masih perlu adanya sosialisasi kembali terkait SIK kepada stakeholder yang ada didinkes agar aplikasi ini diimplemantasikan dan dimanfaatkan tiap bulan,”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas bahwa terkait Inovasi SIKAT yang berbasis wesite ini dilihat dari tekanan dan hambatan Administrasi dapat disimpulkan bahwa,kendala yang dihadapi dinas kesehatan bantaeng dalam hal administrasinya,dapat dikatahui bahwa pelunya lagi diakadan sosialisasi terhadap pengguna inovasi sikat ini yang
berbasis website agar inovasi ini dapat digunakan dan di manfaatkan setiap bulannya.
d. Budaya Risk Aversion
Risk Aversion (menghindari resiko) merupakan budaya yang selalu berusaha untuk menghindari suatu resiko yang mungkin akan terjadi. Di dalam proses inovasi, budaya inisangat mempengaruhi ketidakberhasilan suatu inovasi, karenamereka tidak siap untuk meninggalkankebiasan lama mereka dan melakukan hal-hal baru atau terobosan baru untukmeningkatkan kualitas pelayanan. Para pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng ada yang antusias untuk meninggalkan budaya ini, namun tidak banyak yang engganuntuk meninggalkan budaya ini.Pegawai Dinkes yang terlibat dalam pengelolaan Inovasi SIK ini sebagian sudah ada yangantusias untuk meninggalkan budayamenghindari resiko.
pegawai Dinkes Bantaeng memberikanmasukkan untuk kegiatan Inovasi SIK ini, namun masih kurang berkompoten dalam penggunaan teknologi dengan skala yang lebih besar,Tidak mau belajarmenggunakan teknologi untukpelayanan pelaporan . Banyak pegawaiyang ragu dan enggan untuk membantu kegiatan SIK ini karna membutuhkan waktu tersendiri untuk mempalajari SIK yng berbasis website Ini . Namun saat inipegawai Dinkes Bantaeng juga sudah mulai antusias,yang pastinya adanya pedampingan bimbingan.Hal tersebut berkaitan yang dikatakan Armi Muarifah Amri Selaku Projek Aplilkasi SIK Di Dinas Kesehatan Bantaeng pada tanggal 03/07/2020 :
68
“Antusias, Namun masih butuh sedikit penjelasan dan sosialisasi lebih lanjut,karna masih ada beberpa staff dan oporator yang belum memahami aplikasi SIK tersebut.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas bahwa terkait Inovasi SIKAT yang berbasis wesite ini dilihat dariBudaya Risk Aversiondapat disimpulkan bahwa, dapat diketahui aparat yang terlibat dalam pengelolaan aplikasi SIK ini sangat antusias hanya saja beberapa staff dan oporator tersebut yang belum memahami pengaplikasiannya, sehinggan terjadi kendala.
69