F. Teknik Analisis Data
2. RSUD
Tabel 4.5
PERAN STAKEHOLDER
NO STAKEHOLDER PERANAN
1. Internal
1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Kabid Lingkup Dinkes Kasubag Lingkup Dinkes Kasie Lingkup Dinkes
3. Puskesmas PSC 119
Staf TU Dinas Kesehatan
- Melakukan Pembinaan, masukan dan saran serta mengarahkan reformer tentang administrasi dan tata kelola organisasi / Tim Kerja.
- Berkoordinasi dengan reformer dalam kegiatan penyelesaian proyek perubahan
- Memberi masukan dan saran bagi reformer dalam peyelesaian proyek perubahan
- Membantu Reformer dalam Menyelesaikan proyek perubahan 2. Eksternal
1. Dinas KOMINFO
42
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan proyek perubahan ini adalah:
1. Manfaat Bagi Instansi
Terjalinnya Kerjasama lintas program dan lintas sektor serta meningkatkan pelayanan informasi kesehatan bagi masyarakat.
2. Manfaat Bagi Pemerintah
Sebagai masukan bagi Pemerintah untuk mengambil kebijakan dalam upaya pembangunan kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Tersedianya domain yang dapat di akses oleh masyarakat untuk mendapatkan kemudahan dalam informasi kesehatan.
4. Manfaat Bagi Reformer
1. Terjalinnya komunikasi secara efektif dalam lingkungan kerja dan juga di tingkat lintas sektor dan lintas program
2. Tercapainya target kinerja dan prestasi kerja B. Hasil Pembahasan
Data yang peneliti dapatkan dalam penelitian Inovasi Layanan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu berbasis website Di Dinas kesehatan Kabupaten Bantaeng lebih banyak berupa kalimat seperti deskriptif yang merupakan hasil wawancara peneliti dengan informan sebagai sumber utama penelitian. Hasil wawancara di rekam menggunakan perekam suara dari handphone dan di catat. Disamping data dari hasil wawancara , peneliti juga mendaptkan data berupa dokumen di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng
dan dokumen dari website mengenai sistem informasi kesehatan terpadu berbasis website.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, oleh karna itu pada proses pengumpulan data, peneliti juga melakukan proses analisis data yang di gunakan peneliti adalah teknik analisis dari Miles Dan Uberman yang terdiri dari 3 poin yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi/penarikan kesimpulan.
Pertama,reduksi data yaitu peneliti melakukan pengumpulan data yang dapat di peroleh dari hasil wawancara terhadap informan dengna menggunkan pola pertanyaan yang sama agar diperoleh jawaban yang sesuai, untuk kemudian dialakukan penyeleksian dari jawaban agar tidak keluar dari fokus penelitian.
Kedua penyajian data yaitu peneliti melakukan pengumpulan data untuk mengganbarkan kejadian dilokasi, data yang sebelumya telah direduksi setelah data terkumpul, dalam bentuk gambar, catatan dan hasil wawancara selanjutnya dijelaskan berupa teks secara deskriptif yang telah disusun secara sistematis sehingga membantu pembaca dalam memahmi hasil penelitian tersebut.
Ketiga verifikasi penarikan kesimpulan yaitu dengan menarik kesimpulan terhadap data-data dan informasi yabg telah di dapatkan untuk menjawab rumusan masalah yang dilakukan tersebut.
Analisis terhadap data Inovasi Layanan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu Berbasis Website di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng.Peraturan
44
Pemerintah yang tercantum nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan,hal ini merupakan bentuk pelaksanakan ketentuan pasal 168 ayat (3) Undang-Undang (UU) nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Era Globalisasi pada saat ini kebutuhan akan informasi dan data yang tepat,akurat dan dapat dipertanggung jawabkan sangat dibutuhkan kehadirannya karena hal tersebut termasuk sumber utama dalam mengambil sebuah kebijakan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional itu sendiri.
Inovasi Layanan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu Berbasis Website Di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dapat dilihat dari melalui atribut inovasi Rogers dan Albury yaitu:
1. Relative Advantage (keuntungan relative),
Inovasi SIK Berbasis Website Didinas kesehatan kabupaten Bantaeng Terhadap keuntungan relative pada tingkat kelebihan suatu inovasi, apakah lebih baik sistem manual yang pakai sebelumnya atau dari hal-hal yang biasa dilakukan. Inovasi yang berbasis website ini biasanya diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar keuntungan relatif yang dirasakan oleh adopter, maka semakin cepat inovasi tersebut diadopsi.
2. Compatibility (kesesuaian),
Dalam kesusaian Inovasi SIK yang berbasis website tersebut terdapat pada tingkat keserasian dari suatu inovasi, apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan yang ada. Jika inovasi berlawanan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh
adopter maka inovasi baru tersebut tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh adopter.
3. Complexity (kerumitan),
Complexityadalah tingkat kerumitan dari suatu inovasi untuk diadopsi, seberapa sulit memahami dan menggunakan inovasi SIK yang berbasis website yang digunakan dinas kesehatan kabupaten bantaeng, Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh adopter, maka semakin cepat inovasi diadopsi.Dengan sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi Sebelumnya.
4. Triability (kemungkinan dicoba),
merupakan tingkat apakah suatu inovasi dapat dicoba terlebih dahulu atau harus terikat untuk menggunakannya. Inovasi SIK di Dinas kesehatan kabupaten bantaeng dapat diuji cobakan pada keadaan sesungguhnya, inovasi pada umumnya lebih cepat diadopsi. Untuk lebih mempercepat proses adopsi, maka suatu inovasi harus mampu menunjukkan keunggulannya.
5. Observability (kemudahan diamati),
adalah tingkat bagaimana hasil penggunaan suatu inovasi di dinas kesehatan kabupaten bantaeng dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan inovasi diadopsi oleh orang atau sekelompok orang.Inovasi harus juga dapat diamati dari segi bagaimana ia bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
46
6. Dalam pelaksanaan sebuah inovasi tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat, yang dapat mempengaruhi berjalannya suatu inovasi, faktor pendorong yaitu ) sebuah inovasi dapat ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti adanya keinginanuntuk merubah diri, dari tidak bisa menjadi bisa dan tidak tahu menjadi tahu, dan faktor penghambat yaitu budaya risk aversion, yaitu budaya yang tidak menyukai resiko atau tidak mau mengambil resiko dari setiap perubahan, keengganan menutup program yang gagal, ketergantungan berlebihan pada high performer, teknologi ada tetapi terhambat pada budaya dan penataan organisasi, tidak ada penghargaan atau insentif.