1) Penilaian dan Bentuk Penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1 Sikap Observasi kegiatan Lembar Observasi
diskusi
2 Pengetahuan Tes Tertulis Soal Uraian
3 Ketrampilan Penilaian
Praktik/unjuk kerja
Lembar pengamatan 2) Instrument Penilaian : (terlampir)
Mengetahui, Kepala Sekolah
PANCA SUTRISNO, S.Pd.,M.Si NIP. 19660710 198903 1 009
Mojoagung, 18 Juli 2023 Guru Mata Pelajaran
FARAH AMIROTUS S, S.T
LAMPIRAN 1. Handout
MIXING (PENCAMPURAN)
Pencampuran bahan merupakan salah satu proses penting dalam industri kimia.
Pencampuran adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain demikian pula sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam keadaan dua fase atau lebih yang akhirnya membentuk hasil yang lebih seragam (homogen).
Pada proses pencampuran diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan bahan-bahan sehingga didapat hasil yang homogen. Gaya mekanik diperoleh sebagai akibat adanya aliran bahan ataupun dihasilkan oleh alat pencampur. Beberapa peralatan yang biasa digunakan untuk mencampur zat cair dapat juga digunakan untuk mencampur zat padat atau pasta, dan demikian juga sebaliknya.
Operasi teknik yang berkaitan dengan pencampuran antara lain pemecahan dan penggilingan, ekstraksi, absorpsi, adsorpsi, pembuatan larutan, dan penukaran ion. Sedangkan proses industry kimia pada dasarnya merupakan operasi penggabungan atau penguraian secara kimia. Dengan demikian proses industry kimia pada dasarnya merupakan operasi pencampuran dengan reaksi kimia tertentu, misalnya hidrogenasi, klorinasi, fotosintesis, adisi, polimerisasi, dan reduksi-oksidasi (redoks).
Tujuan Pencampuran Bahan
Beberapa tujuan yang perlu diperhatikan pada proses pencampuran antara lain:
a) Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen.
b) Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen c) Mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar
d) Menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suhu, mempertukarkan panas e) Mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap yang timbul.
f) Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya, atau menghasilkan produk akhir (produk komersial) yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran bahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran, waktu pencampuran dan energi yang diperlukan untuk pencampuran adalah :
a) Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar dapat menggagalkan pencampuran.
b) Ukuran partikel/luas permukaan
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya di dalam campuran, maka proses pencampuran semakin baik.
c) Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap lainnya, semakin baik pencampurannya.
Pemilihan Alat Pencampur
Pemilihan alat pencampur dan juga metode pencampuran terutama didasarkan pada:
a) Jenis-jenis bahan yang akan dicampur
b) Jenis campuran yang akan dibuat c) Jumlah campuran yang akan dibuat d) Derajat pencampuran yang ingin dicapai e) Maksud pembuatan campuran
f) Sistem operasi (kontinu, terputus-putus)
Selain hal-hal tersebut diatas, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan peralatan yang harus digunakan dalam pencampuran adalah fase dari bahan yang akan dicampur. Berikut akan dibahas pencampuran berdasarkan fase dari bahan yang dicampur.
a. Pencampuran Bahan Cair-Cair
Pencampuran cairan dengan cairan digunakan untuk mempersiapkan atau melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersial. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan cair-cair dapat berupa tangki atau bejana yang dilengkapi dengan pengaduk. Tangki atau bejana biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal, bagian atas bejana itu bias terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup. Ujung bawah tangki itu biasanya agak membulat, jadi tidak datar saja, maksudnya agar tidak terdapat terlalu banyak sudut-sudut tajam atau daerah yang sulit ditembus arus zat cair. Ke dalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki. Di dalam tangki itu dipasang pengaduk (impeller) pada ujung poros menggantung, artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi untuk menurunkan kecepatannya.
Gambar 1. Alat pencampuran cair-cair b. Pencampuran Bahan Padat-Cair
Pada proses pembuatan produk industri kimia yang siap untuk diperdagangkan dan pada pengolahan produk setengah jadi, seringkali bahan-bahan padat harus dicampurkan dengan sejumlah kecil cairan. Di sini dapat terbentuk bahan padat yang lembab atau campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Seringkali cairan harus juga ditambahkan ke dalam pasta, adonan atau massa yang plastis tersebut.
Contoh :
Mencampur serbuk dengan cairan untuk membuat butiran-butiran (granulat)
Mencampur pasta pada industri farmasi dan kosmetik dengan bahanbahan aktif.
Mencampur masa sintetik yang plastis dengan bahan-bahan penolong (misalnya bahan pelunak, stabilisator, bahan pewarna).
Alat yang digunakan dapat berupa tangki atau bejana vertikal yang berbentuk silinder, bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campur yang mirip pengaduk.
Gambar 2. Alat pencampur padat-cair c. Pencampuran Bahan Padat-Padat
Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industri kimia.
Contoh : Pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang.
Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
d. Pencampuran Bahan Cair-Gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas.
Contoh :
Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi
Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara ke dalam lumpur dalam instalasi penjernih biologis)
Meningkatkan kadar (melarutkan) gas dalam cairan (misalnya HCl dalam air, oksigen dalam cairan-cairan)
Membangkitkan basa (misalnya busa pemadam api).
2. Jobsheet Pembuatan Sabun Cuci Piring
PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING (RECLEAN)
1. Pembuatan bahan dasar
Alat : ember (1 buah) Pengaduk
Bahan : Bahan aktif dari alam, texapon, natrium sulfat, air, pewarna makanan, pewangi, EDTA.
Cara Kerja :
a. Mencampurkan 50 gram natrium sulfat dalam 100 gram texapon b. Aduk terus hingga homogen
c. Tambahkan 2 gram EDTA
d. Tambahkan 500 ml air sedikit demi sedikit sambil diaduk e. Cek kekentalan
f. Jika kurang kental, tambahkan natrium sulfat 2. Pewarnaan
Alat : baskom (1 buah), sendok (1 buah),
Bahan : pewarna cair secukupnya Pewangi aroma secukupnya
Cara Kerja :
a. Menambahkan beberapa tetes pewarna pada sabun b. Diaduk hingga larut, diamkan hingga busa hilang c. Cek kekentalan
3. Pengemasan dan pelabelan
Alat : gunting, botol plastik
Bahan : plastic dan stiker
Cara kerja :
a. Timbang sabun cair sebanyak 300 ml, masukkan kedalam kemasan plastik b. Biarkan busa menghilang
c. Isi dengan sabun cair
d. Memberi label pada botol plastik
e. Memasukkan sabun cair sesuai volume botol (330 ml, 500 ml) f. Tutup, masukkan dalam kardus.
3. Instrumen Penilaian a. Penilaian Sikap
Lembar pengamatan sikap
No Aspek yang dinilai 5 4 3 2 1 Ket
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
Rubrik pengamatan sikap
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator 5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
b. Penilaian Pengetahuan Contoh soal tes uraian No Indikator Soal Tingkat
Kognitif
Soal Kunci Skor
1. Peserta didik mampu
menjelaskan tujuan proses mixing.
C2 Apa tujuan dari proses mixing atau pencampuran?
a) Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen.
b) Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen
c) Mempunyai luas
permukaan kontak antar komponen yang besar d) Menghilangkan
perbedaan konsentrasi dan perbedaan suhu, mempertukarkan panas e) Mengeluarkan secara
merata gas-gas dan uap- uap yang timbul.
f) Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya, atau menghasilkan produk
akhir (produk
komersial) yang baik.
30
2. Peserta didik dapat
mengidentifikasi jenis-jenis alat pencampur
C2 Dalam proses
pencampuran
bahan kimia
terdapat berbagai
jenis alat
pencampur, apa yang mendasari pemilihan alat
1. Jenis-jenis bahan yang akan dicampur
2. Jenis campuran yang akan dibuat
3. Jumlah campuran yang akan dibuat
4. Derajat pencampuran yang ingin dicapai
30