• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Ekonomi Program Keluarga Harapan Terhadap

Dalam dokumen peran program keluarga harapan (pkh) dalam (Halaman 41-57)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

3. Peningkatan Ekonomi Program Keluarga Harapan Terhadap

21

Pendamping Program Keluarga Harapan bekerjasama dengan ketua kelompok Program Keluarga Harapan untuk memeriksa perubahan data.

8. Pengaduan Peserta PKH

Pengaduan adalah mekanisme yang dapat ditempuh oleh masyarakat baik peserta PKH maupun non peserta PKH untuk untuk menyampaikan keluhan terkait pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Pengaduan menjadi salah satu bentuk partisipasi dan pengawasan masyarakat terhadap akuntabilitas pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH).

3. Peningkatan Ekonomi Program Keluarga Harapan Terhadap Masyarakat

ekonomi atau benda. Jadi, peningkatan kesejahteraan ekonomi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan keuntungan benda dalam melakukan pemenuhan kebutuhan.

2. Upaya Peningkatan Ekonomi Terhadap Masyarakat Miskin

Menurut Usman Yatim dan Enny A Hendargo menyatakan bahwa upaya-upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu, dengan cara sebagai berikut:

a) Adanya modal yakni untuk memberikan bantuan dalam membangun produksi produksi usah bagi orang yang tidak mampu ekonominya

b) Memiliki ketarampilan yakni membantu untuk seseorang dalam menentukan usaha produksinya

c) Mengusai teknologi yakni membantu seseorang untuk mempermudah produksi usaha maupun pemasaran

d) Memiliki lahan usaha yakni untuk mendirikan suatu usaha yang akan dijalani.

Sedangkan upaya-upaya dalam melakukan pemberdayaan usaha empat pilar yaitu:

1) Memperkuat permodalan yaitu denga cara meminjam dari luar dengan modal sendiri

2) Meningkatkan manajemen usaha yakni dengan mengatur administrasi perusahaan, mengatur karyawan, memperhatikan alat produksi dan lain-lain

23

3) Cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yakni dengan diadakannya pelatihan,pemberian materi,dan usaha lainnya untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

4) Memperluas pemasaran yakni dengan cara melakukan pemasaran secara bersama dengan sasaran yakni yang sudah ada atau ditentukan sehingga tidak ada biaya pemasaran melainkan hanya transportasi.

3. Hasil Peningkatan Ekonomi Terhadap Masyarakat Miskin

Keberadaan industri memberikan dampak atau hasil kepada perekonomian masyarakat. Secara umum dapat dampak atau hasil tersebut antara lain:

a. Menyerap tenaga kerja

Adanya industri dapat meningkatkan pembangunan perekonomian, sedangkan dampak dari pembangunan ini akan semakin luasnya kesempatan kerja yng bersifat produktif untuk masyarakat, yang nantinya akan berdampak menambah pendampatan bagi masyarakat. Banyaknya masyarkat yang tidak dapat pekerjaan kini menjadi masalah tetapi dengan adanya pendirian industri membuat pengangguran semakin berkurang.

Industri juga berperan penting dalam mengatasi pengangguran negara.

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Masyarakat dapat memproduksi dan menjual produknya sehingga dapat meningkatkan pendapatn mereka. Pendapatan yang mereka dapatkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan

ekonomi mereka.

Sedangkan menurut Ginanjar Kartasasmita, keberhasilan dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat dapat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisinya tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, yaitu adanya kemandirian dan keberdayaan pada diri masyarakat meningkatnya harkat dan martabat masyarakat yang tidak mampu melepaskan diri dari kemiskinan tersebut yakni berupa bertambahnya pendapatan dari masyarakat lapisan bawah dan juga semakin baiknya pandangan sosial terhadap mereka darimorang lain.

2) Semakin kokoh dan berkembangnya potensi masyarakat, Yakni berupa potensi yang dimiliki masyarakat seperti keahlian setiap individu maupun potensi lainnya maka dapat lebih berkembang dan menjadi semakin baik.

3) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pada diri mereka.

Meningkatnya partisipasi berikut berupa semakin banyaknya keikutsertaan seseorang atau masyarakat dalam kegiatan yang melibatkan dan menyangkut diri mereka.

25

b. Masyarakat Miskin

Kemiskinan dapat diartikan sebagai penduduk miskin, sangat kurang,terpencil, terbelakang, dan tertinggal. Hal ini dikarenakan semakin terpuruk,tidak berdaya, atau tidak mampu dan tidak mempunyai ketahanan sosial dalam menghadapi dampak sosial krisis ekonomi.

Berbagai kerusuhan sosial,penjarahan, kriminalitas, atau perilaku menyimpang lainya merupakan akibat dari adanya ketidakberdayaan masyarakat, baik secara ekonomi,sosial, maupun budaya. Semakin terpuruknya keadaan sosial mereka yang semakin miskin, sengsara, kelaparan, kerkurangan gizi, dan segala bentuk sosial yang membuat mereka kehilangan fungsi sosial yang kerap menjadi pemicu utama.

Peningkatan masyarakat miskin akibat krisis ekonomi menunjukan semakin menikanya ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti untuk kebutuhan makan, pakaian,pendidikan, kesehatan dan rumah (tempat tinggal). Kondisi ini mengakibakan semakin meningkatknya permasalahan sosial lainya, seperti adanya anak-anak jalanan, anak terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas terlantar, pemukiman kumuh dan tempat yang tak layak huni.

Tidak terlepas dari meningkatkatnya angka kemiskinan,pengangguran juga menjadi alasan dan masalah paling mendasar didalam masyarakat. Keadaan miskin yang berlarut-larut dapat melahirkan tingkat pengangguran,begitu juga sebaliknya. Orang miskin dihimpit segala persoalan, seperti rendahnya pendampatan, rendahnya pendidikan, ketrampilan dan akses pelayanan sosial, suli mendapatka

pekerjaan yang layak, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan keluarganya. Permasalahan sosial meningkat seiring dengan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.

Pengangguran dan kemiskinan pada akhirnya menimbulkan disinegrasi sosail seperti terjadinya kerusuhan, konflik, dan perilaku tindak kejahatan yang lainya.

a) Kemiskinan

Kemiskinan adalah fenomena yang sulit dipecahkan karena memunculkan berbagai permasalahan baru seperti kebodohan, pengangguran, kelaparan, kesenjangan sosial, bukan hanya pemenuhan kebutuhan pokok semata, tetapi demand pendidikan juga ikut terabaikan.

Di buktikan dengan angka putus sekolah yang meningkat,bahkan masyarakat miskin tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga menimbulkan pengangguran.Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara, kecuali Negara maju seperti Amerika Serikat. Kemiskinan paling besar terletak pada kelompok tertentu dan kaum perempuan yang umumnya merasa dirugikan. Begitu pula dengan anak-anak, mereka juga menerima karena adanya ketidaksetaraan/ keidakmerataan. Selain itu, kualitas hidup masa depan juga ikut terancam, karena tidak tercukupinya gizi, kesehatan, dan pendidikan.

Istilah miskin menurut Thohir (2008) adalah kondisi yang secara umum menggambarkan suatu rumah tangga, komunitas, atau seseorang yang serba kekurangan, terutama untuk kebutuhan yang paling mendasar. Akibatnya mengalami berbagai keterbatasan baik peran

27

secara sosial, ekonomi, politik, maupun budaya yang dilakukan.

Keterbatasan tersebut dapat terjadi karena akibat dari inernal individu atau rumah tangga yang gagal beradaptasi didalam lingkungan atau dalam merespon perubahan. Dapat terjadi pula lingkunganlah yang melahirkan seseorang menjadi miskin. Kemiskinan oleh Ambar (2004) ditandai dengan adanya masyarakat yang serba terbatas, baik dalam aksesbilitas pada faktor produksi, peluang atapun kesempatan berusaha, pendidikan, serta fasilitas lainya sehingga dalam aktivitas maupun usaha menjadi sangat terbatas. Bank Dunia (2007) mendefinisikan kemiskinan sebagai “poverty is concern with absolute standart of living of part of society the poor in equality refers to relative living standart across the whole society”.

Pandangan kemiskinan oleh Suharto (2007), Kemiskinan merupakan permasalahan kemanusiaan, yang bersifat laten dan actual.Kemiskinan pada dasarnya sudah ada sejak peradaban manusia ada dan sampai sekarang menjadi masalah yang sentral.Kemiskinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi persoalan manusia, seperti Keterbelakangan, kebodohan, keterlantaran, dan kematian dini.

Buta huruf, putus sekolah, anak jalanan, pekerja anak, dan perdagangan manusia “Human Trafficking” tidak dapa dipisah dari masalah kemiskinan. Kata Thohir, dikarenakan berbagai alasan;

Pertama,kemiskinan adalah pilihan: pemilihan seseorang yang lebih mengorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan akhirat dengan mengabaikan kebuuhan duniawi; kedua adalah karena keterpaksaan.

Ada banyak tipologi orang miskin dan penjelasanya. Dari sudut

kepribadian dikarenakan tidak memiliki orientasi hidup, cita-cita hidup, dan rencana-rencana masa depan yang memadai. Pekerjaan di tempatkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Masa depan soal nanti.

Orang seperti ini biasanya idak memiliki potensi untuk mengantisipasi apalagi melakukan perubahan. Biasanya mereka pasif dan sekadar reaktif terhadap perubahan sehingga pasti menjadi pihak yang kalah dalam persaingandan tergilas oleh perubahan itu (Thohir, 2008).

Konsep kemiskinan memiliki banyak arti, berdasarkan perspektif yang digunakan; apakah bermitra sosio-kultural, ekonomi, psikologi,atau politik, bergantung pada faktor penyebabnya, apakah dari faktor budaya, faktor structural. Faktor budaya menyebabkan orang jatuh miskin dikarenakan berbagai hal seperti malas, apatis, atau kurang berjiwa entrepreneurship. Sedang structural disebabkan oleh faktor structure sosial yang tidak adil, korup, paternalistic (Suharto, 2007).

Tambunan (2004) membedakan kemiskinan relatif dan absolut.

Kemiskinan Relatif dikarenakan kondisi masyarakat karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum berdasarkan kondisi suatu Negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus oleh penduduk “termiskin” misalnya 20% atau 40% dari total penduduk yang diurutkan mendapatan/pengeluaran termasuk penduduk relative miskin. Ukuran kemiskinan relative sangat bergantung pada distribusi pendapatan/pengeluaran sehingga dengan menggunakan definisi berarti

“orang miskin hadir bersama kita”.

29

Kemiskinan absolut ditentutan berdasarkan keidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang,kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk dapat bekerja untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan minimum adalah kebutuhan dasar yang dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk atau masyarakat yang pendapatanya berada dibawah garis kemiskinan adalah penduduk miskin. Suyanto (1995) mendefinisikan “ kemiskinan structural adalah kemiskinan yang disebabkan dari struktur atau tatanan kehidupan yang menguntungkan” disebut menguntungkan karena tatanan hanya memunculkan, akan tetapi bersifat lebih lanjut dan juga melanggengkan kemiskinan dimasyarakat. Sedangkan kemiskinan kultural diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah yang membelenggu dan tetap melekat dengan indikator kemiskinan.

b) Dimensi Kemiskinan

Ada dua macam perspektif yang digunakan , yaitu perspektif kultural dan perspekttif situasional. Masing-masing memiliki tekanan, acuan, dan metodologi sendiri dalam menganalisis kemiskinan.

Kemiskinan kultural meliputi tingkat analisis individu, keluarga dan masyarakat. Sedang Situasional dilihat sebagai dampak dari sistem ekonomi yang mengutamakan akumulasi dari produk teknologi modern.

Yang lebih dominan mengutamakan pertumbuhan dan kurang memperhatikan pemerataan hasil pembangunan.

Program pengentasan kemiskinan berdasarkan konsep kemiskinan absolut dicanangkan Bappenas. Konsep ini sudah menghasilkan perubahan ekonomi, politik yang semakin

kompleks,struktur kekuasaan semakin plural, dan nilai-nilai sosial yang mengalami banyak perubahan. Kemiskinan berkaitan dengan faktor kultural, harus bisa meningkatkan etos kerja kelompok miskin, meningkatkan pendidikan agar mempunyai pola piker untuk masa depan, dan menata kembali institusi ekonomi yang dapat mewadahi kebutuhan kelompok miskin. Namun jika masalahnya structural, strategi pembangunannya perlu dirumuskan kembali, agar tidak lagi mementingkan pertumbuhan,namun diupayakan harus lebih mementingkan pemerataan kesempatan.

c) Ukuran Kemiskinan

Kemiskinan bukan lagi suatu hal yang abstrak,kemiskinan merupakan suatu hal yang dapat diukur. Menurut Revallion (2010) ukuran kemiskinan berdasarkan pada norma tertentu. Norma tersebut sangat penting dalam hal pengukuran kemiskinan yang didasarkan oleh konsumsi (Consumption-Based Poverty Line) terdiri dari dua elemen,yaitu:

1. Pengeluaran yang diperlukan uintuk membeli standart giziminimum dan kebutuhan dasar yang lainya;

2. Jumlah kebutuhan sangat bervariasi, mencerminkan biaya partisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Elemen pertama, Biaya untuk mendapatkan kalori minuman dan kebutuhan dilihat dari harga- harga makanan yang menjadi menu golongan miskin. Sedang yang kedua, sifatnya lebih subyektif.

Cara termudah dan paling sederhana untuk mengukur jumlah kemiskinan adalah dengan menghitung jumlah orang miskin sebagai

31

proporsi dan populasi. Cara yang lazim dengan Headcount Indexhal ini sangat bermanfaat, namun sering kali dikritik, karena mengabaikan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Dengan kata lain, kesenjangan kemiskinan pendapatan atau poverty gap digunakan untuk mengatasi kelemahan Headcount Index (Meier, 1995). Poverty gap menghitung transfer yang akan membawa pendapatan setiap penduduk miskin hingga ditingkat garis kemiskinan sehingga kemiskinan dapat dikurangi.

Badan Statisik (2008) garis kemiskinan disesuaikan dengan wilayah pedesaan dan perkotaan serta kabupaten/kota diseluruh Indonesia. Studi penentuan kriteria penduduk miskin (SPKPM), untuk mengetahui karakteristik rumah tangga yang mampu mencirikan kemiskinan secara konseptual (pendekatan kebutuhan dasar/garis kemiskinan). Hal ini sangat penting karena pengukuran makro (basic needs) tidak dapa digunakan untuk mengidentifikasi rumah tangga/penduduk miskin dilapangan. Informasi berguna untuk penentuan sasaran rumah tangga program pengentasan kemiskinan.

Adapun enam variabel yang dianggap layak dan operasional untuk penentuan rumah tangga miskin.

Adapun ciri-ciri masyarakat yang tergolong miskin menurut Suharto (2007) sebagai berikut :

a) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan,sandang, dan papan)

b) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainya (kesehatan,pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).

c) Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga)

d) Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

e) Rendahnya SDM dan keterbatasan sumber alam f) Keterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat

g) Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan

h) Ketidakmampuan untuk berusaha karena caca fisik maupun mental i) Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar,wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal, dan terpencil).

B. Tinjauan Emperis

Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penilitian terdahulu, maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian yang akan digunakan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

33

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO NAMA

(TAHUN)

Judul Metode Hasil

1. Aulia Fadila Nur (2017)

Peran Program Keluarga Harapan (PKH)

Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Bojong

Kecamatan Pamengungpeuk

Kabupaten Garut.

Metode yang digunakan

pada penelitian

adalah metode deskriktif

Menunjukkan peranan program keluarga harapn

(PKH) melalui bidang kesehatan dan bidang pendidikan mengalami peningkatan yang psotif bagi

masyarakatnya yang membawa kesejahteraan.

2. Munawwarah Sahib (2016)

Pengaruh Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH)

Terhadap Penanggulangan

Kemiskinan di Kecematan

Bajeng Kabupaten

Gowa

Jenis penelitian

yang digunakan

adalah kombinasi

(mix) kuantitatif

dan kualitatif

1. Penelitian menunjukkan bahwa

Program Keluarga Harapan yang dilaksanakan di Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari seluruh kegiatan dalam pelaksanaan

kebijakan tersebut yang dapat di jalankan dengan baik

2. Penelitian menunjukkan bahwa

Program Keluarga Harapan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap penanggulangan

kemiskinan di Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa denga persentase

38,4%

3. Liyan D.Biadihi

(2018)

Peran Program Harapan (PKH)

Dalam Penanggulangan

Jenis penelitian

yang digunakan

1. Mekanisme Program Keluarga Harapan (PKH)

Kemiskinan Di Kecamatan

Kabila Kabupaten Bone Bolango Provinsi

Gorontalo

adalah kategori

studi lapangan

(field research) dan bersifat

kualitatif.

sebagai arah untuk merealisasikan

agar Program Keluarga Harapan berjalan

dengan baik.

2. Peran Program Keluarga Harapan (PKH),

dalam penanggulangan kemiskinan,sudah

maksimal dalam pembagian bantuan atau sudah mencapai

sasaran dengan baik karena peran

PKH meningkatkan kualitas sumber

daya manusia terutama pada

kelompok masyarakat

miskin.

4. Ayu Kiswati (2020)

Peran Program Pendamping

Keluarga Harapan (PKH)

Dalam Membantu Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Melalui Kegiatan Rutin

Pertemuan Penigkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)

Kelurahan Blotongan, Sidorejo, Salatiga Tahun

2020

Jenis penelitian

yang digunakan

adalah kualitatif

Mengubah persfektif, pola pikir , serta membangun kesadaran,serta membangun

kesadaran peserta KPM terkait pentingnya kesehatan,

dan pendidikan.

35

5. Akhyaruddin Purba (2019)

Peranan Program Keluarga Harapan Terhadap penanggulangan

Kemiskinan Di Kelurahan

Sijambi Kecamatan Datuk Bandar Kota Tanjung

Balai

Jenis penelitian

yang digunakan

ini adalah kombinasi

(mix) kuantitatif

dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan Program Keluarga Harapan

yang dilaksanakan di Kelurahan Sijambi Kecamatan Datuk Bandar berjalan dengan sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari seluruh kegiatan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut yang dapat dijalankan dengan baik.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir merupakan alur pikir yang logis yang dibuat dalam bentuk diagram dengan tujuan untuk menjelaskan secara garis besar pola substansi penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka pikir dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian dan mempresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep atau variabel tersebut. Adapun dalam penelitian ini, penulis akan meneliti mengenai“

Pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar”, dan akan mengkaji mengenai dua permasalahan yaitu;

Pertama, mengenai pelaksanaan program keluarga harapan di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Kedua, mengenai peningkatan ekonomi program keluarga harapan terhadap masyarakat miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Program Keluarga Harapan

Peningkatan program keluarga harapan Pelaksanaan program

keluarga harapan

Masyarakat miskin

37

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriktif. Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif adalah peneltian dimana peneliti ditempatkan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisis data bersifat induktif (Sugiono.2010:9). Dasar pemikiran digunakan metode ini adalah karena penelitian ini ingin mengetahui tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah dan bukan dalam kondisi terkendali, labolatoris dan experimen disamping itu, karena peneliti perlu untuk langsung terjun kelapangan bersama objek penelitian sehingga jenis penelitian kualitatif deskriptif kiranya lebih tepat digunakan.

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu gambaran deskriptif mengenai dinamika resiliensi pada pelaksanaan program keluarga harapan di Desa Reenggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar, dengan menggunakan metode ini maka peneliti akan mendapatkan data secara utuh dan deskripsikan dengan jelas sehingga hasil penelitian ini benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Renggeang Kecematan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih selama dua bulan yaitu bulan November – Desember 2020.

C. Jenis Data Dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Data Kualitatif adalah data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif dalam penelitian ini,seperti konsep atau teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, salah satu teori yang digunakan adalah teori Pelaksanaan Program keluarga harapan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari responden penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data secara langsung sebagai sumber informasi yang dicari.

Adapun yang termasuk dalam data primer ini adalah hasil angket yang diperoleh dari responden.

b) Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Sehingga sumber data ini bersifat penunjang dan melengkapi data primer.

Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, seperti literatur atau buku, jumlah Keluarga Sangat Miskin (KSM) Kabupaten

39

POLMAN penerima manfaat PKH (Program Kerja Harapan).

D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karatekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimliki oleh subyek/obyek tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga miskin di Desa Renggeang yang menjadi obyek sasaran Program Keluarga Harapan dan telah terdaftar 121 sebagai peserta PKH.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono: 2011). Apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Adapun rumus yang digunakan adalah 𝑛 =

𝑁

1+𝑁.𝑒2 (Sugiyono: 2011).

𝑛 = 121

1 + (121𝑥0,1)2

𝑛 = 121

1 + (121𝑥0,01)

𝑛 = 121 1 + 1,21 𝑛 = 121

2,21 𝑛 = 54

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel sebesar 54 responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian. Peneliti menggunakan beberapa metode, sebagai berikut:

a. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pelaksanaan Program Keluarga Harapan dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar, dengan cara memberikan daftar pernyataan tertulis kepada responden kemudian diisi oleh responden dan pada akhirnya hasil angket tersebut dikualitatif berupa angka. Hasil angket didapatkan dari responden yang dalam hal ini menjadi sampel penelitian yaitu masyarakat miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Penggunaan dokumentasi pada penelitian ini

41

untuk memperoleh kevalidan data dan mengukur kelayakan data untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaa Program Keluarga Harapan Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Hal-hal yang berkaitan dengan dokumentasi antara lain seperti profil Kabupaten Polewali Mandar, Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

c. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menumpulkan data penelitian bahan wawancara (interview) ini adalah suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan Terwawancara yang memberikan jawaban pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini yang dijadikan terwawancara merupakan Kepala Desa dan Pendamping PKH di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, dilakukan dengan cara menggabungkan jawaban-jawaban dan pendapat. Untuk data yang bersifat kualitatif akan dianalisis dengan cara sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Proses ini bertujuan untuk mengefesienkan waktu, biaya, proses pencarian data dan lain sebagainya dalam penelitian. Agar penelitian ini tidak keluar dari tujuan awal, maka harus tahu terlebih dahulu data apa yang kita butuhkan. Dalam hal ini data yang dibutuhkan yaitu tentang program

Dalam dokumen peran program keluarga harapan (pkh) dalam (Halaman 41-57)

Dokumen terkait