BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Modernisasi dalam Sistem Pendidikan Pondok Pesantren (Studi di
Margo Tulang Bawang)
67 Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang
Modernisasi telah merambah berbagai bidang kehidupan umat manusia termasuk pesantren. Modernisasi suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan di masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, di mana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan oleh Peneliti melalui pengamatan di Pondok Pesantren Darul Ishlah tentang tujuan khusus modernisasi dalam sistem pendidikan pondok pesantren, maka didapatkan beberapa penjelasan sebagai berikut:
Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan tertua yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Meskipun berbagai institusi pendidikan bermunculan dengan berbagai tawaran program dan keahlian, namun tampaknya pondok pesantren masih akan tetap eksis, karena memiliki penunjang tersendiri. Dukungan tersebut tidak serta merta diperoleh tanpa usaha keras lembaga ini.Sampai saat ini banyak pesantren yang masih konsisten kepada tafaqquh fiddien, mengajarkan ilmu-ilmu agama guna mempersiapkan calon-calon ulama, da’i atau ustadz.Namun banyak pula pesantren melakukan inovasi baru dengan menyelenggarakan pendidikan madrasah dan sekolah umum bahkan merambah kepada pendidikan ketrampilan (sekolah formal). Diversifikasi pendidikan di pondok pesantren semacam ini sebenarnya sebagai respon pesantren atas tuntutan masyarakat bahwa pendidikan apapun jenisnya, hendaknya bisa membekali peserta didik dengan materi-materi yang bermanfaat ketika peserta didik tersebut sudah benar-benar dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Pada awal kemunculan pesantren, lembaga ini memang betul-betul dekat dengan masyarakat, karena kemunculannya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Namun kini banyak cibiran sinis yang dialamatkan pada pesantren. Dengan demikian, paling tidak, cibiran itu mengindikasikan, bahwa hubungan pesantren dengan masyarakat, bukan tanpa masalah sama
sekali, terutama terkait kedekatan dan kiprah nyatanya dalam pengembangan masyarakat. Keadaan di atas menunjukkan bahwa pondok pesantren selayaknya selalu bersinergi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.Hal ini pula yang menuntut adanya peran pesantren dalam kehidupan masyarakat agar dapat terus diintensifkan.68
Eksistensi pesantren yang cukup penting bagi kelangsungan tradisi lokal dan paham ahlussunnah wal jamaah mendorong para ulama untuk mendirikan sebuah organisasi.Maka muncullah Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad, dan sebagainya. Para ulama saat itu berpendapat bahwa pesantren-pesantren yang mempunyai kekuatan parsial perlu berkumpul dan berorganisasi sehingga mampu memunculkan kekuatan besar yang efektif untuk mempertahankan kepentingan dan mewujudkan idealisasi komunitas pesantren. Keberadaan pesantren pada suatu kondisi sosial masyarakat tertentu tidak terlepas dari peran serta pondok pesantren dalam proses pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Baik itu pemberdayaan dalam aspek keagamaan, ilmu pengetahuan dan perekonomian. Keberhasilan pesantren mendapatkan perhatian dari masyarakat luas tidak lepas dari strategi dakwah pesantren yang dikemas dalam idiom-idiom lokal dan kultural.
Substansinya adalah komitmen untuk membangun peradaban yang berbasis tradisi, ilmu pengetahuan, ekonomi dan politik kebangsaan.
Pondok Pesantren Darul Ishlah yang berada di desa Purwajaya Kabupaten Tulang Bawang , sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang cukup tersohor di Desa Purwajaya, selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi para santrinya agar kelak mereka bisa menjadi panutan ketika mereka terjun di masyarkat. Disamping itu pondok pesantren Darul Ishlah juga berupaya untuk meningkatkan perannya di tengah masyarakat dengan cara peningkatan kualitas hidup masyarakat salah satunya melalui pembelajaran pendidikan Islam yang diperuntukkan kepada
68 Dokumentasi Observasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Desa Purwajaya Kecamatan banjar Margo
masyarakat di sekitar pondok pesantren maupun masyarakat di Desa Purwajaya secara umum. Peningkatan peran pesantren melalui pembelajaran pendidikan agama Islam ini, dimaksudkan agar kepedulian masyarakat dan rasa memiliki terhadap pesantren bisa semakin tumbuh dan meningkat. Hal ini tentunya memiliki dampak posistif terhadap pesantren karena dengan demikian keberadaan pesantren Darul Ishlah bisa semakin diterima oleh masyarakat dan manfaatnya juga bisa dirasakan oleh masyarakat.
Adapun ilmu-ilmu yang diajarkan dalam pesantren-pesantren walaupun belum berkembang menjadi ilmu yang lebih mapan, telah mampu memberi dasar pola hidup kebudayaan dan peradapan. Disamping untuk mendalami ilmu agama, pondok pesantren sekaligus mendidik masyarakat di dalam asrama, yang dipimpin langsung oleh seorang kyai karena itu peranan pesantren sangat perlu untuk ditampilkan.
Pada dasarnya pondok pesantren mendidik pada santrinya dengan ilmu agama Islam agar mereka menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu yang mendalam dan beramal sesuai dengan tuntutan agamanya. Namun fungsinya sebagai sosialisasi nilai-nilai dari ajaran Islam ini tidaklah cukup bagi suatu pesantren untuk mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang sudah berkembang dan modern, bahkan untuk bertahan saja ia harus berani beradaptasi dengan arus perubahan-perubahan sosial yang sangat pesat ini. Sehingga secara bertahap sistem pendidikan pesantren mampu berintegrasi dengan sistem pendidikan nasional.
Pondok pesantren Darul Ishlah tidak hanya membekali santrinya dengan pengetahuan agama saja, akan tetapi sudah mulai membekali santrinya dengan keterampilan-keterampilan seperti pertanian, hal ini terutama didasari oleh adanya tuntutan masyarakat yang menghendaki adanya output yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan itu terampil dan siap pakai.
Selain mengajarkan pelajaran agama, pesantren juga menekankan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan di hadapan Allah SWT, rasa percaya diri dan bahkan berani hidup mandiri. Para alumni pesantren
pesantren tidak berkeinginan menduduki jabatan yang ada di pemerintahan dan karenanya hampir tidak dapat dikuasai oleh pengusaha.
Pada sistem pendidikan modern ini aspek kemajuan pesantren tidak dilihat dari figur seorang kyai dan santri yang banyak, namun dilihat dari aspek keteraturan administrasi pengelolaan, misal sedikitnya terlihat dalam pendataan setiap santri yang masuk sekaligus laporan mengenai kemajuan pendidikan semua santri.
Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan oleh Peneliti dengan Ustad Pondok Pesantren Darul Ishlah tentang tujuan khusus modernisasi dalam sistem pendidikan pondok pesantren, maka didapatkan beberapa penjelasan sebagai berikut:
1. Merevitalisasi Paradigma pendidikan pesantren
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan pengasuh dan ustad pondok pesantren Darul Ishlah diketahui bahwa cara pola kepemimpinan dan pola pengajaran pondok pesantren agar pesantrren tetap eksis dan ikut mewarnai dinamika perubahan zaman, hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan berikut ini:
“Saya melakukan cara pola kepemimpinan pesantren untuk mencapai model perencanaan SDM yang lebih komprehensif. Saya pun merencanakan dan menyiapkan SDM yang unggul dan siap bersaing. Supaya para santri mampu memanfaatkan dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang yang spesifik”.69
“Saya melakukan cara pola pengajaran diperlukannya inovasi- inovasi baru dengan tidak keluar dari kerangka berfikir islam yang memberikan pencerahan dan percepatan penguasaan ilmu pengetahuan santri di pesantren”.70
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa di pondok
69Hasil Wawancara dengan Bapak Waluyo selaku pengurus pondok pesantren Darul Ishah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang, pada tanggal 07 Desember 2018.
70 Hasil Wawancara dengan Bapak Riyan selaku ustad pondok pesantren Darul Ishlah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang, pada tanggal 07 Desember 2018.
pesantren Darul Ishlah mengupayakan untuk diprosesnya agar pesantren tetap unggul dalam mengikuti perubahan zaman. Dan bertujuan untuk menumbuhkan generasi pembelajar yang mempunyai pondasi keilmuan dipesantren.
2. Menyelaraskan antara iptek dan imtaq
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan pengurus dan ustad pondok pesantren Darul Ishlah diketahui bahwa pondok pesantren memadukan sistem pendidikan yang baru dengan yang lama dalam menyelaraskan antara iptek dan imtaq yaitu dengan menggunakan modernisasi sistem pendidikan, hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan berikut ini:
“Seperti kita ketahui didalam pondok terkenal dengan keislaman yang mengenal dengan kitab kuning, dengan memasukkan sistem pendidikan baru dalam dunia pendidikan islam bukan berarti melepaskan yang lama karena pada pendidikan pesantren itu justru ada yang perlu ditumbuhkembangkan kembali. Tidak semua yang lama harus ditinggalkan”.71
“Di dalam pesantren ini tidak hanya mempertahankan pelajarannya dengan kitab-kitab klasik tetapi kita juga menerapkan sistem pengajaran klasikal atau memberikan ilmu pengetahuan umum dan agama. Seperti contoh dengan adanya tambahan pelajaran umum dan tidak meninggalkan program salafnya”.72
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pondok pesantren Darul Ishal pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional . Pondok pesantren sudah menggunakan sistem pendidikan, yaitu diantaranya dapat dilihat dengan cara berpikir ilmiah, sistem administrasi, penciptaan iklim yang menyenangkan penggunaan alat-alat komunikasi massa, organisasi, dan kurikulum.
71 Hasil Wawancara dengan Bapak Waluyo selaku pengurus pondok pesantren Darul Ishah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang, pada tanggal 07 Desember 2018.
72Hasil Wawancara dengan Bapak Riyan selaku ustad pondok pesantren Darul Ishlah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang, pada tanggal 07 Desember 2018.
3. Upaya menghilangkan dualisme pendidikan.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah diketahui bahwa pondok pesantren dalam upaya menghilangkan dualisme pendidikan yaitu dengan berusaha menyempurnakan sistem pendidikan islam yang ada di pondok tersebut, hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan berikut ini:
“Jadi dalam upaya menghilangkan dualisme pendidikan saya berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren Darul Ishlah, dengan tujuan agar para santrinya bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka memiliki kemampuan yang siap pakai. Dengan adanya modernisasi pendidikan pesantren akan menghilangkan dualisme pendidikan yaitu antara yang menitikberatkan ilmu modern dan pendidikan yang hanya memfokuskan diri pada ilmu tradisional.
Upaya menghilangkan dualisme pendidikan tersebut tidak terlepas dari usaha menghilangkan pembagian keilmuan saat sekarang”.73 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam upaya menghilangkan dualisme pendidikan, yaitu berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di lingkungan pondok tersebut. Tujuannya yaitu agar para santri dapat beradaptasi dalam setiap perubahan peradaban dan dapat diterima di masyarakat.
4. Mereformasi sistem sorogan dan bandongan menjadi sistem klasikal dan penjenjangan
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, yaitu dalam mereformasi sistem sorogan dan bandongan menjadi sistem klasikal dan penjenjangan yang dilakukan pondok pesantren Darul Ishlah yaitu:
“Setiap Pelaksanaan pengajaran kitab yang kami laksanakan yaitu secara bertahap, dari kitab-kitab yang dasar yang merupakan kitab- kitab pendek dan sederhana, kemudian ketingkat lanjutan menengah dan baru setelah selesai menginjak kepada kitab-kitab takhasus, dan dalam pengajarannya dipergunakan metode-metode seperti, sorogan, bandongan, hafalan, mudzakaroh dan majlis
73 Hasil Wawancara dengan Bapak Waluyo selaku pengurus pondok pesantren Darul Ishah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang, pada tanggal 07 Desember 2018
ta’lim dan lain sebagainnya. Mengubah sistem klasik (bandongan) menjadi sistem klasikal santri akan dapat lebih mencerna ilmu dan dapat langsung bertanya pada guru yang mengajar karena adanya pembagian santri dalam setiap kelas. Berbeda halnya dengan sistem klasik bandongan yang hanya menyediakan satu tempat belajar mengajar dengan hanya satu orang”.74
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam mereformasi sistem sorogan dan bandongan menjadi sistem klasikal dan penejenjangan yang dilakukan oleh pondok pesantren Darul Ishlah yakni dengan melakukan pelaksanaan pengajaran kitab secara bertahap, disamping itu pondok pesantren menggunakan metode-metode seperti hafalan, mudzakaroh, dan majlis ta’lim.
5. Membuat kurikulum yang lebih jelas
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, yaitu yang dilakukan pondok pesantren dalam membuat kurikulum yang lebih jelas yaitu dengan cara mengadopsi kurikulum dan lembaga sekolah, yaitu dapat diktehui dari penjelasan dibawah ini:
“Kami sudah berusaha melakukan mengadopsi kurikulum dari lembaga sekolah, hubungan ideal antara keduanya perlu dikembangkan. Kesadaran dalam mengembangkan bentuk kedua ini, nampak sudah mulai tumbuh di kalangan umat Islam. Namun kami menyadari dalam kondisi riil, keberadaan pesantren yang telah mengadopsi kurikulum sekolah (madrasah), termasuk di pondok kami, ternyata belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan”.75
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pondok pesantren Darul Ishlah sudah berusaha membuat kurikulium yang lebih jelas, yaitu dengan cara mengadopsi kurikulum dari lembaga sekolah, namun pondok pesantren menyadari dalam mengadopsi kurikulum belum
74 Hasil Wawancara dengan Bapak Waluyo selaku pengurus pondok pesantren Darul Ishah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang, pada tanggal 07 Desember 2018
75 Hasil Wawancara dengan Bapak Waluyo selaku ustad pondok pesantren Darul Ishah Desa Purwajaya Kecamatan Banjar Margo Tulang Bawang, pada tanggal 07 Desember 2018
sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan.