• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Dalam dokumen BUKU AJAR HUKUM BISNIS (Halaman 142-148)

HUKUM KEPAILITAN

E. Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

pengadilan tentang kepailitan maka sitaan tersebut batal.

Untuk memperkuat hal tersebut hakim pengawas dapat diminta untuk melakukan pencoretan suta. Hal ini sesuai dengan Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Kepailitan.

terkait dengan PKPU tersebut. Dalam kepailitan apabila debitor telah dinyatakan pailit maka debitor akan kehi- langan wewenang untuk mengurus dan mengalihkan harta kekayaannya apabila harta tersebut telah masuk kedalam harta pailit. Berdasarkan Undang-Undang Ke pailitan kewenangan tersebut akan jatuh kepada kurator.35

Adapun PKPU dapat diajukan baik oleh pihak debitor maupun kreditor. Bagi debitor, untuk dapat mengajukan PKPU bukan hanya setelah pihak debitor tidak dapat melanjutkan pembayaran utang-utangnya, tetapi ketika debitor memperkirakan tidak dapat untuk melanjutkan pembayaran utang-utangnya ketika telah jatuh waktu dan dapat ditagih, maka debitor dapat mengajukan permohonan pailit. Dalam hal kepailitan dimohonkan oleh pihak kreditor, maka menurut Pasal 222 ayat (3) dapat diajukan apabila secara nyata debitor tidak lagi membayar utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada kreditor.36 Apabila ditelaah sekalipun Pasal 222 ayat (3) Undang-Undang Kepailitan dan PKPU memungkinkan pengajuan PKPU diprakarsai oleh pihak kreditor namun rencana perdamaian tidak diajukan oleh pihak kreditor melainkan pihak debitor.37

Tujuan dari adanya PKPU sesungguhnya memberikan kesempatan kepada debitor yang diperkirakan masih mampu membayar utang-utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih untuk mengadakan perdamaian/

accord dengan seluruh kreditor konkuren. Oleh karena

35 Ibid, hlm.330

36 Ibid, hlm.331

37 Ibid, hlm.336.

itu isi dari accord bisa termasuk restrukturisasi utang- utang/piutang kreditornya namun dengan jangka waktu 270 hari. Maksud dari 270 hari sesungguhnya buka waktu untuk melunasi utang sampai dengan selesai. Maksud dari 270 hari adalah jangka waktu untuk proses penye- lesaian utang. Jangka waktu 270 hari adalah proses untuk mencapai kesepakatan apakah pihak kreditor dan debitor bersepakat dilakukannya restrukturisasi utang. Namun apabila dalam kurun waktu 270 hari tidak ada kese- pakatan maka terhadap debitor dapat langsung dijatuhkan penetapan pailit.38

Adapun prosedur permohonan PKPU dapat diuraikan sebagaimana berikut:39

1. Permohonan penundaan kewajiban membayar utang diajukan ke Pengadilan Niaga di tempat kedudukan Debitor dan ditandatangani oleh Debitor bersama-sama dengan kuasa hukumnya. Permohonan tersebut dapat bersama-sama dengan kuasa hukumnya. Permohonan tersebut dapat bersama-sama dilampirkan rencana perdamaian atau setelah permohonan tersebut. Pro- posal rencana perdamaian tersebut agar para pihak dapat mempertimbangkan rencana perdamaian misal- nya dengan jalan melakukan restruktrurisasi utang- utangnya.

2. Apabila permohonan pailit dan permohonan PKPU pada saat yang bersamaan, maka permohonan penundaan

38 Edward Manik, Cara Mudah Memahami Proses Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (dilengkapi dengan Studi Kasus Kepailitan), Mandar Maju, Bandung, 2012, hlm. 141

39 Ibid, hlm. 145-146

pembayaran utang harus diputuskan terlebih dahulu dan Pengadilan Niaga wajib mengabulkan permohonan tersebut dan menunjuk seorang hakim pengawas dan mengangkat seorang atau lebih pengurus yang nantinya bersama dengan pengurus untuk mengurus harta debitor.

3. Segera setelah putusan PKPU sementara diucapkan, Pengadilan Niaga melalui pengurus harus segera memanggil Debitor dan Kreditor yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui kurir untuk menghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling lama di hari yang ke-45 setelah putusan PKPU sementara.

Setelah itu pengurus harus segera mengumumkan putusan penundaan sementara pembayaran utang dalam Berita Negara dan dalam satu atau lebih surat kabar yang ditunjuk oleh hakim pengawas dan pengumuman itu juga memuat undangan untuk hadir di sidang yang akan datang yang merupakan rapat permusyawaratan hakim. Pengumuman itu harus dilakukan dalam waktu paling lamvat 21 hari sebelum tanggal sidang yang akan datang.

4. Dalam sidang yang akan datang, pemungutan suara di antara kreditor konkuren terhadap rencana perdamaian dapat dilakukan apabila Pengadilan Niaga telah menentukan:

• Hari pada saat mana paling lambat tagihan-tagih- an yang terjena penundaan pembayaran utang harus disampaikan kepada pengurus; dan

• Tanggal dan waktu rencana perdamaian tersebut diputuskan dalam rapat permusyawaratan

hakim.

Hari sidang antara waktu penyampaian tagihan dan tanggal pemutusan rencana perdamaian tersebut, harus ada jarak 14 hari.

5. Dalam hal tidak dipenuhinya persyaratan dalam poin 1 tersebut di atas, atau apabila belum diberikan suara oleh kredito terhadap rencana perdamaian, maka debitor dapat meminta agar kreditor menentukan apakah memberikan atau menolak penundaan kewajiban pembayaran utang secara tetap, untuk memungkinkan pengurus, debitor dan para kreditor untuk mempertimbangkan dan menyetujui rencana perdamaian pada sidang yang akan datang

6. Dalam hal PKPU tetap tersebut disetujui, maka PKPU tetap tersebut berikut perpanjangannya tidak boleh melampaui waktu maksimal 270 hari terhitung sejak putusan Pengadilan Niaga tentang penundaan kewajiban pembayaran utang. Persetujuan terhadap penundaan kewajiban pembayaran utang secara tetap ini beserta perpanjangannya ditetapkan oleh Pengadilan Niaga berdasarkan persetujuan lebih dari setengah kreditor konkuren yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 dari bagian yang diakui atau sementara diakui yang hadir.

7. Dalam hal kreditor konkuren tidak menyetujui penundaan kewajiban pembayaran utang, secara tetap atau perpanjangannya, apabila sudah melebihi waktu maksimu 270 hari atau jumlah hari yang telah ditetapkan belum juga tercapai persetujuan terhadap

rencana perdamaian, maka atas pemberitahuan oleh pengurus Pengadilan Niaga harus menyatakan bahwa Debitor dinyatakan pailit selambat-lambatnya pada hari berikutnya.

8. Pernyataan bahwa debitor telah pailit tersebut wajib diumumkan dalam surat kabar harian di mana permohona penundaan kewajiban pembayaran utang telah diumumkan berdasarkan Pasal 215 Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004 atas Keputusan Pailit tersebut tidak dapat diajukan kasasi ataupun peninjauan kembali (lihat Pasal 290 UU No.37 Tahun 2004). Mengapa tidak dibuka upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali terhadap putusan pailut setelah penundaan kewajiban pembayaran utang tersebut? Karena, dengan diajukannya permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang berarti debitor sudah mengakui bahwa dia dalam keadaan berhenti membayar utang-utangnya.

Adapun pengakhiran dari Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dapat berakhir karena beberapa keadaan yang antara lain:

1. Karena kesalahan debitor

2. Dicabut karena keadaan harta ditor sudah membaik

3. Berakhir karena tercapai perdamaian

4. Berakhir karena rencana perdamaian ditolak 5. Berakhir karena perdamaian tidak disahkan oleh

pengadilan niaga

6. Berakhir karena penundaan kewajiban pem- bayaran utang dibatalkan

7. Berakhir setelah masa penundaan kewajiban pembayaran utang terlampaui

8. Berakhir karena tidak tercapai perdamaian 9. Berakhir karena penundaan kewajiban pemba-

yaran utang secara tetap tidak disetujui oleh kreditor

Dalam dokumen BUKU AJAR HUKUM BISNIS (Halaman 142-148)