38 seperti mengambil inisiatif dan menyuap orang-orang yang terlibat agar lulus tes dan mendapatkan sertifikat registrasi
Penyelesaian kasus :
Seharusnya sebagai seorang perawat yang mengikuti uji kompetensi dan sudah berjanji untuk tidak akan melakukan tindakan kecurangan dalam bentuk apapun saat melakukan tes uji kompetensi guna mendapat surat tanda registrasi.
Untuk pihak yang bersangkutan seharusnya tidak menerima segala bentuk gratifikasi apapun dari mahasiswa perawat atau pun peserta uji kompetensi.
BAB III
39 Keperawatan merupakan suatu profesi yang memiliki khazanah pengetahuan yang jelas dan landasan pendidikan yang kuat sehingga dapat dikembangkan ke jenjang yang setinggi-tingginya.
Profesi keperawatan yang diakui oleh profesi lain mempunyai kewajiban berperan aktif dalam sistem pelayanan kesehatan dan lebih mengembangkan dirinya agar diakui masyarakat.
Arah pendidikan keperawatan adalah meningkatkan mutu tenaga keperawatan profesional akademik dan pelatihan profesi.
Hal ini juga menyebabkan praktik keperawatan mencakup beragam praktik dalam rangkaian praktik berbeda di mana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Sebagai anggota tim perawatan, perawat terus mengembangkan otonomi dan rasa hormat mereka. Ketika fokus keperawatan meluas, peran perawat pun meningkat.
Issue keperawatan sebagai suatu profesi mencakup perkembangan aspek keperawatan yang menjadi ciri keperawatan sebagai suatu profesi, seperti pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Oleh : Andi Ali Mukti Pratama
A. Etika Profesional dalam Keperawatan
Sebagai perawat, pekerjaan kita bukan hanya tentang merawat tubuh pasien, tetapi juga tentang memperlakukan mereka dengan penuh rasa hormat dan peduli. Agar perawat dihargai oleh pasien, keluarga pasien, dan bahkan rekan kerja, kita harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan. Ini berarti melakukan pekerjaan dengan hati yang tulus, mengikuti standar profesional, dan memastikan pasien merasa aman dan dihargai. Sikap seperti ini tidak hanya akan membuat pasien merasa lebih baik, tetapi juga bisa meningkatkan kualitas perawatan yang mereka terima. Intinya, saat perawat bekerja dengan etika yang baik, pasien bisa merasa lebih nyaman dan percaya bahwa mereka dalam tangan yang aman.
B. Perbedaan antara Moral dan Etika
Moral dan etika seringkali terdengar mirip, tapi sebenarnya berbeda.
Moral lebih berkaitan dengan nilai-nilai pribadi kita—apa yang kita anggap benar atau salah, berdasarkan budaya, agama, atau pengalaman hidup kita. Etika
40 adalah pedoman atau aturan yang membantu kita menentukan apakah tindakan kita itu baik atau tidak dalam konteks profesional. Dalam pekerjaan keperawatan, etika sangat penting untuk membuat keputusan yang adil dan manusiawi, supaya kita bisa merawat pasien dengan cara yang paling tepat.
C. Advokasi, Loyalitas, dan Akuntabilitas dalam Keperawatan Sebagai perawat, ada tiga hal penting yang harus selalu kita ingat:
Advokasi (Membela Hak Pasien): Kita harus selalu membela hak pasien, memastikan mereka mendapatkan informasi yang jelas tentang kondisi mereka, dan memberikan dukungan saat mereka membutuhkan. Kita adalah suara mereka, terutama ketika mereka merasa lemah atau bingung.
Loyalitas (Setia pada Pasien dan Profesi): Kita harus setia pada pasien, memastikan mereka mendapatkan perawatan terbaik, dan setia pada profesi kita dengan selalu melakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita.
Akuntabilitas (Tanggung Jawab): Kita bertanggung jawab atas setiap tindakan yang kita ambil. Ini berarti kita harus bisa menjelaskan dengan jujur jika ada hal yang salah, dan belajar dari kesalahan untuk tidak mengulanginya.
Dengan memegang prinsip-prinsip ini, kita tidak hanya menjadi perawat yang profesional, tetapi juga perawat yang penuh kasih sayang dan dapat dipercaya.
Dengan cara ini, pasien merasa dihargai dan mereka akan merasa lebih aman dalam proses penyembuhan mereka.
3.2 SARAN
Perawat dapat memilih berbagai metode, bahan, dan media yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan kesehatan.
Sumber daya tersebut harus ditinjau dan dievaluasi kesesuaiannya dengan target audiens.
41 Menerima gagasan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses interaktif Kunci pemenuhan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor internal dan eksternal.
Untuk mengetahui tren permasalahan kesehatan masyarakat seperti pelayanan kesehatan di rumah, perawatan di rumah, perawatan keluarga, dan pondok kesehatan desa (ponkes) di Indonesia dan dunia.
42
DAFTAR PUSTAKA
Andi Ali Mukti Pratama.(2015, Januari 02): “konsep moral dalam praktik keperawat an.”
Diakses dari
https://unriyo.academia.edu/AndiAliMuktiPratama?swp=tc-au-10090817 Scribd “Tren Dan Isu Pendidikan Keperawatan.”
https://id.everand.com/document/434448046/Tren-Dan-Isu-Pendidikan-Keperawatan Olivia, L. (2021). Implementasi Nilai Pancasila sebagai Sumber Etika, Moral dan
Karakter Dalam Penerapan Pelayanan Kesehatan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(2), 113–121. Diakses dari https://ejournal.umpri.ac.id/index.php/JIK/article/view/1478.
Nafisah, A. D., Sobah, A., & Yusuf, N. A. K. (2022). Pentingnya Penanaman Nilai Pancasila dan Moral pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 1-10.
Diakses dari https://pdfs.semanticscholar.org/.
Palinggi, S., & Ridwany, I. (2020). Peran Nilai-Nilai Moral Pancasila dalam Kemajuan Teknologi di Era Milenium. Pendidikan Bela Negara.
Kartini, D., & Dewi, D. (2021). Implementasi Pancasila dalam Pendidikan Sekolah Dasar.
Jurnal of Education, Psychology and Counseling, 3(2), 123-130. Diakses dari https://scholar.archive.org/.
Amelia, L., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai Pancasila sebagai Pendidikan Moral bagi Anak Bangsa. Jurnal Pendidikan Dan Teknologi Indonesia, 5(1), 45-52.
Ainun, S. I., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Peran Nilai Pancasila Sebagai Landasan Pendidikan Moral Bagi Generasi Muda. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 123130.
Sari, N. Y. (2021). Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Bangsa: Pentingnya Rumusan Butir-Butir Pancasila sebagai Dasar Pendidikan Moral dan Pemersatu Keberagaman Bangsa. Tarbawi Ngabar: Jurnal of Education, 6(1), 45-52
Ruslan, R. (2020). Penanaman Pendidikan Moralitas dan Nilai Pancasila Anak Usia Dini dalam Perkembangan IPTEK. Abdimas: Papua Journal of Community Service, 4(1), 1- 8.
Kurniawaty, J. B., & Widayatmo, S. (2021). Membumikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. Jurnal Kebhinnekaan dan Pendidikan, 5(1), 15-22.
Rachmah, H. (2013). Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa yang
Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. E-Journal WIDYA Non-Eksakta, 1(1), 7-14. Diakses dari https://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/psga/article/view/18476.
Harun, C. Z. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(1), 15- 22.