• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Penyajian Data dan Analisis Data

lemah Perubahan Prioritas Permendes Pembangunan dan Migrasi Daerah Tertinggal Nomor 6 Tahun 2020 Perda Pembangunan dan Migrasi Daerah Tertinggal Perda 11 Tahun 2019 Penggunaan uang daerah tahun 2020".42

Dana desa adalah alokasi anggaran yang dapat digunakan khusus untuk membantu mengurangi dampak Covid-19 di tingkat keluarga yang kurang mampu. Dana Desa memiliki manfaat yaitu alokasi anggaran.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat segera dilaksanakan, dapat melengkapi program lain untuk mengurangi dampak sosial dan ekonominya, serta menghilangkan kebutuhan akan sistem baru sehingga perangkat desa dapat bertindak segera karena sudah disiapkan. kapasitas untuk mendorong pengembangan legitimasi dan kredibilitas pemerintah desa melalui penyelesaian masalah lokal dan ketersediaan sistem pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas yang dapat menjamin akuntabilitas desa.43

Relawan dari desa akan melakukan teknik pendataan BLT dana desa pertama untuk Covid-19. Pengumpulan data selanjutnya diserahkan kepada RT/RWsetempat, setelah itu hasil pendataan yang ditujukan untuk keluarga miskin dibuat dalam rapat khusus desa. Musyawarah desa (Musdes) yang dihadiri oleh RT/RW, BPD, tokoh masyarakat, Camat dan Kapolsek membahas validasi dan finalisasi data. Setelah validasi dan selesai, pengelola desa menandatangani proses pendataan BLT dana desa untuk

42 Keputusan Bupati Lumajang Nomor 188 Tahun 2020 Tentang Pejabat Yang Berwenang Melaksanakan Pengesahan Hasil Musyawarah Desa Khusus Tentang Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

43Carly Erfly Fernando Maun,” Efektifitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak Covid-19 Di Desa Talaitad Kecamatan Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan” Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.5 (2021) : 1-16

mendokumentasikan hasil pendataan. Hasil telaah dokumen tersebut kemudian dilaporkan melalui Camat kepada pejabat yang lebih tinggi, seperti Bupati. Tahap akhir program BLT penyaluran dana bantuan akan segera dilaksanakan.44

Adapun persyaratan dalam verifikasi penerima BLT Dana Desa adalah :

a. BLT Dana Desa disediakan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah dan tidak mendapatkan PKH atau BPNT. Data yang dimiliki desa dapat berupa pendataan sendiri atau berupa hasil pengolahan karena data penerima manfaat PKH merupakan data desa. DTKS yang dapat diterima dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota atau melalui Pendamping PKH berisi informasi penerimaan bantuan PKH dan BPNT.Keluarga miskin penerima kartu prakerja tidak termasuk dalam daftar calon penerima BLT Dana Desa. Informasi tentang penerima kartu diterima dari kantor Kecamatan/ Kota.

b. Menentukan keluarga miskin dan kurang mampu sebagai penerima BLT Dana Desa agar dapat dimanfaatkan.

c. Berdasarkan data Pengelolaan Kependudukan Desa, Dinas Kependudukan, dan Daftar Penduduk Kabupaten/Kota, ditetapkan calon penerima manfaat BLT Dana Desa sebagai berikut :

44 Siti Maryam, Hestu Rika Cahyani. “Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) Tahun 2020 Pada Masa Covid-19 Di Desa Pulung Rejo” Jurnal Politik dan Pemerintahan Daerah Vol.4 No. 1 (2022) : 52

a. Gugus Tugas Covid-19 dan Relawan Desa memastikan dan memberikan prioritas kepada keluarga miskin dan rentan, termasuk ibu rumah tangga, lansia, dan penyandang disabilitas.

b. Ambil gambar dan tambahkan lokasi dan tanggal secara manual atau digital. Penerapan penerima BLT-DD adalah keluarga yang membutuhkan dan mereka yang rentan terkena covid-19.

c. Para pendata akan mencatatnya dan meneruskannya ke instansi pemerintah agar nantinya dibuatkan jika ada keluarga miskin di kemudian hari yang telah menerima dana BLT Dana Desa tetapi belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK). Calon penerima BLT Dana Desa yang hanya memiliki sertifikat ini harus dicatat dan diinformasikan kepada Adminduk di desa (jika ada), ke Kecamatan, dan langsung ke kantor kependudukan dan catatan sipil untuk mendapatkan layanan administrasi kependudukan.

d. Relawan desa dan Covid-19 mengirimkan hasil pemeriksaan ulang dan pendataan baru kepada kepala desa.

e. Telah melakukan vaksinasi minimal vaksinasi 1.45 Adapun mekanisme penyaluran BLT Dana Desa, yaitu :

1) Penyaluran dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan metode non tunai (Cash Less) setiap bulan sejumlah Rp.300.000 dengan menyertakan undangan penerima BLT-DD.

45 Kisman Karinda, Ade Putra Ode Amane, Muhammad Lutfi, “Akuntabilitas Penyaluran Bantuan

Langsung Tunai Terdampak Covid-19 Melalui Dana Desa” Jurnal Ilmiah Administrasita, Vol. 13, No.02 (2022) : 6

2) Evaluasi dilaksanakan oleh :

(a) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) (b) Camat, dan

(c) Inspektorat Kabupaten/ Kota.

3) Penanggung jawab penyaluran BLT-DD adalah Kepala Desa.46 Menurut wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Bapak Kepala Desa Sawaran Kulon bahwasannya :

“Untuk anggaran BLT-DD ini pada tahun 2020 Desa Sawaran Kulon menganggarkan 40% dari dana desa yang penerimanya kurang lebih 160 KPM/KK, dan pada tahun 2021 anggaran dananya disesuaikan dengan data keluarga miskin yang penerimanya sekitar 50 KPM/KK yang mana pada tahun 2021 banyak pembangunan yang harus diselesaikan sehingga penerima BLT berkurang dan disesuaikan dengan data penduduk yang kurang mampu, pada tahun 2022 anggaran dana desa yang diperuntukkan untuk penerima BLT sekitar 40% dari dana desa yang penerimanya sekitar 123 KPM/KK dan pada tahun 2023 anggaran dana yang diperuntukkan kepada penerima BLT sekitar 30%yang penerimanya sekitar 30 KPM/KK karena menurunnya angka penyebaran covid-19 maka lebih sedikit penerima BLT”.

Selanjutnya penerima BLT menerima bantuan uang yang senilai 300.000 setiap bulannya yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali senilai 900.000. Penerima BLT ini berubah setiap tahunnya. Berkaitan dengan penanganan covid-19, desa mendapatkan bantuan dana covid-19 yang disebut BLT-DD bagi masyarakat yang rentan dan kehilangan pekerjaannya.

Sesuai dengan survei dari peneliti dalam proses penyaluran BLT-DD ditengah pandemi covid-19 pertama mulai dari pendataan sampai pada tahap penyalurannya. BLT dana desa sendiri disalurkan tiap bulannya. Warga

46 Nur Puja Risky, “Efektifitas Pengelolaan Anggaran Alokasi Dana Desa Terhadap Penyaluran BLT-DD Ditengah Pandemi Covid-19 Berdasarkan Menteri Desa Nomor 06 Tahun 2020”

(Skripsi, UIN Khas Jember, 2022), 74

yang mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa diundang ke balai desa untuk pencairan dana BLT yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.47

Selanjutnya wawancara dengan Ibu Sekretaris Desa tentang Pendataan calon penerima BLT-DD.

“Pendataan calon penerima BLT ini dilaksanakan secara rapat khusus yang dihadiri oleh RT/RW setempat, BPD, perangkat desa, kepala desa. Setelah selesai pendataan kemudian data tersebut di ajukan ke Bupati melalui camat mbak. Setelah di finalisasi data tersebut maka dana BLT dapat disalurkan kepada calon penerima yang belum memiliki bantuan lainnya seperti PKH,BPNT, Kartu Prakerja. Untuk tahap penyalurannya itu langsung tunai mbak langsung di balai desa dengan menyertakan undangan penerimaan BLT”.

Untuk kriteria penerimaan BLT di Desa Sawaran Kulon yaitu : Tidak mempunyai Pekerjaan, Sakit Menahun, Miskin, Miskin Ekstrem, Terdampak Covid-19. Persyaratan untuk menerima BLT bagi penerima BLT dengan menyertakan surat vaksin dengan minimal vaksin dosis 1.48

Selanjutnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Ibu Sumiati selaku penerima BLT pada tahun 2022 di Desa Sawaran Kulon terkait penyaluran bantuan langsung tunai dana desa.

“ Menurut Ibu Sumiati penyaluran BLT yang selama ini saya ketahui sudah berjalan sebagaimana mestinya yaitu setiap 3 bulan sekali kami mendapatkan undangan untuk datang ke balai desa untuk penerimaan dana BLT sejumlah Rp.900.000 setiap 3 bulan sekali. Kendala dari penerimaan dana BLT ini terkadang telat namun telatnya tidak lama biasanya 1 minggu. Adanya BLT ini sangat membantu keluarga kami pada masa covid-19 yang mana pada masa itu banyak yang kehilangan pekerjaannya, namun banyak juga warga yang belum mendapatkan BLT yaitu masyarakat yang kurang mampu lainnya. Jadi, menurut saya BLT di Desa Sawaran Kulon ini masih kurang tepat sasaran karena kebanyakan yang menerima juga golongan orang-orang yang mampu mbak”.49

47 Sugeng, diwawancarai oleh penulis , Lumajang , 27 Februari 2023

48 Ely Nurul Farida, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 24 Februari 2023

49 Sumiati, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 2 Maret 2023

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu warga yang tidak menerima BLT di Desa Sawaran Kulon yaitu Bapak Ridwan tentang pendataan calon penerima BLT.

“ Bahwasannya menurut saya pendataan calon penerima BLT ini tidak sesuai dengan prosedur dari pemerintah, kebanyakan dari para perangkaut desa tidak turun langsung untuk mendata warga yang kurang mampu melainkan mereka hanya melihat siapa yang mereka ketahui saja bukan turun langsung pada warga sedangkan pada hakikatnya banyak warga yang membutuhkan dan bahkan lebih membutuhkan dari yang didata dan perekonomian warga juga banyak yang berubah yang mereka ketahui dulu kurang mampu sekarang mampu mbak dan sebaliknya”.50

Selanjutnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap salah satu relawan desa yaitu Bapak Sukar selaku Kepala Dusun Darungan terkait tahap penyaluran dana BLT di Desa Sawaran Kulon.

“ Untuk penyaluran dana BLT ini saya rasa sudah tepat sasaran dan sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada karena di Desa Sawaran Kulon ini penerima dari BLT ini berubah setiap tahunnya jadi siapa yang belum dapat pada tahun sekarang dan dia memenuhi persyaratan untuk menerima BLT maka dia akan di data pada tahun selanjutnya. Jadi memang banyak warga yang mengatakan bahwasannya kami relawan desa salah pilih dalam mendata calon penerima BLT, namun sesugguhnya yang tidak terdata pada tahun sekarang maka akan didaftarkan pada tahun depan jika dia memenuhi persayaratan sebagai calon penerima BLT”.51

Selanjutnya wawancara yang peneliti lakukan kepada Ibu Rohma warga yang tidak menerima BLT terkait pendataan calon penerima BLT di Desa Sawaran Kulon.

“Untuk penerimaan BLT yang saya ketahui berjumlah Rp.300.000 perbulannya mbak, namun di desa ini kayaknya dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan nominalnya sebesar Rp.900.000. Untuk warga yang menerima BLT saya rasa kurang tepat mbak karena kebanyakan

50 Ridwan, diwawancarai oleh penulis, Lumajang 2 Maret 2023

51 Sukar, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 27 Februari 2023

dari pihak desa lebih memilih kepada orang yang dikenal saja tidak kepada masyarakat miskin memang waktu covid-19 penerimanya banyak mbak yang mana ada warga miskin, terdampak covid-19 dan kehilangan pekerjaan tapi orang-orang yang menurut saya mampu mereka juga mendapatkan bantuan ini mbak”.52

Sesuai survey yang dilakukan peneliti terhadap beberapa warga dan relawan desa di Desa Sawaran Kulon ini tahap pendataan dan tahap penyaluran BLT, jangka waktu penyaluran, evaluasi dan pengawasan yang sudah dijelaskan di atas belum sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Desa Nomor 6 Tahun 2020 karena kerabat desa tidak turun langsung ke lapangan hanya saja mereka mendata siapa yang mereka ketahui saja dan para penerima BLT kurang tepat sasaran yang mana masih banyak warga yang menerima BLT adalah orang-orang yang mampu dan banyak juga warga yang memenuhi kriteria tidak menerima BLT.

2. Akuntabilitas Pengelolaan Dana BLT-DD ditengah pandemi covid-19 Di Desa Sawaran Kulon, Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang.

Sesuai dengan Permendagri No. 113 Tahun 2014 yang mengatur tentang pengelolaan keuangan dana desa. Menurut aturan ini, penatausahaan keuangan desa yang efektif harus dilakukan pada semua tahapan, mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan dan pertanggungjawaban.

Pengelolaan ekonomi desa yang benar juga diperlukan untuk keberhasilan administrasi. Konsep tanggung jawab adalah hal yang paling penting untuk

52 Rohma, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 2 Maret 2023

diterapkan saat mengelola keuangan desa atau kota dalam tata kelola yang baik.

Sebagai sumber pendapatan daerah, keuangan desa diawasi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Pengelolaan keuangan dilakukan oleh kepala desa sesuai dengan norma desa yang mengatur anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa). Pengelolaan keuangan desa harus bertanggung jawab dan terbuka, jujur dan adil. Pasal 1 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa perekonomian desa meliputi seluruh hak dan kewajiban desa yang dapat diukur dengan penerapan hak dan kewajiban desa.53

Paradigma baru dalam manajemen pemerintahan yang disebut "tata kelola yang baik" mencakup pemain publik dan swasta dalam penciptaan struktur organisasi. Selain itu, tiga pilar tata kelola adalah sektor publik, sektor komersial, dan masyarakat. Pemerintah desa berperan dalam pelaksanaan interaksi atau kerjasama antara ketiga pilar tersebut, terutama sebagai mediator dan pembangun hubungan antara masyarakat dengan pemegang kekuasaan. Pemerintah desa merupakan lembaga negara yang juga bertugas mengawasi birokrasi desa, mengembangkan program, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat setempat.

Menurut Muindro (2013), pemerintahan desa yang efektif ditunjukkan dengan penerapan tiga pilar utama: akuntabilitas, transparansi, dan keterlibatan masyarakat lokal. Meskipun Desa Sawaran Kulon telah

53 Setia Budi Kurniawan, Theresia Wea, Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Dan Kebijakan Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Malang:Tim MNC Publishing,2021), 68.

menetapkan tiga pilar pemerintahan, namun masih belum ideal. Partisipasi masyarakat perlu didorong agar masyarakat terlibat aktif dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dan pembinaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah desa. Akuntabilitas yang diterapkan belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban yang harus dipenuhi perangkat desa untuk mempertanggungjawabkan kebijakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, atau organisasi masyarakat atau pihak terkait. Tanggung jawab, menurut Mardiasno, adalah tanggung jawab atas berhasil atau tidaknya pelaksanaan tugas organisasi dan kewajiban melaporkan. Perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan yang akuntabel merupakan langkah-langkah dalam proses menjaga akuntabilitas publik.

b. Transparansi

Komponen penting dari pemerintahan adalah transparansi.

Apabila memungkinkan, maka Badan Desa Sawaran Kulon menerapkan keterbukaan dan kegunaan serta melibatkan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan transparansi, atau pemberian informasi. Upaya berbagi informasi yang dilakukan Pemerintah Desa Sawaran Kulon diyakini berhasil memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dalam Permendagri No. 13 Pasal 4 Ayat 7 yang mengatur tentang pengelolaan perekonomian daerah ditegaskan

bahwa transparansi merupakan suatu konsep yang menumbuhkan keterbukaan, sehingga sangat memungkinkan bagi publik bahwa pelaksanaan transparansi keuangan daerah pada dasarnya dapat dikendalikan pada tahun 2006. Pelajari tentang administrasi bisnis, lalu mulailah. informasi sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah desa dalam mengelola ekonomi desa.54

Untuk mendukung pelaksanaan, pengembangan, pengembangan, dan pembiayaan masyarakat, masyarakat mendapatkan pendanaan. Dana desa ini juga sangat membantu masyarakat yang kurang mampu dan kehilangan pekerjaan di tengah pandemi ini. Untuk menghindari beberapa tindakan yang tidak senonoh dalam pengelolaan keuangan desa, seharusnya mengadakan pengawasan. Kesepakatan itu kemudian harus terbuka, akuntabel, dan dianggarkan secara tertib dan disiplin.55

Bendahara Desa bertanggung jawab dalam membuat Laporan pertanggungjawaban yang merupakan buku kas umum yang di dalamnya semua pendapatan, pengeluaran dan pajak penghasilan dicatat dalam satu buku. Bendahara Desa sebagai Bendahara Desa wajib mencatat pendapatan dan pengeluaran Rumah Tangga Desa sebelum menutup Buku Rekening Desa pada akhir bulan. Bendahara desa harus melaporkan kepada kepala desa tentang semua pendapatan dan

54 Putri Pramudya Wardani, “akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana desa”, jurnal ilmiah, (2021): 12-13.

55 Sabilla Ramadhani Firdaus, Menilik Potensi Disharmoni Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Jakarta: Pusat Kajian Desentralisasi Dan Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara, 2015), 82.

pengeluaran rumah tangga melalui laporan. Bendahara desa bertanggung jawab mengelola APBDesa dengan mencatat penerimaan dan pengeluaran setiap anggaran desa dan menutup buku setiap akhir bulan.

Setiap penerimaan dan proses pembayaran dipertimbangkan untuk semua fungsi yang tercantum dalam APB Desa .56

Anggaran yang dialokasikan langsung ke desa diputuskan sesuai kebutuhan Desa serta ditentukan tergantung pada jumlah penduduk setempat, luas Desa, Kecapatan kebutuhan Desa, dan tingkat masalah topografi. Tingkat kesulitan geologis dikendalikan oleh faktor-faktor termasuk aksebilitas administrasi penting, kondisi kerangka kerja, transportasi dan korespondensi dari Desa ke wilayah/ Desa.57 Adapun dalam pengelolaannya dilakukan sesuai dengan aspek-aspek akuntabilitas atau tidaknya sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Kepala Desa terkait akuntabilitas pengelolaan dana Bantuan Langsung Tunai pada masa covid-19 (Studi kasus Desa Sawaran Kulon Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang) sebagai berikut :

“Untuk pengelolaan anggaran covid-19 kami lakukan disini bersama kerabat yang lain untuk membantu perekonomian masyarakat disini dengan menyalurkan anggaran dana desa untuk bantuan langsung tunai (BLT). Untuk tata pengelolaannya kami lakukan dengan beberapa cara dalam pengelolaannya yaitu dengan perencanaan, pelaksanaan agar dana ini benar-benar sampai dan membantu masyarakat yang terdampak covid-19, dan penatausahaan serta pelaporan dan pertanggungjawaban kewenangan dari pemerintah daerah. Untuk masyarakat yang

56 Agustina, “Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021), 48

57 Yudianto Noverman,”Analisis Kesesuaian Pengelolaan Dana Desa Dengan Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kasus Di Nagari Bukit Bual Kabupaten Sijunjung)”, Jurnal Analisis Kebijakan Dan Pelayanan Publik, Vol 4 No. 2, (2018): 72.

telah mendapatkan bantuan PKH dan bantuan lainnya tentunya tidak akan menerima Bantuan Langsung Tunai ini. Untuk bagian laporan saya serahkan kepada Bendahara Desa bersama Sekretaris Desa”.58

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Sekretaris Desa terkait pengelolaan anggaran dana desa untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) ditengah pandemi covid-19 di Desa Sawaran Kulon sebagai berikut :

“Untuk pengelolaan anggaran dana desa untuk penyaluran BLT ini yang saya ketahui sudah bertindak dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku kami alokasikan anggaran dana desa yang biasanya untuk pembangunan kami alokasikan pada dana BLT untuk membantu warga terdampak covid-19. Untuk penyalurannya kami lakukan sesuai dengan prosedur yang ada yang mana warga yang menerima BLT ini mendapatkan bantuan senilai Rp. 300.000 perbulannhya namun, dalam penerimaannya penyalurannya kami lakukan setiap 3 bulan sekali sesuai dengan musyawarah desa, kami lakukan secara akuntabel dan setiap akhir tahun kami melaporkan anggaran dana desa an oleh kepala desa, kerabat desa, dan Rkepada Bupati melalui camat”.59

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan penerima BLT yaitu Ibu Hotima tentang penyaluran dan pelaporan BLT di Desa Sawaran Kulon yaitu sebagai berikut :

“Menurut saya pribadi mbak di Desa Sawaran Kulon ini kendalanya ada di penerimaannya, kebanyakan yang menerima itu orang yang dekat dengan desa sedangkan banyak juga orang- orang yang lebih membutuhkan mbak jadi untuk penerimaan Bantuan Langsung Tunai ini penerimanya kurang tepat sasaran mbak, kalo untuk penyalurannya setau saya tidak ada kendala karena rutin setiap 3 bulan sekali itu ada undangan dari desa untuk menerima BLT. Untuk pelaporannya selama saya di Desa Sawaran Kulon saya belum pernah tau terkait laporannya mbak dan saya juga tidak ngerti terhadap laporan-laporan gitu mbak.60

58 Sugeng, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 27 februari 2023..

59 Ely Nurul Farida, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 24 Februari 2023

60 Hotima, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 8 Maret 2023

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada salah satu warga yang bukan penerima BLT yaitu Bapak Usman tentang pengelolaan BLT di Desa Sawaran Kulon yaitu sebagai berikut :

“Setahu saya BLT disini di laksanakan setiap 3 bualn sekali dan nominalnya Rp.900.000 dan yang saya ketahui tentang kendalanya itu biasanya banyak yang bilang kalo yang menerima BLT kebanyakan orang-orang yang dekat dengan perangkat desa padahal yang mereka pilih itu bukan termasuk warga miskin mbak dan untuk laporan keuangan desa saya tidak pernah tau mbak dan tidak pernah mendengar terkait laporan keuangan desa itu bagaimana dan saya juga gak tau gitu mbak terkait laporan keuangan”.61

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada salah satu relawan desa yaitu Bapak Rudi Hariyanto tentang pengelolaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada masa covid-19 sebagai berikut :

“Untuk pengelolaan dana BLT ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin kami alokasikan dana yang biasanya untuk pembangunan kami alokasikan pada BLT untuk membantu warga yang kurang mampu dan kehilangan pekerjaannya tujuannya untuk meringankan beban ekonomi masyarakat Desa Sawaran Kulon pada masa covid-19.Untuk pertimbangan pendataannya kami lakukan musyawarah desa sambil kami pertimbangkan kembali nama-nama yang telah terdaftar sesuai dengan kriteria atau belum mbak. Untuk laporan keuangan desa ini bersifat privasi mbak yang mana yang dapat mengakses hanya bendahara, sekretaris dan bapak kades serta pendamping camat”.62

Contoh Laporan Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Sawaran Kulon Tahun 2022 akan dilampirkan di lapiran skripsi ini.

Setelah peneliti menganalisis laporan keuangan Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Pemerintah Desa Sawaran Kulon

61 Usman, diwawancarai oleh penulis, Lumajang, 8 Maret 2023

62 Rudi Hariyanto, di wawancarai oleh penulis, Lumajang 27 Februari 2023

Pelaporannya telah berjalan sesuai dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 yang mana format dan kode rekening yang ada di dalam Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 sesuai dengan pelaporan keuangan yang ada di Desa Sawaran Kulon.

Dan dari hasil wawancara di atas dengan warga Desa Sawaran Kulon bahwasannya dalam pengelolaan BLT kurang akuntabel karena tidak sesuai dengan aspek-aspek akuntabilitas yang terdiri dari 5 aspek : 1. Akuntabilitas adalah hubungan 2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil 3. Akuntabilitas mensyaratkan pelaporan 4. Akuntabilitas mensyaratkan konsekuensi 5. Akuntabilitas meningkatkan kinerja. Yang mana dari ke-5 aspek akuntabilitas itu ada akuntabilitas mensyaratkan pelaporan yang mana dalam pelaporan keuangan desa banyak warga yang tidak mengetahui angarannya apa benar-benar dilaksanakan seperti yang ada didalam Peraturan Bupati Lumajang Nomor 12 Tahun 2016 Pedoman Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang Pasal 3 menyebutkan bahwa informasi publik di lingkungan pemerintah daerah bersifat terbuka dan dapat diakses oleh semua pengguna informasi publik.63 Hal ini tidak sesuai dengan pelaporan yang ada di Desa Sawaran Kulon yang mana pelaporan di Desa Sawaran Kulon tidak dapat diakses oleh warga bahkan di web pun tidak ada isi mengenai kegiatan dan anggaran dana desa.

63 Peraturan Bupati Lumajang Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Dokumen terkait