BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data dan Analisis
Relationship Manager 7 Enggar Wahyu Hermawanti P Branch Operation and
Service Manager 8 Dennis Bagus T L Operational Staff 9 Inayatus Sholihah P Customer Service
10 Hamdhan A L Teller
Sumber: wawancara BSI KCP Kencong 6. Visi dan Misi BSI KCP Kencong Jember
a. Visi
TOP 10 Global Islamic Bank.
b. Misi
1) Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia melayani >20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan asset (500+T) dannilai buku 50 T di tahun 2025
2) Menjadi Bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para pemegang sahan Top 5 bank yang paling profitable di Indonesia (ROE 18%) dan valuasi kuat (PB>2)
3) Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggan para talenta terbaik Indonesia perusahaan dengan nilai yang kuat dan memberdayakan masyarakat serta berkomitmen pada pengembangan karyawan dengan budaya berbasis kinerja
44
Data yang diperoleh melalui kegiatan wawancara/interview akan dijelaskan secara deskriptif kualitatif yaitu peneliti akan memaparkan data yang tersedia tanpa memakai suatu hipotesis guna melakukan penelitian terkait Strategi Monitoring Restrukturisasi Pembiayaan Pada Nasabah Terdampak Covid-19 Di BSI KCP Kencong Jember. Berikut peneliti paparkan data yang diperoleh diantaranya:
1. Implementasi Strategi Monitoring Yang Dilakukan Pihak Bank Syariah Indonesia KCP Kencong dalam melakukan kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Nasabah Terdampak Covid-19 Di BSI KCP Kencong Jember
BSI KCP Kencong Jember ialah salah satu bank syariah yang diantara perbatasan Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur dengan Kabupaten Lumajang.
Dalam kegiatan operasionalnya Bank ini menawarkan beragam produk yang menjadikan Bank tersebut tumbuh dan berkembang. Hal tersebut sejalan dengan fungsi utama Bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali juga kepada masyarakat selain memberikan pelayanan jasa bagi masyarakat tersebut.
“BSI KCP Kencong Jember memiliki banyak produk pembiayaan diantaranya yaitu pembiayaan bersifat produktif dan pembiayaan bersifat konsumtif. Pembiayaan bersifat produktif terutama produk mikro tersebut selama ini merupakan yang paling banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau lebih banyak peminatnya dibandingkan dengan pembiayaan yang bersifat konsumtif”49
49 Faizul Mutawakil A, wawancara, 1 November 2021
Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Bapak Tri Ahmad Fauzi selaku Micro Relationship Manager BSI KCP Kencong Jember saat wawancara:
“Produk pembiayaan yang ada BSI KCP Kencong Jember itu ada tiga golongan diantaranya produk mikro, konsumer, dan SME.
Pembiayaan produk mikro merupakan pembiayaan yang banyak peminat oleh masyarakat disekitar. Dimana ada 180 lebih nasabah mikro sendiri yang terdata di BSI KCP Kencong Jember dibandingkan dengan produk konsumer dan SME.”50
Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi yang dipaparkan diatas, peneliti menemukan hasil bahwa produk pembiayaan yang paling banyak diminati atau disukai oleh masyarakat yang ada di BSI KCP Kencong Jember adalah produk pembiayaan mikro. Dimana ada 180 lebih nasabah mikro dibandingkan dengan produk pembiayaan konsumer ataupun dengan SME.
Untuk saat ini, risiko nasabah tidak bisa membayar angsurannya meningkat, dikarenakan dunia diguncang oleh berita yang mengubah dunia di penghujung tahun 2019 yaitu pandemi Covid-19 yang berasal dari negara China dan mulai menyebar di negara Indonesia awal tahun 2020 sampai sekarang. Dimana selama pandemi berlangsung, perekonomian yang di Indonesia yang terdampak sekali lebih khusus terhadap pelaku usaha kecil dimana beberapa pelaku usaha pendapatannya turun sangat drastis bisa melebihi lima puluh persen. Dari permasalahan tersebut pemerintah mempertimbangkan dan mencarari solusi yang baik bagi perekonomian di Indonesia. Dan pada akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan
50 Tri Ahmad Fauzi, wawancara, Jember, 18 Februari 2022.
46
Countercyclical (Menjaga Kestabilan Ekonomi) Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Bagi Lembaga Jasa Keuangan bank. Yang didalamnya terdapat salah satu strategi dengan menggunakan restrukturisasi kredit atau pembiayaan bagi nasabah, dimana kebijakan tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020.
Lebih lanjut Bapak Kukuh Puji Raharjo selaku micro staff BSI KCP Kencong Jember saat wawancara menyatakan:
“Dengan keluarnya kebijakan dari pemerinah tentang restrukturisasi, nasabah pembiayaan BSI KCP Kencong Jember yang terdampak pandemi covid-19 khususnya bagi pelaku usahanya yang pendapatannya turun lebih dari 50% semenjak ada pandemi nasabah pembiayaan BSI KCP Kencong terbantu, kenapa terbantu?, karena dengan adanya kebijakan tersebut, nasabah yang direstrukturisasi membayar angsurannya sesuai kemampuan nasabah. Tetapi tidak semua nasabah pembiayaan kami tawarkan kebijakan restrukturisasi tersebut”.51
Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak Tri Ahmad Fauzi selaku Micro Relationship Manager BSI KCP Kencong Jember saat wawancara:
“Disaat kebijakan relaksasi pembiayaan pertama atau restrukturisasi muncul, nasabah pembiayaan BSI KCP Kencong Jember yang sangat terdampak pandemi covid-19 ialah nasabah pembiayaan mikro, dimana nasabah mikro yang mengalami pendapatannya turun signifikan atau turun lebih dari 50% dari biasanya itu kebanyakan usaha-usaha seperti jasa pariwisata dan jasa pernikahan. Maka dari itu kami ajukan restrukturisasi kepada nasabah tersebut. Begitupun sebaliknya disaat pandemi covid-19, nasabah pembiayaan mikro yang tidak terlalu terdampak ialah usaha-usaha seperti toko sembako, kenapa? Karena secara tidak langsung masyarakat umum walaupun ada pandemi covid-19 dan tidak ada pandemi covid-19 dapat dipastikan akan membeli kebutuhan-kebutahan sembako seperti beras, minyak, gula dan lainnya. Contoh lainnya yaitu ada
51 Kukuh Puji Raharjo, wawancara, 8 Maret 2022.
toko bangunan, dimana toko tersebut masih aktif namun omset atau pendapatan disaat pandemi covid-19 menurun 10% sampai 20%
saja.”52
Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi yang dipaparkan diatas, peneliti menemukan hasil bahwa semenjak ada pandemi nasabah pembiayaan BSI KCP Kencong terbantu, karena dengan adanya kebijakan tersebut, nasabah yang direstrukturisasi membayar angsurannya sesuai kemampuan nasabah itu sendiri. Dan pihak BSI KCP Kencong Jember sendiri tidak terburu-buru menyetujui nasabah yang mengajukan restrukturisasi, pihak BSI KCP Kencong Jember hanya menyetujui nasabah yang mengajukan restrukturisasi usahanya yang mengalami penurunan pendapatan lebih dari 50% disaat pandemi covid-19 berlangsung.
Selain menjelaskan tentang keadaan pembiayaan mikro yang direstrukturisasi BSI KCP Kencong Jember sesuai kebijakan pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihak BSI KCP Kencong Jember juga menjalaskan tentang strategi monitoring yang dilakukan selama kebijakan berlangsung.
Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak Kukuh Puji Raharjo selaku micro staff BSI KCP Kencong Jember saat wawancara menyatakan:
“Pihak BSI KCP kencong dalam melakukan pemantauan atau monitoring restrukturisasi terhadap nasabah, dilihat usahanya jika berdampak drastis maka dari kami akan memilih usaha mana saja yang akan diajukan restrukturisasi, setelah itu terjun langsung pada nasabah dan mendengar langsung keluh kesah nasabah tentang usaha dan pendapatan nya, dari pernyataan nasabah tersebut kita nanti tahu permasalahan yang dihadapi nasabah dimasa pandemi covid-19
52 Tri Ahmad Fauzi, wawancara, Jember, 18 Februari 2022.
48
maka pihak BSI KCP kencong menawarkan restrukturisasi terhadap nasabah tersebut”. 53
Hal ini juga ditambahkan dan diperkuat oleh Bapak Tri Ahmad Fauzi selaku Micro Relationship Manager BSI KCP Kencong Jember saat wawancara:
“Strategi monitoring yang dilakukan oleh pihak BSI KCP Kencong Jember disaat berlangsungnya restrukturisasi itu termasuk aktif, kenapa?, karena setiap satu bulan sekali atau setiap jatuh tempo nasabah membayar angsurannya, prosedur monitoring nya itu dilihat dulu nasabah yang telat membayar angsurannya, contoh apabila nasabah A waktu Tempo membayar angsurannya ditanggal 5, nasabah A tersebut malah membayar angsurannya ditanggal 10 atau seterusnya. Yang dilakukan pihak BSI KCP Kencong apabila nasabah yang selalu telat membayar angsurannya maka akan di kunjungi langsung atau ditelfon dulu kenapa dan apa penyebabnya kenapa angsurannya belakang ini selalu telat, padahal semenjak restrukturisasi berlangsung pihak kami selalu mengingatkan pada nasabah tersebut untuk membayar angsuran semampunya”.54
Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi yang dipaparkan diatas, peneliti menemukan hasil bahwa strategi monitoring yang dilakukan pihak BSI KCP Kencong Jember secara bertahap dan aktif, dimana BSI KCP Kencong Jember setiap satu bulan sekali atau setiap jatuh tempo pembayaran memantau dari kantor untuk semua nasabah pembiayaan yang ada di BSI KCP Kencong Jember dan nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi berlangsung apakah nasabah tersebut pembiayaannya lancar atau tidak.
Mekanisme monitoring restrukturisasi pembiayaan merupakan suatu metode supaya kegiatan restrukturisasi pembiayaan berlangsung efektif, berjalannya monitoring pada restrukturisasi pembiayaan ialah suatu hal
53 Kukuh Puji Raharjo, wawancara, 8 Maret 2022.
54 Tri Ahmad Fauzi, wawancara, Jember, 18 Februari 2022.
yang penting dalam pemberian keringanan pada nasabah restrukturisasi pembiayaan. Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak Kukuh Puji Raharjo selaku micro staff BSI KCP Kencong Jember saat wawancara menyatakan:
“Mekanisme monitoring retrukturisasi pembiayaan nasabah tidak jauh beda dengan monitoring yang dilakukan sebelum direstrukturisasi. Mekanismenya sendiri dari monitoring restrukturisasi pembiayaan diantaranya adalah yang pertama melihat atau mengecek rekening pembiayaan nasabah, yang kedua menghubungi lewat media yaitu via telepon, dan yang ketiga yaitu kunjungan langsung atau terjun langsung kelapangan, maksut terjun langsung kelapangan disini adalah pihak BSI KCP Kencong Jember menanyakan langsung nasabah terkait tentang permasalahan pembiayaannya.”
Hal ini juga ditambahkan dan diperkuat oleh Bapak Tri Ahmad Fauzi selaku Micro Relationship Manager BSI KCP Kencong Jember saat wawancara:
“Mengenai mekanisme penerapan monitoring rstrukturisasi pembiayaan sendiri seluruh bank syariah pastinya menerapkan, efektif atau tidaknya tergantung masing-masing unit bank syariah.
Mekanisme monitoring restrukturisasi pembiayaan pada nasabah BSI KCP Kencong Jember diantaranya yang pertama mengecek rekening nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi melalui sistem SYIAR, yang kedua menandai nasabah restrukturisasi pembiayaan yang angsurannya tidak lancar, yang ketiga mengecek map-map nasabah restrukturisasi pembiayaan yang kurang lancar, yang keempat menghubungi nasabah via telfon atau via whatsapp, yang kelima terjun langsung kelapangan untuk menanyakan permasalah yang dihadapi nasabah dalam melakukan angsuran.”
Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi yang dipaparkan diatas, peneliti menemukan hasil bahwa mengenai mekanisme monitoring pada nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi yaitu:
a. Mengecek rekening nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi, apakah nasabah tersebut lancar atau tidak setiap jatuh tempo angsurannya dengan
50
menggunakan sistem SYIAR dan map-map nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi.
b. Menandai atau memilah nasabah-nasabah pembiayaannya kurang lancar.
c. Apabila nasabah tersebut kurang lancar membayar angsurannya, secara langsung pihak BSI KCP kencong Jember telfon langsung atau menanyakan via WhatsApp pada nasabah tersebut (menanyakan lewat via telepon atau via WhatsApp).
d. Apabila nasabah tersebut tidak bisa dihubungi via telepon atau via WhatsApp maka pihak BSI KCP kencong Jember pada hari itu juga atau keesokan harinya terjun langsung ke lapangan atau menemui langsung nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi tersebut (terjun langsung ke lapangan).
2. Kendala Yang Dihadapi Bank Syariah Indonesia KCP Kencong Dalam Penerapan Monitoring Pada Restrukturisasi Pembiayaan Nasabah Terdampak Covid-19 Di BSI KCP Kencong Jember
Setiap Bank, pasti ada kejadian yang tidak diinginkan oleh bank, salah satunya adalah ketika berlangsungnya kebijakan restrukturisasi pada nasabah pembiayaan yang rumit terutama munculnya pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada pelaku usaha-usaha terhdap pengasilan yang menurun. Di BSI KCP Kencong Jember, setiap calon nasabah restrukturisasi atau nasabah berlangsungnya kebijakan restrukturisasi selalu dicek terlebih dahulu apakah nasabah-nasabah tersebut komitmen atau tidak.
BSI KCP Kencong Jember mengalami kendala dalam memonitoring nasabah berlangsungnya restrukturisasi, hal ini karena faktor eksternal.
Sesuai dengan penjelasan bapak Kukuh Puji Raharjo selaku micro staff BSI KCP Kencong Jember saat wawancara menyatakan:
“Untuk kendala yang dialami oleh pihak kami adalah ada di nasabah sendiri, kenapa? Karena selama restrukturisasi berlangsung masyarakat tidak tahu pandemi ini berakhirnya kapan selesai dan kapan bisa normal kembali, nasabah hanya bisa ber angan-angan atau memeperkirakan saja. Contoh untuk nasabah yang direstrukturisasi berlangsung selama satu tahun, ketika nasabah tersebut bisa membayar angsurannya sebelum satu tahun atau dalam 3 bulan nasabah tersebut selama restrukturisasi berlangsung sudah bisa membayar angsurannya secara normal, maka nasabah tersebut tidak bisa membayar angsurannya secara normal selama restrukturisasi berlangsung, karena sesuai akad atau dalam perjanjian yang diterapkan dalam restrukturisasi, nasabah tidak bisa membayar angsurannya secara normal. Namun selama rstrukturisasi berlangsung, nasabah diarahkan untuk membayar angsuran semampunya dengan minimun pembayaran angsuran 10% dari total angsurannya”.55
Hal ini juga ditambahkan dan diperkuat oleh Bapak Tri Ahmad Fauzi selaku Micro Relationship Manager BSI KCP Kencong Jember saat wawancara:
“Hambatan atau kendala yang di alami pihak BSI KCP Kencong Jember disaat melakukan pemantauan restrukturisasi pembiayaan nasabah terdampak covid-19 itu yang pertama dari internal, yang dimaksud dari internal disini merupakan ketika kami mecari map- map nasabah yang direstrukturisasi ada salah satu map nasabah restrukturisasi pembiayaan yang tidak lama ditemukan hingga keesokan harinya baru ditemukan, karena map-map nasabah restrukturisasi pembiayaan tersebut dicocokkan dengan sistem komputer BSI sendiri. Yang kedua yaitu dari eksternal atau nasabah, tergantung kondisi usaha nasabah dan nomor telefon nasabah yang tidak aktif dan sulit untuk dihubungi, sebagai contoh seperti pihak BSI KCP Kencong melakukan kunjungan langsung ketempat nasabah terkadang nasabah tersebut tidak ada ditempat, terkadang ada faktor alam juga seperti contoh disaat kecamatan tanggul terjadi
55 Kukuh Puji Raharjo, wawancara, 8 Maret 2022.
52
banjir, disitu pihak BSI KCP Kencong tidak memungkinkan untuk melakukan kunjungan terhadap nasabah tersebut. Untuk faktor internal nya sendiri pihak BSI KCP Kencong melakukan pemantauan setiap hari, setiap jangka waktu tempo nasabah membayar angsurannya selalu di cek apakah nasabah tersebut sudah membayar angsurannya atau tidak, oleh karena itu hambatan yang dari internal sendiri tidak ada atau dalam keadaan baik”.56
Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi yang dipaparkan diatas, peneliti menemukan hasil bahwa kendala yang dihadapi pihak BSI KCP Kencong Jember adalah dari faktor internal dan eksternal atau kondisi dan situasi usaha nasabah. Karena kondisi dan situasi nasabah yang tidak menentu bisa membuat pihak BSI KCP Kencong Jember kesulitan dalam melakukan monitoring.