BAB II KAJIAN PUSTAKA N
B. Kajian Teori
1. Strategi Monitoring
Monitoring dapat diartikan sebagai suatu aktivitas supaya dapat melihat atau memahami suatu rencana yang sudah dibuat dan memantau hasil yang sudah direncakan berjalan atau bisa disebut sebagai alat kontrol yang dapat memaksimalkan proses penerapan. Khalid Nabris (2002: 8) mendefinisikan monitoring sebagai presentasi kegiatan yang berkelanjutan untuk melacak kemajuan pelaksanaan program atau perencanaan.14 Tujuan dari pemantauan adalah untuk memberikan pemantauan secara berkala terhadap pelaksanaan program dalam hal penerimaan masukan, perencanaan kerja, hasil yang ingin dicapai, dan lain sebagainya.15
Monitoring atau pemantauan pembiayaan menggunakan sistem peringatan dini atau early warning dimana hal tersebut perlu diterapkan
14 Khalid Nabris. Monitoring and Evaluation: Based on PASSIA Training Course.
(Jerussalem, Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs (PASSIA). 2002), 8.
15 M. Lutfi Mustofa, Monitoring dan Evaluasi Konsep dan Penerapannya bagi Pembinaan Kemahasiswaan, (Malang: UIN-MALIKI Press, 2012), 13.
guna dapat melihat atau mengetahui penyebab utama menurunnya mutu pembiayaan, sekaligus menentukan kolektibilitas pembiayaan tersebut.
Peran bank syariah dalam mengelola dana yang disetujui dan digunakan oleh nasabah lebih serius dibandingkan ketika dana tersebut belum disalurkan kepada nasabah. Upaya pengelolaan dana tersebut memerlukan pembinaan dan pemantauan secara berkala dengan dua cara, antara lain pemantauan aktif dan pemantauan pasif. Pemantauan aktif dapat didefinisikan sebagai mengunjungi klien secara teratur, monitoring sebuah laporan keuangan secara maksimal, dan memberikan laporan panggilan kepada komite keuangan atau supervisor. Pemantauan pasif juga berarti pemantauan pembayaran kewajiban nasabah kepada bank syariah pada setiap akhir bulan. Pada saat yang sama, pembinaan dilakukan melalui nasihat, informasi dan bimbingan profesional untuk menghindari pembiayaan bermasalah.16
Menurut Mulyono pengawasan tidak langsung adalah pengawasan dimana bank hanya melakukan pengawasan terhadap pemberian kredit kepada nasabah dengan mewajibkan adanya laporan teratur yang diwajibkan, antara lain berupa laporan neraca dan laporan laba rugi. Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pihak bank, dimana pihak bank melakukan pemeriksaan secara langsung di tempat kerja nasabah, yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami keadaan usaha nasabah yang dipinjami. Agar bank
16 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Kalimedia, 2019), 260.
23
mengetahui bahwa nasabah menggunakan fasilitas kredit dengan benar sesuai dengan arti hukum, dan juga sebagai sarana untuk secara efektif memantau pinjaman yang dikeluarkan oleh bank.17
Menurut PBI No. 8/21/PBI/2006 pasal 2 ayat 2 yang berisi tentang monitoring atau pemantauan dilakukan dengan melihat secara langsung perkembangan kinerja usaha nasabah dari waktu ke waktu.18 Artinya pemantauan secara langsung terhadap nasabah pembiayaan mikro harus dilakukan secara kontinue yaitu dengan cara mengambil langkah-langkah antisipasi dengan menerapkan tiga jenis monitoring pada setiap pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yaitu dengan on desk monitoring, on site monitoring dan exception monitoring. Di POJK No.42/POJK.03/2017 juga dijelaskan bahwa memonitoring kemajuan aktivitas seluruh nasabah pembiayaan atau kredit lewat kunjungan kepada nasabah dan setelah itu pihak bank memberikan peringatan dini mengenai penurunan kualitas kredit atau pembiayaan mikro yang diperkirakan mengandung risiko bagi Bank.19
b. Monitoring Restrukturisasi Pembiayaan
Dalam memonitor nasabah pembiayaan restrukturisasi yang diberikan kepada nasabah, diperlukan beberapa informasi yang terkait.
Informasi tersebut bisa berupa informasi eksternal dan internal. Kedua
17 Rosita Ayu Saraswati, “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5C Calon Debitur, dan Pengawasan Kredit Terhadap Efektivitas Pemberian Kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung”, 6.
18 Otoritas Jasa Keuangan, https://bit.ly/3vtyH7l. diakses pada 23 Maret 2022 pukul 14:50.
19 OJK, https://bit.ly/3OO8YhB. diakses pada 23 Maret 2022 pukul 14:50.
informasi ini harus dicari oleh pihak lembaga agar bisa memonitor nasabah pembiayaan restrukturisasi yang telah diberikan.20 Informasi eksternal merupakan informasi yang berasal dari nasabah. informasi- informasi ini bisa berupa laporan yang diminta secara teratur yang meliputi laporan keuangan, realisasi usaha beserta lampirannya. Selain itu, informasi ini juga diperoleh dengan melakukan inspeksi on the spot ke tempat usaha nasabah pembiayaan untuk membandingkan laporan dengan data yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Sedangkan informasi internal adalah data yang sudah ada di bank. Pemantauan informasi ini biasa berupa pemeriksaan aktivitas rekening nasabah, meneliti apakah nasabah memenuhi kewajibannya terhadap bank dengan baik, meneliti nilai jaminan, dan yang lainnya.
c. Jenis-jenis Monitoring
Menurut Veitzal Rivai dan Andrian Permata monitoring dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:21
1) On desk monitoring, adalah pengendalian administratif melalui perangkat manajemen. Data administrasi yang dipantau berasal dari aktivitas nasabah pembiayaan dan lembaga keuangan itu sendiri.
2) On site monitoring, yaitu pemantauan suatu pembiayaan dengan kunjungan secara langsung ke lokasi usaha nasabah. Dimana suatu bank memastikan kondisi usaha nasabah pembiayaan secara langsung.
20 Veithzal Rivai dan Andrian Permata Rivai, Islamic Financial Management.( Jakarta:
PT Raja Grafindo, 2008), hal 542.
21 Veithzal Rivai dan Andrian Permata Rivai, Islamic Financial., h.491-492
25
Kunjungan khusus juga dapat dilakukan jika terdapat penyimpangan atas kesepakatan pembiayaan.22
3) Exception monitoring, dapat diartikan sebagai monitoring atau pemantauan dengan memberikan suatu tekanan kepada debitur dimana yang melakukan disini adalah pihak bank sendiri.23
Berdasarkan penjelasaan di atas, maka pihak bank syariah dapat memilih dari ketiga jenis monitoring yaitu, on desk monitoring, on site monitoring, dan exception monitoring yang bertujuan untuk memahami adanya permasalahan yang terjadi pada suatu restrukturisasi pembiayaan, sehingga pihak bank syariah dapat mengambil langkah yang baik untuk memperbaikinya.
d. Media Monitoring
Menurut Muhammad ada enam media monitoring (pemantauan) yang dilakukan pada nasabah pembiayaan yaitu:24
1) Informasi dari eksternal bank syariah.
2) Informasi dari internal bank syariah.
3) Meneliti atau menganalisis lingkup pembiayaan nasabah.
4) Menandai laporan seluruh pembiayaan nasabah supaya tidak akan terjadinya kekeliruan pada suatu laporan.
5) Memeriksa jatuh tempo yang sudah dijanjikan terlaksana sesuai yang bank inginkan.
22 Ikatan Bankir Indonesia, Bisnis Kredit .,h. 82.
23 Veithzal, Islamic. 491-492.
24 Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011) hal 310
6) Meneliti buku-buku pembantu dan map-map yang berkaitan dengan dokumen nasabah pembiyaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka media monitoring yang dilakukan pada nasabah, informasi tidak hanya berasal dari internal bank saja namun ada juga informasi yang berasal dari eksternal bank.