BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Penyajian Data ( Hasil Penelitian )
4) Bagian Protokol
a) Sub bagian perjalanan dinas b) Sub bagian akomodasi c) Sub bagian pengaturan acara 5) Bagian Hubungan Masyarakat
a) Sub bagian pemberitaan b) Sub bagian dokumentasi
c) Sub bagian pengaduan masyarakat
2019
2020
Belanja Peralatan 146.456.345.456,00 145.551.656.037,00 904.689.419,00
Belanja Gedung 56.567.897,00 56.235.679,00 332.218,00
Belanja Aset Tetap Lainnya
10.454.555,00 10.100.000,00 354.555,00
BELANJA 265.921.912.000,00 246.932.462.190,00 18.989.449.810,0 0
Belanja Operasi 186.498.050.250,00 169.430.773.105,00 17.067.277.145,0 0
Belanja Pegawai 38.566.975.000,00 35.479.238.597,00 3.087.736.403,00 Belanja Barang 147.931.075.250,00 133.951.534.508,00 13.979.540.742,0
0
Belanja Modal 79.423.861.750,00 77.501.689.085,00 1.922.172.665,00 Belanja Peralatan
dan Mesin
79.408.046.750,00 77.491.589.085,00 1.916.457.665,00
Belanja Gedung dan Bangunan
0,00 0,00 0,00
Belanja Aset Tetap Lainnya
15.815.000,00 10.100.000,00 5.715.000,00
BELANJA 143.205.012.879,00 128.153.511.268,00 15.051.501.611,0 0
Belanja Pegawai 34.107.262.926,00 31.572.124.592,00 2.535.138.334,00 Belanja Barang 92.505.220.993,00 80.260.282.716,00 12.244.938.277,0
0
Belanja Modal 16.592.528.960,00 16.321.103.960,00 271.425.000,00 Belanja peralatan
dan Mesin
16.221.028.960,00 16.151.603.960,00 69.425.000,00
Belanja jalan,irigasi dan lainnya
160.500.000,00 158.500.000,00 2.000.000,00
Belanja Aset Tetap lainnya
11.000.000,00 11.000.000,00 0,00
Belanja Aset Lainnya
200.000.000,00 0,00 200.000.000,00
Pada tahun 2018 jumlah anggaran dari keseluruhan biaya sebesar Rp.
485.800.532.091,00 dan direalisasikan sebesar Rp. 481.892.855.845,00 . Adapun biaya belanja itu terdiri dari belanja operasi dan belanja modal. Pada tahun 2019 jumlah perencanaan anggaran dari semua biaya operasional sebesar Rp.265.921.912.000,00 dan terealisasikan Rp. 246.932.462.190,00 dan sisa anggaran dari belanja Rp. 18. 989.449.810,00. Pada tahun 2020 jumlah anggaran dari biaya operasional Rp. 143.205.012.879,00 dan terealisasikan Rp.
128.153.511.268,00.
Dilihat dari tabel tersebut anggaran 2018 lebih tinggi dibanding tahun 2019 dan 2020. Anggaran 2018, anggaran belanja operasi sebesar Rp.
338.186.521.100,00 dan realisasi belanja sebesar Rp. 336.186.839.129,00 selisih antara anggaran dan realisasi sebanyak Rp. 1.999.681.971,00. Belanja pegawai sebesar Rp. 72.667.911.988,00 dan realisasi belanja Rp.70.792.806.485,00. Belanja barang sebanyak Rp.265.518.609.112,00 dan realisasi sebanyak Rp. 265.398.032.644,00. Sedangkan anggaran belanja modal
sebesar Rp. 147.614.010.991,00 dan terealisasikan Rp. 145.706.016.716,00.
Belanja peralatan dan mesin memiliki jumlah anggaran Rp. 146.456.345.456,00 dan direalisasikan sebanyak Rp. 145.551.656.037,00. Belanja gedung dan bangunan terdapat anggaran sebesar Rp. 56.567.897,00 dan terealisasikan Rp.
56.235.679,00. Belanja aset tetap lainnya dengan perencanaan anggaran sebanyal Rp. 10.454.555,00 dan terealisasi Rp. 10.100.000,00.
Pada tahun 2019 belanja operasi sebesar Rp. 186.498.050.250,00 dan di realisasikan Rp. 169.430.773.105,00. Adapun belanja pegawai Rp.
38.566.975.000,00 dan realisasi anggaran Rp. 35.479.238.597,00. Belanja barang sebesar Rp. 147.931.075.250,00 dan terealisasikan dengan jumlah Rp.
133.951.534.508,00. Sedangkan anggaran dari belanja modal Rp.
79.423.861.750,00 dan direalisasikan Rp. 77.501.689.085,00. Belanja peralatan dan mesin Rp. 79.408.046.750,00 dan realisasi anggaran Rp.
77.491.589.085,00. Belanja gedung dan bangunan sebesar Rp. 0,00. Dan belanja aset tetap dan lainnya sebanyak Rp. 15.815.000,00 dan direalisasikan Rp. 10.100.000,00.
Pada tahun 2020 mengalami perbedaan dari tahun 2018 dan 2019 dimana belanja operasi tidak ada di tahun 2020. Jumlah dari keseluruhan anggran dari belanja sebesar Rp. 143.205.012.879,00. Terdiri dari belanja pegawai dengan anggaran Rp. 34.107.262.926,00 dan direalisasikan sebanyak Rp. 31.572.124.592,00. Belanja barang Rp. 92.505.220.993,00 dan realisasi anggaran sebanyak Rp. 80.260.282.716,00. Dan belanja peralatan dan mesin sebesar Rp. 16.221.028.960,00 dan terealisasikan Rp. 16.151.603.960,00.
Belanja jalan, irigasi dan lainnya dengan anggaran Rp. 160.500.000,00 dan realisasi Rp 158.500.000,00. Belanja aset tetap lainnya memiliki jumlah
anggaran sebanyak Rp. 11.000.000,00 adapun belanja aset lainnya sebesar Rp.
200.000.000,00 dan tidak terealisasikan.
Adapun dari realisasi anggaran yang tersisa dari mulai tahun 2018 sampai dengan 2020 merupakn sumber pembiayaan penting bagi pemerintah daerah itu sendiri terutama pada awal tahun berikutnya. Besaran sisa anggaran tahun sebelumnya yang ditetapkan untuk tahun anggaran berjalan biasanya belum pasti atau masih dalam bentuk ramalan. Anggaran belanja akan menyebabkan terjadinya akumulasi sisa anggaran yang besar pada akhir tahun anggaran. Sisa anggaran ini akan diestimasi untuk dipindahkan etahun anggran berikutnya sebagai komponen penerimaan pembiayaan, yang secara tidak langsung akan disesuaikan dengan perubahan alokasi belanja pada saat terjadinya perubahan anggaran. Sisa dari anggaran tersebut akan di gunakan untu biaya pemeliharaan gedung dan menambah fasilitas kantor itu sendiri serta gaji pegawai.
1. Analisis Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
Dalam menjalankan setiap aktivitas organisasi maupun intansi tentu hal yang pertama dilakukan adalah dengan merencanakan setiap kegiatan yang akan di lakukan atau biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Melihat dan mengetahu sensitifitas biaya operasional maka akan sangat dibutuhkan perencanaan yang matang yang dituangkan ke dalam suatu gagasan yang biasa disebut dengan anggaran.
Anggaran disusun berdasarkan kebutuhan suatu instansi untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Dalam rangka penyusunan anggaran biaya operasional Sekretariat Daerah Kota Makassar langka pertama atau tahap
pertama yang dilakukan menyusun arah dan kebijakan umum diawali dengan penjaringan aspirasi masyarakat, berpdoman para rencana startegis daerah dokumen perencanaan lainnya yang telah di tetapkan. Perencanaan dalam hal ini merupakan alat dan sarana untuk mencapai kinerja organisasi atau tujuannya, dimana realisasi anggaran adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan atau suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan sasaran, tujuan dari visi misi organisasi tersebut. Perencanaan yaitu suatu proses pemilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu di masa yang akan datang.
Pada pengawasan itu sendiri dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang memiliki ciri khas good governance, pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan serta memastian tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pengawasan adalah determinasi apa yang telah dilaksanaan, mengevaluasi mengenai sejauh mana pelaksanaan inerja sudah terlaksana, sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Melalui hasil observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan kepada pihak yang bersangkutan yaitu Bapak Iswady selaku kepala bagian perencanaan dan akuntansi, penulis memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan dan pengawasan biaya operasional terhadap anggaran Sekretariat Daerah Makassar ?
Menurut Pak Iswady sebagai kepala bagian dalam penyusunan anggaran biaya operasional ini terlebih dahulu dilakukan dirinya sebagai
kepala bagian yang membawahi bagiannya masing-masing. Setiap kepala bagian menyusun anggaran sesuai dengan kebutuhan dalam setiap periode yang akan datang. Dan setelah melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran dan disepakati oleh staf-staf tersebut maka anggaran yang telah direncanakan akan di serahkan kepada bagian keuangan dan diperiksa.
Setelah diperiksa dan telah sesuai maka anggaran diserahkan kepada kepala yang berhak untu dibahas dan disahkan. Dan semua anggaran yang di realisasikan itu sudah berjalan dengan baik.
Perencanaan anggaran yang sifatnya lebih operasional yang tertuang dalam penjabaran dari program-program dan kegiata-kegiatan stategis.
Kegiatan pada rencana kerja merupakan suatu jabaran program yang memiliki kesamaan perspektif yang dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karaketristik program sebagai arah dari pencapaian tujuan serta kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi dari Sekretariat Daerah Kota Makassar.
Pengawasan biaya operasional merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Pengawasan tidak hanya berfungsi untuk menilai apakah sesuatu itu berjalan dengan baik atau tidak, akan tetapi tindakan koreksi yang mungkin diperlukan maupun penentuan sekaligus penyesuaian standar yang terkait dengan pencapaian tujuan dari waktu ke waktu.
2. Analisis Efektifitas Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Terhadap Anggaran
Berdasarkan keputusan Mentri Dalam Negeri No. 690.900-327 tahun 1996 yang telah dipaparkan pada tabel 3.1 dimana tolak ukur apakah perencanaan dan pengawasan yang dilakukan sudah efektif adalah dengan membandingkan antara realisasi dan anggaran yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Berikut rumus dalam mengukur efektifitas perencanaan dan pengawasan biaya operasional.
Realisasi
Efektifitas = x 100 % Anggaran
481.892.855.845,00
Tahun 2018 = x 100% = 99 %
485.800.532.091,00
246.932.462.190,00
Tahun 2019 = x 100 % = 92 % 265.921.912.000,00
128.153.511.268,00
Tahun 2020 = x 100 % = 89 % 143.205.012.879,00