A. Hasil
2) Penyakit Infeksi Diare
Distribusi sampel berdasarkan penyakit infeksi diare dapat dilihat pada table 18, dibawah ini :
Tabel 18. Distribusi Sampel Berdasarkan Penyakit Infeksi Diare Penyakit Infeksi Diare
Status Gizi
Wasting (Kasus) Normal (Kontrol)
n % n %
Menderita 8 24,2 2 6,1
Tidak Menderita 25 75,8 31 93,9
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 18 menunjukkan bahwa jumlah balita penderita diare pada kelompok kasus jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada data terlihat sebesar 24,2% (n=8) pada kelompok kasus pernah menderita diare sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 6,1% (n=2) yang pernah menderita diare. Jadi kejadian diare pada kelompok kasus 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
c. Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu
Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan gizi ibu dapat dilihat pada table 19, dibawah ini :
47 Tabel 19. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu Balita
Pengetahuan Gizi Ibu
Status Gizi
Wasting (Kasus) Normal (Kontrol)
n % n %
Kurang 33 100 32 97,0
Cukup 0 0 1 0
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa jumlah balita yang pengetahuan gizi ibunya kurang pada kelompok kasus lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada data terlihat sebesar 100%
(n=33) balita pada kelompok kasus sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 97% (n=32).
d. Distribusi Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Distribusi sampel berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada table 20, dibawah ini :
Tabel 20. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga
Status Gizi
Wasting (Kasus) Normal (Kontrol)
n % n %
Besar 25 75,8 17 51,5
Kecil 8 24,2 16 48,5
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 20 menunjukkan bahwa balita dengan jumlah anggota keluarga yang besar pada kelompok kasus lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada data terlihat sebesar 75,8% (n=25) balita pada kelompok kasus sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 51,5%
(n=17).
48 5. Analisis Bivariat
a. Hubungan antara Asupan Energi dengan Kejadian Wasting
Hubungan asupan energi dengan kejadian wasting pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel21, berikut :
Tabel 21. Distribusi Asupan Energi dengan Kejadian Wasting padaAnak Balita
Asupan Energi
Status Gizi
Total
P – value OR Wasting
(Kasus)
Normal (Kontrol)
n % n % n %
Kurang 25 75,8 12 36,4 37 56,1
0,003 5,46 Cukup 8 24,2 21 63,6 29 43,9
Total 33 100 33 100 66 100 Sumber ; Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 21 menunjukkan bahwa kejadian wasting pada kelompok kasus lebih tinggi yaitu 75,8% (n=25) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk asupan energi kurang, sebaliknya kejadian wasting lebih rendah pada kelompok kasus yaitu 24,2% (n=8) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk asupan energi cukup.
Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh antara asupan energi dengan kejadian wasting pada anak balita (p= 0,003) dan hasil uji Odd Ratio (OR) diperoleh nilai sebesar 5,46 dengan CI 95% adalah 1,883-15,884 artinya balita yang asupan energinya kurang berisiko 5,46 kali mengalami wasting dibandingkan balita yang asupan energinya cukup di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari.
49 b. Hubungan antara Asupan Protein dengan Kejadian Wasting
Hubungan asupan protein dengan kejadian wasting pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 22, berikut :
Tabel 22.
Distribusi Asupan Protein dengan Kejadian Wasting pada Anak Balita Asupan
Energi
Status Gizi
Total
P – value OR Wasting
(Kasus)
Normal (Kontrol)
n % n % n %
Kurang 4 12,1 2 6,1 6 9,1
0,672 2,13 Cukup 29 87,9 31 93,9 60 90,9
Total 33 100 33 100 66 100 Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 22 menunjukkan bahwa kejadian wasting pada kelompok kasus lebih tinggi yaitu 12,1% (n=4) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk asupan protein kurang, sebaliknya kejadian wasting lebih rendah pada kelompok kasus yaitu 87,9% (n=29) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk asupan protein cukup.
Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada pengaruh antara asupan protein dengan kejadian wasting pada anak balita (p= 0,672) dan hasil uji Odd Ratio (OR) diperoleh nilai sebesar 2,13 dengan CI 95% adalah 0,364-12,568 artinya balita yang asupan proteinnya kurang berisiko 2,13 kali mengalami wasting dibandingkan balita yang asupan proteinnya cukup di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari
50 c. Hubungan antara Penyakit Infeksi ISPA dengan Kejadian Wasting
Hubungan penyakit infeksi ispa dengan kejadian wasting pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 23, berikut :
Tabel 23. Distribusi Penyakit Infeksi ISPA dengan Kejadian Wasting pada Anak Balita
Riwayat Penyakit Infeksi Ispa
Status Gizi
Total P –
value OR Wasting
(Kasus)
Normal (Kontrol)
n % n % n %
Menderita 3 9,1 4 12,1 7 10,6
1,000 0,725 Tidak Menderita 30 90,9 29 87,9 59 89,4
Total 33 100 33 100 66 100 Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 23 menunjukkan bahwa kejadian wasting pada kelompok kasus lebih rendah yaitu 9,1% (n=3) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk balita yang pernah menderita Ispa, sebaliknya kejadian wasting lebih tinggi pada kelompok kasus yaitu 90,9% (n=30) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk balita yang tidak menerita Ispa.
Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada pengaruh antara riwayat penyakit infeksi Ispa dengan kejadian wasting pada anak balita (p= 1,000) dan hasil uji Odd Ratio (OR) diperoleh nilai sebesar 0,725 dengan CI 95%
adalah 0,149-3,525 artinya balita yang tidak menderita penyakit infeksi ispa bukan merupakan faktor risiko terjadinya kejadian wasting di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari.
51 d. Hubungan antara Penyakit Infeksi Diare dengan Kejadian Wasting
Hubungan penyakit infeksi diare dengan kejadian wasting pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 24, berikut :
Tabel 24. Distribusi Penyakit Infeksi Diare dengan Kejadian Wasting pada
Anak Balita Riwayat
Penyakit Infeksi Diare
Status Gizi
Total P –
value OR Wasting
(Kasus)
Normal (Kontrol)
n % n % n %
Menderita 8 24,2 2 6,1 10 15,2
0,086 4,96 Tidak Menderita 25 75,8 31 93,9 56 84,8
Total 33 100 33 100 66 100 Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 24 menunjukkan bahwa kejadian wasting pada kelompok kasus lebih tinggi yaitu 24,2% (n=8) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk balita yang pernah menderita diare, sebaliknya kejadian wasting lebih rendah pada kelompok kasus yaitu 75,8% (n=25) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk balita yang tidak menerita penyakit infeksi diare.
Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh antara riwayat penyakit infeksi diare dengan kejadian wasting pada anak balita (p= 0,086) dan hasil uji Odd Ratio (OR) diperoleh nilai sebesar 4,96 dengan CI 95%
adalah 0,965-25,483 artinya balita yang pernah menderita diare berisiko 4,96 kali mengalami wasting dibandingkan sampel yang tidak menderita diare di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari.
52 e. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dengan Kejadian
Wasting
Hubungan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kejadian wasting pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 25, berikut :
Tabel 25. Distribusi Tingkat Pengatahuan Gizi Ibu dengan Kejadian Wasting pada Anak Balita
Pengetahuan Gizi Ibu
Status Gizi
Total
P – value OR Wasting
(Kasus)
Normal (Kontrol)
n % n % n %
Kurang 33 100 32 97,0 65 98,5
1,000 0,492
Cukup 0 0,0 1 3,0 1 1,5
Total 33 100 33 100 66 100 Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 25 menunjukkan bahwa kejadian wasting pada kelompok kasus lebih tinggi yaitu 100% (n=33) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk pengetahuan ibu balita kurang, sebaliknya kejadian wasting lebih rendah pada kelompok kasus yaitu 0% (n=0) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk pengetahuan ibu balita cukup.
Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada pengaruh antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kejadian wasting pada anak balita (p= 1,000) dan hasil uji Odd Ratio (OR) diperoleh nilai sebesar 0,492 dengan CI 95%
adalah 0,385-0,630 artinya balita yang pengetahuan gizi ibunya kurang bukan merupakan faktor risiko terjadinya kejadian wasting di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari.
53 f. Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Kejadian Wasting Hubungan jumlah anggota keluarga dengan kejadian wasting pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 26, berikut :
Tabel 26. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga dengan Kejadian Wasting pada Anak Balita
Jumlah Anggota Keluarga
Status Gizi
Total
P – value OR Wasting
(Kasus)
Normal (Kontrol)
n % n % n %
Besar 25 75,5 17 51,5 42 63,6
0,073 2,94 Kecil 8 24,5 16 48,5 24 36,4
Total 33 100 33 100 66 100 Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa kejadian wasting pada kelompok kasus lebih tinggi yaitu 75,5% (n=25) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk balita dengan jumlah anggota keluarga yang besar, sebaliknya kejadian wasting lebih rendah pada kelompok kasus yaitu 24,2%
(n=8) dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk balita dengan jumlah anggota keluarga yang kecil.
Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh antara jumlah anggota keluarga dengan kejadian wasting pada anak balita (p= 0,073) dan hasil uji Odd Ratio (OR) diperoleh nilai sebesar 2,94 dengan CI 95% adalah 1,031-8,394 artinya balita dengan jumlah anggota keluarga yang besar berisiko 2,94 kali mengalami wasting dibandingkan balita dengan jumlah anggota keluarga yang kecil di wilayah kerja Puskesmas Nambo Kecamatan Nambo Kota Kendari
54 B. Pembahasan