• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Kerangka Pikir

Pengawasan terhadap proses penyelenggaraan layanan transportasi online di kota Makassar adalah suatu kubutahan mendasar untuk menjaga serta memenuhi kebutuhan keamanan, kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna layanan ini.

Pengawasan yang merupakan proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, Siagian (Makmur :2011: 176)

Pengawasan yang baik memilikiteknik dalam proses pengawasannya, oleh sebab itu dibutuhkan suatu teknik dalam melaksanakan proses pengawasan tersebut.

Pemantauan dalam proses pengawasan adalah hal atau langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan informasi awal sebelum melanjutkan kepada tahapan selanjutnya, proses pemeriksaan dilakukan untuk melaksanakan penyesuaian antara sebuah aturan dengan keadaan yang seharusnya. Kemuadian proses penilaian adalah langkah untuk melakukan pencocokan antara indikator yang ada dengan keadaan yang terjadi dilapangan. Proses pelaporan menjadi proses yang menentukan pada langkah pengawasan ini ,Makmur (2015).

Adapun kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat dalam bagan kerangka pikir berikut ini:

Bagan kerangka pikir

Gambar 1 :Bagan Kerangka Pikir D. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah Sistem Pengawasan Penyelenggaraan Layanan Transportasi Online di Kota Makassar dengan indikator pembahasan yaitu Pemantauan, Pemeriksaan, Penilaian dan Peelaporan.

E. Deskripsi fokus penelitian

Adapun deskripsi fokus dari penelitian ini adalah:

Sistem Pengawasan Penyelenggaraan Layanan Transportasi OnlineDi Kota Makassar

Efektivitas Penyelenggaraan Layanan Transportasi Online Di Kota Makassar

Pemeriksaan 1. SIM A Umum 2. Buku Uji KIR 3. STNK

4. Berbadan Hukum 5. Stiker 6. Kartu

Pengawasan

Penilaian 1. Penilaian mengacu

pada hasil pemeriksaan.

2. Surat pernyataan pengemudi.

Pemantauan 1. Akses

dashboard 2. Pemesanan

taksi online melalui aplikasi.

Pelaporan 1. Pelaporan Melalui

Peran Masyarakat. 2. Pelaporan

Berdasarkan Hasil Dari Pemeriksaan Petugas Dinas Perhubungan

Provinsi Sulawesi Selatan.

1. Pemantauan

Pemantauan yang dimaksud dengan melakukan pemantauan terhadap penyelenggaraan layanan transportasi online di Kota Makassar. Pemantauan ini mencakup dua hal yaitu (a) akses Dashboard dan (b) pemesanan taksi online melalui aplikasi.

2. Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dimaksud adalah pemeriksaan secara administratif yang mencakup tentang, (a) Sim A Umum, (b) Buku Uji KIR, (c) STNK, (d) Berbadan Hukum, (e) Stiker, (f) Kartu Pengawasan. pemeriksaan ini sesuai dengan Permenhub No 108 tahun 2017.

3. Penilaian

Penilaian mengacu pada dua indikator yaitu (a) Penilaian yang mengacu pada hasil pemeriksaan dan (b) surat pernyataan pengemudi.

4. Pelaporan

Palaporan yang dimaksud memberikan pelaporan atas hasil penilaian untuk dilakukan sebuah evaluasi oleh Dinas Perhubungan, pelaporan ini terdapat dua indikator yaitu (a) Laporan dimasukkan kepada Kepala Dinas, kemudian akan disampaikan kepada kementerian dan (b) Peran pelaporan masyarakat dengan memasukkan data lengkap.

5. Efektivitas Penyelenggaraan Layanan Transportasi Online Di Kota Makassar dapat tercapai dengan baik dengan mengacu pada proses pengawasan yang baik yakni meliputi Pemantauan, Pemeriksaan, Penilaian dan Pelaporan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan loksasi penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini terlaksana pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2018.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan, disertai dengan pertimbangan bahwa sistem pengawasan penyelenggaraan layanan transportasi online di kota Makassar oleh dinas perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan terhadap penyelengggaraan layanan transportasi online dinilai masih kurang maksimal.

B. Jenis dan tipe penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian mencurahkan segala kemampuan baik sebagai wawancara atau pengamat dalam mengeksplorasi dan mengumpulkan data masalah yang diteliti dalam hal ini sistem pengawasan penyelenggaraan transportasi online.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian fenomenologi yakni suatu penelitian yang meliputi proses pengumpulan data dan penjelasan data secara kualitatif. Peneliti berusaha menggambarkan sistem pengawasan pemerintah dalam pelaksanaan pelayanan transportasi online di kota Makassar.

C. Sumber data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti melalui wawancara langsung dengan informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data berupa dokumen-dokumen, buku, laporan, peraturan dan data yang bersifat yang bersifat informasi tertulis yang digunakan dalam penelitian.

D. Informan penelitian

Menurut Bungin (2011) informan adalah sumber informasi yang diyakini mampu memberikan jawaban objektif terhadap pewawancara. peneliti menggunakan purposive sampling yaitu peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian.

Tabel 1 : Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan Jumlah

1. Edica Ade Prastyo,S.H

EAP Kasi Angkutan Tidak Dalam Trayek Dan Barang Dishub Sulsel

1 2. Irfan FI Staf Kasi Angkutan Tidak Dalam Trayek Dan Barang

Dishub Sulsel

1 3. Asman

Amkas

AA Pengemudi Layanan Transportasi Online ( GrabCar) 1 4. Fadli FD Pengemudi Layanan Transportasi Online (GrabCar) 1 5. Rijal RJ Pengemudi Layanan Transportasi Online (GoCar) 1 6. Reski RS Pengguna layanan transportasi online (GrabCar) 1 7. Nurul Azmi NA Pengguna layanan transportasi online (G0Car) 1

Jumlah 7

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Metode wawancara yang dilakukan saat penelitian ini adalah dengan melakukan diskusi langsung dengan pertanyaan terkait variable yang ada, kemudian dikembangkan berdasarkan dengan fenomena yang ada, awancara ini dilakuukan di kantor (pegawai Dishub Prov. Sulsel) dan diatas kendaraan dengan pengemudi transportasi onlie serta di tempat yang memungkinkan bagi pengguna transportasi online.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dengan melakukan pengarsipan terhadap beberapa dokumen dari dinas perhubungan serta hal lain yang dianggap memberikan pengaruh baik terhadap penelitian ini.

c. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan awal terhadap gejala sosial ditengah masyarakat terkait dengan perbedaan pandangan terhadap transportasi online. hal ini memberikan pengaruh terhadap data yang diperoleh utamanya sebagai informs awal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya.

F. Teknik analisis data

Data yang diperoleh adalah data primer, sekunder dan tersier dan kemudian penulis melakukan analisis dengan teknik kualitatif. Menurut McDrury, (Moleong:2014) mengatakan bahwa analisis datayang digunakan dalam

penelitian dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data (Data Reduction

Mereduksi data berarti melakukan kajian pada hal yang dianggap focus serta mengarah. Dengan demikian, data yang telah direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dalam hal ini gambaran tentang pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan layanan transportasi online di kota Makassar.

2. Penyajian data (data display)

Penelitian kualitatif, dilakukan penyajian data dengan bentuk uaraian singkat, bagan, hubungan antara kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini diusahakan agar peneliti mampu menguraikan secara singkat tentang pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan layanan transportasi online di kota Makassar.

3. Penarikan kesimpulan (conslusion drawing and verification)

Langkah ketika dalam analisis data dengan ada kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan dalam peneliti kualitatif merupakan sebuah temuan baru, artinya belum pernah ada yang menyajikan hal tersebut.Temuan bisa berupa penjelasan danvisualisasi terhadap suatu objek dalam hal ini mengenai pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan layanan transportasi online di kota Makassar.

G. Pengabsahan data

Moleong, (2014) mengemukakan bahwa pengabsahan data adalah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu caranya adalah dengan proses triagulasi,

yaitu teknik pemeriksaaan keabsahan data yang memamfaatkan sesuatu data dengan tidak menggunakan data yang sama untuk dijadikan perbandingan.

1. Triagulasi Sumber

Triagulasi sumber adalah membandingkan cara memeriksa kembali tingkata kepercayaansuatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

contohnya melakukan pembandingan antar informan, kemudian membandingkanapa yang dikatakan umum dengan yangdikatakan pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada untuk melihat perbedaan dan kesamaan pendapat yang dapat dilihat dari hasil wawancara dan dokumen.

2. Trigulasi Teknik.

Teknik data untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut;

a. Teknik Observasi

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteks observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek, dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

b. Teknik Wawancara

Teknik wawancara (interview) adalah teknik dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan berhadapan

langsung dengan informasi yang dianggap mengerti mengenai permasalahan yang diteliti.

3. Trigulasi Waktu

Trigulasi waktu digunakan untuk validitas databerkaitan dengan pengecekan data berbagaisumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Kota Makassar

Kota ini dahulu bernama ujung pandang dan dipakai kira-kira tahun 1971 sampai tahun 1999. Alasan perubahan yang masuk akal sebab Makassar adalah nama suku yang ada di kota Makassar saat ini, meskipun masyarakat yang mendiami wilayah Makassar saat ini datang dari latar belakang suku berbeda..

Perang dunia kedua dan pendirian republik Indonesia merubah wajah Makassar.

warga asing yang dulunya mendiami Makassar meninggalkan kota ini pada tahun 1949 dan alih kepemilikan dari asing kepada pribumi pada tahun 1950-an menjadikannya kembali sebuah kota provinsi. Bahkan, sifat asli semakin menghilang dengan kedatangan warga yang mengadu nasib di kota ini. Baru pada tahun 1999 kota ini kembali dinamakan Makassar, tepatnya 13 oktober berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 nama ujung pandang dikembalikan menjadi Kota Makasssar dan sesuai Undang-Undang Pemerintah Daerah luas wilayah bertambah kurang lebih 4 mil kearah laut 10.000 Ha, menjadi 27.577 hal ini sesuai dengan data kemendagri .

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada pada jalur perdagangan dan jalur transportasi yang sangat ideal. menjadi jalur utama dari arah selatan provinsi Sulawesi selatan menuju arah utara maupun barat, serta memiliki pelabuhan yang besar dan jalur transportasi udara kelas internasional.

Tahun 2015 jumlah penduduk kota mengalami peningkatan yang cuku besar, seiring dengan kepentingan ekonomi, politik dan lain sebagainya. sebagai ibu kota provinsi, tentu ini adalah hal yang sering terjadi yakni peningkatan jumlah penduduk. sebagaimana hasil wawancara mengatakan bahwa di kota Makassar tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang besar kata Chaidir (Kabid Pengelolaan Data dan Informasi Dispendukcapil Makassar) kepada berita sulsel.com, jumat (31/3/2017).

Tabel 2 :Jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2015-2017

Tahun 2015 2016 2017

Jumlah Penduduk 1.653.386 1.658.503 1.769.920

Sumber : Berita online Sulsel.com

Berdasarkan dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa setiap tahun terjadi kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan. Dari data penduduk diatas, yang paling mendasar adalah jumlah kebutuhan mobilisasi masyarakat kota Makassar sangat besar dan memiliki potensi gesekan sosial yang juga sangat besar. oleh karena itu kebutuhan terhadap moda transportasi juga sangat penting untuk menunjang hal tersebut.

2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Propinsi Sulawesi Selatan

Dinas perhungan provinsi Sulawesi selatan terletak dijalan perintis kemerdekaan, Pai, Biring Kanaya, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi selatan. Pekarangan kantor yang luas dan tertata membuat kantor ini seperti bangunan pemerintahan agak berbeda dari yang lain karena banyak tumbuh pohon besar disekitar kantor ini.

Bagian depan kantor terdapat lapangan untuk upacara bendera pada hari senin.

Pekarangan kantor dinas perhungan provinsi Sulawesi selatan cukup luas dan tertata

dengan rapi. Bangunan Kantor utama memiliki tiga lantai dengan warna putih dan atap bangunan berwarna biru Lantai utama kantor terdapat ruangan bagian umum yang mengurus tentang persuratan dan keperluan lainnya, bersebelahan dengan ruangan bagian umum terdapat ruangan kepala dinas perhubungan provinsi Sulawesi selatan. Sedangkan lantai dua terdapat berbagai ruangan lainnya seperti ruangan angkutan transportasi umum dalam trayek dan angkutan transportasi umum tidak dalam trayek yang berdampingan.Sedangkan pada lantai tiga terdapat beberapa ruangan lainnya seperti bagian moda dan penindakan.

Visi dan Misi Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut:

1. Visi adalah: “Dinas perhubungan sebagai sebagai penyelenggara transportasi yang professional dan handal menuju tercapainya simpul konektivitas dikawasan timur Indonesia”

2. Misi organisasi adalah tonggak dari perencanaan strategik untuk mencapai tujuan dan sasaran ang terukur, obyektif, dan spesifik. Berdasarkan visi dinas perhubungan provinsi Sulawesi selatan, ditetapkan misi sebagai berikut:

a. Menyediakan sarana dan prasarana perhubungan sesuai dengan kebutuhan;

b. Menciptakan sistem pelayanan transportasi yang selamat, aman, nyaman dan mampu menjangkau semua provinsi Sulawesi selatan;

c. Memberdayakan masyarakat untuk ikut serta dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban transportasi;

d. Mengembangkan kemampuan sumberdaya manusia agar melaksana tugas secara profesional.

3. Karakteristik informan

Berikut adalah karakteristik secara umum terhadap informan yang diwawancarai sesuai dengan keahlian masing-masing menurut jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan.

a. Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik informan yang menjadi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3 : Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin

Sumber : Diolah dari data primer

Distributor informan tentang jenis kelamin berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 5 (lima) orang berjenis kelamin laki-laki atau 71,4 persen dan 2 (dua) orang berjenis kelamin perempuan atau sebesar 28,6 persen dari seluruh informan yang ada.

b. Karakteristik informan berdasarkan pekerjaan

Karakteristik informan yang menjadi subyek penelitian berdasarkan pekerjaan ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Keterangan Frekuensi Persentase

Laki-Laki 5 71,4 %

Perempuan 2 28,6 %

Jumlah 7 100 %

Tabel 4 : Kaarakter informan berdasarkan pekerjaan

Sumber : Diolah dari data primer

Distributor informan tentang pekerjaan berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 2 (empat) orang bekerja sebaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 28,5 persen dan 3 (tiga) orang bekerja sebagai Pengemudi transportasi online atau sebesar 42,9 persen, serta sebagai mahasiswi 1(satu) orang atau sebanyak 14,3 persen dan sebagai seorang guru 1 (satu) orang atau sebanyak 14,3 persen.

c. Karakteristik informan berdasarkan pendidikan

Karakteristik informan yang menjadi subyek penelitian berdasarkan pendidikan ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 5 : Karakteristik informan berdasarkan pendidikan

Sumber : Diolah dari data primer

Distributor informan tentang pekerjaan berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 3 (tiga) orang dengan pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) sebanyak 42,9

Keterangan Frekuensi Persentase

PNS 2 28,5 %

Pengemudi transportasi online 3 42,9 %

Mahasiswi 1 14,3%

Guru 1 14,3 %

Jumlah 7 100 %

Keterangan Frekuensi Persentase

Sarjana Strata Satu (S1) 3 42,9 %

Sekolah Menengah Atas ((SMA) 4 57,1 %

Jumlah 7 100 %

persen dan 4 (empat)orang dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sebesar 57,6 persen dari seluruh informan yang ada.

B. Sistem Pengawasan Penyelenggaraan Layanan Transportasi Online Di Kota Makassar

Sistem pengawasan penyelenggaraan layanan transportasi online di kota Makassar telah dikakukan oleh sebagaimana mestinya. Khususnya bagian yang menangani transportasi online yaitu bagian angkutan tidak dalam trayek dan barang dishub sulsel.

Dengan ini peneliti akan menjelaskan empat indikator yang terdapat sistem pengawasan penyelenggaraan layanan transportasi online di kota Makassar yakni: 1.

Pemantauan, 2. Pemeriksaan, 3. Penilaian, 4. Pelaporan.

1. Pemantauan

Pemantauan terhadap layanan harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian penerapan aturan yang diberlakukan kepada penyedia layanan di kota Makassar.

Berdasarkan wawancara kepala seksi angkutan tidak dalam trayek dan barang mengungkapkan hasil wawancara sebagai berikut:

“Dalam melakukan pemantauan, kami memantau penyedia layanan transportasi online di kota Makassar dengan dua mekanisme yakni melalui Akses Dashboard dan Melakukan pemesanan melalui aplikasi”. ( Hasil wawancara dengan EAP, 07 Maret 2018)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa pemantauan dilakukan dengan dua mekanisme. Adapun mekanisme tersebut sebagai berikut :

a. akses dashboard

b. melakukan pemesana melalui aplikasi

Penjelasan dari kedua mekanisme tersebut adalah sebagai berikut:

1. a. Akses Dashboard

Akses dashboard adalah suatu sistem yang terhubung dengan alur pergerakan taksi online yang terintegrasi dengan sistem yang dimiliki oleh Dishub Prov. SulSel.

Melalui Akses dashboard ini semua pergerakan taksi online terbaca melaui sistem yang dimiliki oleh Dishub, hal ini adalah wujud dari proses pemantauan yang terintegrasi mulai dari penyedia layanan transportasi online yakni aplikator dan driver yang dapat dipantau oleh Dishub. Hal diatas adalah berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi tidak dalam trayek dishub prov. sulsel, adapun hasil wawancara tersebut sebagai berikut:

“Dalam melakukan pemantauan, Dinas perhubungan Provinsi Sulawesi selatan memiliki sistem yang dinamakan “ Akses Dashbot”, akses ini memudahkan petugas untuk membaca semua pergerakan kendaraan taksi online di kota Makassar. Gambaran dari aplikasi ini contoh ketika sedang memesan taksi online, maka pemesan dapat melihat pergerakan taksi yang dipesan, begitu juga dengan akses dashbot pergerakan kendaraan dapat terbaca dengan jelas secara keseluruhan sehingga memudahkan proses pemantauan itu dilakukan”. (Hasil wawancara dengan EAP, 07 maret 2018)

Melihat hasil wawancara yang disampaikan diatas sebagai pihak yang menangani tentang transportasi online di kota Makassar tentunya juga membutuhkan dukungan dari penyedia layanan yang ada di kota Makassar yakni dengan melakukan proses pendataan yang baik terhadap driver yang mereka miliki agar pemantauan yang dilakukan oleh Dishub dapat berjalan dengan baik sesuai harapan banyak pihak. Wawancara dengan staf Kasi Angkutan tidak dalam trayek Dshub Prov. Sulsel, mengatakan bahwa :

“Pemantauan sudah sangat menyesuaikan dengan pemanfaatan taknologi, jadi penyedia layanan transportasi online menggunakan kecanggihan teknologi dalam memberikan pelayanan, maka dishub juga menggunakan teknologi yang canggih dalam memantau mereka ketika beroperasi. Pemantauan dengan akses dahbot sangat membantu proses pemantauan, sebab sekedar memantau didepan

layar leptop, pergerakan transportasi online dapat terlihat dengan jelas sesuai kebutuhan pemantauan”. (Wawancara dengan IR, 07 Maret 2018)

Melihat hasil dari wawancara diatas yang disampaikan tersebut yang mengatakan bahwa pengawasan dengan menggunakan teknologi sangat membantu.

Artinya proses pemantauan yang baik adalah proses yang dilakukan dengan menyesuaikan objek yang yang dipantau, sebab yang yang dipantau dalam hal ini pergerakan kendaraan transportasi online dengan menggunakan sistem teknologi maka proses pemantauan yang baik adalah dengan menggunakan teknologi pula yakni dengan menggunakan akses dashboard. Pendapat sama juga disampaikan oleh pengemudi transportasi online yang mengatakan bahwa :

“Akses Dashboard sebenarnya cukup memudahkan, sebab akan mempengaruhi rasa aman masyarakat karena transportasi online terpantau melalui aplikasi”

(Hasil wawancara dengan AA, 16 Maret 2018)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengemudi transportasi online diatas, dapat dicermati bahwa pengemudi menginginkan agar penumpang merasa aman sehingga menikmati ketika menggunakan layanan transportasi online, hal senada juga disampaikan selaku penngguna layanan tersebut yang mengungkapkan bahwa:

“Kalau ada pemantauan menggunakan Akses Dashboard sebenarnya sangat bagus, sebab pengemudi akan bergerak sesuai dengan petunjuk jalan yang ada dan merasa dipantau maka kita akan merasa aman juga”.(Hasil Wawancara dengan RS, 22 Maret 2018).

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dicermati bahwa pengguna merasa penting untuk dilakukan pemantauan terhadap transportasi online agar agar dapat memberi rasa aman terhadap pengguna transportasi online.

1. b. Pemesanan taksi online melalui aplikasi

Cara selanjutnya jika melakukan pemantauan terhadap pengawasan penyelenggaraan layanan transportasi online yang dilakukan oleh Dishub Prov.

Sulsel adalah dengan cara melakukan pemesanan langsung kepada pengemudi transportasi online. Tentu ini sangat sederhana dan efektif jika akan dilakukan proses pemeriksaan dan pemantauan terhadap transportasi online sebab cukup dengan pemesanan maka akan mudah dilakukan tindak lanjut. Hal tersebut diungkapkan oleh Kasi Angkutan tidak dalam trayek, yang mengungkapkan bahwa:

“Untuk memantau transportasi online di kota Makassar yakni dengan cara melakukan pemesanan kepada pengemudi transportasi online ditempat yang tentu bukan di kantor dinas perhubungan provinsi Sulawesi selatan, sebab kita ingin agar mereka datang untuk menjemput sekaligus diperiksa secara administratif jika dibutuhkan, tapi yang paling penting adalah kami tetap melaksanakan pemantauan mengacu Kepada Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas”. (Wawancara dengan EAP,07 Maret 2018)

Melihat hasil wawancara dari Kepala seksi angkutan tidak dalam trayek, maka dapat diketahui melalui mekanisme pemesanan taksi online juga dapat dilakukan proses pemantauan yakni dengan langsung memanggil penyedia layanan transportasi online tersebut. Tetapi yang paling penting dari itu adalah semua proses pemantauan tetap mengacu kepada UU No 22 Tahung 2009 Tentang Lalu Lintas.

Senada dengan hasil wawancara diatas,staf Kasi angkutan tidak dalam trayek mengungkapkan bahwa:

“Mekanisme dalam proses perizinan angkutan sudah sangat jelas, Undang- undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas menjadi acuan kita, semua harus mengaacu kepada peraturan ini sebab ini berkaitan dengan keselamatan banyak orang”.(Wawancara dengan IR,07 Maret 2018)

Melihat hasil wawancara di atas, dapat dijelakan bahwa proses yang ada sudah sangat jelas, bahwa semua yang berkaitan dengan keselamatan banyak orang harus tetap mengacu kepada aturan yang mengikat semuanya. Selaku instansi yang diberikan kewenangan terhadap pengaturan lalu lintas sebagimana amanat PM 108 Tahun 2017 sudah selayaknya jika dinas perhubungan mampu melakukan tugasnya

dengan baik. Hal berbeda diungkapkan oleh pengemudi yang mengungkapkan bahwa:

“Untuk razia dan pemesanan yang bertujuan untuk pemeriksaan administrasi memang dinas perhubungan seperti tidak pernah melakukan, setahu saya hanya satu kali itupun di Jalan Pengayoman, tetapi jika dilakukan razia maka itu bagus untuk memenuhi syarat administrasi”. (Wawancara dengan RJ, 16 Maret 2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat kita lihat bahwa proses pemantauan melalui pemesanan transportasi online lewat aplikasi masih sangat kurang efektif sebab tidak memberikan efek terhadap pengemudi transportasi.bahkan pengemudi transportasi online menganggap bahwa razia tersebut hanya tuntutan yang bersifat sementara untuk memenuhi keinginan pengemudi transportasi konvensional. Adapun menurut pengguna mengungkapkan bahwa :

“Proses razia pada dasarnya sangat bagus untuk menertibkan penyedia layanan transportasi online yang tidak sesuai dengan peraturan, kalau sesuai dengan peraturan itu tandanya sudah layak mengemudi dan mengangkut penumpang”

(Hasil Wawancara dengan RS, 21 Maret 2018)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa proses penindakan dengan razia harus dilakukan agar dapat memenuhi rasa aman terhadap kebutuhan layanan transportasi online yang digunakan oleh masyarakat. Dari hasil hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa proses pemantauan sudah terlaksana tetapi masih sangat kurang efektif karena Akses Dashboard belum dilaksanakan secara maksimal karena PM No 108 Tahun 2017 belum dilaksanakan secara menyeluruh. Hal yang sama juga terhadap pemantauan dengan pemesanan melalui aplikasi yang masih belum dilaksanakan dengan maksimal karena jumlah transportasi online yang terlalu banyak sehingga tidak mampu terjangkau secara keseluruhan oleh dinas perhubungan provinsi Sulawesi selatan.

Dokumen terkait