• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Instrumen Penilaian

Dalam dokumen Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar (Halaman 103-107)

a. Jenis Penilaian.

Penilaian merupakan kegiatan yang harus ditujukan/dilakukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapainya. Jenis penilaian yang dapat digunakan dalam sistem penilaian kompetensi setiap mata pelajaran antara lain:

1) Kuis, bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang bersifat prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 15 menit. Kuis dilakukan untuk mengungkap kembali penguasaan pelajaran oleh siswa atau mengungap hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan siswa.

2) Pertanyaan lisan di kelas, yaitu pertanyaan- pertanyaan yang diucapkan oleh guru dengan tujuan memperkuat pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Teknik bertanya yang baik adalah mengajukan pertanyaan dengan singkat dan tegas, memberi waktu selang, kemudian memilih siswa secara acak untuk menjawab. Pertanyaan lisan di kelas

sama dengan kata kerja pada kompetensi dasar, namun cakupan materinya lebih sempit lagi. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator tergantung dari jumlah materi pokok yang diperlukan untuk mencapainya.

c. Penjabaran Indikator menjadi Butir Soal.

Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa butir soal. Butir soal dirumuskan dalam bentuk yang sesuai dengan kegunaannya, misalnya untuk tugas, tes formatif atau sumatif.

F. Penyusunan Instrumen Penilaian.

a. Jenis Penilaian.

Penilaian merupakan kegiatan yang harus ditujukan/dilakukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapainya. Jenis penilaian yang dapat digunakan dalam sistem penilaian kompetensi setiap mata pelajaran antara lain:

1) Kuis, bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang bersifat prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 15 menit. Kuis dilakukan untuk mengungkap kembali penguasaan pelajaran oleh siswa atau mengungap hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan siswa.

2) Pertanyaan lisan di kelas, yaitu pertanyaan- pertanyaan yang diucapkan oleh guru dengan tujuan memperkuat pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Teknik bertanya yang baik adalah mengajukan pertanyaan dengan singkat dan tegas, memberi waktu selang, kemudian memilih siswa secara acak untuk menjawab. Pertanyaan lisan di kelas

bermanfaat untuk mengecek dan mengetahui kemampuan siswa secara langsung sehingga materi yang belum dikuasi dapat diulas sebagai bentuk remedial bagi yang belum difahami.

3) Ulangan harian, adalah ujian yang dilakukan setiap saat, misalnya 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan.

Bentuk soal yang digunakan sebaiknya berupa uraian objektif atau non-objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.

4) Tugas individu, yaitu tugas yang diberikan kapan saja, biasanya untuk memperkaya materi pembelajaran, atau untuk persiapan program pembelajaran tertentu.

Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi dan analisis, bila mungkin sampai sintesis dan evaluasi.

Tugas individu dalam pembelajaran geografi dapat digunakan untuk pengamatan gejala dan fenomena geografi di lingkugan siswa.

5) Tugas kelompok, yaitu tugas seperti pada butir 4, tetapi dikerjakan oleh kelompok-kelompok siswa (5-7 orang). Jenis tugas ini digunakan untuk menilai kemampuan kerjasama di dalam kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi, yaitu aplikasi sampai evaluasi.

Tugas kelompok dalam geografi dapat digunakan untuk melaksanakan tugas proyek yang dijadikan bukti autentik dalam prosedur portofolio.

6) Ujian Sumatif, yaitu ujian yang dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap satu Standar Kompetensi atau beberapa satuan Kompetensi Dasar. Dalam sistem penilaian kompetensi dasar ujian sumatif tidak identik

96

dengan ujian semester. Ujian sumatif dilaksanakan setiap akhir dari proses pembelajaran yang meliputi 3- 5 kompetensi dasar, atau satu standar kompetensi.

Bagi anak yang dapat belajar dengan cepat, sistem ini sangat menguntungkan, karena seluruh kompetensi dapat dicapai selama kurang dari tiga tahun. Bentuk soal yang dipakai dalam ujian semester ataupun sumatif sebaiknya berupa tes objektif dengan seluruh variasinya.

7) Responsi atau Ujian Praktik Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau akhir praktik.

8) Laporan Kerja Praktik

Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Siswa biasa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu tes dan non tes

Sistem penilaian berbasis kemampuan dasar yang direncanakan dalam sistem penilaian yang berkelanjutan.

Penilaian berkelanjutan adalah penilaian yang melibatkan semua indikator melalui pengembangan soal yang terkait hasilnya dianalisis untuk menentukan kemampuan dasar mana yang telah atau belum dimiliki siswa serta kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran berdasarkan prinsip kontinuitas diperlukan tagihan kepada siswa untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran yang dilakukan. Tagihan adalah cara bagaimana ujian (penilaian) dilakukan.

dengan ujian semester. Ujian sumatif dilaksanakan setiap akhir dari proses pembelajaran yang meliputi 3- 5 kompetensi dasar, atau satu standar kompetensi.

Bagi anak yang dapat belajar dengan cepat, sistem ini sangat menguntungkan, karena seluruh kompetensi dapat dicapai selama kurang dari tiga tahun. Bentuk soal yang dipakai dalam ujian semester ataupun sumatif sebaiknya berupa tes objektif dengan seluruh variasinya.

7) Responsi atau Ujian Praktik Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau akhir praktik.

8) Laporan Kerja Praktik

Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Siswa biasa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu tes dan non tes

Sistem penilaian berbasis kemampuan dasar yang direncanakan dalam sistem penilaian yang berkelanjutan.

Penilaian berkelanjutan adalah penilaian yang melibatkan semua indikator melalui pengembangan soal yang terkait hasilnya dianalisis untuk menentukan kemampuan dasar mana yang telah atau belum dimiliki siswa serta kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran berdasarkan prinsip kontinuitas diperlukan tagihan kepada siswa untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran yang dilakukan. Tagihan adalah cara bagaimana ujian (penilaian) dilakukan.

G. Kesimpulan

Berkelanjutan dalam konteks ini, adalah penilaian yang di- rencanakan dan dilakukan terus-menerus, guna mendapatk an gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi oleh siswa, baik sebagai efek langsung main effect, maupun efek pengiring nurturant effect dari proses pembelajaran.

Berkelanjutan dalam konteks ini, adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan terus-menerus, guna men- dapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi oleh siswa, baik sebagai efek langsung main effect, maupun efek pengiring nurturant effect dari proses pembelajaran.

Penilaian berkelanjutan diharapkan mempunyai makna yang saling berhubungan dan memiliki pengaruh bagi semua pihak. Untuk itu, penilaian berbasis kelas hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi peserta didik yang di dalamnya mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang telah dipersyaratkan.

Adapun prinsip khusus penilaian berkelanjutan harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuan yang dimilikinya.

Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur PBK dan pencatatan secara tepat prestasi yang dicapai siswa.

98 BAB 5

Guru Menanggapi Atau Merespon Kebutuhan Belajar Siswa A. Pendahuluan

Dalam kegiatan belajar, seorang pendidik perlu mengenali kebutuhan belajar peserta didik melalui kegiatan identifikasi. Kata identifikasi berasal dari bahasa Inggris. Asal kata to identify sebagai kata kerja, dan identification sebagai benda. To identify secara sederhana artinya adalah mengenali.

Dalam tulisan ini identifikasi kebutuhan belajar artinya ialah mengenali kebutuhan belajar calon peserta didik atau sekelompok orang tertentu yang akan menjadi sasaran didik.

Setiap orang memiliki kebutuhan belajar, dan sepanjang kehidupan manusia perlu belajar, oleh karena itu manusia perlu belajar sepanjang hayatnya. Dengan belajar manusia mempertahankan eksistensi kemanusiaannya. Kebutuhan manusia memang tidak ada batasnya, akan tetapi tidak semua kebutuhan manusia itu selalu tercapai, hal ini terkait dengan kemampuan manusia itu sendiri dalam memenuhi kebutuhannya.

Dalam dokumen Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar (Halaman 103-107)