• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

A. Peran Guru Fiqih Sebagai Pembimbing dalam Membina

Dalam proses pendidikan yang diselenggarakan di MTs Fathurrahman Jeringo, semua unsur mempunyai peran yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, salah satu dari unsur tersebut adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Dengan demikian guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulia dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita.

Keberhasilan guru menjalankan perannya dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman dan kemampuan guru dalam menjalankan perannya itu dalam proses belajar. Apabila guru memahami peranannya hanya sebagai pengajar yakni menyampaikan materi pengajaran kepada siswa tanpa adanya usaha membimbing dan mendidik siswa, maka pemahaman seperti itu masih terlalu sempit, karena peran seorang guru tidak hanya sebatas mengajar atau sekedar mentrasfer pengetahuan kepada peserta didik. Akan tetapi juga sebagai seorang pembimbing.

Menurut hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara yang peneliti lakukan di MTs Fathurrahman Jeringo, didapatkan data bahwa ada beberapa aktivitas yang diperankan oleh guru fiqih sebagai pembimbing dalam membina kedisiplinan shalat berjama’ah siswa kelas VIII A MTs Fathurrahman Jeringo. Aktivitas-aktivitas tersebut berupa Pelaksanaan Pembelajaran fiqih di dalam kelas, Himbauan shalat berjama’ah, Pendampingan shalat berjama’ah. Berikut pemaparannya:

1. Pelaksanaan pembelajaran fiqih di dalam kelas

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sehigga sampai saat ini belum bisa tergantikan oleh media apapun.

Walaupun saat ini kemajuan tehnologi sangat pesat perkembangannya dan bisa mempermudah jalannya pendidikan. Namun peran guru tetap tidak akan bisa tergantikan oleh siapapuun, terlebih lagi guru Pendidikan Agama Islam secara umum dan guru fiqih secara yang memiliki peran dalam membimbing anak agar menjadi manusia muslim sejati, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mula dalam kehidupan pribadi, masyarakat, agaka, bangsa dan bernegara.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa peran guru adalah “sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.”83

83 Farida Sarimaya,Sertifikasi guru, apa… Ibid, h.113.

Berpijak pada teori di atas. Peran guru sebagai pembimbing di MTs Fathuurrahman Jeringo sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut nampak dari guru fiqih yang memberikn bimbingan, arahan dan nsihat kepada siswa kelas VIII A yang tidak mengikuti shalat berjama’ah secara disiplin.

2. Himbauan shalat berjama’ah

Settiap selesainya pembelajaran di kelas, guru fiqih dan guru Al- quran hadis masuk ke kelas untuk menghimbau para siswa untuk segera menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Dengan selalu memberikan himbauan kepada siswa dan siswi maka terlihat mereka berjalan beriringan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah.

Aktivitas guru yang selau memberikan himbauan kepada siswa sebelum pelaksanaan shalat berjama’ah sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”

ditulis bahwa:

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasihat dan menjadi orang kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahkan mungkin

menyalahkan apa yang ditemukannya, serta akan mengadu kepada guru sebagai orang kepercayaan. Makin efektif guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri. 84

3. Pendampingan shalat berjama’ah

Pendampingan shalat berjama’ah oleh guru adalah salah satu aktivitas yang dilakukan oleh guru fiqih di MTs Fathurrahman Jeringo dalam membina kedisiplinan shalat berjama’ah siswa. Pendampingan shalat berjama’ah memiliki pengaruh dalam mendisiplinkan siswa melakukan shalat berjama’ah di masjid, dikarenakan setelah selesainya pelaksanaan shalat berjama’ah guru mengontrol siapa siswanya yang tidak mengikuti shalat berjama’ah. Hal tersebut yang membut siswa selalu disiplin dalam mengikuti shalat berjama’ah di masjid.

Pendampingan shalat berjama’ah oleh guru dalam membina kedisiplinan shalat berjama’ah siswa sejsuai dengan apa yang dikatakan oleh Mulyasa dalam bukunya yang berjudul ”Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan” ditulis bahwa:

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta memilaki kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak

84 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2003), h. 43.

dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya. Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas yang mencakup seluruh kehidupan.85

B. Strategi yang digunakan guru fiqih sebagai pembimbing dalam

Dokumen terkait