• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Majelis Pengawas Daerah Dalam Mencegah Pelanggaran Kode Etik oleh Notaris

31 2. Akta notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, sehingga tidak perlu dibuktikan atau ditambah dengan alat bukti lainnya. Jika misalnya ada pihak yang menyatakan bahwa akata tersebut tidak benar, maka pihak yang menyatakan tidak benar inilah yang wajib membuktikan pernyataannya sesuai dengan hukum yang berlaku.

Prinsip kehati-hatian dan cermat dalam menuangkan keinginan para pihak dalam suatu akta seringkali dihadapkan oleh kendala misalnya identitaas yang tidak lengkap, KTP para pihak sudah tidak berlaku, surat-surat persyaratan yang belum lengkap dan maasih banyak lagi permasalahan yang ditemui. Peran notaris disini tentunya juga memberikan petunujuk hukum dan tentunya nasehat kepada kliennya, contoh dalam hal penjualan objek (tanah) ingin segera dijual padahal belum turun waris, dan surat keterangan kematian pun tidak disertai. Disinilah sangat tampak bagaimana asas-asas pelaksanaan kewenangan jabatan harus melandasi tindakan dari Notaris agar sesuai dengan ketentuan hukum yang seharusnya.

5.2Peran Majelis Pengawas Daerah Dalam Mencegah Pelanggaran Kode

32 b. Menetapkan notaris pengganti

c. Menentukan tempat penyimpanan protokol Notaris yang pada saat setah terima protokol Notaris telah berumur 25 ( dua puluh lima) tahun atau lebih

d. Menerima laporan masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran kode etik notaris atau pelanggaran ketentuan dalam undang-undang;

e. Memberi paraf dan menandatangani daftar akta, daftar surat di bawah rtangan yang disahkan, daftar surat lain yang diwajibkan undang-undang f. Menerima penyampaian secara tertulis salinan dari daftar akta,daftar surat

dibawah tangan yang dibukukan yang telah disahkannya, yang dibuat pada bulan sebelumnya paling lambat 15 (lima belas) hari kalender pada bulan berikutnya, yang memuat sekurang-kurangnya nomor, tanggal dan judul akta.19

Pelaksanaan kinerja notaris menurut wakil ketua MPD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Maha Buana, 49 tahun, dalam wawancara 25 Juli 2014, selalu bertumpu pada peraturan jabatan, setidak-tidaknya kewajiban hukum Notaris dalam pembuatan akta-akta harus dilaksanakan.Dalam pelaksanaan tugas tidak mengalami hambatan berarti karena selalu mengedepankan sikap tertib hukum dan ketegasan Notaris dalam melaksanakan tugasnya sehingga akan terhindar dari permasalahan hukum dikemudian hari, tidak ada celah untuk mempermasalahkan akta yang dibuat oleh Notaris tersebut.

Untuk melakukan pengawasan, sebagai perwakilan dari organisasi Notaris, menurut Notaris Maha Buana, kewajiban INI dan MPD hanyalah bersifat administratif biasa, tanggung jawab tetap melekat pada notaris, artinya ada pengawasan diri sendiri yang menjadi lebih penting agar tidak sampai mengalami permasalahan hukum.MPD telah melakukan pengawasan dengan baik sebagai lembaga yang mengingatkan dan melakukan pemeriksaan pelaksanaan kinerja

19 Habib Adjie, 2011, Majelis Pengawas Notaris, Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara,

Refika Aditama, Bandung, hal.10

33 notaris dan menjadi advisor agar notaris dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan jabatan dan kode etik. Apabila ada indikasi oknum Notaris yang melakukan pelanggaran tersebut, harus ditindak sesuai dengan pelanggarannya dan diberikan sanksi tegas namun tentunya dengan pemeriksaan yang adil dan fair.Semua berdasarkan mekanisme yang sesuai dengan aturan yang ada.

Peran sebagai salah satu pengawas dalam MPD, menurut Notaris Maha Buana adalah pengawasan berfungsi agar tercipta iklim usaha yang sehat mengingat semakin banyaknya notaris di wilayah kerja kota Denpasar. Ini juga memerlukan peran negara melalui Kemenkumham dengan perpanjangan tangan di MPD, MPW, dan MPP serta peran internal organisasi INI mutlak tetap diperlukan dan bahkan harus lebih ditingkatkan lagi tidak hanya fungsi pengawasan tetapi secara rutin memberikan pembinaan secara komperehensif dan integral.

Notaris Indra Fajarwati, SH MKn, 31 tahun, Jl Kecubung No 27 Denpasar, sesuai wawancara 25 Juli 2014, menyebutkan dalam hal pengawasan terhadap Notaris telah dilakukan oleh MPD dengan baik dan optimal. Jika ada indikasi pelanggaran disebabkan oleh tindakan dari oknum notaris itu sendiri dimana telah melakukan pelanggaran aturan UUJN dan kode etik. Sehingga dalam menghadapi tumbuh kembang formasi notaris di Kota Denpasar memerlukan kesadaran /kepatuhan dari masing-masing Notaris itu sendiri.

Hal yang sama dikemukakan oleh Ni luh Ary Widiastuthi,SH MKn, 33 th, tentang pengawasan oleh MPD, sampai saat ini telah menjalankan tugasnya sesuai aturan yang berlaku. Akan tetapi apabila mengharapkan pengawasan yang lebih optimal diperlukan penambahan personel pengawas lebih dari sekedar komposisi yang sekarang, karena harus disesuaikan juga dengan rasio pertumbuhan notaris dewasa ini. Ini diperlukan dalam hal bisa mengantisipasi jumlah MPD saat ini karena komposisinya kan hanya terdiri dari unsur yang telah ditentukan UU, menyebabkan pula pengawasan menjadi kurang maksimal.

Pengawasan tersebut diharapkan dapat lebih detail terhadap akta-akta yang telah dibuat oleh notaris dan juga dapat memberikan solusi-solusi terhadap permasalahan yang dialami oleh Notaris dalam pelaksanaan jabatannya. Dalam

34 pengawasan terhadap oknum Notaris yang terindikasi melakukan pelanggaran aturan UUJN dan kode etik, wajib memang ditindak tegas. Tentunya juga disesuaikan dengan kondisi banyaknya formasi Notaris di beberapa wilayah, memang sebaiknya ada rumusan peraturan tentang standarisasi jarak kantor Notaris guna mengantisipasi persaingan tidak sehat. Demikian ditambahkannya harapan tentang pengawasan terhadap Notaris.

Peran dan pengawasan oleh MPD berdasarkan ungkapan sejumlah Notaris di atas tentu dilandasi pandangan dan pengalamannya tentang pengawasan terhadap Notaris. Dapat dikatkan telah berjalan dengan baik. Pelaksanaannya rutin dalam memeriksa tiap-tiap Notaris sesuai jadwal, memberi masukan dan saran terhadap Notaris yang menemui kendala dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehari-hari, serta memanggil Notaris apabila ada kendala dan atau laporan dari masyarakat tentang masalahnya terhadap Notaris ke MPD.

Mekanisme pengawasan oleh MPD dilakukan juga untuk penyelesaian permasalahan terkait adanya laporan dari masyarakat, terkadang masyarakat itu sendiri yang menginginkan sesuatu proses agar segera selesai namun tidak mengikuti aturan atau kesepakatan antara keduabelah pihak. Sehingga merasa dirugikan dan melapor ke MPD. MPD dalam melaksanakan tugasnya akan memeriksa Notaris untuk mendengarkan, memeriksa alat-alat bukti pendukung yang ada sebelum mengambil sikap dan meneruskan sesuatu yang mana hasil keputusan tersebut akan disampaikan secara tertulis kepada masyarakat dan notaris yang dilaporkan tersebut.

Terkait pengawasan notaris dan munculnya oknum Notaris ang tersangkut kasus hukum akibat tindakan kewenangannya, harapan Notaris I Gusti Ayu Maha Santi Dewi, SH MKn, semakin dioptimalkannya fungsi MPD. Masih adanya oknum Notaris yang tersangkut permasalahan hukum yang disebabkan oleh karena situasi pertumbuhan Notaris yang semakin banyak dan kemudian menciptakan persaingan yang tidak sehat membutuhkan pengawasan lembaga.

Indikasi adanya oknum notaris yang melakukan pelanggaran dapat dicegah dengan pengawasan yang ketat oleh MPD, ini juga bermanfaat agar tidak menimbulkan image yang tidak baik di masyarakat.

35 Bagaimana pelaksanaan tugas pengawasan oleh MPD, menurut Notaris Ayu Nanda Desrica, SH MKn, 31 Tahun, telah berjalan dengan baik, terkait pelaksanaan tugasnya telah dengan cermat melakukan pengawasan, seperti adanya laporan bulanan dan laporan pemeriksaan protokol notaris terhadap akta- akta yang dibuatnya.Pemeriksaan dilakukan berkala 1 kali dalam 1 tahun atau setiap waktu yang dianggap perlu dan memberikan pengawasan terhadap Notaris agar dalam menjalankan jabatannya sesuai dengan kode etik dan UUJN yang berlaku.

Upaya menghadapi tantangan yang ditemukan dalam menghadapi persaingan antar Notaris khususnya di wilayah kota Denpasar adalah dengan tetap saling menjaga komunikasi yang baik dengan sesama Notaris sehingga relasi yang terjalin adalah saling menghargai dan menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam tugas jabatan dan kegiatan sehari-hari serta saling memperlakukan rekan sejawat dengan baik.

Tantangan lain yang ditemui Notaris yaitu adanya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kewenangannya, saat menuangkan keinginan para pihak, dimana dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, maka semakin beraneka ragam keinginan para pihak untuk menuangkannya ke dalam suatu akta, dan kadang jenis akta yang dimaksud belum tentu semua Notaris pernah membuatnya sehingga sebagai Notaris juga dituntut untuk mendalami dan menggali potensinya sehingga dalam menuangkannya ke dalam akta tidak akan bertentangan dengan hukum.

Apabila disimpulkan dari pemaparan tentang pelaksanaan kewenangan dan pengawasan terhadap Notaris, maka prosedur pengawasan Notaris tersebut telah dilakukan dengan baik, dengan tahapan yang sesuai yaitu :

1. Pemeriksaan secara rutin tiap-tiap notaris sesuai jadwal

2. Memberikan masukan dan saran terhadap Notaris yang menemui kendala dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehari-hari, serta memanggil notaris apabila ada kendala dan atau laporan dari masyarakat tentang masalahnya terhadap Notaris yang diajukan ke MPD

36 3. MPD dalam melaksanakan tugasnya akan memeriksa Notaris untuk mendengarkan,memeriksa alat-alat bukti pendukung yang ada sebelum mengambil sikap dan meneruskan sesuatu yang mana hasil keputusan tersebut akan disampaikan secara tertulis kepada masyarakat dan Notaris yang dilaporkan tersebut.

37 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait