• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram Dalam

BAB III PEMBAHASAN

B. Peran Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram Dalam

kehidupan anak maka diperlukan pendidikan yang berani dan tegas. Orang tua dan pendidik harus mampu menghadirkan si

“Raja Tega” dalam menerapkan aturan agama. Hal ini dimaksudkan agar tertanam penguatan karakter pada diri anak tersebut.93

Dari data hasil wawancara dengan pengasuh Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram pola pengasuhan secara tegas dilakukan dengan dengan memberikan kebebasan terhadap anak, memberikan kasih sayang, memberikan kepercayaan akan tetapi ketika anak sudah melampau batasan pengasuh tidak segan dalam memberikan sanksi. Hal ini dilakukan agar anak tidak berbuat semena-mena, mencegah perbuatan negatif, sehingga melakukan sesuatu yang mereka inginkan mereka tau batasan, mereka dapat bertanggung jawab, disiplin dan lain sebaginya.

B. Peran Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram dalam

menjadi anak yang memiliki karakter yang baik karena anak akan mengikuti apa yang dilakukan dan akan menjadi apa yang mereka dapatkan dari orang tua mereka. dalam hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis Nabi SAW:

ُن َْٕي ٍِْي اَي َِِّا َش ِّصَُُي َٔ َِِّاَدَُِّٕٓي ُِا ََٕبَأَف ِة َشْطِفْنا ىَهَع ُذَنُٕي الَِّإ ٍدٕ

َِِّاَس ِّجًَُي َٔ

Setiap anak lahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani, atau majusi.

Dari hadis tersebut panti asuhan berkewajiban dalam membina prilaku anak asuhnya, karana mereka merupakan pengganti orang tua dan keluarga anak asuh. Peran Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram dalam membina prilaku anak broken home:

1. Memberi perhatian dan kasih sayang

Peran pengasuh dalam memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak asuh bisa kita lihat dari hubungan antara pengasuh dengan anak asuh. Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dilaksanakan, menyatakan bahwa pengasuh sudah berperan dalam memberi perhatian dan kasih sayang. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dan observasi dengan pengasuh pengasuh di Panti Asuhan, dan hasilnya adalah bahwa para pengasuh sudah menjadi pendengar yang baik, meluangkan waktu bersama anak dan bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak asuh

Hal diatas sesuai dengan pendapat Nurkhotimah, bahwa hal penting dari panti asuhan adalah peran seorang pengasuh yang ada di panti asuhan. Peran pengasuh adalah bentuk perilaku yang diharapkan dari pengasuh pada situasi tertentu seperti, menjaga, merawat,

mendidik, membimbing serta memiliki ketrampilan dan tanggung jawab sebagai orang tua dalam mendidik dan merawat anak.94

2. Memberi motivasi, nasehat dan semangat

Peran pengasuh dalam memberikan motivasi, nasehat dan semangat dapat kita lihat dari kepedulian serta dedikasi para pengasuh.

Hal ini sesuai dengan yang diungkap oleh Muhsin, bahwa dukungan dan semangat yang diberikan oleh pengasuh bertujuan untuk memberikan sifat optimis kepada para anak-anak asuhnya. Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengajaknya berdiskusi, mengunjungi pengajian, mengajaknya berorganisasi dan ikut dalam kegiatan bakti social.95

Nasihat merupakan metode yang paling sering digunakan oleh seorang pendidik. Metode nasihat ini digunakan dalam rangka menanamkan keimanan, mengembangkan kualitas moral meningkatkan spiritual.

Nasihat selalu diberikan oleh para pengasuh di Panti Asuhan, karena pengasuh menjelaskan bahwa nasihat merupan halyang paling mudah diterima oleh anak. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan para pengasuh dan anak asuh bahwa memang di panti asuhan ini jika ada anak yang melakukan kesalahan maka yang pertama diberikan nasihat bukan langsung menghukum anak tanpa tau alasan yang jelas.

94 Eri Kuku Setiani, Pembinaan Sikap Religius Dan Disiplin Di Panti Asuhan Cahaya Umat Desa Ngroto Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelan, (Skripsi, Progam Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga) 2020. hlm. 77

95 Ibid. hlm 78

Pemberian dukungan dan semangat ini sangat penting untuk diberikan kepada anak asuh, karena dengan latar belakang mereka yang tinggal di panti asuhan membuat anak asuh terkadang merasa sungkan untuk bergaul dengan orang luar.

Sehingga pemberian dukungan dan semangat ini diharapkan agar dapat membentuk mental anak asuh agar mereka lebih percaya diri.

3. Memberikan pembinaa

Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh panti asuhan dalam membina anak broken home adalah sebagai berikut :

a. Pembinaan spritual 1) Sholat

Pembinaan shalat dan tata cara shalat yang benar sehingga shalatnya benar-benar mencegah dari perbuatan keji dan mungkar Pembiasaan anak asuh untuk bisa sholat berjamaah ini terlihat ketika akan melaksanakan sholat lima waktu. Selain sholat lima waktu atau sholat wajib anak asuh juga diajarkan untuk melaksanakan sholat sunah seperti sholat duha, sholat tahajjud, dan sholat sunah lainnya.

Anak asuh ditanamkan untuk melaksanakan sholat buka hanya semata- mata karena kewajiban saja melainkan ada makna dibalik mengerjakan sholat, seperti halnya penanaman sikap yang religius, memiliki ahlak yang baik dan disiplin sehingga anak asuh terhindar dari perbuatan yang tidak dinginkan.

2) Mengaji

Anak asuh diajarkan untuk belajar mengaji, baik yang sudah bisa embaca al- quran maupunn yang belum bisa. Tidak hanya belajar ngaji saja anak-anak diajarkan tentang ilmu tajwid dan mengajarkan untuk menghafal dan memahami makna dari al-quran itu sendiri.

Selain untuk mendapatkan pahala tujuan yang diajarkan al-quran yaitu untuk merupah sikap atau ahlak anak, sehingga anak memiliki ahlak sesuai dengan al- quran. Dengan belajar al-quran mereka juga dapat mengendalikan diri mereka dari perbuatan yang menyeleweng.

Diriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari ayahnya bahwa ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

ًَُّاهَع َٔ ٌَآ ْشُقْنا َىاهَعَت ٍَْي ْىُك ُشْيَخ

Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.96

Tujuannya, mengarahkan mereka kepada keyakinan bahwa Allah adalah Rabb mereka dan bahwa ini merupakan firman-Nya, selanjutnya mereka akan melaksanakan perintah-perintah AlQur’an dan menjauhi larangan-larangannya. Ibnu Sina menasihatkan agar dalam mempersiapkan anak dari segi fisik dan

96 Pola Asuh Anak Pada Panti Asuhan Budi Utomo Perspektif Hadhanah Dalam Hukum Keluarga Islam ( Skripsi, Syariah, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro, 2019), hlm. 70

mental hendaknya dimulai dengan mengajarkan Al-Qur’an kepadanya, agar sejak kecil ia sudah mulai mengenal bahasa Arab yang asli, dan tertanam dalam jiwanya nilai-nilai keimanan.

3) Puasa

Puasa merupaka ibadah ruhani sekaligus jasmani. Dengan berpuasa, anak akan belajar ikhlas yang hakiki kepada Allah Swt dan juga akan selalu merasa diawasi oleh-Nya dalam kesendiriannya.

Anak akan terlatih untuk menahan diri dari hasrat kepada makanan sekalipun ia lapar, dan dari minum sekalipun ia haus. Begitu juga puasa akan menguatkan daya kontrol mereka terhadap segala keinginan. Dengan demikian anak akan terbiasa bersabar dan tabah.

Selain puasa dibulan ramadhan anak- anak juga dilatih untuk melaksanakan puasa sunah seperti puasa senin kamis, puasa daud dan puasa sunah laiinya.

4) Pengajian

Kegiatan ini diisi dengan tema Sirah nabawiyah dengan tujuan mengenalkan pada anak asuh tentang sejarah dimasa nabi. Sirah Nabiayah adalah salah satu hal penting yang diajarkan di Panti Asuahan karena dengan belajar sirah nabawiyah ini ada banyak hal yang bisa didapat oleh anak asuh, antara lain adalah keteladan para nabi yang dapat dijadikan panutan.

Dengan adanya pembelajaran sirah nabawiyah ini pengasuh berharap agar

anak asuh dapat mencohtoh keteladanan para nabi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selaian dengan tema sirah nabiyah banyak tema laian juga yang disajikan seperti fiqh dan tema laianya yang dapat menabah wawasan, meningkatkan kualitas serta iman pada diri anak asuh.

b. Pembinaan keterampilaan

Pembinaan keterampilan yang dilakukan panti asuhan kepada anak asuh bertujuan untuk memberikan keterampilan khusus kepada mereka agar memiliki skill yang dapat dikembangkan dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan mereka kelak di masyarakat.

Pembinaan keterampilan yang dilakukan untuk anak asuh adalah membuat kerajinan tangan dari barang bekas atau sampah yang kemudian dibuat menjadi barang yang mempunyai estetika seperti bross, bunga, gantungan kunci dan lain sebagainya. Selain itu anak yang memiliki bakat dalam bidang ekonimi, kesenian, dan laiinya panti asuhan membantu dalam mengasahnya dengan cara memberikan fasilitas seperti membuat koperasi, dan anak asuh akan mengelalonya dengan cara berjualan, sedangkan dalam bidang kesenian panti asuhan juga memberikan fasilitas.

Pembinaan keterampilan bermanfaat untuk memberikan ilmu dan keterampilan kepada anak asuh sehingga mereka mempunyai bekal yang cukup ketika kelak kembali ke kehidupan lingkungan masyarakat.

4. Memberikan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang paling penting karna dengan pendidikan anak asuh mendapatkan ilmu dan meningkatkan pengetahuan. Dalam hal menuntut ilmu tidak ada batasan setiap anak asuh berhak memperoleh pendidikan baik perempuan maupun laki-laki kedua duanya harus memperoleh pelayanan yang sesuai dengan potensi, bakat dan minatnya masing-masing. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi SAW:

ٍىِهْسُي ِّمُك ىَهَع ٌتَضي ِشَف ِىْهِعْنا ُبَهَط

Menuntut ilmu (belajar) adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)97

Dalam memberikan pelayanan pendidikan anak asuh tidak hanya mendapat pengetahuan umum saja tetapi juga pengetahuan agama yaitu belajar sholat, mengaji, menghafal al-qur’an, dan lain sebagainya. Dalam hal ini berdasarkan firman Allah dan Hadis Nabi :

ٌِ ُْٔذُبْعَيِن الَِّا َسَِْ ْلَّا َٔ اٍ ِجْنا ُتْقَهَخ اَي َٔ

“Tidak kuciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku.” (QS. Adz- Dzariat (51): 56)98

Berdasarkan data di atas bahwa pengasuh panti asuhan mengajarkan dan memerintahkan kepada anak asuh untuk beribadah. Seperti mengerjakan sholat lima waktu, sholat sunah, puasa, dan ibadah-ibadah lainya.

97 Ibid. hlm. 69

98 QS. Adz-Dzariat 51: 56

ىكَدلَّٔأ أ ُشُي ، ٍَيُِِس ِعْبَس ُءاَُْبَأ ىْٔ ِةلَصناب

ْىَُُْٓيَب إُق ِّشَفٔ ، ٍشْشَع ُءاَُْبَأ ىْٔ ،آيهع ْىُُْٕب ِشْضأ

ع ِجاَضًَنا يف

ِ

"Suruhlah anak kalian sholat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan sholat).

Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)." (Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 495;

Ahmad, II/180, 187; Al-Hakim, I/197).99

Selain ngajarkan dan memerintahkan ibadah sholat pengasuh juga mengarkan dan memerintahkan kepada anak asuh untu berlajar al- qur’an. Seperti membaca dan menghafal serta mengamalkan apa yang diperintahkan dalam al- qur’an hal ini berdasarkan Nabi SAW :

ُقْنا َىاهَعَت ٍَْي ْىُك ُشْيَخ ًَُّاهَع َٔ ٌَآ ْش

“Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al- Qur’an dan mengajarkannya ”(HR.Bukhari)100

Ibnu Khaldun mengisyaratkan akan pentingnya mengajarkan AlQur’an kepada anak- anak, dan menghafalkannya. Ibnu Sina menasihatkan agar dalam mempersiapkan anak dari segi fisik dan mental hendaknya dimulai dengan mengajarkan Al-Qur’an kepadanya, agar sejak kecil ia sudah mulai mengenal bahasa Arab

99 Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam (Jurnal, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia, Volume 5, Nomor 1, 2015), hlm. 9

100 Pola Asuh Anak Pada Panti Asuhan Budi Utomo Perspektif Hadhanah Dalam Hukum Keluarga Islam ( Skripsi, Syariah, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro, 2019), hlm. 70

yang asli, dan tertanam dalam jiwanya nilai-nilai keimanan.101

Dalam peraturan yang dikeluarkan Mentri Sosial tahun 2011 tentang standar pengasuhan anak bahwa lembaga kesejahteraan sosial anak harus mendukung untuk memperoleh akases pada pendidikan formal, non formal dan informal sesuai dengan perkembangan usia, minat dan rencana pengasuhan mereka. 102

Sesuai dengan data yang telah dijelaskan sebelmunya bahwa Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram telah memberikan pelayana pendidikan kepada anak asuhnya baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Selain itu juga anak asuh dibiasakn mandiri dan mengasah keterampilannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Pengasuh memberikan pelayanan pendidikan kepada anak asuh dengan menyekolahkan anak asuh di sekolah umum mulai dari jenjang MTS, MA, sampai perguruan tinggi. Anak diberikan sekolah agar mendapatkan pengetahuan umum dibangku sekolah. Selain itu Panti Asuhan juga memberika pelayanan pendididikan non formal yaitu mengajarkan Al-Qur’an, sholat berjamaah, melaksanakan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw seperti puasa sunnah, dan lain sebagainya

101 Ibid. hlm.76

102 Ibid

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan data yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut

1. Pola pengasuhan yang dilakukan Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram dalam membina prilaku anak Broken home ialah dilakan dengan tiga cara yaitu dengan cara penilaian awal, demokratis, pengasuhan secara tegas.

Dalam melakukan pengasuhan pengasuh melakukan dengan menyusuaikan dengan karakter anak asuh.

Karena dalam pengasuhan atau mendidik anak tidak boleh dilakukan dengan cara sembarangan, karena sistem atau pola pengasuhan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan terutama dalam hal prilaku anak itu sendiri.

2. Peran Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram dalam membina prilaku anak yaitu dengan cara memberikan kasih sayang perhatian, motivasi atau semangat, memberikan pembinaan baik secara spritual maupun pembinaan keterampilan, serta memberikan pendidikan.

Dengan adanya kasih sayang, pembinaan dan lain sebagainya dapat dapat memberikan pengaruh sangat besar terhadap perkembangan anak terutama dalam hal prilaku.

B. SARAN

Adapaun yang peneliti sampaikan sebagai sebuah saran untuk:

1. Diharapkan kepada orang tua asuh untuk memenuhi semua kebutuhan anak asuh sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan. Dalam pola pengasuhan diharapkan pengasuh lebih memeperhatikan bagaimana mengasuh dan membimbing anak karana anak yang berada di panti asuhan memiliki karakter dan latar

belakang yang berbeda-beda, sehingga dapat menciptakn kondisi keluarga yang ideal, anak merasakan kenyamanan dan mendapatkan kasih sayang.

2. diharapkan kepada anak-anak asuh untuk taat kepada orang tua asuh dan aturan yang ada di Panti Asuhan.

3. Diharapkan kepada masyarakat untuk membantu Panti Asuhan dalam menyumbangkan dana, sehingga dapat memenuhi kebutuhan anak yang belum terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Afiffudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet.2, 2012

Ahmad Imam Muhadi, Hubungan Pola Asuh Demokratis Terhadap Kemandirian Anak Di Taman Kanak –Kanak El-Hijaa Tambak Sari Surabaya (Jurnal, Pendidikan Islam, Volume 4, Nomor 1, 2015).

Al Tridonanto, Beranda Agency, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, (Jakarta, PT Alex Media Kompu Tindo, 2014).

Ammiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004).

Andi Eka Putra, Sketsa Pemikiran Keagamaan Dalam Perspektif Normatif, (Jurnal, Al-Adyan, Volume 12, Nomor 2, Juli- Desember, 2017).

Asni Harismi, https://www.sehatq.com/artikel/memahami-broken- home-dan-dampaknya-bagi-anak, 13 Oktober 2013

Budi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014)

Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif, (Pt Remaja Rosdakarya: Bandung, 2008).

Deni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian, (CV Pustaka Setia Bandung, 2008).

Diki Gustian, Erhamwilda, Enoh, Pola Asuh Anak Usia Dini Keluarga Muslim Dengan Ibu Pekerja Pabrik (Jurnal, Ta’dib:

Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 1, 2018).

Dokumen Panti Asuhan Nhdatul Wathan Mataram, 23 Juli 2021 Dokumen, Sejarah Singkat Berdirinya Panti Asuhan Nahdatul

Wathan Matram, 24 Juli 2021

Erna Sari Agusta, Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, (Jurnal, Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2018)

Handi Wijaya Parinduri, Siti Zubaidah, Candra Wijaya, Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dan Interaksi Sosial Terhadap Kemandirian Anak Muslim Di Kelurahan Silalas Lingkungan Vii Kecamatan Medan Barat Kota Medan, (Jurnal, Edu Riligia: Vol. 1 No. 4 Oktober-Desember 2017).

Husai Usman, Metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006).

Husein Umar, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (PT Rajagrafindo Persada Jakarta Utara, 2011

Lexi J Moleonng, Metodelogi Pnelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001).

Luluk Surya Ningsih, Analisi Pola Pengasuhan Anak Keluarga Broken home di Dusun Teluk Kecematan Sambas (Jurnal, Sosiologi, Volume 9, Nomor 9, 2020)

Majlis Yanti Putri, Pola Asuh Anak di Panti Asuhan (Studi Kasus Panti Asuhan Yatim Miskin Muhammadiyah Kurai Taji Kecematam Pariaman Selatan)”, Skripsi Program Pendidikan Sosiologi, STKIP Sumtra Barat, 2016.

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014

Mutiara Diana Wati, Pola Asuh Anak Pada Panti Asuhan Budi Utomo Perspektif Hadhanah Dalam Hukum Keluarga Islam, (Skripsi, Akhwalus Syakhsiyah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2019).

Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendedikan (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2010).

Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif pendidikan, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012)

Padjri, Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam, (Jurnal, Intelektualita Volume 5, Nomor 1, Juni 2016)

Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam (Jurnal, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia, Volume 5, Nomor 1, 2015)

Pola Asuh Anak Pada Panti Asuhan Budi Utomo Perspektif Hadhanah Dalam Hukum Keluarga Islam ( Skripsi, Syariah, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro, 2019) Pola Asuh Anak Pada Panti Asuhan Budi Utomo Perspektif Hadhanah Dalam Hukum Keluarga Islam ( Skripsi, Syariah, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro, 2019)

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecertdasan Anak (Jurnal, Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Vol. 1, No. 1, Maret 2015).

Puspita Sari, Pola Pengasuhan Anak Keluarga Broken home Dalam Perkembangan Anak Desa Sumberejo, Keematan Medium Kbupaten Medium(Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014)

Halimah, Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Untuk Wanita, Penerbit Marwah, Bandung 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2008).

Supriadi, “Pendampingan Keagamaan Bagi Anak-Anak Keluarga Broken home Di Panti Asuhan Sibibul”, (Jurnal At-Thullab Mahasiswa Studi Islam, Volume 1, Nomor 2, Januari 2020).

Surjastuti, “Tinjauan Umum Panti Asuhan dalam Ketelantaran Anak”, (Jurnal UAJY, 2012).

Tri Wulandari, Skripsi Dinamika Psikologi Siswa Korban Broken home, (Unversitas Yogyakarta; 2016).

Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Citra Umbara, Bandung:2019

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana pola pengasuhan anak di Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram ?

2. Bagaiamana pola pengasuhan anak broken home di Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram ?

3. Bagaimana peran Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram dalam membina Prilaku anak broken home?

4. Apa saja kegiatan dalam membina prilaku anak broken home?

5. Bagaiamana pola pembinaan anak broken home dalam membina prilaku?

6. Materi apa saja yang diberikan dalam membina anak asuh?

DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara dengan pengasuh Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram Bapak Safa Aji pada tanggal 1 Juni 2021

Wawancara denga pengasuh Panti Asuhan Nahdatul Wathan Mataram Bapak Muhammad Aprilanto pada tannggal 5 Juni 2021

Dokumen terkait