BAB III METODE PENELITIAN
E. Langkah-langkah Pemerintah dalam Pengelolaan Terminal Regional Daya
3. Implementasi Pengelolaan Terminal
2. Penganggaran Pengelolaan Terminal
3. Implementasi Pengelolaan Terminal
Motivator -
Memberi motivasi-
Memberikan Pendidikan Dan Pelatihan (Pembinaan) Kepada Pengelola Terminal Dan Juga Masyarakat.Regulator
- Penyusunan Kebijakan - Landasan kerja yang
jelas, kewenangan hukum - Mengupayakan efektifitas dan meningkatan layanan.
H. Fokus Penelitian
1. Peran pemerintah dalam pengelolaan terminal terdiri dari Fasilitator, Motivator dan Regulator.
2. Langkah-langkah pemerintah dalam pengelolaan Terminal Regional Daya yaitu, Perencanaan Pengelolaan Terminal, Penganggaran Pengelolaan Terminal, dan Implementasi Pengelolaan Terminal.
I. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Peran pemerintah adalah bagaimana keterlibatan pemerintah sebagai pihak yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menjalankan tugas berdasarkan kedudukannya dalam pengelolaan Terminal Regional Daya Kota Makassar.
2. Fasilitator adalah bagaimana pemerintah khususnya pihak pengelola memfasilitasi pengelolaan terminal yang lebih baik.
3. Motivator adalah pihak terkait dalam pengelolaan terminal sesuai dengan SK walikota.
4. Regulator adalah pihak yang bertindak dan berkewajiban membuat regulasi dalam kaitannya pengelolaan terminal.
5. Perencanaan Pengelolaan Terminal adalah kegiatan yang dilakukan pihak pengelola terminal bagaimana dan apa yang harus dilakukan ke depan untuk pengelolaan terminal lebih baik.
6. Penganggaran Pengelolaan Terminal adalah penyediaan anggaran untuk biaya operasional terminal dan biaya umum yang berkaitan dengan pengelolaan terminal.
7. Implementasi Pengelolaan Terminal adalah pelaksanaan pengelolaan terminal baik yang telah direncanakan maupun yang telah ditetapkan dari awal.
35 BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan selama dua 2 (dua) bulan yang dimulai tanggal 3 (tiga) Agustus sampai dengan 3 (tiga) Oktober 2015.
2. Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan di kantor Perusahaan Daerah PD.
Terminal Makasar Metro tepatnya berada di Jl. Kapasa Raya No. 33 Kelurahan Daya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar dan kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar.
Pertimbangan peneliti sehingga tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran pemerintah dalam pengelolaan Terminal Regional Daya Kota Makassar ini adalah dengan adanya degradasi fungsi terminal tersebut yang diindikasikan munculnya terminal liar (terminal bayangan) yang marak di sekitar terminal, dengan melihat status terminal yang satu-satunya tipe A di kawasan Indonesia Timur dan luasnya terminal tersebut menjadi keunikan tersendiri, hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan penelitian.
B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggambarkan makna data-data empirik yang berkaitan dengan hal objek penelitian agar penelitian
ini dapat menjelaskan dan menggambarkan tentang peran pemerintah dalam pengelolaan Terminal di Terminal Regional Daya Kota Makassar.
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi terhadap peran pemerintah dalam pengelolaan Terminal Regional Daya Kota Makassar.
C. Informan Penelitian
Adapun Yang menjadi informan penelitian di antaranya adalah sebagai berikut :
No. Jabatan Inisial Nama Jumlah
1. Kepala Bagian Pengelola PD.
Terminal Makassar Metro M.Y M. Yahya, SH 1 2. Kepala Bagian Umum PD.
Terminal Makassar Metro H.A Drs. Husen A.
Hafid 1
3.
Kepala Seksi Adm &
Kepegawaian PD. Terminal Makassar Metro
M.R Ir. Muhsin R.
Radja 1
3. Bagian Teknik Sarana dan
Prasarana Dinas Perhubungan O.M Oma Mulyono 1 4. Supir Terminal Regional Daya
I.F M.N
R.S
Irfan Munawir Rasyid
3
5. Penumpang Terminal Regional Daya
S.N M.K
H.H
Sulaiman M. Kalam Hj. Hanumiah
3
Jumlah 9
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi:
1. Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan dan pencatatan langsung yang secara sistematis terhadap objek penelitian di Kelurahan Daya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.
2. Wawancara, peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan informan dan melakukan wawancara yang bebas terpimpin, wawancara dilakukan kepada informan yaitu tentang peran pemerintah dalam pengelolaan Terminal Regional Daya Kota Makassar.
3. Studi kepustakaan (Dokumentasi), teknik yang digunakan peneliti untuk mengetahui secara konseptual tentang permasalahan-permasalahan yang sedang diteliti dengan membaca literatur khususnya yang berhubungan dengan peran pemerintah dalam pengelolaan terminal.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) bahwa ada tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data (Reduction Data), penyajian data (Display Data), penarikan kesimpulan/ verifikasi (Conclusion drawing /Verification). Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti terlebih dahulu melakukan antisipasi sebelum melakukan reduksi data. Setelah melakukan reduksi data maka melangkah ke tahap selanjutnya yaitu penyajian data (Data Display) dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart, dan sejenisnya. Setelah itu adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti yang valid dan konsisten mengenai pengelolaan Terminal Regional Daya Kota Makassar pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data.
G. Pengabsahan Data
Data yang dikumpulkan diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang bermutu dengan data yang kredibel, oleh karena itu peneliti melakukan pengabsahan data dengan berbagai hal sebagai berikut :
1. Perpanjangan Masa Penelitian
Peneliti akan melakukan perpanjangan masa pengamatan jika data yang dikumpulkan dianggap belum cukup, maka dari itu peneliti melakukan
pengumpulan data, pengamatan data dan wawancara kepada informan baik dalam bentuk pengecekan data maupun mendapatkan data yang belum diperoleh sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti menghubungi kembali informan dan mengumpulkan data sekunder yang masih diperlukan.
2. Pencermatan Pengamatan
Data yang diperoleh peneliti dislokasi akan diamati secara cermat untuk memperoleh dua data yang bermakna. Oleh karena itu, peneliti akan memperlihatkan dengan cermat apa yang terjadi di lapangan sehingga dapat memperoleh data yang sesungguhnya.
3. Triangulasi
Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi sumber data, metode, dan waktu.
a. Triangulasi Sumber Data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dan hasil pengamatan dari hasil wawancara (Paton, 1987).
b. Triangulasi Metode Dilakukan untuk menguji sumber data, memiliki tujuan untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.
c. Triangulasi Waktu Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data peneliti melakukan wawancara dengan informan dalam kondisi waktu yang berbeda untuk menentukan kredibilitas data.
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebenarnya penghentian pengoperasian Terminal Panaikkang sejak Sabtu, 18 Oktober 2003. Pihak Direksi PD. TMM telah menyebar pengumuman di media massa dalam rangka peresmian TRD tanggal 9 November 2003, sehingga yang akan menggunakan jasa angkutan umum ke luar kota diminta untuk datang langsung ke TRD Jl. Kapasa No. 33 Daya Makassar.
Pembangunan TRD dilakukan oleh pihak ketiga. Pengembang tersebut adalah PT. Kalla Inti Karsa (PT. KIK) yang dalam pengoperasian TRD ikut memberi diskon sebesar 20 persen sebagai apresiasi terhadap para pedagang yang telah membayar KPR di Bank.
Secara khusus kedudukan Perusahaan daerah Terminal Makassar Metro (PD. TMM) didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 16 Tahun 1999 tentang pendirian Perusahaan Daerah (Perda) Terminal Makassar Metro sebagaimana telah diubah dengan Perda Kota Makassar No. 14 Tahun 2006. Di samping itu pengelolaannya didasarkan pada Perda Kota Makassar No. 15 tahun 2006 tentang Pengelolaan terminal Penumpang. Adapun Organisasi dan Tata kerja, tugas pokok dan fungsinya diatur dalam Perda Kota Makassar No. 16 Tahun 1999 tentang Organisasi dan tar Kerja.
B. Letak Geografis Terminal Regional Daya Kota Makassar
Kecamatan Biringkanaya, merupakan salah satu dari 14 Kecamatan di Kota Makassar dengan luas wilayah 48,22 km2, Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Ujung Tanah di sebelah utara, Kecamatan Tallo di sebelah timur, Kecamatan Makassar di sebelah selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ujung Pandang. Kecamatan Biringkanaya merupakan daerah bukan
pantai dengan topografi ketinggian antara permukaan laut. Kecamatan Biringkanaya terdiri dari 7 kelurahan yaitu Kelurahan Paccerakang, Kelurahan Daya, Kelurahan Pai. Kelurahan Sudiang Raya, Kelurahan Sudiang, Kelurahan Bulurokeng, dan Kelurahan Utina. Menurut jaraknya, letak masing-masing kelurahan ke ibukota kecamatan berkisar antara 1-2 km.
Secara khusus TRD berada dalam wilayah Kota Makassar tepatnya di Jl.
Kapasa Raya No. 33 Kelurahan Daya Kecamatan Biringkanaya. TRD Kota Makassar yang memiliki luas wilayah 12.000 M2 (12 Hektare) dalam kompleks tersebut. TRD Kota Makassar merupakan satu-satunya terminal penumpang yang bertipe A di kawasan timur Indonesia.
C. Struktur Organisasi PD. Terminal Makassar Metro Kota Makassar Pengelolaan Terminal Regional Daya (TRD) diselenggarakan pemerintah kota Makassar dan didelegasikan kepada suatu perusahaan daerah PD. Terminal Makassar Metro (PD. TMM) yang mana perusahaan tersebut berada di bawah naungan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Secara organisasi PD. Terminal Makassar Metro didasarkan pada Sukat Keputusan Walikota Makassar Nomor 7039 Tahun 1999 Tahun 27 Oktober 1999. Dalam Keputusan Tersebut PD. Terminal Makassar Metro dipimpin oleh seorang Direktur Utama, dibantu oleh Direktur Umum dan Direktur Operasional. Direktur Umum membawahi Bagian Umum dibantu beberapa Seksi yang terdiri dari Seksi Administrasi dan Kepegawaian, Seksi Perlengkapan dan Seksi Hukum dan Humas, sedangkan Bagian Keuangan dibantu oleh Seksi Anggaran, Seksi Pembukuan dan Seksi Kas. Direktur Operasional membawahi Bagian Operasional Produksi, dalam menjalankan
Terminal merupakan unit fasilitas untuk pelayanan umum, dalam hal ini pergerakan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai fasilitas umum, terminal harus dapat memberi pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik- baiknya. Dalam rangka terwujudnya pelaksanaan pengelolaan terminal secara lebih berdaya guna dan berhasil guna serta untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat Kota Makassar, maka dipandang perlu untuk mengatur pengelolaan terminal dalam suatu Peraturan Daerah Kota Makassar. Hal ini semata-mata dilakukan untuk memberi pelayanan yang maksimal bagi masyarakat dan menerapkan manajemen atau pengelolaan terminal yang baik, itulah tujuan didirikannya terminal selain juga diharapkan memberi kontribusi yang maksimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagai lokasi unit kegiatan transit, tentunya dalam terminal akan banyak terjadi transaksi jasa perjalanan dan berbagai jasa lainnya yang membuat terminal itu menjadi ramai akan masyarakat yang akan melakukan perjalanan antar kota/kabupaten maupun provinsi. Hanya saja dalam pengelolaannya masih kurang menegakkan aturan-aturan yang berlaku yang telah dibuat PD. TMM maupun regulasi yang di tetapkan oleh pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Kota Makassar. Pemerintah adalah pihak yang paling berhak untuk memaksimalkan suatu pelayanan termasuk pelayanan dalam System transportasi khususnya pelayanan terminal.
Pemerintah harus bertindak tegas dan memiliki rasa peduli dan tanggung jawab terhadap pelayanan khususnya pelayanan dalam transportasi dalam hal ini pelayanan terminal agar dapat mewujudkan pelayanan transit yang profesional.
Sebagai saran, dalam pengelolaan terminal penumpang, tentunya terminal tidak bisa hanya dikelola oleh satu pihak dengan baik jika tak ada bantuan dari pihak terkait yang bertanggung jawab dalam ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Terminal Regional Daya sebagai contoh, sebenarnya memiliki area yang luas, akses jalan yang mudah dan banyaknya bus dan angkutan umum yang siap memberangkatkan penumpang dari dalam terminal ke tempat tujuan masing- masing. Tapi mengapa saat ini masih saja sepi akan pengunjung/pengunjung, malah setiap harinya suasana terminal seperti lapangan sepak bola tanpa pemain di dalamnya. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya tindakan pemerintah setempat dan kurang memperhatikan keadaan, situasi di sana. Kebanyakan masyarakat tidak mau menggunakan terminal sehingga terbentuknya terminal bayangan hingga menyebabkan kurangnya kendaraan yang masuk, banyaknya mobil plat gantung yang masuk sampai ke dalam kota untuk menaikkan dan menurunkan penumpang sehingga terminal benar-benar sepi akan pengunjung/penumpang, selain itu fasilitas dalam terminal banyak yang sudah tidak layak pakai. Pemerintah harus lebih banyak memperhatikan dan bertanggung jawab serta menegakkan aturan yang ada terkait pengelolaan terminal ini, dengan begitu bisa saja tidak akan terjadi kesunyian terhadap terminal tersebut.
1. Peran Pemerintah Sebagai Fasilitator
Fasilitator adalah orang yang memberikan bantuan dalam memperlancar proses komunikasi sekelompok orang, sehingga mereka dapat memahami atau memecahkan masalah bersama-sama. Peran pemerintah dalam konsep pembangunan terminal tidak sekedar sebagai institusi pelayanan masyarakat tetapi dalam masyarakat yang demokrasi memiliki peran pokok sebagai fasilitator.
Pemerintah tidak hanya bertugas menyediakan dan memberikan pelayanan umum saja akan tetapi lebih pada upaya mendorong kemampuan masyarakat untuk
memutuskan dan bertindak didasarkan pada pertimbangan lingkungan, kebutuhan dan tantangan ke depan. Fasilitator tidak sekedar dituntut untuk menguasai teknik tertentu untuk memfasilitasi tetapi juga harus mampu membangun kemampuan perilaku lainnya mengenai program secara keseluruhan.
Pemerintah sebagai fasilitator hendaknya memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mengambil peran sesuai dengan kemampuannya untuk penyelesaian suatu program. Salah satu indikator keberhasilan dari kegiatan fasilitasi yaitu menumbuhkan kemandirian masyarakat. Masyarakat diberikan ruang yang cukup untuk menentukan pilihan atas sejumlah alternatif dan menetapkan visi dirinya ke depan. Keputusan sepenuhnya di tangan masyarakat sebagai perencana, pelaksana, pengawas dan evaluator. Kemampuan masyarakat harus seharusnya selalu dikembangkan. Fasilitasi harus mampu mengurangi bentuk intervensi yang tidak perlu yang dapat menghambat kemandirian masyarakat, sehingga masyarakat benar-benar tahu dan ikut menentukan jenis kebijakan yang di anggap tepat tentang pembangunan sampai pengelolaan suatu terminal.
a. Penganggaran Pembangunan Terminal
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan yang dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jaga waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena anggaran sering disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran sering kali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, suatu kegiatan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala
kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. Pemerintah merupakan fasilitator yang harus mampu menyediakan anggaran, namun dalam pengelolaan terminal anggaran pembangunan diperoleh sepenuhnya dari pendapatan retribusi terminal dan jasa lainnya bukan dari Pemerintah Kota. Penyediaan anggaran merupakan langkah yang harus ditempuh oleh pemerintah dalam hal ini PD. TMM dalam membangun terminal yang lebih baik dan profesional.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian Umum PD. Terminal Makassar Metro mengenai penganggaran terhadap pembangunan terminal bahwa :
“Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa dalam pengelolaan terminal ini, satu-satunya pengelolaan terminal di Indonesia Timur yang hanya di kelola oleh Perusahaan Daerah yaitu PD. TMM, kalau di Jawa itu semua terminal di kelola oleh UPTD jadi mereka ada APBD, subsidi, itu yang membedakan, namun dalam pembangunan fasilitas kantor maupun terminal dan bangunan dilakukan oleh PT. KIK makanya tak ada perbaikan lama ini.“(Wawancara Bapak H.A 08/09/2015).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di analisis bahwa di dalam selaku pihak yang bertanggungjawab dalam pengelolaan terminal maka PD. TMM bertanggungjawab mencari pendapatan/penerimaan yang nantinya akan dianggarkan untuk pembangunan terminal dan penyediaan fasilitas yang mana diperoleh dari hasil penerimaan atau pendapatan terminal seperti retribusi dan jasa lainnya. Untuk perbaikan terhadap fasilitas dan bangunan kantor maupun terminal belum ada perencanaan untuk mengalokasikan anggaran karena untuk saat ini
semua itu masih menjadi aset atau milik PT. Kalla Inti Karsa (PT. KIK) sebagai pihak ketiga dalam pembangunan terminal jadi PD. TMM untuk saat ini belum merencanakan alokasi anggaran untuk perbaikan sampai pengembalian aset PT.
KIK sepenuhnya diselesaikan.
Hasil wawancara di bagian Teknik Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Makassar menyinggung hal yang sama dalam wawancaranya sebagai berikut :
“Kondisi terminal saat ini seperti itu kondisinya karena perusahaan daerah yang kelola, seandainya dikelola oleh pemerintah, pemerintah yang kelola banyak bantuan, iya karena dana langsung dari pusat, tidak seperti kalau PD, PD itu mencari sendiri anggaran sendiri untuk membiayai segala kebutuhan perusahaan.” (wawancara dengan Bapak O.M 30/09/2015) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis bahwa di dalam penganggaran pembangunan terminal, anggaran pembangunan terminal itu tidak mendapat bantuan dari pemerintah kota Makassar tapi diperoleh dari pengelolaan terminal itu sendiri, artinya tidak ada subsidi dari pemerintah kota dalam pembangunan terminal karena pengelolaan terminal sudah diserahkan kepada suatu perusahaan daerah dimana perusahaan daerah didirikan tujuannya segabai sumber penerimaan daerah.
Kesimpulan yang diperoleh Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro (PD. TMM) didirikan oleh pemerintah kota Makassar tujuannya adalah sebagai sumber penerimaan atau Pendapatan Asli Daerah (PAD) artinya sebagai sumber penerimaan daerah maka PD. TMM juga harus mencari sumber penerimaan untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal dari pengelolaan terminal, sumber penerimaan tersebut seperti retribusi terminal dan jasa lainnya. Dari hasil
penerimaan PD. TMM tersebut nantinya akan dibagi dengan sistem bagi hasil untuk dimasukkan ke kas daerah. Namun dalam hal pembangunan terminal anggaran tersebut belum dianggarkan oleh PD. TMM karena masih menjadi aset milik PT.
KIK.
2. Peran Pemerintah Sebagai Motivator
Peran Pemerintah sebagai motivator adalah bagian yang sangat urgen untuk mewujudkan sesuatu perubahan yang lebih baik. Maka dari itu Pemerintah sebagai motivator harus mempunyai wawasan yang luas dan tahu bagaimana memberikan motivasi kepada mereka yang membutuhkan, pemerintah sebagai motivator adalah agen dari sebuah perubahan yang signifikan, dengan cara memberikan motivasi kepada mereka yang menginginkan perubahan yang lebih baik pada diri dan lingkungannya adalah bukan tugas atau pekerjaan yang mudah dilakukan. Terkadang motivator harus bersabar dan berusaha keras dalam memberi motivasi untuk mewujudkan apa yang disampaikannya.
a. Memberi Motivasi
Pemerintah merupakan mitra yang sangat penting dalam proses meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta merupakan pihak yang harus mampu mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan pendapatan daerahnya seperti adanya perusahaan daerah PD. Terminal, sehingga hal tersebut sangatlah dibutuhkan peran pemerintah agar bagaimana memberikan dorongan atau motivasi supaya terciptanya kerja sama dengan baik dalam mengelola terminal secara profesional yang ada di daerahnya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Umum PD.
Terminal Makassar Metro dapat diketahui sebagai berikut:
“bahwa untuk mengetahui peran pemerintah dalam memotivasi perlu kita ketahui tugas dan fungsi PD. TMM dan siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan terminal, artinya kita juga di sini memang dituntut persoalan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk saling memotivasi, terlebih daripada itu Pihak PD. TMM juga bertindak sebagai motivator bagi kalangan masyarakat baik penumpang dan supir.” (wawancara dengan Bapak H.A 08/09/2015)
Hasil wawancara tersebut di atas dapat dianalisis bahwa dalam pengelolaan Terminal Regional Daya pemerintah Kota Makassar selalu mengarahkan pemerintah Khususnya Pihak Pengelola terminal PD. TMM dan siapa saya yang terkait seperti dishub, kepolisian, dan instansi terkait lainnya agar masyarakat sadar betapa pentingnya terminal regional daya dikelola dengan baik untuk meningkatkan pendapatan daerah dan menekan biaya ekonomi.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Kepala Seksi Adm. & Kepegawaian PD. Terminal Makassar Metro dalam wawancaranya di ketahui sebagai berikut :
“kami selaku pihak yang diberi wewenang untuk mengelola terminal memang sudah menjadi tugas untuk memotivasi masyarakat baik supir dan penumpang untuk selalu bagaimana masuk ke terminal bukan di luar, karena jika tak ada yang masuk terminal ini akan mati, dan apa gunanya terminal dibangun.” (wawancara dengan Bapak M.R 09/09/2015)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas diketahui bahwa pemerintah sangat berperan penting dalam memberi motivasi kepada masyarakat serta mendorong agar bagaimana menjaga dan menghidupkan terminal agar dapat berfungsi dan memberi pelayanan yang optimal kepada pengguna terminal serta mendongkrak tingkat pendapatan daerah serta perekonomian masyarakat.
Pemerintah dalam memberi memotivasi harus sabar dan pantang menyerah dengan
selaga upaya yang dilakukan guna memberi pelayanan yang optimal kepada pengguna jasa terminal. Oleh karena itu pemerintah sebagai motivator dapat dikatakan bukan pekerjaan yang mudah untuk bagaimana mendorong masyarakat sebagai pengguna jasa untuk menggunakan jasa terminal sebagai layanan transportasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Penumpang Terminal Regional Daya dapat diketahui sebagai berikut :
“sebenarnya kami tidak jarang mendapat motivasi bahkan sampai teguran untuk bagaimana masuk ke dalam terminal bukan di luar dan membuat macet jalan” (wawancara dengan HH 21/09/2015).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pemerintah sebagai motivator yang memberi motivasi untuk bagaimana menggunakan terminal sebagaimana mestinya selalu dilakukan akan tetapi dengan beberapa alasan penumpang dan supir masih saja menggunakan bahu (pinggir) jalan raya sebagai terminal mereka dan lebih memilih untuk tidak masuk ke dalam terminal.
Hasil observasi di lapangan bahwa perintah dalam hal ini selaku motivator sudah melakukan motivasi baik kepada pihak pengelola (karyawan/pegawai) maupun kepada pengguna jasa terminal (masyarakat) terhadap pengelolaan terminal yang baik yang nantinya, tapi yang menjadi permasalahan sebenarnya adalah kesadaran masyarakat baik dari para penumpang maupun para supir sebagai pengguna jasa untuk menggunakan jasa terminal sehingga sangat kurang yang masuk ke dalam terminal. Oleh karena itu pemerintah Kota Makassar sebagai motivator harus mengambil bagian penanganan masalah seputar terminal.