BAB II KAJIAN PUSTAKA
9. Jenis-Jenis Penulisan Jurnal
Ada beberapa jenis penerbitan berkala, selain jurnal, yaitu majalah, bulletin, warkat warta. Majalah adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap keluar diberi halaman terpisah, biasanya diidentifikasi dengan tanggal dan bukan nomor berseri. Bulletin adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau organisasi profesi ilmiah serta memuat berita, hasil dan laporan kegiatan dalam satu bidang.
Warkat Warta, adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemajuan keilmuan yang berisi catatan singkat yang mengutarakan materi secara umum dan tidak mendalam (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2008). Selain itu, dari sisi teknis isi ada tiga macam berkala ilmiah yaitu 1) majalah teknis ilmiah, 2) berkala semi ilmiah, dan 3) berkala sekunder. Majalah teknis ilmiah merupakan majalah yang memuat hasil dan temuan baru penelitihan. Berkala ini biasanya sebagai sarana untuk komunikasi para pakar yang terspesialisasi (Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, 2008).Berkala semi ilmiah, yaitu berkala yang memuat tulisan teknis dengan cakupan yang bersifat ensiklopedia dan ditujukan bagi mereka yang bukan ahli atau spesialis dalam bidang yang dimaksud.
Berkala sekunder berisi abstrak atau ringkasan majalah primer yang sering disebut pula berkala penyari (abstracting Jurnal). Selain itu, untuk keperluan pendidikan ada pula yang disebut berkala tinjauan yang memuat berbagai artikel ilmiah sejenis yang terbit beberapa tahun terakhir untuk memberikan gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Lestari 2018) menyatakan bahwa pada indikator keterampilan proses sains, indikator yang paling tinggi persentasinya yaitu indikator melaksanakan percobaan/penyelidikan dengan persentasi sebesar 79% dengan kategori baik. Adapun indikator yang paling rendah yaitu mengajukan pertanyaan dengan persentasi 33% dengan kategori rendah.
Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Dilakukan Oleh Lestari No Indikator keterampilan Proses Sains Praktikum
Kalor
Kategori
1 Mengamati/Observasi 62% Cukup
2 Mengelompokkan/Klasifikasi 55% Kurang Sekali
3 Menafsirkan/Interpretasi 67% Cukup
4 Meramalkan/Memprediksi 69% Cukup
5 Melakukan Komunikasi 63% Kurang
6 Mengajukan Pertanyaan 33% Kurang Sekali
7 Mengajukan Hipotesis 48% Kurang
8 Menggunakan Alat/Bahan/Sumber 71% Cukup
9 Menerapkan Percobaan/Penyelidikan 68% Cukup
10 Menerapkan Konsep 71% Cukup
11 Melaksanakan Percobaan/Penyelidikan 79% Baik
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah oleh (Andi Fathoni, 2019) mengenai keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum IPA terhadap sisiwa MI Mathla’ul Anwar pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk pada benda. Secara khusus rumusan kesimpulan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
Penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum IPA yang dilakukan pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk pada benda menunjukkan penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum kategori Sangat Baik dengan persentase 86,29%, hasil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan LKS.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Hendrik Siswono, 2017) Hasil analisis deskriptif pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep fisika siswa sangat signifikan. Keterampilan proses sains memberikan pengaruh yang positif terhadap penguasaan konsep fisika siswa yang dibuktikan melalui analisis teoritis dan empiris. Hasil penelitian dapat dikembangkan dengan
menfokuskan pada salah satu aspek keterampilan proses sains yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (sosial).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Kinasih Ayuning Ratih 2019), maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
Keterampilan proses sains pada pembelajaran group investigation berbantuan jurnal belajar
a. Ditinjau dari kognitif siswa termasuk kategori sangat baik dengan >50%
jumlah siswa sudah tuntas secara klasikal. Aspek mengamati, meramalkan, merancang percobaan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan tergolong kategori sangat baik, namun pada aspek menggunakan alat/bahan tergolong kategori baik.
b. Ditinjau dari psikomotorik tergolong kategori sangat baik dengan rincian aspek mengamati, meramalkan, merancang percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan tergolong baik dengan besar presentase masingmasing 72%; 68,25%; 74,75%, 72,25%, 69,25%, dan 75%. Siswa dengan keterampilan tinggi sudah bisa merancang pembelajarannya dengan baik, namun siswa dengan keterampilan masih membutuhkan bimbingan guru.
24 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Studi Literatur (Library Research)
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan persentase indikator Keterampilan Proses Sains dan di analisis secara kuantitatif.
C. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2011: 13) menyatakan bahwa, sebagai alat instrumen, “Para peneliti harus memiliki ketentuan teori dan wawasan bahwa mereka dapat bertanya, menganalisis, memotret, dan melaksanakan situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan lebih bermakna”. Dengan kata lain peneliti menjadi instrumen penelitian utama. Jadi dalam penelitian ini, para peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data yang kemudian menganalisis data yang diperoleh oleh penulis.
Dalam melakukan penelitian, para peneliti mengumpulkan sebanyak lima puluh jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains yang akan dianalisis sehingga hasil penelitian akurat. Selain itu, para peneliti mulai membaca dan menganalisis jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains pada model pembelajaran berbasis masalah.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data atau konsep tekstual. Karena dalam penelitian ini seperti yang disebutkan di atas termasuk dalam jenis studi literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang dianalisis oleh para peneliti yang mengelilingi definisi, konsep, pandangan, pemikiran, dan argumen yang terkandung dalam literatur yang relevan dengan pembahasan.
Peneliti menggunakan studi kepustakaan. (Sarwono, 2006:49) menjelaskan beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti termasuk abstrak hasil penelitian, indeks, review, jurnal, buku referensi, sementara data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek (Purwanto, 2007 : 192).
Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang bersumber dari literature dan internet.
1) Sumber data primer
Dalam prosesnya, para peneliti menggunakan sumber primer. (Sugiyono 2011: 308) menjelaskan sumber data primer adalah sumber data yang langsung menyajikan data kepada peneliti.Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang berisi keterampilan proses sains pada 50 Jurnal Fisika.
2) Sumber data sekunder
Selanjutnya peneliti juga menggunakan beberapa sumber sekunder.Sugiyono (2011, hlm. 308) menjelaskan sumber sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul, biasanya melalui orang lain atau dokumen yang ditulis oleh orang lain. Dalam penelitian ini sumber sekunder adalah jurnal dan buku pendukung yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Data
sekunder berfungsi sebagai pelengkap data primer yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber Data sekunder yang digunakan oleh para peneliti, yaitu:
1) Jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains pada lima puluh jurnal fisika.
2) buku Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif adalah proses penyelidikan yang sama dengan pekerjaan detektif. Dari sebuah penyelidikan yang mirip akan dihimpun data-data utama dan sekaligus tambahannya” (Afifuddin dan Sabeni, 2009 :129).
Dalam teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2011:308) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan dilakukan diberbagai setting, berbagai sumber, dan berbagaicara”.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi literatur. Oleh karena itupeneliti melakukan proses pengumpulan data dalam bentuk jurnal.
F. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan proses pengumpulan data, maka peneliti melakukan tahapan selanjutnya, yaitu analisis data. Dikarenakan banyaknya data yang terkumpul di lapangan peneliti mengambil beberapa tahapan dalam menganalisis sebagai berikut:
1) Reduksi data
Tahapan pertama peneliti menggunakan cara melalui reduksi data.
(Moleong, 2000:103) menjelaskanbahwa analisis data dengan cara mengurangi data
adalah proses pengorganisasian data. (Afifuddin dan Sabeni , 2009 : 145) menjelaskan data yang diselenggarakan kedalam satuan pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
2) Display Data
Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya dari peneliti yang akan dilakukan adalah menunjukkan data atau display data. Dengan meunjukkan data, itu akan memfasilitasi peneliti untuk memahami hasil penelitian.
3) Content Analysis
Metode analisis data peneliti menggunakan analisis isi (content analysis).
(Afifuddin dan Sabeni, 2009:145-166) menjelaskan analisisisi (content analysis) merupakan“penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Berkenaan dengan analisis isi, bahwa analisis isi dapat diterapkan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat digunakan jika memenuhi syaratyaitu:
a) Data yang tersedia sebagian besarter diri dari bahan yang didokumentasikan (buku,jurnal,naskah/manuscript)
b) Adanya keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menjelaskan metode pendekatan data.
c) Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan atau data yang dikumpulkan karena beberapa dokumentasi itu sangat spesifik.
Dengan demikian penelitian dalam metode ini menganalisis berdasarkan kajian tekstual dalam literatur tentang keterampilan proses sains pada limapuluh jurnal fisika. Setelah mendapatkan hasil analisis langkah terakhir adalah kesimpulan.
28 BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Penelitian
Dalam proses penerapan penelitian, para peneliti melakukan tahapan dalam metode deskriptif. Untuk mendapatkan proses penelitian, maka peneliti menggunakan tahapan-tahapan di antaranya :
a. Pengumpulan Sumber
Pengumpulan data atau sumber dilakukan untuk mempermudah proses analisis. Pada proeses analisis peneliti mencari sumber datayang berkaitan dengan objek penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti memper oleh lima puluh jurnal ilmiah yang relevan dengan tujuan penelitian yaitu Keterampilan Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika. Dalam skripsi ini penulis mengambil topik Keterampilan Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika.
Dalam mencari dan mengumpulkan sumber yang dianggap relevan dengan objek penelitian, teknik yang digunakan oleh para peneliti adalah studi literatur.
Maka sumber yang digunakan adalah dalam bentuk penulisan, baik dalam bentuk buku, jurnal ilmiah, dan bahan yang penulis temukan dari Internet.
Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah pergi ke perpustakaan dan mengambil data dari sumber internet. Sumber data utama adalah hasil analisis dari lima puluh jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains sedangkan sumber data sekunder adalah kumpulan jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains. Setelah melaksanakan proses pengumpulan data,
peneliti melakukan tahap selanjutnya, yaitu analisis data.Analisis data yang digunakan adalah Reduksi data, Display data, dan Content Analysis.
b. Membatasi dan Merumuskan Masalah yang Akan Diteliti
Pada tahapan ini peneliti memfokuskan objek penelitian yang hendak diteliti.
Dariseluruh jurnal ilmiah yang terakit dengan judul, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui indikator tertinggi dan terendah keterampilan proses sains pada 50 jurnal fiska.
b. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Mengenai tujuan umum peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan indikator Keterampilan Proses Sains yang paling banyak dan paling kurang digunakan pada 50 jurnal fisika. Selanjutnya, manfaat umum adalah mengembangkan keterampilan baik secara intelektual, sosial, fisik, dan mental yang sudah ada dalam setiap siswa dan dapat menumbuhkan jiwa kreatif, kolaboratif, dan meningkatkan kekuatan berpikir siswa tingkat tinggi Interpretasi dan Penulisan c. Interpretasi dan penulisan
(Alwasilah 2009 : 171) menyatakan bahwa interpretasi adalah proses menafsirkan data. Interpretasi dilakukan untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam data kemudian ditulis dalam laporan penelitian berdasarkan pedoman penulisan skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2020.
d. Laporan Penelitian
Tahap terakhir dalam sebuah penelitian adalah laporan penelitian. Hasil penelitian ini kemudian disusun dalam struktur dan secara sistematis untuk menjadi
karya ilmiah dalam bentuk skripsi.Sistematika yang digunakan adalah sebagaimana dinyatakan dalam Pedoman Menulis Universitas Muhammadiyah Makassar 2021.
2. Analisis Jurnal
Tabel 4.1. Analisis Jurnal No Judul Jurnal Penulis dan
Tahun
Frekuensi Hasil Penelitian Kelebihan Kekurangan
1. Analisis keterampilan proses sains fisika SMA di kabupaten Jeneponto
Khaerunnisa (2016)
Mengamati/
mengobservasi
Keterampilan proses sains (fisika) SMA di Kabupaten Jeneponto tahun ajaran 2016/2017 berada pada kategori sedang dengan persentase 38% dan secara khusus keterampilan proses sains (fisika) SMA kategori A berada pada kategori tinggi dengan persentase 56% yang lebih unggul
dibandingkan keterampilan proses sains (fisika) SMA kategori B yang berada pada kategori sedang dengan persentase 49%.
Sistematika penulisan jurnal sudah membuat seluruh poin yang
dibutuhkan
Kerangka pikir belum teralu jelas secara bagan untuk alur penelitian
2. Ketemapilan proses sains fisika peserta
Ika Nurhayani (2018)
Menafsirkan/
interpretasi
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA
Metode penelitan diurakan
Jurnal belum diatur sesuai dengan
didik kelas XI IA SMA Negeri 8 Maros
SMAN 8 Maros berada pada kategori sedang. peserta didik memiliki keterampilan proses sains yang sedang dengan persentase 24%. Adapun sisanya berada pada kategori tinggi sebesar 15%; kategori rendah sebesar 12%; kategori sangat tinggi
sebesar 9% dan sangat rendah 0%.
secara lengkap
format penulisan jurnal pada umumnya.
3. Keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI SMA Negeri 24 Bone
Nurtang (2019)
Mengamati/
mengobservasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa Keterampilan Proses Sains fisika peserta didik kelas XI MIA 1 SMA Negeri 24 Bone tahun ajaran 2018/2019 berada pada kategori tinggi.
Dilihat dari setiap indikator KPS diperoleh skor rata-rata secara berturut-turut adalah indikator menginterpretasi data dengan skor rata-rata sebesar 3,81, indikator mengklasifikasikan dengan skor rata-rata sebesar 3,38, indikator memprediksikan dengan skor rata- rata sebesar 3,35 sedangkan indikator menerapkan konsep dengan skor rata-rata sebesar 2,31 dan indikator mengkomunikasikan
Menguraikan penjelasan dengan detail dan lengkap
Analisis data yang
ditampilakan tidak secara detail
dengan skor rata-rata sebesar 2,23.
4. Profil
keterampilan proses fisika siswa SMA di Kota
lubuklinggau pada pokok bahasan listrik dinamis
Yaspin Yolanda
(2018)
Mengamati/
mengobservasi
Persentase peningkatan KPS yakni, keterampilan observasi 90,3%, keterampilan klasifikasi 85,3%, keterampilan interpretasi 87.2 % keterampilan prediaksi 80,0% merencanakan percobaan atau penyelidikan 92,6%, keterampilan menggunakan alat dan bahan 92,1%, keterampilan menerapkan konsep atau prinsip 82,3%, keterampilan
berkomunikasi 89,4%, keterampilan mengajukan pertanyaan 95,1%, dan
keterampilan berhipotesis 81,2%.
Sehingga secara keseluruhan terjadinya peningkatan yang signifikan 87,3% KPS siswanya.
Analsis data yang jelas dan detail
Tahapan dari penelitian belum diuraikan
5. Analisis keterampilan proses sains siswa SMA pada materi kenematika gerak lurus
Siti Anisah (2018)
Penerapan Konsep Keterampilan Proses Sains siswa SMA pada materi kinematika gerak lurus termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata- rata 51.81%. Keterampilan Proses Sains pada aspek eksperimen merupakan Keterampilan Proses Sains yang mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu sebesar
Hasil analisis data
dipaparkan dengan jelas
Tahapan penelitian masih perlu penjelasan secara lengkap
67.13%, sedangkan keterampilan yang paling rendah adalah Keterampilan Proses Sains pada aspek mengumpulkan dan mengolah data yaitu sebesar 42.13%.
6. Peningkatan keterampilan proses sains dasar dalam menggunakan alat ukur pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 6 Skouw jayapura
Albert Lumbu (2018)
Menerapkan percobaan penyelidikan
Peserta pelatihan siswa kelas X- IPA1 dan Kelas X-IPA2 sangat antusias dalam mempraktekkan pengukuran dasar dengan
melakukan percobaan sederhana.
Kegiatan pelatihan dengan
melakukan perco- baan sederhana meningkatkan kemampuan
keterampilan Proses Sains Dasar dalam pembelajaran Fisika.
Pembahasan yang
diuraikan secara terperinci
Abstark tidak diurakan dalam bahasa Indonesia
7. Anlisis keterampilan proses sains pada buku teks pelajaran fisika SMA kelas XI Semester 1
Putri Rasti Ramadhani
(2019)
Mengamati/
Observasi
indikator KPS paling tinggi 43,1%
dikategorikan cukup memfasilitasi KPS, sedangkan buku teks
pelajaran Fisika terbitan memiliki persentase indikator KPS paling rendah dengan nilai rata-rata 41,5% dikategorikan cukup memfasilitasi KPS. Sajian indikator keterampilan
mengamati/observasi merupakan sajian indikator KPS paling tinggi dalam buku teks pelajaran dengan
Analisi data yang terarah dan teratur
Abstark tidak diurakan dalam bahasa indonesia
persentase rata-rata 97,9%
dikategorikan sangat
memfasilitasi, sedangkan sajian indikator keterampilan
mengajukan pertanyaan
merupakan sajian indikator KPS yang paling rendah dengan persentase rata-rata 1,4%
dikategorikan tidak memfasilitasi.
8. Pengembangan modul fisika berbasis keterampilan proses sains (KPS) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA/MA
Liyan Desi Yulia (2017)
Penerapan konsep penggunaan modul fisika berbasis KPS dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa. Pernyataan ini didukung dari hasil perhitungan gain dengan skor adalah 0, 47, peningkatan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan hasil perhitungan menggunakan gain termasuk kategori sedang.
Penjelasan abstrak yang lengkap memuat seluruh poin
Metode yang diuraikan belum memuat uraian data
9. Penugasan konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas XII pada materi Fluida Statis
Ahmad yadaeni (2018)
Penerapan Konsep Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa pada materi fluida statis masih rendah dengan rerata hasil skor penguasaan konsep 13,81, keterampilan proses sains
Penjelasan yang lengkap.
Sudah memuat dua bahasa untuk penjelasan abstrak
Susunan jurnal kurang sesuai
dengan susunan jurnal pada umumnya
siswa 6,47.
10. Keterampilan proses sains (KPS) pada pelaksanaan praktikum fisika dasar 1
Mega yati Lestari (2016)
Menggunakan alat, bahan dan sumber
penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum fisika dasar I yang dilakukan pada materi alat-alat ukur dan kalor menunjukkan penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum terkategori cukup dengan persentase 63%, hasil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar observasi, dan pemahaman keterampilan proses sains
mahasiswa terhadap konsep fisika pada pelaksanaan praktikum fisika dasar I mengenai materi alat-alat ukur dan kalor terkategori cukup dengan persentase 72%, hasil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda.
Hasil analisis dilengkapi dengan diagram batang sehingga lebih jelas
Penjelasan referensi kajian
pustaka tidak diterterakan
11. Analisis unsur- unsur
keterampilan proses sains dalam buku IPA SMP
Asrofiatin Aisyah (2021)
Mengelompokan /klasifikasi
Berdasarkan hasil studi penelitian pada buku IPA SMP kelas 7, dapat disimpulkan bahwa dari unsur- unsur keterampilan proses sains, tiga buku IPA SMP yang telah dianalisis terdapat satu unsur yang masih belum memenuhi kelayakan sebagai buku penunjang dalam
Kata kunci abstrak sudah memuat segala pembahasan abstrak
Pendahuluan dan kajian pustaka masih digabungkan secara bersamaan
meningkatkan keterampilan proses sains siswa yaitu unsur
mendefinisi operasional variabel.
Unsur keterampilan proses sains terbanyak yang muncul yaitu pada keterampilan proses sains dasar.
12. Analisis keterampilan proses sains siswa dalam menyelesaikan soal fisika di SMA Negeri Kota Pontianak
Yesi Gasila (2019)
Mengelompokan/
klarifikasi
indikator mengamati dengan nilai rata-rata 89,9 dengan kategori sangat baik dan untuk indikator keterampilan proses sains terendah yaitu pada indikator
menyimpulkan dengan nilai rata- rata 76,8 dengan kategori baik, untuk keterampilan proses sains pada indikator memprediksi dan mengkomunikasikan memiliki nilai rata-rata yang sama yaitu sebesar 83,3 dengan kategori baik, keterampilan proses sains untuk indikator mengklasifikasikan memiliki nilai rata-rata sebesar 77,6 dengan kategori cukup, keterampilan proses sains untuk indikator mengukur memiliki rata- rata sebesar 80 dengan kategori baik.
Penjelasan diuraikan secara bertahap sesuai dengan data yang
dianlisis secara lengkap
Susunan jurnal belum sesuai
dengan jurnal pada
umumnya
13. Keterampilan proses sains
Artha Lumbantoruan
Mengajukan Hipotesis
Pada kelas eksperimen, identifikasi variabel memiliki persentase
Pengenalan masalah
Teknik analisis data
dalam praktikum fisika
(2019) tertinggi sebesar 51.4% dengan
kategori sangat baik, sedangkan di kelas kontrol, aspek analisis investigasi memiliki persentase tertinggi sebesar 43.3% dengan kategori sangat baik.
dipaparkan secara mendetail
tidak duraikan secara spesifik mengenai rumus yang digunakan 14. Profil
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA di Kota Bandung
Ifa Rifatul Mahmuda
(2019)
Mengelompokan/
klarifikasi
Berdasarkan data serta pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Bandung kurang, yakni 0% berada pada kategori tinggi, 24% kategori sedang, dan 76% berada pada kategori rendah.
keterampilan proses sains yang rendah ini disebabkan karena siswa kurang dilatihkan
keterampilan proses sains pada pembelajaran seharihari
Rumus pada metode penelitian lengkap disertai dengan keterangan dan
pengkategori an
Abstark yang tidak
diterjemahka n dalam bahasa inggris
15. Profil
keterampilan proses sains (KPS) mahasiswa fisika pada materi listrik magnet
Yaspin Yolanda
(2019)
Mengelompokan/
klarifikasi
Rata-rata persentase peningkatan KPS yakni, keterampilan observasi 82%, keterampilan klasifikasi 80%, keterampilan interpretasi 85%, keterampilan prediksi 78 %, keterampilan merencanakan percobaan atau penyelidikan 88%, keterampilan menggunakan alat
Pembahasan dijelaskan secara baik dibuktikan dengan penjelasan beserta gambar
Aturan penulisan belum tertata dengan rapi
dan bahan 87%, keterampilan menerapkan konsep atau prinsip 80%, keterampilan berkomunikasi 85%, keterampilan mengajukan pertanyaan 84% dan keterampilan berhipotesis 79%.
percobaan
16. Pengembangan instrumen penilaian keterampilan proses sains pada
pembelajaran fisika
Nazwatul ilmi (2016)
Melaksanakan percobaan penyelidikan
Instrumen penilaian keterampilan proses sains adalah alat ukur keterampilan ilmiah siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah.
Instrumen penilaian KPS yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji validasi oleh dua orang dosen ahli diperoleh bahwa instrumen
penilaian KPS yang dikembangkan layak digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa secara spesifik.
Alur penelitian diuraikan dalam jurnal secara baik dalam bentuk bagan
kerangka pikir
Metode penelitian tidak membahas secara mendetail mengenai konsep yang digunakan dalam
menganalisis
17. Studi
keterampilan proses sains (KPS) pada pembelajaran fisika materi gelombang dan getaran di kelas
Amanda Ayu Pratam
(2017)
Mengelompokan/
klarifikasi
Skor rata-rata untuk keterampilan merumuskan masalah sebesar 3,55, merumuskan hipotesis sebesar 3,63, merancang percobaan sebesar 3,52, melakukan
penyelidikan/percobaan sebesar 3,48, mengelola data percobaan
Dilengkapi dengan penjelasan bagan sehingga lebih mudah mengetahui indeks
Penjelasan abstrak masih dalam satu bahasa yaitu bahasa inggris
VII SMP Negeri 18 Palembang
sebesar 3,34, mengkomunikasikan sebesar 3,33, dan menarik
kesimpulan sebesar 3,57, namun pada keterampilan menganalisis data percobaan skor yang diperoleh sebesar 3,22, hal ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang benar dalam menganalisis data percobaan.
perbedaan tiap iteam
18. Studi
keterampilan proses sains (KPS) peserta didik kelas VII SMP 12 Makassar
Salsabila Yusuf Saleh
(2020)
Menerapkan percobaan penyelidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan mengenai tingkat keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII SMPN 12
Makassar secara rata-rata berada pada skor 15, 3 dan berada dalam kategori cukup. Sedangkan untuk ratarata populasi berada pada kisaran 13, 91 – 16, 77 dan berada dalam kategori sedang dan tinggi
Pembahasan disertai dengan KD dan materi yang diteliti
Objek yang diteliti Cuma memiliki satu indikator.
Aturan penulisan jurnal belum sesuai dengan aturan pada umumnya 19. Analisis profil
keterampilan proses sains siswa sekolah dasar di kabupaten Sumedang
Al Hayanti Rahayu
(2015)
Melaksanakan Percobaan/
penyelidikan
Keterampilan proses sains siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang untuk setiap aspek KPS-nya masih rendah, yaitu dengan persentase sebesar 49,7%.
Langkah- langkah penelitian dipaparkan dengan lengkap
Abstrak dalam bahasa Indonesia tidak
diterterakan.
Penulisan jurnal belum