BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
5. Perbedaan Pajak Dengan Retribusi
Dalam pemikiran umum masyarakat, pungutan pajak seringkali disamakan dengan retribusi. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa keduanya merupakan pembayaran kepada pemerintah dan dalam pemungutannya sama-sama didasarkan pada aturan hukum yang jelas dan kuat. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar karena pada dasarnya terdapat perbedaan yang besar antara pajak dan retribusi. Perbedaan tersebut antara lain :
a. Kontra prestasinya. Pada retribusi kontra prestasinya dapat ditunjuk secara langsung dan secara individu dan golongan tertentu sedangkan pada pajak kontra prestasinya tidak dapat ditunjuk secara langsung.
b. Balas jasa pemerintah. Hal ini dikaitkan dengan tujuan pembayaran yaitu pajak balas jasa pemerintah berlaku untuk umum, seluruh rakyat menikmati balas jasa , baik yang membayar pajak maupun yang dibebaskan dari pajak. Sebaliknya pada retribusi, balas jasa pemerintah berlaku khusus, hanya dinikmati oleh pihak yang telah melakukan pembayaran retribusi.
c. Sifat pemungutannya. Pajak besifat umum, artinya berlaku untuk semua orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan pajak. Sementara retribusi hanya berlaku untuk orang tertentu, yaitu yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk.
d. Sifat pelaksanaannya. Pemungutan retribusi didasarkan atas peraturan yang berlaku umum dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan , yaitu setiap orang yang ingin mendapatkan suatu jasa tertentu dari pemerintah harus membayar retribusi. Jadi, sifat paksaan pada retribusi bersifat ekonomis sehingga pada hakikatnya diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayar atau tidak. Hal ini berbeda dengan pajak, dimana sifat paksaan pada pajak adalah yuridis artinya bahwa setiap orang yang melanggarnya akan mendapat sanksi hukuman baik berupa sanksi pidana maupun berupa denda.
e. Lembaga atau badan pemungutnya. Pajak dapat dipungut oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah sedangkan retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah.
Menurut Siahaan, Marihot P. 2005 Ada berapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengelolaan penerimaan retribusi yaitu :
a. Pengelolaannya Harus Adil
Artinya, adil dalam Perundang-undangan dan mampu bersikap adil dalam hal pelaksanaannya. Dimana pembangunan itu bukanlah beban sepihak tapi merupakan bersama yang harus dipikul tanggung jawabnya.
b. Pengelolaanya Harus Berdasaerkan Perundang-undangan
Dalam hal pelaksanaan pengelolaan retribusi harus berpatokan pada peraturan yang berlaku untuk memberikan jaminan hukumm pada wajib retribusi. Untuk menjamin keadilan secara tegas, dengan berdasar pada Undang-undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat 2, yang berbunyi :
“pengenaan dan pemungutan pajak (termasuk bea dan cukai) untuk keperluaan Negara hanya boleh terjadi berdasar Undang-undang”.
c. Pengelolaanya Tidak Menunggu Perekonomian Diusahakan adanya keseimbangan dalam hal pengelolaan retribusi untuk membantu jalanya perekonomian
d. Pengelolaan Harus Efisien,
Dalam artian bahwa pengelolaan sedapat mungkin cukup untuk menutupi sebagian pengeluaran-pengeluaran Daerah. Untuk pengelolaannya sedapat mungkin memperhatikan efisiensi ekonomi dari segi hasil dan usaha (biaya), serta perlunya penetapan pengelolaan yang sederhana.
B. Kerangka Pikir
Dalam pelaksanaan otonomi, dituntut kemampuan daerah dalam memanfaatkan semua potensi yang ada di daerah dalam rangka melakasanakan pemerintahannya. Salah satunya adalah penerimaan penerimaan dari pendapatan asli daerah (PAD). Untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) maka pemerintah daerah harus berusaha
menggali semua sumber-sumber pendapatan daerah yang lain, salah satunya Retribusi parkir.
Untuk mengetahui optimalisasi retibusi Pantai Losari Makassar dilihat dengan terlebih dahulu mengidentifikasi setiap permasalahan dalam pengelolaan retribusi Pantai Losari Makassar yang dalam pengelolaannya dibedakan atas 4 prinsip sesuai konsep dari menurut Davey (1988) dalam Bambang.P (yaitu kecukupan, keadilan, kemudahan administrasi dan kesepakatan plitik. , fungsi prinsip sesuai konsep dari menurut Davey (1988) merupakan proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan dan apabila melakukan perbaikan- perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selardengan standar. prinsip tersebut memegang peranan penting sebagai upaya dalam meminimalisir ketimpangan-ketimpangan dalam pemungutan retribusi kemudian mengarah dalam rangka mengoptimalkan pemungutan retribusi Pantai Losari Makassar. Terlepas dari hal tersebut pengelolaan retribusi parkir mempunyai dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif yang kemudian mempengaruhi pemungutan retribusi Pantai Losari Makassar sehingga Pendapatan Asli Daerah pun ikut terpengaruhi.
Berikut merupakan skema kerangka konseptual yang akan digunakan peneliti atau penulis dalam melakukan penelitian.
Skema Kerangka Pikir
C.
Deskrispi Fokus PenelitianUntuk memberikan suatu pemahaman agar lebih mempermudah pelaksanaan pengelolaan retribusi parkir di Pantai Losari, maka perlu adanya batasan penelitian yang dioperasionalkan melalui indikator-indikator sebagai berikut:
Kawasan Wisata Pantai Losari Makassar
Pengelolaan Retribusi Parkir (Perwil No. 80 Thn 2012)
Prinsip umum pegelolaan retribusi parkir menurut Davey
(1988) 1. Kecakupan 2. Keadilan
3. Kemudahan Administrasi 4. Kesepakatan Politik
Pendapatan Asli daerah (PAD)
Dampak Yang Diimbulkan Dari Pengelolaan Retribusi
Parkir : 1. Dampak Positif 2. Dampak Negatif
1. Administrasi negara dengan pengelolaan retribusi keterkaitannya sangat erat, hal ini terlihat bahwa admistrasi adalah kelanjutan dari sebuah kebijakan artinya administrasi berjalan ketika sebuah kebjakan yang dihasilkan dari hasil politik itu terjaga kestabilannya, sedangkan retribusi merupakan suatu produk politik yang harus diterima oleh masyarakat.
2. Pengelolaan Retribusi daerah yaitu proses merencanakan, mengorganisir, menggerakkan, dan mengawasi segala kegiatan yang berhubungan dengan retribusi parkir dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Kecukupan yaitu Retribusi terhadap pemakaian barang atau jasa perlu diterapkan untuk melakukan rasionalisme permintaan dari konsumen.
Dengan diterapkannya retribusi maka setiap orang memiliki kebebasan untuk mengatur jumlah konsumsinya terhadap barang tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhannya dan kemampuannya untuk membayar.
4. Keadilan yaitu penetapan harga layanan atau tarif retribusi, harus menerapkan prinsip keadilan. Pada prinsipnya beban pengeluaran pemerintah haruslah dipikul oleh semua golongan dalam masyarakat sesuai dengan kekayaan dan kesanggupan masing-masing golongan.
5. Kemudahan Administrasi yaitu kesepakatan bersama yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan stekholder dalam penetapan aturan retribusi, stuktur tarif, dan wajib retribusi serta proses pemungutan retribusi parkir Pantai Losari Makassar. Secara teoritis retribusi mudah ditaksir dan dipungut, mudah ditaksir karena pertanggungjawaban didasarkan atas
tingkat konsumsi yang dapat diukur, mudah dipungut sebab penduduk hanya mendapatkan apa yang mereka bayar.
6. Kesepakatan Politis yaitu retribusi daerah merupakan suatu produk politik yang harus diterima oleh masyarakat, terutama oleh mereka yang akan menjadi wajib retribusi dengan kesadaran yang cukup tinggi, sehingga didalamnya harus memuat kepastian hukum. Sehingga diperlukan suatu kemampuan politis dalam menetapkan retribusi, struktur tarif, memutuskan siapa yang membayar dan bagaimana memungut retribusinya.
7. Dampak jalannya proses pengelolaan retribusi parkir yang ada di Pantai Losari dapat di operasionalkan dengan indikator sebagai berikut:
a. Dampak positif yang dimaksud adalah segala hal yang sifatnya membantu dalam proses pengelolaan retribusi parkir yang ada di Pantai Losari Makassar agar berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan.
b. Dampak negatif yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menjadi pengganjal atau yang menghalangi terselenggaranya proses pengelolaan retribusi parkir yang ada di Pantai Losari Makassar agar berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Desember 2015 sampai dengan 15 Februari 2016. Adapun lokasi penelitian ini yaitu di Pantai Losari Makassar dengan sasaran penelitian yaitu perangkat pengelola retribusi Pantai Losari Makassar yaitu, Kantor Camat Ujung Pandang Makassar.
Alasan penelitian lokasi yang di dasarkan pada (1) Kantor Camat Ujung Pandang Makassar merupakan pengelola parkir Pantai Losari Makassar.(2) Pantai Losari merupakan tempat wisata yang paling banyak dikunjungi masyarakat.
B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Sugiyono (2010) penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan informasi kualitatif sehingga lebih menekankan pada masalah proses dan makna dengan mendeskripsikan sesuatu masalah.
Penelitian yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami pengelolaan Retribusi parkir di Pantai Losari Makassar.
2. Tipe Penelitian
Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif yaitu untuk memberi gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detail. yang bertujuan mendeskripsikan sesuatu secara jelas masalah- masalah yang diteliti berdasarkan pengalaman yang dialami informan.
C. Sumber Data
Jenis dan Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Data Primer, yaitu: Data yang diperoleh secara langsung dari sumber data di lapangan atau dari lokasi penelitian yaitu jenis penelitian studi lapangan dalam hal ini adalah pengelolah parkir pantai loasari makassar, dan Satuan tugas yang terkait.
b. Data sekunder, yaitu: Data yang mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data mencakup dokumen- dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang dapat berwujud laporan dan lain-lainnya. Jenis penelitian studi pustaka.
D. Informan Penelitian
Untuk memperoleh data guna kepentingan penelitian ini, maka diperlukan informan. Pemilihan informan dalam penelitian yang akan dilakukan ini dengan cara purposive sampling. Sesuai dengan namanya purposive sampling diambil dengan maksud atau tujuan tertentu, yang mana menganggap bahwa informan yang diambil tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian yang akan dilakukan ini.
Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan ini harus banyak pengalaman tentang penelitian, serta dapat memberikan pandangannya dari dalam tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat. Dalam penelitian ini informan yang peneliti maksudkan adalah semua provider yang terkait dengan pelaksanaan pengeloaan retribusi parkir di Pantai Losari Makassar, yakni 3 orang sebagai pengelola retribusi parkir Pantai Losari Makassar, 1 orang tukang parkir Pantai Losari Makassar, dan 3 orang pengunjung Pantai Losari Makassar yang merupakan objek pemungutan retribusi parkir. Alasan memilih informan karena dapat memberikan keterangan yang relevan sesuai dengan kondisi di lapangan dan dapat memberikan keterangan yang jelas sesuai dengan judul penulis.
TABEL INFORMAN
No Nama Inisial Jabatan / Status Jumlah 1. Irwan P, SE, MM I.P Kepala Pengelola Retribusi
Anjungan Pantai Losari 1
2. M. Kemal M.K Koordinator lapangan Retribusi
Anjungan Pantai Losari 1
3. Mustari Mustafa M.M Koordinator lapangan Retribusi
Anjungan Pantai Losari 1
4. Dg. Illang D.I Petugas Parkir Pantai Losari 1
5. Andika AD Pengunjung Pantai Losari
(pemilik kendaraan) 1
6. Hasna HS Pengunjung Pantai Losari
(pemilik kendaraan) 1
7. Rahmat RH Pengunjung Pantai Losari
(pemilik kendaraan) 1
Jumlah 7
E. Instrument Penelitian
Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjaring data primer adalah daftar pertanyaan atau kuesioner serta dibantu dengan teknik wawancara yang dipandu oleh pedoman wawancara atau interview-guide. Untuk memperoleh data sekunder digunakan penelitian dokumentasi dan semua data dikumpulkan melalui teknik survei dan observasi langsung dilokasi penelitian.
Sebelum instrumen penelitian (quesioner) didistribusikan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji coba (try-out) untuk menganalisis tingkat validitas dan reliabilitasnya. Tingkat validitas dan reliabilitas menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data dalam suatu penelitian, mulai dari penjabaran konsep-konsep sampai pada saat data siap untuk dianalisis. Dalam menilai validitas dan reliabilitas instrumen, maka sejumlah pertanyaan penting harus dijawab, antara lain: apakah konsep-konsep penelitian dijabarkan dengan tepat?; apakah pertanyaan dalam kuesioner sudah jelas bagi pewawancara dan responden?; dan lain-lain.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperoleh.
1. Observasi
Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
Dalam kegiatan sehari- hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Pada metode pengamatan ini, peneliti akan melakukan pengamatan langsung ke lapangan mengenai pengelola parkir Pantai Losari Makassar.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara jelas dan konkret tentang hasil pengelolah parkir pantai loasari makassar,
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat dan berita yang disiarkan kepada media massa.
Tujuan digunakan metode ini untuk mengumpulkan data-data dari pegawai tentang hasil pengelolah parkir pantai loasari makassar,.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengelola data di mana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Dalam model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 92) ketiga komponen tersebut yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
H. Keabsahan Data
Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas data adalah dengan triangulasi. Menurut Sugiyono (2012 : 125)
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjut Sugiyono (2012 : 127) membagi triangulasi ke dalam tiga macam, yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen.
Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kecamatan Ujung Pandang
Kecamatan Ujung Pandang merupakan salah satu dari 14 Kecamatan di Kota Makassar. Kecamatan Ujung Pandang berada di pesisir bagian barat Kota Makassar yang memiliki potensi, yaitu di pedagangan dan jasa maupun di bidang pariwisata. Terkait dengan studi ini Pantai Losari berada di Kecamatan Ujung Pandang, tepatnya Kelurahan Losari.
Adapun gambaran umum wilayah Kecamatan Ujung Pandang yang dikemukakan berikut ini meliputi batas wilayah administrasi Kecamatan Ujung Pandang, Luas Wilayah dan kondisi sosial ekonomi.
Secara administrasi kawasan Pantai Losari berada Kecamatan Ujung Pandang, di Kelurahan Losari. Kecamatan Ujung Pandang memiliki 10 Kelurahan yaitu Kelurahan Lae-Lae, Kelurahan Losari, Kelurahan Mangkura, Kelurahan Pisang Selatan, Kelurahan Lajangiru, Kelurahan Sawerigading, Kelurahan Maloku, Kelurahan Bulogading, Kelurahan Baru, dan Kelurahan Pisang Utara.Kecamatan Unjung Pandang memiliki batas - batas wilayah Administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Kecamatan Wajo, sebelah selatan :
34
Kecamatan Mariso, sebelah timur : Kecamatan Makassar dan Gowa, sebelah barat : Selat Makassar.
Kecamatan Ujung Pandang terdiri dari 10 kelurahan dengan luas wilayah 2,63 Km2. Dari luas wilayah tersebut tercatat, tampak bahwa kelurahan sawerigading memiliki wilayah terluas yaitu 0,41 km2, terluas kedua adalah Kelurahan Mangkura dengan luas wilayah 0,37 km2, sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kelurahan Pisang Selatan yaitu 0,18 km2. Selain dari pada itu terdapat 4 kelurahan yang berada di pesisir pantai dan 6 kelurahan tidak berada di pantai.
2. Tempat Pemungutan Retribusi (TPR)
Retribusi Daerah dalam bentuk Retribusi parkir termasuk dalam jenis retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi/ badan yang memakai jasa layanan perparkiran., dimana Kecamatan Ujung Pandang diberikan kewenangan khusus untuk memungut dan mengelola retribusi parkir Pantai Losari oleh Pemerintah Kota Makassar selalu berupaya meningkatkan pelaksanaan pengelolaan yang optimal dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi.
Pantai Losari merupakan tempat wisata yang paling diminati oleh masyarakat Kota Makassar dan dimana para kolektor/ petugas pemungut retribusi parkir Pantai Losari melaksanakan tugasnya yaitu memungut retribusi, pengawas di tempat pemungutan retribusi ini tim pengawas atau
koordinator bidang melakukan pengawasan secara langsung. Daeng illah adalah salah satu patugas perparkiran Pantai Losari mengatakan:
“Pantai Losari merupakan pusat keramaian karena keindahan sunrise pada pagi hari dan sunset pada sore hari.
Banyaknya pengunjung Pantai Losari ini juga disebabkan karena Pantai Losari adalah tempat wisata merakyat artinya masyarakat dapat mengakses Pantai Losari dengan gratis dan hanya membayar biaya parkir bagi masyarakat yang membawa kendaraan” (hasil wawancara tanggal …. Jauari 2016)
Pemerintah Kota Makassar telah mempercantik pantai adalah untuk menciptakan sebuah paviliun seluas 100 ribu meter persegi, sehingga terlihat lebih indah, bersih, bebas polusi dan nyaman untuk dikunjungi. Pantai Losari memang menawarkan banyak sarana untuk banyak aktifitas yaitu aktifitas ekonomi, hiburan, wisata dan olahraga.
Pantai Losari memiliki fitur unik dan menarik. Salah satu keunikannya adalah para pengunjung dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenam di posisi yang sama. Pengunjung dapat menikmati ombak yang indah yang memecahkan tanggul pantai dan kesejukan anging mamiri angin bertiup, menyaksikan detik di bawah sinar matahari penuh atas cakrawala, mulai dari perubahan warna menggeser posisinya sampai benar-benar menghilang dari penglihatan.
3. Mekanisme Pemungutan Retribusi Parkir Pantai Losari Makassar Retribusi parkir merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang diharapkan bisa menjadi sumber pembiayaan yang digunakan untuk pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat. Suatu daerah
diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis retribusinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pelaksanaan pemungutan retribusi Retribusi Parkir Pantai Losari Makassar dilakukan secara harian sesuai dengan keteraturan layanan yang disediakan.
Prosedur pemungutan yang telah ditetapkan yaitu para petugas menarik retribusi kepada pengguna lahan parkir Pantai Losari yang kemudian dari petugas pemungutan diserahkan kepada pengelolah Retribusi Parkir Pantai Losari Makassar yang ada di Kantor Camat Unjung Pandang yang kemudian akan disalurkan ke kas daerah untuk dikelola sebagai kekayaan daerah. Senada dengan hal tersebut, bapak irwan mengatakan :
“mengelola retribusi yg dikumpul oleh kami & kemudian dihitung dri masyarakat itu dikerahkan untuk para pengadministrasian, jd begitu diterimakan langsung masuk di PAD langsung masuk di kas daerah nah itu kita lakukan, jd bukan hari ini kita terima langsung jg dimasukkan dikas daerah”
(hasil wawancara tanggal …. Jauari 2016)
pemungutan retribusi ini dilakukan dengan menerapkan pemberian tiket parkir sebagai tanda bukti pembayaran, misalnya adalah pembelian tiket parkir, dimana pengunjung bisa memasuki area Pantai Losari apabila sudah membayat dan memiliki tanda bukti pembayaran tiket parkir. Salah satu informan M. Kamal juga menjelaskan tentang sistem pelaksanaan retribusi untuk kemudahan admisistrasi, sebagai berikut:
“sistemnya itu mudah saja, pasti anda juga mengalami sebelumnya, jadi prosedurnya pengunjung datang ke pantai loasari dan masuk setelah itu membayar tiket parkir yang
disediakan sebagai tanda bukti retribusi dengan tarif parkir yang sudah ditetapkan, setalah memiliki tiket parkir baru lah mereka boleh memarkirkan kendaraannya di lahan yang sudah kami dan itu semua kami jalankan dan melakukan pemungutan” (hasil wawancara tanggal …. Jauari 2016)
Gambar 4.1
Tiket Parkir Pantai Loasari
Gambar diatas adalah tanda pembayaran retribusi dari tiket parkir pantai losari, di tanda bukti tersebut terlihat dengan jelas jumlah biaya yang harus dibayarkan dan juga memperlihatkan sumber atau acuan pengenaan tarif dari tiket parkir, walaupun terkesan tidak penting namun hal tersebut merupakan bukti legal akan pengenaan tarif parkir tersebut, sehingga tidak ada penarikan biaya secara liar yang dilakukan oleh petugas parkir atau juru parkir.
4. Realisasi Pengelolaan Retribusi Parkir Pantai Losari
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti terkait masalah pengelolaan retribusi parkir Pantai Losari yang dikelolah oleh kecamatan Ujung Pandang berdasarkan Perwil No. 80 Thn 2012 telah berhasil memberikan sumbangsi terhadap PAD Kota Makassar. Berikut