• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Lama Persalinan Kala I Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

BAB IV BAB IV

B. Pembahasan

2. Perbedaan Lama Persalinan Kala I Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melahirkan bayi dengan berat normal dan proses persalinannya lancar, responden pada kelompok eksperimen yang diberikan aromaterapi terlihat lebih rileks dan proses persalinannya juga lebih lancar.

2. Perbedaan Lama Persalinan Kala I Antara Kelompok Eksperimen

semakin sering dan kencang untuk mendorong kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor, mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim, pada tahap ini ada sedikit cairan dan darah yang ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air ketuban (Wiknjasasro, 2006).

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam.

Berdasarkan kurva Friedman pembukaan jalan lahir dapat diperhitungkan, untuk primigravida 1 cm/jam. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen rata-rata lama persalinan 1,936 jam dimana lama persalinan minimum adalah 1 jam dan lama persalinan maksimum adalah 3 jam. Sementara pada kelompok kontrol rata-rata lama persalinan adalah 4,091 jam dimana lama persalinan minimum adalah 2 jam dan lama persalinan maksimum adalah 7 jam. Berdsarkan data penelitian ini menunjukkan bahwa lama persalinan kala I kelompok eksperimen lebih cepat dibandingkan dengan lama persalinan kelompok kontrol dengan selisih 2,1545 jam.

Berdasarkan data ini menjelaskan bahwa baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ada yang lama persalinannya melebihi 12 jam atau dapat dikatakan lama persalinan masih < 12 jam atau dapat dikatakan proses persalinan lancar.

Kala I fase aktif merupakan fase yang sangat penting dari kemajuan persalinan oleh karena itu setiap penolong persalinan harus mampu memantau proses persalinan agar tidak masuk kedalam situasi yang patologis. Untuk mencegah kondisi yang membahayakan ibu dan janin selama proses persalinan terutama di kala I fase aktif maka petugas harus dapat menilai kemajuan persalinan dengan acuan dari penurunan bagian terbawah janin dan kemajuan dari pembukaan servik yang sangat dipengaruhi oleh kontraksi yang sempurna. Kontraksi yang bersifat unik mengingat kontraksi uterus merupakan kontraksi otot fisiologis yang menimbulkan nyeri (Pairman, Tracy, Thorogood, & Pincombe, 2010).

Kontraksi miometrium yang efektif dibutuhkan untuk mendorong bayi turun kedasar panggul. Proses ini juga memicu mekanisme umpan balik yang positif karena adanya segmen uteri bagian atas memendek dan menebal dan bayi ditekan untuk turun. Tekanan pada serviks memicu pelepasan oksitosin secara reflek. Semakin besar tekanan, semakin banyak oksitosin yang dilepaskan, dimana untuk selanjutnya akan membantu kontraksi uterus lebih adekuat (Cunningham, 2014).

Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk mencari tahu zat mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas/relaksasi) menggunakan Geller conflict test dan Vogel conflict test. Cineol, terpinen-4-ol, alpha-pinene, dan betamyrcene tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada tes Geller. Linalyl asetat sebagai salah satu kandungan utama pada lavender tidak menghasilkan efek anti cemas

yang signifikan pada kedua tes. Borneol dan camphene memberikan efek anti cemas yang signifikan pada tes Geller, tapi tidak signifikan pada tes Vogel. Linalool, yang juga merupakan kandungan utama pada lavender, memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat dikatakan, linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender.

Menurut Sharma (2009) aroma wewangian itu memasuki hidung dan berhubungan dengan cilia, rambut-rambut halus di lapisan sebelah dalam hidung kita reseptor dalam cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran pencium. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak. Bau di ubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang di teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius. Semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang di kaitkan dengan suasana hati, emosi, dan belajar kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati. Sistem ini terdiri dari beberapa bagian, yang ditemukan di atas batang otak dan di dalam otak besar. Sistem limbik menghubungkan bagian otak yang berhubungan dengan fungsi tinggi dan rendah.

Sejalan dengan pendapat Manuaba (2010) kondisi psikologis yang tidak adekuat membuat seseorang menjadi cemas. Dengan kecemasan yang meningkat menyebabkan ambang batas nyeri menjadi menurun sehingga ibu hamil mengalami kesakitan yang lebih besar. Mengadopsi pendapat Mender (2004) yang dikutip oleh Bangun (2012), rasa nyeri

persalinan dapat dikurangi baik dengan menggunakan metode farmakologik maupun nonfarmakologik yang terkait dengan tiga tujuan dasar pengurangan nyeri persalinan yaitu mengurangi perasaan nyeri dan tegang, menjaga agar pasien dan janinnya sedapat mungkin tetap terbebas dari efek depresif yang ditimbulkan oleh obat, dan mencapai tujuan ini tanpa menggangu kontraksi rahim. Salah satu upaya non farmakologis untuk menurunkan kecemasan diantaranya adalah dengan memberikan relaksasi aromaterapi. Aromaterapi adalah minyak essensial yang diekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Penggunaan relaksasi aromaterapi dengan minyak essensial dapat menyebabkan perasaan nyaman dan tenang, dengan perasaan seperti ini, ibu hamil dapat melalui persalinannya lebih mudah (Poerwadi, 2006)

Penelitian oleh Vakilian and Keramat (2013) mengenai pengaruh teknik pernafasan dalam dengan dan tanpa aromaterapi pada kala I fase aktif dan kala II persalinan. Penelitian ini semua ibu inpartu menggunakan teknik pernafasan dalam, dengan satu kelompok diberi aromaterapi lavender yang dihirup melalui nebulizer dan satu lagi tidak.

Didapatkan hasil perbedaan panjang persalinan yang signifikan, sehingga disimpulkan bahwa aromaterapi lavender dapat digunakan untuk memperpendek lama persalinan.

Dukungan psikologi dari orang-orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang sedang berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan menciptakan suasana yang nyaman

dalam kamar bersalin, memberi sentuhan, memberi penenangan nyeri non-farmakologi, memberi analgesia jika diperlukan dan yang paling penting berada disisi pasien adalah bentuk-bentuk dukungan psikologi.

Dengan kondisi psikologi yang positif proses persalinan akan berjalan lebih mudah.

Menurut peneliti keberhasilan pemberian aromaterapi lavender disebabkan karena kondisi ruangan yang mendukung, penggunaan alat yang tepat dalam pengaplikasian relaksasi aromaterapi dan ibu bersalin yang kooperatif selama persalinan, sejak awal proses persalinan ibu mengikuti anjuran bidan dalam mengatasi nyeri saat proses fase aktif sehingga prsoes persalinan kala I menjadi lebih cepat.

3. Perbedaan Lama Persalinan Kala II Antara Kelompok Eksperimen

Dokumen terkait