• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I DAN II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I DAN II "

Copied!
144
0
0

Teks penuh

Penulisan tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian pendidikan pada program pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Tabel 3.1   Variabel penelitian Defenisi operasional ………………...................  63  Tabel 4.1
Tabel 3.1 Variabel penelitian Defenisi operasional ………………................... 63 Tabel 4.1

PENGARUH RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I DAN II

PADA PRIMIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT PANGLIMA SEBAYA TAHUN 2020

THE EFFECT OF LAVENDER AROMATERAPY RELAXATION ON THE DURATION OF FIRST AND

AT THE PANGLIMA SEBAYA HOSPITAL IN 2020

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Persalinan lama dapat mengakibatkan infeksi, kelelahan, dehidrasi, dan perdarahan pasca melahirkan yang dapat menyebabkan kematian ibu. Selain berdampak pada ibu, persalinan lama juga berdampak pada bayi dimana janin akan mengalami infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan angka kematian bayi (Ardhiyanti & Susanti, 2016).

Rumusan Masalah

Tujuan penelitian

Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi aromaterapi lavender terhadap lama proses persalinan pada ibu primigravida di RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengenai perawatan ibu bersalin melalui teknik relaksasi aromaterapi lavender.

Keaslian Penelitian

0,000 (p-value < 0,05) artinya penerapan aromaterapi lavender terbukti signifikan menurunkan intensitas nyeri persalinan fisiologis fase aktif pertama. Dapat disimpulkan bahwa pemberian aromaterapi lavender secara inhalasi dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan fisiologis pada primipara saat bersalin saat dalam fase aktif.

Persalinan 1. Definisi

  • Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
  • Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah
  • Tahapan Persalinan a. Kala I (Kala Pembukaan)
  • Menolong atau Memimpin Persalinan Biasa (Mochtar, 2010)

Saat memasuki fase laten kala satu persalinan, ibu hamil mulai memilih posisi paling nyaman sambil menunggu pembukaan sempurna. Sedangkan posisi saat persalinan yang dianjurkan adalah posisi setengah duduk, karena pada posisi ini penolong persalinan lebih leluasa membantu kelahiran kepala janin dan lebih leluasa memperhatikan perineum.

Gambar 2.1. Pembukaan serviks fase laten  2)  Fase Aktif :
Gambar 2.1. Pembukaan serviks fase laten 2) Fase Aktif :

Partograf 1. Pengertian 1.Pengertian

  • Tujuan utama Partograf
  • Pencatatan partograf
  • Halaman belakang Partograf

Rekam DJJ dengan menandai titik pada garis yang sesuai dengan nomor yang menunjukkan DJJ. Kaji kondisi selaput ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dan kaji warna cairan ketuban jika selaput ketuban pecah. A : Selaput ketuban pecah dan cairan ketuban masih jernih. M : Selaput ketuban pecah dan cairan ketuban tercampur.

K: Kantung ketuban pecah dan kantung ketuban tidak mengalir lagi (kering). c) Infiltrasi atau molase pada tulang kepala janin. Pada kolom dan kolom yang mencatat turunnya bagian terendah janin, ditunjukkan angka 1-5, yang sesuai dengan metode kelima. Jika dilatasi serviks berada di sebelah kanan garis peringatan (dilatasi kurang dari 1 cm per jam), maka dipertimbangkan adanya komplikasi (misalnya: fase aktif berkepanjangan, serviks kaku atau inersia hipotonik uterus, dll. ).

Catat semua pemberian obat tambahan dan/atau cairan IV pada kotak yang sesuai berdasarkan kolom dan waktu.

Gambar 2.7 partograf bagian depan
Gambar 2.7 partograf bagian depan

Teknik Relaksasi Napas Dalam 1. Pengertian 1.Pengertian

  • Jenis-jenis Relaksasi
  • Tujuan Relaksasi Napas Dalam
  • Mekanisme Relaksasi Napas Dalam
  • Kontraindikasi
  • Langkah-langkah melakukan Relaksasi Napas Dalam

Saat terjadi stres, otot-otot di berbagai bagian tubuh menjadi tegang, seperti otot leher, punggung, lengan. Tekniknya dapat dilakukan dengan cara; letakkan kepala Anda di antara lutut (sekitar 5 detik) dan bersandar perlahan selama 30 detik. Tujuan teknik relaksasi pernafasan dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveolar, menjaga pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, menurunkan stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan (Smeltzer & Bare, 2007 dalam Taqwin , 2018).

Dengan merelaksasi otot rangka yang mengalami spasme akibat peningkatan prostaglandin, terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemia. Teknik relaksasi pernapasan dalam dipercaya dapat merangsang tubuh melepaskan opioid endogen, yaitu endorfin dan enkephalin. Sistem saraf parasimpatis, yang berjalan ke nodus SA melalui saraf vagus, melepaskan neurotransmitter asetilkolin, yang menghambat laju polarisasi nodus SA, sehingga mengakibatkan penurunan denyut jantung (kronotropik negatif).

Stimulasi sistem saraf parasimpatis ke bagian lain miokardium mengakibatkan penurunan kontraktilitas, volume sekuncup, curah jantung, sehingga menimbulkan efek inotropik negatif.

Gambar 2.9. Pernapasan Dada
Gambar 2.9. Pernapasan Dada

Aromaterapi

  • Definisi Aromaterapi (Jaelani, 2017)
  • Aplikasi Aromaterapi Lavender
  • Aromaterapi Dalam Pandangan Kesehatan
  • Mengetahui manfaat aromaterapi untuk mengatasi masalah keperawatan
  • Cara menggunakan minyak esensial menurut (Jaelani, 2017) a. Hirup atau inhalasi

Aromaterapi melibatkan penggunaan minyak atsiri tumbuhan yang diambil dari bunga, daun, kulit kayu atau akarnya kemudian dipijat (dicampur dengan zat lain seperti minyak atau losion) ke dalam kulit, dihirup atau digunakan untuk mengharumkan ruangan (Vaszily, 2017 dalam Ariyan, 2018 ). Aromaterapi merupakan alat yang efektif untuk mendistribusikan secara langsung zat-zat yang dihasilkan oleh minyak atsiri. Alat ini menggunakan uap panas untuk menyebarkan aroma minyak atsiri yang terdapat pada batang lilin.

Perangkat ini dapat mati secara otomatis untuk mengontrol jumlah minyak esensial yang berdifusi ke udara. Untuk menggunakan diffuser ini, Anda harus meneteskan minyak esensial secukupnya terlebih dahulu ke badan keramik. Cara penggunaannya adalah dengan menuangkan minyak esensial pilihan Anda ke dalam wadah tinggi lalu memasukkan beberapa batang dupa.

Anda juga bisa mengompresnya dengan menambahkan 2 tetes minyak esensial ke dalam semangkuk air hangat lalu masukkan handuk kecil ke dalamnya lalu tekan dan tempelkan pada wajah selama beberapa menit, ulangi sebanyak 3 kali.

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis

Jenis Penelitian

Waktu dan tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian 1.Waktu Penelitian

  • Tempat Penelitian

Setelah dihitung tingkat kesalahan tipe 1 sebesar 5% (Z=1.96), kesalahan tipe 2 sebesar 10% (Z1-=1.28), maka jumlah sampel masing-masing 11 orang sehingga jumlah sampel sebanyak 22 orang. Untuk memungkinkan kemungkinan dropout yang menyebabkan mangkir, koreksi 10% dilakukan pada ukuran sampel dari perhitungan awal. Tindakan pemberian aromaterapi lavender sebanyak 78 tetes dalam 130 cc air melalui alat ultrasonik diffuser kepada ibu saat proses persalinan.

Masa hamil dimulai dari pembukaan 10 cm sampai dengan lahirnya anak yang dihitung berdasarkan lamanya.

Table 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Table 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu data yang diambil langsung dari responden melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. Setelah data dikumpulkan melalui observasi, maka data tersebut diolah melalui beberapa tahapan sebagai berikut. Kegiatan memeriksa isi lembar observasi hasil pengukuran proses kelahiran diisi dengan lengkap dan jelas dan tidak ada data yang tertinggal karena akan mempengaruhi data penelitian.

Pada tahap akhir ini data dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan perangkat lunak dan fasilitas yang tersedia di dalam komputer yaitu kegiatan memeriksa kembali data yang dimasukkan untuk memastikan bahwa data tersebut bebas dari kesalahan dalam pengkodean atau pembacaan data. kode. Peneliti memeriksa kembali data yang dimasukkan ke dalam program pengolah komputer untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan pengkodean, data yang tidak dimasukkan, atau data yang salah ketik, agar segera dibersihkan agar tidak mempengaruhi pengoperasiannya. hasil analisis data. Uji yang digunakan adalah uji parametrik yaitu uji T tidak berpasangan yang membandingkan mean dua kelompok data.

Sebelum melakukan uji T tidak berpasangan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data, pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis sebagai berikut.

Gambar 3.2. Diffuser  b.  Gelas Ukur
Gambar 3.2. Diffuser b. Gelas Ukur

Alur Penelitian

  • Etika Penelitian

Peneliti menghormati hak-hak peneliti, terlepas apakah subjek bersedia berpartisipasi dalam penelitian atau tidak, dengan memberikan informasi (Informed) dan jika subjek bersedia maka diminta untuk mengisi dan menandatangani persetujuan (consent form). yang telah disiapkan. Penelitian dilaksanakan sedemikian rupa untuk mencari manfaat yang sebesar-besarnya dengan kerugian yang seminimal mungkin, risiko penelitian harus wajar dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan, memenuhi syarat keilmuan, peneliti mampu melaksanakan penelitian dan sekaligus mampu menjaga kesejahteraan. peneliti dan tidak menimbulkan kerugian atau melakukan hal-hal yang merugikan (jangan merugikan, tidak merugikan) subjek penelitian. Penelitian ini melibatkan peneliti di kalangan pasien persalinan yang datang ke RS Panglima Sebaya.

Eksperimen yang dilakukan dilakukan pada saat proses persalinan sehingga subjek penelitian tidak menyediakan waktu khusus untuk penelitian ini. Penelitian yang dilaksanakan memperlakukan subjek penelitian dengan etika yang benar dan patut, memperhatikan hak-hak subjek penelitian serta pembagian beban dan manfaat yang seimbang dan adil dalam mengikuti penelitian. Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian untuk memperoleh hasil yang bermanfaat bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan pada tingkat populasi (beneficen).

Data hanya akan disajikan atau dilaporkan kepada pihak-pihak yang terkait dengan peneliti dan tidak akan disebarluaskan tanpa sepengetahuan dan persetujuan subjek penelitian.

BAB IV

Hasil Penelitian

Sedangkan durasi persalinan kala II pada kelompok eksperimen mencapai nilai mean 18,636 menit, nilai median 20.000, nilai standar deviasi 5,0452, nilai standar error 1,5212, nilai minimum 10 menit dan nilai rata-rata 1,5212. nilai maksimum 25 menit. Sedangkan durasi persalinan kala II pada kelompok kontrol mencapai nilai mean 24,909 menit, nilai median 25.000, nilai standar deviasi 6,8623, nilai standar error 0,4759, nilai minimum 14 menit, dan nilai maksimal 40 menit. Perbedaan lama persalinan kala I antara kelompok eksperimen yang menggunakan relaksasi aromaterapi dan kelompok kontrol yang menggunakan relaksasi nafas dalam.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai durasi persalinan kala I, kemudian dilakukan analisis untuk menjelaskan perbedaan durasi persalinan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan durasi persalinan kala II antara kelompok eksperimen yang menggunakan Relaksasi Aromaterapi dan Kelompok Kontrol yang menggunakan Relaksasi Pernapasan Dalam. Berdasarkan hasil penelitian mengenai durasi persalinan kala II, kemudian dilakukan analisis untuk menjelaskan perbedaan durasi persalinan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t independen untuk melihat perbedaan lama persalinan kala II antar kelompok eksperimen.

Tabel 4.2.   Karakteristik  Berdasarkan  Pendidikan  Responden  di  Rumah Sakit Panglima Sebaya Tanah Grogot
Tabel 4.2. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Responden di Rumah Sakit Panglima Sebaya Tanah Grogot

Pembahasan

  • Karakteristik Responden a. Umur
  • Perbedaan Lama Persalinan Kala I Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
  • Perbedaan Lama Persalinan Kala II Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan lama persalinan kala I antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan p-value 0,001 < α 0,05. Hal ini terlihat dari skor lama persalinan pada kelompok eksperimen dengan nilai rata-rata 1,936 jam, sedangkan pada kelompok kontrol mempunyai rata-rata lama persalinan 4,091 jam, sehingga terdapat selisih rata-rata 2,1545 jam antara kelompok eksperimen. yang. kelompok dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen rata-rata durasi persalinan adalah 1.936 jam, dengan durasi persalinan minimal 1 jam dan durasi persalinan maksimal 3 jam.

Sedangkan rata-rata lama persalinan pada kelompok kontrol adalah 4.091 jam, dengan lama persalinan minimal 2 jam dan lama persalinan maksimal 7 jam. Berdasarkan data penelitian tersebut menunjukkan bahwa durasi persalinan kala I pada kelompok eksperimen lebih cepat dibandingkan dengan durasi persalinan pada kelompok kontrol dengan selisih 2,1545 jam. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan lama persalinan kala II antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan p-value 0,024 < α 0,05.

Hal ini terlihat dari skor durasi persalinan kala II pada kelompok eksperimen dengan nilai rata-rata sebesar 18,636 menit, sedangkan pada kelompok kontrol mempunyai rata-rata lama persalinan kala II sebesar 24,909 menit. jadi terdapat selisih rata-rata 6,2727 menit antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kesimpulan

Saran

Pemanfaatan terapi komplementer dalam hal ini relaksasi aromaterapi lavender dalam pemberian pelayanan obstetri pada ibu bersalin untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pasien, sehingga dapat menjadi rujukan pelayanan obstetrik dimasa yang akan datang. Pengaruh pemberian aromaterapi lavender secara inhalasi terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan fisiologis pada Primipara Inpartu saat salah satu fase aktif di BPM. Faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan lama di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Kota Metro, 2016.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI GRAHA KASIH BAPA KABUPATEN KUBU RAYA. Faktor yang berhubungan dengan kejadian perpecahan panjang di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Kota Metro. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Tempat Kerja Puskesmas Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar.

PENGARUH AROMATERAPI RELAKSASI LAVENDER TERHADAP LAMA PERSALINAN I DAN II PADA PRIMIGRAVIDAE DI RUMAH SAKIT PANGLIMA SEBAYA TAHUN 2020”, yang akan dilakukan peneliti oleh Lenny Ardiany Pasaribu.

Persiapan sebelum pelaksanaan : Persiapan ruangan

Pengertian Aromaterapi Lavender merupakan salah satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik melalui inhalasi (penghirupan) maupun melalui teknik pemijatan.

Gambar

Tabel 3.1   Variabel penelitian Defenisi operasional ………………...................  63  Tabel 4.1
Gambar 2.1. Pembukaan serviks fase laten  2)  Fase Aktif :
Gambar 2.3. Proses persalinan
Gambar 2.4. Teknik biparietal
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan dengan temuan data yang telah peneliti peroleh terkait dengan pemberitaan virus corona pada media online CNNIndonesia.com periode 5-31 Maret 2020 dan