BAB V SIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Rumah sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Kardinah Kota Tegal dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim kesehatan dan pasien serta keluarga yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pasien hernia pada khususnya diharapkan di rumah sakit mampu menyediakan fasilitas dan mengembangkan pelayanan yang mendukung kesembuhan pasien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pihak institusi dapat menyediakan berbagai refrensi bagi mahasiswa untuk bisa mengetahui lebih banyak informasi dan akses yang dapat dijangkau dengan mudah tentang kesehatan salah satunya masalah risiko infeksi pada pasien post operasi hernioraphy dengan mesh serta penanganan yang dapat dilakukan dan melakukan bimbingan mengenai asuhan keperawatan yang tepat kepada mahasiswa sehingga dapat dilaksanakan kepada pasien secara optimal.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan peneliti lain dapat mengembangkan dan memahami secara rinci asuhan keperawatan yang digunakan sebagai data pembanding dalam penanganan masalah resiko infeksi, melakukan praktik sesuai dengan penerapan manajemen keperawatan yang akan meningkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan pasien secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agus. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan Pasca Operasi Hernia Skrotalis Dextra Di Ruang Mawar Blud Rumah Sakit Konawe Selatan, tidak diterbitkan, Kendari : Poltekkes Kemenkes Kendari.
Ali, Zaidin. (2016). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:EGC Amrizal. (2015). Hernia Inguinalis : Tinjauan Pustaka. 6 (1), 2. Didapat dari
https://www.researchgate.net/publication/334970146_Hernia_Inguinalis diakses pada 12 November 2020
Astuti, M. F. (2018). Hubungan Antara Usia dan Hernia Inguinalis di RSU Dokter Soedarso Pontianak. Jurnal Cerebellum Volume 4 No 2 hal 1052- 1058
Depkes RI (2011). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. Jakarta : Departemen Kesehatan
Dhivya, S., Padma, V. V., & Santhini, E. (2015). Wound dressing – a review.
Biomedicine, 5(4). http://doi.org/10.7603/s40681-015-0022-9
Doenges, M, E., Mary, F, M., Alice, C, M. (2015). Manual Diagnosis
Keperawatan Rencana, Intervensi, & Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Drug Bank. (2011). Framycetin. (serial online).
http://www.drugbank.ca/drugs/DB00452 diakses pada 22 mei 2021
Gruendemann., Mangnum. (2001). Infection Prevention in Surgical Settings. [e- book] Philadelphia: Saunders. https://books.google.co.id/books?id=gQHtD WH1UpgC&printsec=frontcover#v=onepag e&q&f=false (diakses pada 20 mei 2021)
Handayani, L. T. (2016). Studi Meta Analisis Perawatan Luka Kaki Diabetes Dengan Modern Dressing. The Indonesian Jurnal Of Health Science, 6(2).
Haryono, R. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Kelainan Bawaan Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kartika, R. W. (2015). Perawatan Luka Kronis dengan Metode Modern Dressing. Teknik, 42(7),546-550.
Kementrian Kesehatan RI, (2011). Permenkes No. 2406 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.
Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan., Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kozier, B., Glenora, E., Audrey, B., Shirlee, J. (2011). Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses & Praktik Edisi 7 Volume 1. Jakarta:EGC
Nuari, N.A (2015). Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta. Trans Info Media.
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction
Publishing
Pambudi, S. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya
Kekambuhan Hernia Inguinalis. Diakses dari
https://docplayer.info/61777219-Faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan- terjadinya-kekambuhan-hernia-inguinalis-pada-klien-yang-telah-menjalani- operasi-di-rsud-kota-bekasi-tahun-2013.html pada 18 oktober 2020
Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses dan Praktek Edisi 4. Jakarta: EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Rosaliya, Y., Suryani, S. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Nosokomial pada Pasien Luka Post Operasi Di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal hasil riset, [e-journal] 1 (5):15- 29.http://www.ejournal.com/2013/10/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html (di akses pada 20 mei 2021)
Sandy, T. P. F., Yuliwan, R., Utami, W. N. (2015). Infeksi Luka Operasi (ILO) Pada Pasien Post Operasi Laparotomi. Jurnal Keperawatan Terapan, [e- journal] 1 (1) : 14-24. jurnal.poltekkes-malang.ac.id
Siswati Sri. (2019). Pengelolaan Keperawatan Resiko Infeksi Pada Pasien Post Operasi Hernia Inguinalis Di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes. Brebes:
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Prodi Tegal. Didapat
Dari http://repository.poltekkes-
smg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=19197&keywords=KTI+RESIKO+
INFEKSI+POST+OPERASI+HERNIA di akses pada 28 November 2020
Sjamsuhidajat & De Jong, Wim, (2011). Buku Ajar llmu Bedah Edisi 3. Jakarta.
EGC.
Teguh, A, (2018). Penerapan Perawatan Luka Post Op Dengan Moisture Balance Pada Psien Post Orif Di Ruang Bougenvil RSUD Dr. Soeselo Slawi. KTI Tidak Dipublikasikan. Tegal: Program Studi Diploma III Keperawatan, Akademi Keperawatan Pemerintah Kota Tegal.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Minggu Ke- September Oktober November Desember Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap persiapan
2. Pengajuan dan persetujuan judul
3. Pembuatan proposal
4. Konsul BAB I, BAB II dan BAB III
5. Persetujuan proposal
6. Sidang Proposal
7. Revisi proposal
8. Mulai penerapan pengelolaan
9. Pembuatan BAB IV
dan BAB V
10. Konsul BAB IV dan
BAB V
11. Persetujuan KTI
12. Sidang KTI
13. Revisi KTI
14. ACC
Lampiran 5
LEMBAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN LUKA POST OPERASI
1. Pengertian
Perawatan luka post operasi merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan luka insisi.
2. Indikasi
Diberikan kepada pasien post operasi 3. Tujuan
Untuk menghindari adanya infeksi 4. Peralatan
1) Pinset anatomis 2 2) Pinset silurgis 1
3) Kassa kering dalam kom secukupnya 4) Kassa desinfektan dalam kom tertutup 5) Hand scoon 1 pasang
6) Korentang
7) Bengkok/nierbeken 8) Gunting verban 1 buah 9) Plester
10) Kantong untuk tempat sampah 5. Pelaksanaan
a. Tahap prainteraksi
1) Membaca status pasien 2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat b. Tahap orientasi
1) Memberikan salam teraupetik 2) Validasi kondisi pasien
3) Menjaga privasi pasien
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga c. Tahap kerja
1) Pasang sampiran
2) Perawat mencuci tangan
3) Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang belum jelas
4) Gunakan masker dan hand scoon 5) Atur posisi pasien senyaman mungkin 6) Letakkan perlak pengalas dibawah area luka
7) Gunakan kapas yang sudah dibasahi dengan NaCl untuk mengurangi rekatan pada plester yang digunakan untuk menutup bagian sekitar area luka insisi
8) Buka plester dengan pinset anatomis secara perlahan 9) Letakkan balutan kotor ke dalam nierbeken
10) Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan, warna, bau dari luka
11) Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka dengan memperhatikan teknik aseptic
12) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
13) Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9%
14) Membersihkan obat atau antibiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi)
15) Menutup luka dengan kassa
16) Plester bagian pinggir kassa dengan rapi 17) Buka sarung tangan dan letakkan ke nierbeken 18) Lepaskan masker
19) Ambil perlak pengalas
20) Atur posisi pasien senyaman mungkin 21) Buka sampiran
22) Evaluasi keadaan umum pasien
23) Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempatnya dalam keadaan bersih, kering, dan rapi
24) Cuci tangan
d. Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan 2) Berpamitan dengan pasien 3) Mencuci tangan
4) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
DOKUMENTASI Tindakan perawatan luka
Tindakan pemberian edukasi diit TKTP
Lampiran 6
STANDAR ACARA PENYULUHAN (SAP) DIIT TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN
Topik : Diit tinggi kalori tinggi protein
Pokok bahasan : Diit tinggi kalori tinggi protein pasien post operasi Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma Bawah RSUD Kardinah Kota Tegal
Hari/Tanggal : Selasa/30 Maret 2021
Waktu : ± 20 menit
A. Tujuan Instrusional Umum (TIU):
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, pasien dan keluarganya diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang diit tinggi kalori tinggi protein untuk pasien post operasi
B. Tujuan Instruksional Khusus (TUK):
1.Pasien dan keluarga mampu memahami materi tentang diit tinggi kalori tinggi protein
2.Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang materi diit 3.Pasien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat dari diit tinggi kalori
tinggi protein
4.Pasien dan keluarga mampu menyebutkan apa saja contoh makanan yang dapat dikonsumsi untuk diit tinggi kalori tinggi protein
C. Metode dan Media 1.Metode
a. Ceramah b. Tanya jawab 2.Media
a. Leaflet
D. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens 1. Pembukaan 5 menit -Salam
-Memperkenalkan diri -Menjelaskan tujuan
penyuluhan -Kontrak waktu
-Menjawab salam -Mendengarkan -Memperhatikan
2. Penyampai an materi
10 menit - Menyampaikan materi meliputi:
1. Pengertian diit TKTP 2. Manfaat diit TKTP
3. Macam bahan
makanan yang
mengandung TKTP - Memberikan kesempatan
pasien atau keluarga untuk bertanya
- Mendengarkan dan menyimak - Mengajukan
pertanyaan.
3. Penutup 5 menit -Menjawab pertanyaan -Mengevaluasi dengan
memberi kesimpulan -Membuat rencana tindak
lanjut
-Mengucapkan salam penutup.
- Menyimak
- Menjawab salam.
E. Kriteria Evaluasi 1.Evaluasi Struktur
a. Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari sebelum kegiatan
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media: leaflet 2.Evaluasi Hasil
a. Mampu menjawab pertanyaan
b. Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukannya pemberian edukasi diit TKTP
c. Keluarga dan pasien mengetahui diit yang tepat untuk pasien post operasi
MATERI
A. Pengertian
Diit tinggi kalori tinggi protein yaitu mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi atau memiliki banyak kandungan kalori dan protein
B. Manfaat diit tinggi kalori tinggi protein untuk pasien post operasi hernia a) Membantu mempercepat proses penyembuhan luka
b) Pembentukan jaringan
c) Pembentukan kolagen bagi penyembuhan luka yang optimal d) Meningkatkan kekuatan tegangan penyembuhan luka
e) Sebagai antioksidan
f) Proses metabolisme didalam tubuh
C.Makanan yang mengandung tinggi kalori tinggi protein 1) Karbohidrat
nasi, singkong, kentang, susu 2) Protein
a) Protein hewani
ikan, ayam, daging, telor b) Protein nabati
kacang hijau, kedelai 3) Vitamin C
jambu biji, jeruk, pepaya, mangga D. Tujuan
Untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang diit tinggi kalori tinggi protein
E. Indikasi
Dilakukan untuk pasien post operasi
Lampiran 13 : format asuhan keperawatan
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KMB PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Bagian 1 : Identitas Pasien dan Penanggung Jawab A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. W
Umur : 69 tahun
Agama : islam
Jenis Kelamin : L Pendidikan : SD Suku/Bangsa : Jawa
No. Register : 62xxxx Tgl. Masuk : 29 maret 2021
Diagnosa Medis :hernia scrotalis sinistra Ruang/Kelas : WKB
Tgl. Pengkajian : 30 maret 2021 Alamat : Slerok
B. IDENTITAS / PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. F
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : L
Pekerjaan : Wiraswasta Hub. dgn Pasien : Anak
Alamat : Slerok
1. Riwayat alergi : tidak ada
2. Rambut : rambut lurus, berwarna putih
3. Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, parotis, mastoid
4. Wajah : simetris, tidak ada kelainan pada warna kulit, bentuk mata simetris, hidung bersih, mulut lembab.
5. Dada / thorax : I: bentuk simetris, tidak ada jejas/luka, gerak dada simetris, tidak ada retraksi dada.
P: pengembangan dada sama, vocal fremitus normal.
P: suara paru sonor, bunyi jantung S1 S2 normal.
A: vesikuler, tidak ada suara tambahan.
6. Abdomen : I: bentuk simetris, terdapat balutan luka operasi pada bagian kiri perut bawah (left illiac region), dinding abdomen supel.
P: terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar.
P: suara perut tympani
A: bising usus normal, 13 x/menit
7. Genetalin : Genetalia tidak ada kelainan dan terpasang kateter.
8. Extremitas : Akral hangat, capillary refill <3 detik, tidak ada edema, tidak ada luka post operasi, tidak ada decubitus, turgor kulit lembab, kulit bersih, kuku bersih, tetapi pasien mengatakan sulit untuk merubah posisi karena luka post operasi bagan abdomen yang masih nyeri.
Ekstermitas kekuatan otot
5 5
3 3
Gerak
Bebas Bebas Terbatas Terbatas
Terpasang infus RL di tangan kanan 20 tpm.
B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM / RONTGEN
Pemeriksaan diagnostic Nilai rujukan Pasien
Pemeriksaan EKG Normal sinus rhythm
H. R. : 86/sin (0,691 s) PR : 0, 140 s QRS : 0, 104 s
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
RUJUKAN HEMATOLOGI
CBC + Diff + LED CBC
Hemoglobin L 12.0 g/dL 13.7-17.7
Lekosit 7.4 10^3/ul 4.4-11.3
Hematocrit L 35 42-52
Trombosit 229 10^3/ul 150-521
Eritrosit L 3.82 10^6/ul 4.5-5.9
RDW 13.0 11.5-14.5
MCV 92.1 U 80-96
MCH 31.4 Pcg 28-33
MCHC 34.1 g/Dl 33-36
Diff
Netrofil 65.3 50-70
Limfosit L 23.3 25-40
Monosit H 9.1 2-8
Eosinofil 2 2-4
Basophil 0.1 0-1
Netrofil 4.83 10^3/ul 2.20 – 7.91
Limfosit 1.72 10^3/ul 1.10 – 4.52
NLR 2.8
Laju Endapan Darah
LED 1 Jam H 53 mm/jam 0 – 15
LED 2 Jam H 92 mm/jam 0 – 25
KIMIA KLINIK
SGOT 19.3 U/L <35 u/ l
SGPT 12.4 U/L <46 u/ l
Ureum 29.7 mg/dL 18. 0 – 55.0
Creatinine H 1.43 mg/Dl 0.70 – 1. 30
Glukosa Sewaktu 106 mg/Dl 75.0 – 121.0
SERO IMUNOLOGI HIV 3 TEST
HIV (Rapid Test)ONCOPROBE Non reaktif Non reaktif
HbsAg Negatif Negatif
C. THERAPY
a. Infus RL 20 tpm
b. Injeksi ketorolac 30 mg drip/ 8 jam c. Cefotaxim 1 gram/ 8 jam
d. Antalgin 250 mg 3x1 oral e. Sofratulle
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. W
Ruangan / No. Reg. : Wijaya Kusuma Bawah/ 62xxxx Diagnosa Medis : hernia scrotalis sinistra
No Tanggal/
jam Data fokus Problem /
Masalah
Kemungkina n Penyebab
Rumusan Diagnosa
Kep
Tgl teratasi
1.
30 maret 2021/
12:30
Ds: - Do:
1) terdapat luka insisi post operasi di abdomen 2) panjang luka ± 10 cm 3) pasien tampak menghindari luka insisi
Resiko infeksi
Efek prosedur invasif
Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
1 april 2021
2.
30 maret 2021/10:0
0
Ds:
Pasien mengatakan sulit merubah posisi karena terdapat luka post operasi dengan skala 6 P: nyeri pada luka post operasi
Q: pada bagian perut kiri bawah
R: seperti di tusuk-tusuk S: 6
T: terus-menerus Do:
Pasien terlihat meringis kesakitan dan hanya terbaring di tempat tidur TD: 130/90 mmHg N: 91x/mnt
Hambatan mobilitas
fisik
Nyeri akut
Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri akut
1 april 2021
RENCANA KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. W
Ruangan / No. Reg. : Wijaya Kusuma Bawah/ 62xxxx Diagnosa Medis : hernia scrotalis sinistra
No Tanggal/
jam
Diagnosa Keperawata
n
Tujuan Intervensi TTD
Perawat 1. Selasa, 30
maret 2021/ 12:
00
Resiko infeksi b.d.
efek prosedur invasif
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pasien dapat memenuhi kriteria hasil:
Tingkat infeksi : L.14137 9) kebersihan badan
meningkat (5) 10)nafsu makan
meningkat (5) 11)nyeri menurun (5) 12)kultur area luka
membaik (5) Kontrol resiko : L.14128
9) kemampuan mencari informasi tentang faktor resiko meningkat (5)
10)kemampuan mengidentifikasi faktor resiko meningkat (5) 11)kemampuan
melakukan strategi kontrol resiko meningkat (5) 12)kemampuan
menghindari faktor resiko meningkat (5)
Perawatan luka : I.14564 Observasi :
c. Monitor
karakteristik luka d. Monitor tanda-
tanda infeksi Terapeutik :
f. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
g. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan h. Berikan salep
yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
i. Pasang balutan sesuai jenis luka j. Pertahankan
teknik steril saat melakukan perawatan luka Edukasi :
d. Jelaskan tanda dan gejala infeksi e. Anjurkan
mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein f. Ajarkan prosedur
perawatan luka secara mandiri Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu 2 Selasa, 30
maret 2021/10
Hambatan mobilitas fisik
berhubungan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan hambatan
a. Lakukan hubungan
terapeutik dengan pasien dan
dengan nyeri akut
mobilitas fisik dapat diatasi dengan kriteria hasil:
1) Peningkatan aktivitas fisik pada pasien 2) Pasien mengerti
tujuan dari peningkatan mobilitas fisik 3) Pasien mampu
memverbalisasi kan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
keluarga
b. Monitor TTV sebelum dan sesudah latihan c. Kaji kemampuan
pasien dalam mobilisasi d. Latih pasien
dalam pemenuhan ADLS secara mandiri
e. Bantu pasien untuk melakukan latihan gerakan mulai dari miring kanan/kiri, duduk, berdiri, berjalan f. Dampingi dan
bantu pasien saat mobilisasi g. Edukasi pasien
dan keluarga tentang
pentingnya mobilisasi h. Observasi ADLS
dengan menggunakan indeks berthel i. Kolaborasi
pemberian obat dengan dokter
TINDAKAN KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. W
Ruangan / No. Reg. : Wijaya Kusuma Bawah/ 62xxxx Diagnosa Medis : hernia scrotalis sinistra
Tanggal/
jam
No.
Diagnosa Kep.
Tindakan
Keperawatan Respon Pasien TTD
Perawat Selasa,
30 maret 2021/
12 : 30 – 13 : 30
1 a. Mengukur TTV
b. Berkolaborasi pemberian injeksi cetorolac dan cefotaxim c. Memonitor
karakteristik luka d. Memonitor
tanda-tanda infeksi e. Menjelaskan
tanda dan gejala infeksi
f. menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
a. S : pasien mengatakan bersedia dan menanyakan hasil pengukuran TTV O : TD: 130/90 mmHg, suhu:
36˚C, N: 86x/mnt
b. S : Pasien mengatakan bersedia diberikan tindakan pemberian injeksi cetorolac dan cefotaxim
O : Pasien tampak kooperatif c. S : Pasien mengatakan luka
terasa sakit
O : area sekitar balutan luka tampak bersih
d. S : pasien mengatakan tidak merasakan panas pada luka post operasi
O : tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, kemerahan, luka tampak bersih
e. S : pasien mengatakan sebelumnya tidak mengetahui tanda dan gejala terjadinya infeksi
O : setelah diberikan edukasi pasien tampak memahami tanda dan gejala infeksi f. S : pasien mengatakan
tampak bingung dengan jenis makanan apa yang harus
dikonsumsi untuk
mempercepat proses penyembuhan luka
O : pasien tampak bingung memilah jenis bahan makanan yang dapat dikonsumsi dan harus dihindari
Rabu, 31 maret 2021/ 08 : 00 – 09 : 25
a. Mengukur TTV b. Berkolaborasi
pemberian injeksi cetorolac 30 mg drip/8 jam dan cefotaxim 1 gram drip/8 jam c. Memonitor
karakteristik luka d. Memonitor tanda-
tanda infeksi e. Menganjurkan
mengkonsumsi makanan tinggi kalori tinggi protein
f. Mengajarkan prosedur
perawatan luka secara mandiri
a. S : pasien mengatakan bersedia
O : TD: 150/90 mmHg, suhu:
36,5˚C, N: 82x/mnt
b. S : pasien mengatakan bersedia diberikan obat injeksi
O : pasien tampak kooperatif c. S : pasien mengatakan rasa
nyeri pada luka sedikit berkurang
O : luka tampak mulai membaik
d. S : pasien mengatakan tidak merasakan tanda infeksi seperti panas, gatal, dan keadaanya baik-baik saja O : tidak terlihat adanya tanda infeksi pada luka
e. S : pasien mengatakan sudah bisa menentukan jenis makanan apasaja yang bagus untuk dikonsumsi dan yang seharusnya dihindari
O : pasien dapat menjawab pertanyaan tentang jenis makanan yang dapat
mempercepat dan
menghambat penyembuhan luka
f. S : Pasien mengatakan masih takut apabila lukanya tidak cepat kering/sembuh
O : pasien tampak khawatir dengan keadaan lukanya.
Kamis, 1 april 2021/ 08:
00 – 08 : 50
a. Mengukut TTV
b. berkolaborasi pemberian injeksi cetorolac dan cefotaxim c. Memonitor
tanda-tanda infeksi d. melepaskan
balutan dan plester secara perlahan e. membersihkan
dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai
a. S : pasien mengatakan bersedia dilakukan pengukuran TTV dan tidak merasakan kenaikan suhu tubuh
O : TD: 140/90 mmHg, suhu:
36˚C, N: 82x/mnt
b. S : pasien mengatakan bersedia diberikan injeksi O : pasien tampak kooperatif c. S : pasien mengatakan tidak
ada tanda infeksi yang dirasakan
O : luka tampak terbebas dari adanya
d. S : pasien mengatakan tidak merasakan nyeri
O : pasien tampak kooperatif dan tenang
e. S : -
kebutuhan f. memberikan
salep yang sesuai ke kulit/lesi g. memasang
balutan sesuai jenis luka h. mempertahank
an teknik steril saat
melakukan perawatan luka
i. mengajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
O : luka tampak bersih, tidak ada pus/nanah, tidak ada darah pada insisi
f. S : -
O : diberikan sofratulle pada luka insisi pasien
g. S : -
O : luka dibalut menggunakan prosedur steril
h. –
i. S : pasien mengatakan akan mencoba merawat lukanya dengan sebaik mungkin selama berada di rumah O : pasien tampak sangat antusias dan tidak tampak cemas
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. W
Ruangan / No. Reg. : Wijaya Kusuma Bawah/ 62xxxx Diagnosa Medis : hernia scrotalis sinistra
Tanggal/
jam
No. Diagnosa Kep.
Subjektif, Obyektif, Assasment, Planning (SOAP)
TTD Perawat Selasa, 30
Maret 2021/ 12 : 00
1 S :
c. Pasien mengatakan tidak merasakan tanda dan gejala panas, gatal pada luka insisi
d. pasien dan keluarga mengatakan memahami jenis makanan yang harus dikonsumsi dan yang harus dihindari O :
6) terdapat insisi post operasi di abdomen 7) Insisi post operasi terlihat bersih 8) Tidak ada tanda-tanda infeksi
9) Pasien dan keluarga tampak memahami jenis makanan TKTP
10) TTV :
TD : 130/90 mmHg S : 36^C
N : 86x/mnt A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi Rabu, 31
maret 2021/ 12 : 00
S:
3) Pasien mengatakan tidak merasakan adanya tanda dan gejala infeksi
4) Pasien mengatakan tidak terasa panas pada insisi post operasi
O:
6) Luka insisi post operasi bersih
7) Tidak ada tanda infeksi seperti adanya pembengkakan atau kemerahan pada luka 8) Pasien dan keluarga dapat menyebutkan
contoh tanda dan gejala infeksi
9) Pasien dapat menjelaskan kembali makanan yang dapat dikonsumsi dan dihindari
10) TTV :
TD : 150/90 mmHg S : 36,5 ^ C N : 82x/mnt A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi