• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Perencanaan Laba

1. Pengertian perencanaan laba

Istilah perencanaan laba dan anggaran pada umumnya merupakan sinonim. Perencanaan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai tujuan dan cita-cita perusahaan. Suatu rencana laba dari suatu perusahaan terdiri dari anggaran operasi dan laporan keuangan

Menurut William (2009: 4) Perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan.

Menurut Supriyono (2007: 331) Perencanaan laba (profit planning) adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan dan ukuran kuantitatif lainnya. Didalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh perusahaan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pada dasarnya perencanaan itu merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan berbagai alternatif tindakan dan perumusan kebijakan. Suatu perencanaan bisa terealisir apabila

manajemen berhasil dalam menjalankan perusahaan yang diukur dengan besarnya laba (profitability).

Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.

Perencanaan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan. Diantaranya adalah dengan adanya Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan dibuat dalam bentuk laporan keuangan proforma.

Perencanaan laba berpusat pada pembuatan laporan proforma. Laporan proforma, merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba suatu perusahaan. Dua input yang diperlukan untuk menyusun laporan proforma dengan menggunakan pendekatan yang sederhana yaitu : a) laporan keuangan untuk tahun sebelumnya dan b) ramalan penjualan tahun yang akan datang.

Manajemen tidak hanya berurusan dengan operasi pada tahun berjalan.

Operasi perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang juga harus dipikirkan dengan seksama. Hal ini harus dilakukan karena kondisi lingkungan yang selalu berubah. Untuk itu, perusahaan memerlukan perencanaan jangka panjang yang diharapkan mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi.

Rencana jangka panjang yaitu proses terus menerus untuk membuat keputusan-keputusan saat ini secara sistematis dan dengan pengetahuan terbaik yang memungkinkan mengenai dampak di masa depan, mengorganisasikan secara sistematis. Usaha yang dilakukan untuk melaksanakan keputusan-keputusan dan mengukur hasil dari keputusan- keputusan itu terhadap ekspektasi melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis.

2. Keuntungan perencanaan laba

Perencanaan laba atau penganggaran memiliki manfaat dan keunggulan sebagai berikut:

1) Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin terhadap identifikasi dan penyelesaian masalah.

2) Perencanaan laba menyediakan arahan ke semua tingkatan manajemen.

Hal ini membantu mengembangkan kesadaran akan laba di seluruh lapusan organisasi dan mendorong kesadaran akan biaya serta efesiensi biaya.

3) Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. Hal ini menyediakan suatu cara untuk menyelaraskan usaha-usaha dalam mencapai cita-cita.

4) Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari semua tingkatan manajemen.

5) Anggaran menyediakan suatu tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu.

Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan- hambatan yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol

3. Faktor yang mempengaruhi perencanaan laba

Dalam menetukan tujuan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

1) Laba atau rugi yang dihasilkan dari volume penjualan tertentu

2) Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen serta menyediakan dana bagi kebutuhan bisnis masa depan.

3) Titik impas

4) Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang 5) Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba

6) Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.

4. Perencanaan laba jangka pendek

Parameter perencanaan laba jangka pendek yaitu:

a. Margin of Safety

Margin of Safety merupakan batas aman perusahaan untuk tidak mengalami kerugian atau batas toleransi penurunan volume penjualan dari target penjualan perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian

margin of safety dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara target penjualan perusahaan dengan Break Even Point (BEP).

Menurut Mulyadi (2001: 254) angka Margin of Safety ini berhubungan langsung dengan laba apabila dihubungkan dengan marginal income ratio (profit-volume ratio) :

Laba = profit-volume ratio x margin of safety ratio Laba kontribusi margin of safety

Laba = x

Pendapatan penjualan Pendapatan penjualan

b. Shut-down Point (titik penutupan usaha)

Shut-down Point merupakan kondisi dimana perusahaan harus menutup usahanya jika tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar shutdown poin dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap tunai perusahaan dengan selisih antara harga dan biaya variabel perusahaan atau biaya tetap tunai dengan Contribution Margin Ratio (CMR)

Biaya tetap tunai Titik penutupan usaha =

Contribution margin ratio

c. Degree of Operating Leverage

Degree of Operating Leverage digunakan untuk mengetahui dampak perubahan penjualan terhadap laba bersih perusahaan, yaitu berapa persentase penjualan berakibat terhadap persentase laba bersih degree of operating leverage dapat dihitung dengan cara membagi laba kontribusi dengan laba bersih jika degree of operating leverage sebesar 10, maka

jika penjualan naik/turun 5% maka laba bersih akan mengalami penurunan sebesar 10 x 5 = 50%.

Laba kontribusi Degree of operating leverage =

Laba bersih d. Laba kontribusi per unit

Merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan perusahaan, misalnya penjualan laba kontribusi dapat diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya produk.

5. Perencanaan Laba jangka panjang

Menurut William (2009: 05) Rencana laba jangka panjang yaitu proses yang kontinu untuk membuat keputusan-keputusan sekarang secara sistematis dan dengan pengetahuan terbaik yang memungkinkan mengenai dampak di masa depan, mengorganisasikan secara sistematis usaha-usaha yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan-keputusan tersebut dan mengukur hasil dari keputusan-keputusan ini terhadap ekspektasi melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis.

Rencana jangka panjang berurusan dengan area-area khusus seperti penjualan, pengeluaran modal, riset dan pengembangan serta kebutuhan- kebutuhan pendanaan. Estimasi penjualan untuk tiga sampai lima tahun ke depan dikembangkan dari informasi ini, kemudian dibuat laporan laba rugi prospektif yang menunjukkan penjualan, biaya tetap dan variabel, serta laba operasi yang diantisipasi untuk setiap tahun. Neraca tahunan ,eramalkan

jumlah kas, persediaan, piutang usaha dan kewajiban. Rencana jangka panjang juga didukung dengan laporan arus kas.

6. Komposisi penjualan untuk perencanaan laba

Salah satu tujuan yang mendasar (fundamental) dari perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba tertentu sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pada jangka pendek khususnya, untuk mencapai laba tersebut dibutuhkan perencanaan sistematik agar dapat digunakan oleh semua tingkatan dari perusahaan tersebut, baik dari tingkatan terbawah sampai dengan tingkat manajeman yang teratas.

Volume penjualan dapat diartikan sebagai komposisi penjualan yang merupakan kombinasi relatif berbagai jenis produk terhadap total pendapatan penjualan dalam satu perusahaan. Manajemen harus berusaha agar mencapai kombinasi atau komposisi penjualan yang dapat menghasilkan jumlah laba yang paling besar dicapai jika komposisi penjualan sebagian besar terdiri atas produk yang mempunyai laba kontribusi yang tinggi.

Laba dalam arti kata umum adalah keuntungan yang berarti kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) yang timbul dari transaksi isidensial suatu intensitas atau kejadian lain dan kondisi tertentu, yang dapat mempengaruhi entisitas selama periode tertentu kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari pemilik. Laba yang cocok digunakan untuk kepentingan pengukuran kemampuan menghasilkan laba dalam perusahaan adalah laba kontribusi.

Menurut Mulyadi (2005: 230) Laba Kontribusi merupakan kelebihan pendapatan penjualan di atas biaya variable. Informasi laba kontribusi memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan untuk menghasilkan laba bersih.

Dokumen terkait