Corporate Structure – 30 September 2013
8. PERKARA-PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN
Pada tanggal Informasi Tambahan ini diterbitkan, Perseroan terkait dengan beberapa perkara perdata di lembaga peradilan di Indonesia dan tidak terdapat somasi yang diterima oleh Perseroan. Beberapa dari perkara yang penting bagi Perseroan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkara No. 697/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel tanggal 17 April 2012 dan No. 457/PDT/2012/PT.DKI tanggal 26 November 2012 mengenai perkara gugatan bilyet deposito yang diajukan oleh ahli waris dr. Murman Heliarto yaitu Mariyati Apandi Somadinata, Rully Aryo Suroso dan Rama Darmawan. Alm. dr. Murman Heliarto semasa hidupnya adalah salah satu nasabah dari Perseroan, dimana dr.
Murman Heliarto mempunyai sejumlah deposito dalam mata uang rupiah dan dolar Amerika yang diterbitkan oleh Tergugat II, dengan jumlah Rp242,650,000 dan USD52,759.79. Perkara ini terkait dengan pencairan deposito atas nama dr Murman heliarto oleh para ahli warisnya, dimana menurut Perseroan deposito tersebut telah dicairkan oleh dr Murman Heliarto. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 17 April 2012, memutuskan untuk menolak gugatan dari para ahli waris tersebut yang kemudian dikuatkan dengan putusan dari Pengadilan Tinggi. Penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dan masih dalam proses kasasi.
2. Perkara No. 187/Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel mengenai perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh PT Meta Epsi terkait dengan pencairan Bank Garansi yang dilakukan oleh Perseroan berdasarkan permintaan dari PT PLN (Persero). Berdasarkan putusan pengadilan negeri Jakarta Selatan tanggal 14 Maret 2013, pengadilan mengabulkan sebagian gugatan dari PT Meta Epsi dengan memerintahkan PT PLN untuk mengembalikan Bank Garansi yang telah dicairkan kepada penggugat. Perseroan tidak bertanggung jawab untuk mengganti Bank Garansi yang telah dicairkan tersebut. Penggugat telah mengajukan banding ke pengadilan tinggi dan masih dalam proses banding.
3. Perkara No. 160/PDT.G/2010/PN.JKT.PST dan Putusan mengenai pemberian fasilitas kredit. Bahwa Perseroan dan PT Inpar Saka telah menandatangani perjanjian kredit dimana untuk pencairannya tunduk pada terpenuhinya beberapa persyaratan tertentu.
PT Inpar Saja mengajukan gugatan karena merasa dirugikan akibat tidak dicairkannya fasilitas kredit yang telah disetujui oleh Perseroan, dimana tidak dcairkannya fasilitas tersebut disebabkan karena tidak dipenuhinya persyaratan oleh PT Inpar Saka.
Berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No.177/PDT/2011/PT.DKI tanggal 12 April 2011 menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 27 September 2010 dengan menolak gugatan dari PT Inpar Saka. Pada saat ini PT Inpar Ska sedang dalam proses kasasi ke Mahkamah Agung dan telah mengajukan Kontra Memori Kasasi tanggal 23 Juli 2012.
4. Perkara No.398 /Pdt.G/2010/PN.JKT.SEL. mengenai perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh PT Ciputo Indoprima yang merupakan eks debitur Perseroan yang telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang. Perkara ini sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan oleh Perseroan yang dianggap tidak sesuai dengan fasilitas yang diinginkan oleh penggugat.
Berdasarkan putusan banding No.312/PDT/2011/PT.DKI tanggal 6 September 2011, Pengadilan Tinggi Jakarta menolak permohonan banding dari penggugat. Pada saat ini, penggugat sedang mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.
5. Perkara No. 75/Pdt.G/2011/PN.Kds mengenai perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh PT Ciputo Indoprima yang merupakan eks debitur Perseroan terkait dengan perjanjian jual beli valas. Mengingat bahwa PT Ciputo Indoprima telah dinyatakan pailit dan Balai Peninggalan Harta Semarang sebagai kurator menyatakan tidak pernah mengajukan gugatan tersebut. Berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri Kudus tanggal 7 Februari 2012 maka perkara gugur demi hukum dan Pengadilan Tinggi Semarang melalui putusan No.122/Pdt/2012/PT.Smg tanggal 18 April 2012 memutuskan bahwa Pengadilan Tinggi Semarang tidak berwenang untuk mengadili perkara tersebut. Pada saat ini sedang dalam proses kasasi di Mahkamah Agung.
6. Perkara No. 393/PDT.G/2011/PN.JKT.PST mengenai perbuatan melawan hukum ini diajukan oleh Dana Pensiun Perkebunan sebagai penggugat terkait dengan promissory notes yang diterbitkan oleh PT Garuda Tradatama. Penggugat selaku investor promissory notes menuntut ganti rugi secara tanggung renteng kepada para tergugat termasuk Perseroan. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 11 Desember 2012 menyatakan menolak gugatan penggugat kecuali terhadap PT Garuda Tradatama untuk membayar kepada penggugat. Saat ini dalam proses banding di Pengadilan Tinggi Jakarta.
7. Perkara No.240/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel mengenai Perbuatan Melawan Hukum PT Karabha Didgaya, yang diajukan oleh PT Swakarya Adisejahtera; PT Swakarya Permaijaya, PT Bumi Upaya Griya, PT Suryacita Bumipermai, PT Swadaya Prada Pratama (Penggugat) dimana Penggugat adalah pemegang saham pada PT Karabha Digdaya yang telah dinyatakan pailit.
Perseroan dianggap melakukan perbuatan melawan hukum karena telah menyerahkan saham PT Karabha Digdaya kepada Pemerintah Repubik Indonesia. Berdasarkan putusan No.240/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel tanggal 14 Maret 2012, menyatakan gugatan Penggugat ne bis in idem dan tidak dapat diterima. Tanggal 9 April 2012, Penggugat mengajukan banding atas putusan Pengadilan Jakarta Selatan.
8. Perkara No. 338/Pdt.G/2010/PN.Jkt.UT mengenai perbuatan melawan hukum terkait sengketa kepemilikan saham antara penggugat selaku pemegang saham dan menjabat sebagai komisaris pada perseroan dimana penggugat memiliki saham tersebut yaitu PT Gracia Mitra Selaras. Penggugat menyatakan untuk menarik sahamnya pada PT Gracia Mitra Selaras dan mengundurkan diri sebagai komisaris termasuk untuk tidak bertanggung jawab lagi terhadap hutang perusahaan kepada Perseroan. Perseraon dalam hal ini telah memberikan fasilitas kredit untuk pembelian rukan yang salah satunya dijamin dengan personal guarantee dari penggugat. Penggugat juga meminta diletakkannya sita atas rukan yang dibiayai oleh Perseroan. Pengatilan Tinggi Jakarta melalui putusan No.153/PDT/2012/PT.DKI tanggal 27 Juli 2012 memutuskan untuk menolak seluruh gugatan penggugat termasuk permohonan untuk meletakkan sita jaminan. Pada saat ini masih dalam proses kasasi.
9. Perkara No. 180/PDT.G/2008/PN.JKT.PST mengenai perbuatan melawan hukum terkait dengan gugatan yang diajukan oleh beberapa orang kepada PT Romi Mobiilndo selaku Tergugat I sehubungan dengan pembelian mobil impor yang dilakukan oleh para penggugat dengan Tergugat I yang dibiayai oleh Perseroan (selaku Turut Tergugat). Namun demikian, Tergugat I tidak dapat mengirimkan mobil yang telah dibeli oleh para penggugat. Pengadilan Tinggi Jakarta berdasarkan putusan No.682/PDT/2009/PT.DKI tanggal 4 Februari 2010 memutuskan untuk menolak gugatan dari para penggugat. Pada saat ini sedang dalam proses kasasi.
10. Perkara No. 175/PDT.G/1998/PN.JKTPST mengenai perbuatan melawan hukum dimana CV Wira Mustika Indah bertindak sebagai penggugat terkait dengan penghentian fasilitas perjanjian sindikasi dimana Perseroan ikut di dalamnya sebagai tergugat II.
Berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No.636/PDT/1999/PT.DKI tanggal 29 November 1999 mengabulkan untuk sebagian tuntutan dari penggugat dan menyatakan agar para tergugat untuk melanjutkan fasilitas yang diberikan kepada penggugat sesuai dengan perjanjian sindikasi. Pada saat ini sedang dalam proses kasasi.
11. Perkara No.255/Pdt.G/2008/PN.JKT.PST. mengenai perbuatan melawan hukum PT Insight Investments selaku pembeli obligasi yang diterbitkan oleh PT Bank Global yang bertindak sebagai penggugat. Perseroan merupakan sebagai salah satu tergugat untuk kasus tersebut dimana Perseroan bertindak sebagai wali amanat untuk penerbitan obligasi tersebut. Perseroan telah mengajukan Kontra Memori Banding tanggal 11 Maret 2010 atas Memori Banding atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.255/Pdt/G/2008/PN.JKT.PST tanggal 22 April 2009. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi No.200 K/Pdt/2012 tanggal 4 Mei 2012 yang diberitahukan kepada Perseroan tanggal 22 Februari 2013, memutuskan untuk menolak permohonan kasasi dari Penggugat.
12. Perkara No.365/Pdt.G/2013/PN.Sby mengenai perbuatan melawan hukum, yang diajukan oleh Dr Hj. Samiatun E.C. MM dan PT Tjingge Sejati dan Perseroan sebagai tergugat I. Perkara ini terkait dengan pelelangan oleh Perseroan terhadap tanah-tanah atas nama Samiatun yang digunakan sebagai jaminan terhadap kredit yang diberikan oleh Perseroan kepada PT Tjingge Sejati.
Perseroan menyatakan bahwa PT Tjingge Sejati telah wanprestasi dalam melakukan pembayaran kredit melewati tanggal jatuh tempo sehingga melakukan pelelangan terhadap jaminan yang diberikan, sedangkan para penggugat menyatakan bahwa mereka telah membayar semua hutang yang telah jatuh tempo. Pada saat ini masih dalam proses persidangan di tingkat pengadilan negeri.
13. Perkara No. 16-059754-2008 tanggal 6 Desember 2011 mengenai sengketa terkait banding atas Surat Keputusan Keberatan Pajak Pertambahan Nilai Masa Oktober 2008 dengan nilai perkara sebesar Rp342.427.249.409,-. Saat ini dalam proses menunggu putusan Pengadilan Pajak.
Perseroan merupakan pihak dalam beberapa perkara perdata di beberapa pengadilan negeri, dan satu perkara pajak di pengadilan pajak serta beberapa sengketa pada badan arbitrase, namun perkara perdata, pajak dan sengketa arbitrase tersebut tidak berpengaruh secara material terhadap kelangsungan kegiatan usaha Perseroan apabila perkara tersebut diputuskan yang menghukum Perseroan untuk membayar ganti rugi. Pencadangan sudah dilakukan terhadap perkara-perkara tersebut dan manajemen berpendapat bahwa pencadangan tersebut sudah memadai. Perseroan menyatakan bahwa seluruh perkara penting telah diungkapkan dan tidak ada lagi perkara penting yang tidak diungkapkan dalam Informasi Tambahan ini.