• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Terhadap Pekerja/Buruh Menurut Hukum

Dalam dokumen perlindungan hukum bagi pekerja pembuat (Halaman 61-70)

BAB III PEMBAHASAN

C. Perlindungan Terhadap Pekerja/Buruh Menurut Hukum

48

C. Perlindungan Terhadap Pekerja/Buruh Menurut Hukum

49

Islam menetapkan hak setiap individu untuk bekerja.

Sebagai individu, baik laki-lai maupun perempuan, mempunyai kedudakan yang setara untuk memperoleh pekerjaan dan meraih peluang kerja. sebagaimana Allah berfirman dan Surah An-Nisa ayat 32:

ۗ ا ْوُبَسَتْكا اَّمِِّم ٌبْي ِصَن ِلاَج ِِّرلِل ۗ ٍضْعَب ىٰلَع ْمُكَضْعَب ٖهِب ُ هاللّٰ َلَّضَف اَم ا ْوَّنَمَتَت َلَ َو َتْكا اَّمِِّم ٌبْي ِصَن ِءۤاَسِِّنلِل َو ِِّلُكِب َناَك َ هاللّٰ َّنِا ۗ ٖهِلْضَف ْنِم َ هاللّٰ اوُلَٔـْس َوۗ َنْبَس

اًمْيِلَع ٍءْيَش

Artinya:

Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.

Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

Diatas semua itu, tentu saja hak tersebut harus diseimbangkan dengan potensi diri, kemampuan, pengalaman dan profesionalisme. Pesan Rasul berkaitan dengan perekrutan dan penempatan tenaga kerja sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah senang jika salah seorang diantara kamu mengerjakan suatu pekerjaan secara professional”. Artinya, idealnya standar penempatan seorang pekerja itu didasarkan pada: prestasi, dedikasi, dan profesionalisasi diri.

2. Hak memperoleh gaji/upah

Menurut Islam, gaji pekerja harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Mnurut Abdul Hamid, jika Islam menetapkan

50

gaji, maka ia juga menetapkan perbedaan jumlah gaji sesuai dengan jenis dan pentingnya pekerjaan itu49

Sebagaimana Allah berfirman dama Surat Al-Ahqaf ayat 9:

ْنِا ْۗمُكِب َلَ َو ْيِب ُلَعْفُي اَم ْي ِرْدَا ٓاَم َو ِلُس ُّرلا َنِِّم اًعْدِب ُتْنُك اَم ْلُق اَم َّلَِا ُعِبَّتَا

ٌنْيِبُّم ٌرْيِذَن َّلَِا ۠اَنَا ٓاَم َو َّيَلِا ىٰٓح ْوُي

Artinya:

Katakanlah (Muhammad), “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku hanyalah pemberi peringatan yang menjelaskan.”

a. Hukum Islam Tenaga Kerja (ijarah)

Masalah perburuhan dan ketenagakerjaan diatur dalam hukum kontrak kerja. dalam hukum islam, kontrak kerja atau perjanjian kerja disebut dengan ijarah, kata ijarah berasal dari bahasa arabisim masdar dari yang artinya mengupah atau menyewa. Menurut sayyid sabiq, al-ijarah berasal dari kata al- ajru yang berarti al-iwadhu yan artinya ganti rugi. oleh karena itu, as-tsawab yang artinya pahala dinamakan ajru (upah).

sedangkan upah isalah imbalan bai mamfaat yang diterima dari jasa atau pekerjaan pihak lain.50

Sistem pembayaran upah adlah sebagaimana cara perusahaan biasanya memberikan upah kepada pekerja/buruh.

49 Abdul Hamid Mursi, SDM Yang Produktif, Pendekatan Al-Quran dan Sains, (Jakarta,: Gema Insani Press, 1997), h.113

50 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 13, (Bandung: 1997), h. 15.

51

Jika Ijarah itu suatu pekerjaan maka kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya pekerjaan, bila tidak ada pekerjaan lain, jika akad sudah berlangsung dan tidak disyaratkan mengenai pembayaran dan tidak ada ketentuan penangguhannya. Menurut Abu Hanifiah wajib diserahkan upahnya secara berlangsung, sesuai dengan manfaat yang diterimanya. Menurut Imam Syafi’I dan Ahmad, sesungguhnya ia berhak dengan akad itu sendiri, jika mu’jir menyerahkan zat benda yang disewa kepada musta’jir, ia berhak dengan akad itu sendiri, jika mu’jir menyerahkan zat benda yang disewa kepada musta’jir, ia berhak menerima bayarannya karena penyewa (musta’jir) sudah menerima kegunaan.51

Sistem pembayaran upah tersebut dalam teori maupun praktik dikenal ada beberapa macam sebagai berikut:52

a. Sistem upah jangka waktu adalah sistem pemberiah upah menurut jangka waktu tertentu, misalnya harian, mingguan dan bulanan.

b. Sistem upah potongan, sistem ini umumnya bertujuan untuk mengganti sistem upah jagka waktu jika hasinya tidak memuaskan. Sistem upah hanya dapat diberikan jika hasil pekerjaanya dapat dinilai menurut ukuran tertentu.

Misalnya, diukur dari banyaknya, beratnya dan sebagainya.

c. Sistem upah pemufakatan adalah suatu system pemberian upah dengan cara memberikan sejumlah upah pada

51 Hendi Suhendi, Fiqih Muamallah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2002), Hal. 121

52 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2007), Hal. 72-73

52

kelompok tertentu. Selanjutnya, kelompok ini akan membagibagikan kepada para anggotanya.

d. Sistem skala upah berubah, dalam system ini jumlah upah yang diberikan berkaitan dengan penjualan hasil produksi di pasar. Jika harga naik jumlahnya upahnya akan naik, sebaiknya, jika harga turun, upah pun akan turun itulah sebabnya disebut skala upah berubah.

e. Sistem upah indeks, system upah ini didasarkan atas indeks biaya kebutuhan hidup. Dengan system ini upah akan naik turun sesuai dengan naik turunya biasa penghidupan meskipun mempengaruhi nilai nyata dari upah.

f. System pembagian keuntungan, system upah ini dapat disamakan dengan pemberian bonus apabila perusahaan mendapat keuntungan diakhir tahun.

g. System upah borongan, adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu pekerjaan yang diborongkan. Cara memperhitungkan upah ini kerap kali dipakai pada suatu pekerjaan yang diselesaikan oleh suatu kelompok pekerja.

Untuk seluruh pekerja ditentukan suatu balas karya yang kemudian dibagi-bagi antara pelaksana.

h. Sistem upah premi, cara pemberian upah ini merupakan kombinasi dari upah waktu dan upah potongan.

Berdasarkan pendapat ulama dan mazhab tidak ditemukan perbedaan yang mendasar tentang definisi ijarah, tetapi dapat dipahami ada yang mempertegas dan emperjelas tentang pemngambilan mamfaat terhadap benda atau jasa sesuai denganjangka waktu yang ditentukan dan adanya imbalan atau upah serta tanpa adanya pemindahan kepemilikan.

53

Secara terminologi pengertian ijarah adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh para ulama di bawah ini:

1) Ulama Hanafiyah mendefinisikannya dengan:

َىلَع ٌدْقَع ٍض َوِعِب ِعِف اَنَمْلا

Artinya: “Akad atas suatu kemamfaatan dengan pengganti”

2) Ulama Asy-Syafi’iyah mendefinisikan dengan:

ِةَعفْنَم ىَلَع ٌدْقَع ةحابم

َوُصْقَم وُلْعَم ٍةَد َو ِلْذَبْلِل ٍةَلِباَق ٍةَحاَبُم ٍةَم

ِموُلْعَم ٍض َوِعِب ِةَحاَبلإْا

Artinya: Akad (transaksi) atas suatu kemamfatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta

menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu”

3) Ulama Malikiyah dan Hanafiyah mendefinisikan dengan:

َم ُكْيِلْمَت ْعَم ٌةَّدُم ٍةَحاَبُم ٍءئش ِعِفاَن

ٍض َوِعِب ٌةَم ْوُل

Artinya: “Menjadikan milik suatu kemamfaatan yang mubah dalam waktu tertentu dengan pengganti”53

Berdasarkan pendapat ulama dan mazhab diatas tidak ditemukan perbedaan yang mendasar tentang definisi ijarah, tetapi dapat dipahami ada yang mempertegas dan memperjelas tentang pengambilan manfaat terhadap benda atau jasa sesuai dengan jangka

53 Rahmat Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 13, (Bandung: 1997). h. 15.

54

waktu yang ditentukan dan adanya imbalan atau upah serta tanpa adanya pemindahan kepemilikan.

Dari definisi yang dikemukakan oleh para ulama mazhab di atas maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam ijarah antara lain:

1. Adanya suatu akad persetujuan antara kedua belah pihak yang ditandai dengan adanya ijab Kabul;

2. adanya imbalan tertentu

3. mengambil mamfaat, misalnya mengupah seseorang buruh untuk bekerja

Adapun syarat sah ijarah antara lain:

1. Melakukan akad tidak boleh ada unsur penipuan, bak yang dating ajir atau pihak buruh maupun dari musta’jir atau piha majikan. dalam hal ini kedua belah pihak yang melakukan akad ijarah dituntut untuk mempunya pengetahuan yang memadai akan objek yang akan mereka jadikan sasaran dalam berijarah, sehingga antara keduanya tidak merasa dirugikan atau tida mendatangkan perselisishan dikemudian hari.

2) kerelaan kedua belah pihak yang melakukan akad. dalam konteks ini tidak boleh dilakukan akad ijarah oleh salah satu pihak atau kedua duanya atas dasar keterpaksaan itu datangnya dari pihak-piahk yang berakad atau dari pihak lan.

3) sesuai yang akan diadakan harus sesuatu yang sesuai dengan realita bukan sesuatau yang tidak berwujud. dengan sifat yang seperti ini, sehingga objek yang menjadi sasaran transakasi dapat diserah terimakan berikut segala manfaatnya, atau manfaat kerja yang diperjanjikan dapat

55

diketahui dengan jalan mengadakan pembatasan waktu atau jenis pekerjaan yang harus dilakukan. dari syarat ini dalam realita atau hakekat tidak sah menyewa hewan untuk berbicara dengan anaknya sebab hal itu sanga mustahil atau dipandang tidak sah menyewa seorang perempuan yang sedang haid untuk membersihkan masjid sebab diharamkan syara.

4) tidak menyewa untuk pekerjaan yang diwajibkan padanya, diantara contohnya adalah meyewa orang untuk shalat fardhu, puasa, dan lain-lain. juga dilarang menyewa istri sendiri untuk melayaninya sebab hal itu merupakan kewajiban istri.

5) Manfaat dari segala sesuatu menjadi obyek transaksi ijarah mestilah berupa sesuatu yang mubah, bukan sesuau yang haram dalam hal ini berarti pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang mubah/halal menurut ketentuan syara’ berguna bagi perorangan maupun masyarakat.

6) manfaat yang diperjanjikan sesuai dengan keadaan yang umum. tidak boleh menyewa pohon untuk dijadikan jemuran atau tempat berlindung sebab tidak sesuai dengan mamfaat pohon yang dimasud dalam ijarah.

7) pemberian upah atau imbalan dalam ijarah mestilah sesuatu yang bernilai, baik berupa uang atau jasa, yang tidak bertetangan dengan kebiasaan yang berlaku. dan harus diketahui dengan jelas termasuk jumlahnya, wujudnya dan jangka waktu pembayarannya.54

54 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h.30.

56

57 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Praktik sistem waktu kerja dan upah bagi para pekerja pembuat batako di Kelurahan Leneng Kecamatan Praya tersebut adalah bahwa sistem waktu kerja yang digunakan oleh pengusaha tidak menentu dan tidak sesuai dengan aturan pemerintah walaupun usaha ini termasuk usaha yang terbilang kecil namun disini harus lebih teratur lagi oleh pengusaha dan bagi pemerintah pun harus ada kebijakan bagi seluruh sektor usaha walaupun itu termasuk usaha kecil. Sedangkan dalam sitem pembayaran upah pengusaha harus lebih memberikan penghasilan yang layak dan besar bagi para pekerja pembuat batako yang bekerja di tempat usaha mereka walaupun termasuk usaha yang kecil namun pendapatan setiap bulan mya itu lumayan besar apalagi sekarang banyak sekali masyarakat yang beralih menggunakan batako sebagai bahan bangunan mereka dan para pekerja batako di kelurahan leneng ini bisa dibilang cukup terkenal dan banyak sekali pembeli yang dating untuk membeli batako sehingga para pembuat batako harus kerja lebih lama lagi. inilah yang harus dilihat oleh pengusaha bahwa mereka harus memberikan upah yang lebih bagi para pembuat batako ini.

2. Adapun perlindungan hukum menurut hukum islam disini ialah Masalah perburuhan dan ketenagakerjaan diatur dalam hukum kontrak kerja. kontrak kerja terutama dalam hal gaji/upah Islam sudah mengatur bagaimana sistem gaji/upah yang diberikan

58

berdasarkan hukum Islam dan menetapkan perbedaan jumlah gaji sesuai dengan jenis dan pentingnya pekerjaan itu sehingga para pengusaha batako ini tidak sewenang-wenang terhadap karyawannya dalam segi gaji yang diberikan. jika dikaji dalam perspektif hukum islam bahwa ini termasuk dalam Ijarah ‘ala al-a’mal yang mentransaksikan mamfaat sumber daya manusia (SDM) yang lazim disebut perburuhan. Dan dalam sistem waktu kerja pun sudah dijelaskan bahwa waktu yang diberikan oleh pengusaha terhadap pekerjanya tidak boleh lebih dari apa yang sudah ditentukan. Islam sangat menghargai waktu karena waktu adalah sangat bernilai, Islam memerintahkan umatnya agar menggunakan waktu sebaik-baiknya.

B. Saran

1. Untuk Pengusaha

Untuk pengusaha harus lebih memperhatikan pekerja/buruh yang mereka pekerjakan baik itu maslah waktu mereka bekerja dan berapa jumlah upah yang mereka dapatkan dan jumlah batako yang mereka buat setiap harinya sehingga bisa memaksimalkan upah yang mereka dapatkan jika menetukannya dengan jumlah batako yang dibuat setiap harinya.

2. Untuk Pemerintah

Untuk pemerintah agar bisa lebih lagi memperhatikan pekerja/buruh dan lebih memperhatikan hak-hak yang harus mereka dapatkan sesuai dengan undang- undang yang berlaku.

3. Untuk Peniliti

59

Untuk peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitian ini sesuai dengan peraturan yang ada dan lebih banyak mendapatkan data dan referensi yang mampu memperjelas analisis yang sudah ada.

60

61

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahmad Budiono, Hukum Perburuhan, Jakarta: PT Indeks, 2009 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Soeroyo

Nastanin, dari judul asli Economic Doctrines of Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995

Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, Jakarta :PT Rajagrafindo Persada, 2006 Ahmad rahmat, Problematika Hukum Perburuhan di Indonesia, Gowa:

Jariah Publishing International, 2020

Asri Wijayanti, hukum ketenagakerjaan pasca reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009

Burhan As Hsofa, J.H., Metode Penelitian hukum Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001

Burhan As Hsofa, J.H, Metode penelitian hukum Jakarta: PT Rineka cipta,2001

F. Winarni dan G. Sugiyarso, Administrasi Gaji dan Upah Yogyakarta:

Pusta Widyatama, 2006

Hadjon, Pengantar Administrasi Negara, Yogyakarta: Gajah Muda University 2002

Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta: Ghalian Indonesia 2003

Imam Bukhar, Shahih Al-Bukhary, jilid 4 Beirut: Dar Al-Fik, t,th

62

Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Method, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017

Joni Bambang s, Hukum Ketenagakerjaan, Bandung, Pustaka setia, 2013 Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam:

Pendekatan Kuantitaif, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008 Nurudin Yunus, Perlindungan Hak pekerja danupah lembur kerja yang

layak studi pengusaha di kabupaten klaten, skripsi fakultas hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2017 Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia,

Surabaya: Bina Ilmu 1987

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti 2000 Shinta Kumala Sari “ perlindungan hukum bagi pekerja dalam

perjanjian kerja waktu tertentu PKWT di CV. Shofa Marwah Skripsi, Fakulltas Hukum, Universitas sebelas maret, Jakarta 2011

Siswadi,”pemberian upah yang benara dalam islam upaya pemerataan ekonomi umat dan keadilan” jurnal ummul Qura vol. IV, No 2 agustus 2014, hal 107 ejournal.kompertais4.or.id.

Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004

Susi Dwi Bawani, Potret Keluarga Sakinah, Jakarta: Media Idaman Press, 2000

Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyiqi, Fiqih Empat Mazhab,di Terjemahkan oleh ‘Abdullah Zaki Alkaf dari buku aslinya berbahasa arab: Rahmah al-Ummah

63

fiIkhtilaf al-A’immah, (Bandung:al-Haramain li ath-Thiba’ah wa an-Nasya wa at-Tawzi’,2010

Toto Tasmara, Etos kerja pribadi muslim, Yogyakarta: PT. Dana Bhati Wakaf 1994

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia no 13 tahun 2003 tentang Hukum Ketenagakerjaan

Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari teori ke praktek, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persda, 2004

Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2010

64

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Ulfas Hadi (Pengusaha Batako di Kelurahan Leneng), Samsul Hak (Pengusaha Batako di Kelurahan Leneng), Heri (Pengusaha Batako di Kelurahan Leneng) Humaidi (Pembuat Batako) Saiful (pembuat batako) Feri

(pembuat batako) dika (pembuat batako) Munawir (Pembuat Batako) Septian (pembuat batako)

Tempat : Usaha Batako di Kelurahan Leneng Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah

Hari/Tanggal : 14 Maret 2022 Saudara Humaidi (Pembuat Batako)

1. apakah gaji yang ditawarkan cukup untuk memenuhi kebutuhan anda sehari-hari?

jawaban :Sebenarnya gaji kami bekerja disini itu terbilang cukup untuk kebutuhan sehari-hari

2. apakah gaji yang anda peroleh sebanding dengan pekerjaan yang anda kerjakan?

jawaban : pekerjaan yang kami kerjakan disini itu terbilang cukup berat karena kami disini lebih banyak mengeluarkan tenaga yang lebih banyak daripada pekerjaan-pekerjaan lainnya namun menurut saya gaji yang saya peroleh dengan pekerjaan yang saya kerjakan sekarang tidak sebanding dengan waktu kerja yang sangat lama.

3. bagaimana dengan waktu yang diberikan oleh pengusaha terhadap buruh apakah anda merasa keberatan atau tidak?

65

Jawaban :sebenarnya menururt saya pribadi agak sedikit keberatan karna jam kerja yang diberikan oleh bos kami itu cukup lama dan kami diberikan waktu istirahat yang singkat.

4. bagaimana jika sewaktu-waktu ada banyak pesanan dan itu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mebuat batako dan menyebabkan para pembuat batako harus kerja lembur apakah pengusaha memberikan uang lembur atau tidak?

Jawaban :untuk pesanan yang banyak kami ditugaskan bos kami untuk lembur dan untuk lembur kami tidak diberikan hanya gaji nulanan seperti biasa yang diberikan oleh bos kami

5. bagaimana jika sewaktu-waktu anda atau pekerja pembuat batako ini mengalami sebuah insiden atau kecelakaan kerja, apakah pengusaha akan bertanggung jawab?

Jawaban :pernah sekali salah satu karyawan yang bekerja disini hampir mengalami kecelakaan di tempat kami bekerja hampir saja dia ditimpa oleh batako yang tersusun di belakngnya untungnya teman kami tidak apa-apa hanya mengalami syok saja dan bos kami tidak melakukan tindakan apapun karena dia berpikir bahwa karyawannya tidak mengalami luka apapun

6. berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 buah batako dari pembuatan awal sampai jadi?

Jawaban :kami biasanya membuat batako dihitung dari 1 buah batako sekitar 2 menit tergantung dari pasir yang digunakan

7. berapa buah batako yang anda bisa buat dalam setiap harinya?

66

Jawaban :kalau saya disini dalam perhari mebuat batakosebanyak 300 buah batako perhari terhitung dari pagi sampai sore.55

Saudara Feri (Pembuat Batako)

1. Berapa lama saudara bekerja di usaha pembuatan batako ini?

Jawaban : Saya bekerja disini cukup lama dari tahun 2019 atau sekitar kurang lebih 2 tahun

2. Dari jam berapa anda bekerja di sni?

Jawaban : Saya bekerja mulai pada pukul 7 pagi dan berakhir sekitaran jam 6 sore itu jam biasa kami pulang kalau lembur kami pulang sekitar jam 9 malam

3. Berapa buah batako yang bisa saudara buat setiap harinya?

Jawaban : kira-kira dalam sehari saya dapat membuat sekitar 200 batako

4. Bagaimana dengan waktu yang diberikan oleh pengusaha terhadap buruh apakah anda merasa keberatan mengingat anda bekerja dari jam 7 sampai 6 sore?

Jawaban : sebenarnaya saya tidak mempermasalahkan waktu yang diberikan bos kami, saya setuju-setuju dengan waktu kerja yang diberikan.

5. bagaimana jika sewaktu-waktu ada banyak pesanan dan itu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mebuat batako dan menyebabkan para pembuat batako harus kerja lembur apakah pengusaha memberikan uang lembur atau tidak?

Jawaban : untuk pesanan yang banyak biasanya kami lembur dan membuat batako sampai malam hari dan untuk uang lembur itu tidak ada gaji yang diberikan kepada kami seperti biasa

55 Saudara Humaidi (Pekerja Pembuat Batako di Kelurahan Leneng

Kecamatan Praya) 15 Maret 2022

67

6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu buah batako?

Jawaban : untuk waktunya kami sebenarnya kurang tau tapi dengan membuat 1 buah batako kamimembutuhkan waktu yang tidak cukup lama sekitar 1 menit sudah jadi 7. Apakah gaji yang anda peroleh sebanding dengan pekerjaan yang anda

kerjakan?

Jawaban : pekerjaan yang kami lakukan disini itu walaupun dilihat seperti mudah namun itu untuk membuat batako ini kami mengeluarkan banyak tenaga yang cukup berat dari mengangkat batako yang sudah jadi ke tempat yang sudah disediakan dan menaruhnya dengan sangat hati- hati agar tidak rusak itu adlah pekerjaan yang sedikit beresiko dan untuk gaji kami mendapatkan gaji setiap harinya dihitung hanya 70 ribu rupiah menurut saya dibilang besar sebnarnya kurang tapi apalah daya kami hanya pekerja biasa dan kami hanya menerima upah yang sudah ditentukan oleh bos kami56

Saudara Saiful (Pembuat batako)

1. Berapa lama saudara bekerja di usaha pembuatan batako ini?

Jawaban : Saya bekerja disini belum lama sekitar 5 bulan 2. Dari jam berapa anda bekerja di sini?

Jawaban : disini kami bekerja dari jam 8 sampai jam 17.00 sore

3. Berapa buah batako yang bisa saudara buat setiap harinya?

Jawaban : dalam sehari itu biasanya kami bisa membuat 300 buah batako setiap harinya

4. Bagaiman dengan waktu yang diberikan oleh pengusaha terhadap buruh apakah anda merasa keberatan mengingat anda bekerja dari jam 8 sampai 5 sore?

56 Saudara Feri (Pembuat Batako di Kelurahan Leneng Kecamatan Praya

Kabupaten Lombok Tengah) 15 Maret 2022

68

Jawaban : Menurut saya bagi saya yang membuat batako di tempat ini tidak terlalu memikirkan berapa lama saya bekerja karna menrut saya itu sudah kewajiban saya sebagai pekerja disini untuk mematuhi aturan yang sudah dibuat oleh pengusaha

5. Bagaimana jika sewaktu-waktu ada banyak pesanan dan itu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat batako dan menyebabkan para pembuat batako harus kerja lembur apakah pengusaha memberikan uang lembur atau tidak?

Jawaban : Jika ada banyak sekali pesanan biasanya kami tidak lembur karena kebetulan kami memiliki karyawan yang cukup banyak jadinya bila ada pesanan yang cukup banyak kami biasanaya tidak disruh lembur oleh bos kami

6. Berapa lama waktu untuk membuat satu buah batako?

Jawaban : dari saya sendiri, saya tidak tau pasti berapa lama saya membuat satu buah batako tapi yang dikira-kira sekitar 2 menit itupun tergantung orang ada yang lama ada juga cepat dalam membuat batako ini

7. Apakah gaji yang anda peroleh sebanding dengan pekerjaan yang anda lakukan?

Jawaban : Menurut saya gaji yang saya peroleh selama saya bekerja disini diilang cukup karena saya tahu bahwa saya baru bekerja disini dan gaji masih terbilang kecil daripada teman-teman saya yang bekerja lebih lama dari saya57

57 Saudara Saiful, (Pembuat Btako di Kelurahan Leneng Kecamatan Praya

Kabupaten Lombok Tengah) 14 Maret 2022

Dalam dokumen perlindungan hukum bagi pekerja pembuat (Halaman 61-70)

Dokumen terkait